Dom langsung membawa Amanda untuk menemui orang tuanya. Ibu Amanda seketika menangis tapi ayah Amanda masih tidak bergeming atau mengucapkan apapun ketika melihat putrinya berani pulang dengan lelaki itu.
"Eyang ... " Sisi yang paling dulu berlari ke pelukan kedua eyangnya bergantian.
Satu-satunya hal yang tidak membuat ayah Amanda mengusir Dom saat itu juga, adalah keberadaan cucunya. Bagaimanapun mereka tidak akan memperlihatkan pertengkaran di depan anak-anak. Dom tetap menyapa lebih dulu untuk mendekati ayah Amanda meski kemudian uluran tangannya ditolak dan tidak ditanggapi sama sekali.
Amanda juga melihat ketika Dom harus menarik kembali tangannya, tapi Amanda juga tidak bisa berbuat apa-apa kecuali cuma ikut menahan
jangan lupa vote, ya!
"Ayah!" pekik Sisi begitu melihat Ardi yang sudah berdiri di ambang pintu. Sisi yang semula sedang bercerita dengan kakeknya segera berlari kepada Ardi, melompat ke gendongannya dan sulit untuk digambarkan seperti apa perasan Ardi kali ini. Bagaimanapun mereka tetap ayah dan anak yang juga saling merindukan setelah satu tahun terpisah tanpa kabar. "Aku punya adik," ucap Sisi dengan begitu polosnya. "Ya, tadi eyang sudah cerita." Hati Ardi masih seperti tersendat tapi dia masih berusaha tersenyum pada putrinya. "Ayah mau lihat?" Sisi bergelayut manja di lehernya sambil kembali mencium pipi Ardi. "Ya." Ardi juga balas menciumnya sek
"Maaf atas sikap keluargaku.""Aku tidak apa-apa." Dom mulai menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah orang tua Amanda."Seharusnya mereka tidak demikian padamu." Sebenarnya Amanda juga ikut merasa tidak terima dan sedih karena bertapa Evan tidak pernah diinginkan oleh keluarganya. Kadang Amanda juga ingin marah pada orang tuanya yang seperti sangat tidak adil."Kau tidak layak diperlakukan seperti itu, harusnya mereka bisa memberi kesempatan yang sama padamu.""Aku tidak apa-apa Amanda, kau tidak perlu mencemaskanku."Amanda masih menatap Dom yang sedang mengemudi. "Aku juga sudah bicara dengan Ardi dan dia tidak mau menceraikanku.""Aku bisa m
"Semoga aku hanya mendengarkan gosip!" Mona sudah benar-benar tidak tahan untuk menodong Ardi dengan pertanyaan. "Aku dengar Amanda sudah tinggal bersama pria lain, apa itu benar?""Aku tidak tahu!" Ardi coba menghindar."Mustahil!" Mona sama sekali tidak percaya terutama dengan sikap Ardi yang seperti masih ingin menutupi perbuatan istrinya. "Bahkan Amanda punya anak dari pria lain!"Ardi terkejut dari mana Mona bisa mengetahui hal itu tapi Ardi tetap berusaha menjaga ketenangannya. "Kami sedang berusaha menyelesaikannya dan tolong jangan ikut campur dalam masalah ini.""Jadi benar Amanda minta berpisah karena dia hamil dengan pria lain?" Mona langsung menyimpulkannya sediri.
"Mas." Amanda menghampiri Ardi yang baru turun dari anak tangga dan mencium punggung tangannya.Ardi juga memperhatikan dua bayi kembar di stroller yang didorong Sisi. Amanda telah melahirkan dua bayi yang tampan dan seharusnya menyenangkan jika saja itu putranya, sayangnya bukan, dan bayi itu justru menjadi bagian dari Amanda yang telah membuat jarak mereka jadi semakin jauh."Aku akan menginap di kamar Sisi."Ardi kembali menatap Amanda dan tentu saja rasanya tetap ada yang sangat aneh dengan jarak di antara mereka berdua yang tiba-tiba jadi seperti ini. Semula mereka adalah pasangan suami istri yang sedang baik-baik saja, pasti ada perasaan syok untuk menghadapi situasi yang mendadak berubah.
"Aku hanya sangat merindukanmu, Amanda." Ardi membelai bibir serta pipi lembut Amanda yang baru dia cium. "Tolong ... "Napas Amanda seperti terganjal ketika harus melihat Ardi sampai meminta seperti itu. "Maafkan aku Mas ... " Amanda juga sedih luar biasa karena tidak bisa memberikan apa yang dia minta.Ardi membawa tangan Amanda untuk menyentuhnya, menyentuh kejantanannya yang sudah mengeras. Mereka adalah dua orang yang sudah pernah menjalani hidup sebagai suami istri jadi sudah biasa saling terus terang seperti itu jika sedang ingin."Aku tidak bisa, Mas. Aku tidak bisa lagi." Amanda terus menggeleng."Benarkah kau sudah sama sekali tidak mau membenahinya lagi, Amanda?"
Sebuah masalah adalah energi, energi yang sedang saling berbenturan dan benturan sering menimbulkan kerusakan. Tidak selalu terlihat adil karena tiap sisi memiliki bagiannya masing-masing yang ingin dipertahankan. Sisi membantu Amanda mengemasi barang-barang adiknya ke dalam tas bayi karena sebentar lagi Dom akan datang untuk menjemput mereka."Kenapa Sisi tidak boleh ikut sama Bunda?" tanya Sisi dengan lesu karena dia belum puas untuk bermain dengan adiknya."Jika Sisi juga ikut sama bunda kasihan ayah nanti di rumah sendirian.""Kalau Sisi mau main sama adik gimana?""Nanti Sisi minta ijin sama ayah." Amanda menangkup pipi putrinya kemudian mencium
Akhirnya Amanda datang sendiri ke rumah ibunya dengan membawa kedua si kembar. Sisi langsung menyambutnya keluar begitu melihat Amanda tiba."Maaf Bunda agak terlambat karena tadi adik rewel." Teman-teman sekolah Sisi dan saudara Amanda sudah pada tiba tapi dia justru baru sampai."Apa papa tidak ikut?""Nanti papa akan menelpon, Sisi. Papa sedang bekerja dan sedang tidak bisa ditinggalkan tapi dia menitipkan hadiah ini untukmu." Amanda mengeluarkan kotak merah muda besar yang juga diikat dengan pita ungu."Wao!" Sisi langsung kembali ceria dan Amanda menciumnya."Papa juga titip ciuman ini untukmu. Dia mencintaimu sangat mencintaimu."
Selain sebagai pasangan yang tidak pernah direstui Dom dan Amanda sepertinya juga akan segera menjadi bahan gosip banyak orang, tapi Amanda sudah tidak perduli."Benar-benar wanita tidak tahu malu!" hujat Mona dalam geramannya ketika baru melihat Amanda berani datang bersama Flin Dexter ke acara Amal yang dia adakan.Flin Dexter terlihat terus menggenggam tangan Amanda di depan semua orang yang sedang memperhatikan kedatangan mereka. Acara amal tersebut tidak hanya dihadiri oleh para pengusaha tapi juga para tokoh politik serta pejabat penting di pemerintahan yang tentunya mengenal siapa Flin Dexter.Kedatangan Flin Dexter dengan seorang wanita langsung menarik perhatian, karena selama ini triliuner asal negri Paman Sam itu memang tidak pernah terlihat dekat deng