"Jadi bayinya laki-laki!" kaget Mr. Dexter tapi juga bahagia dan bangga ketika kemudian menepuk bahu putranya.
"Aku benar-benar sudah tidak sabar." Mr. Dexter sedang terlampau bahagia karena akhirnya dia akan segera memiliki dua cucu laki-laki sekaligus. "Jaga kehamilannya baik-baik!"
Dom mengangguk sambil menatap Amanda yang balas tersenyum pada ayah mertuanya.
"Jangan terlalu lelah karena kehamilannya akan semakin berat." Mr. Dexter juga pernah ikut menghadapi kehamilan istrinya yang sangat tidak mudah.
Mr. Dexter kembali menceritakan pengalamanya sebelum Dom dan Flin lahir. "Kau lahir lebih besar dari pada saudaramu, kau juga tumbuh lebih cepat di beberapa bulan pertama sampai tiba-tiba kau kembali dan sudah sebesar ini." Mr. Dexter akan selalu bangga ketika menepuk bahu putranya seperti itu.
Setiap kali Silvie juga cuma ikut menyimak tanpa ingin terlibat dalam obr
"Kemana sebenarnya istrimu?"Mona semakin curiga jika Ardi memang sedang berbohong mengenai Amanda, karena itu hari ini dia sengaja mendatangi Ardi ke kantornya. Sudah beberapa kali Ardi selalu terlihat datang sendiri ke acara keluarga dan terus beralasan jika Amanda sedang berlibur bersama orang tuanya."Sudah cukup lama aku tidak melihatmu bersama Amanda."Ardi membiarkan Mona sampai duduk dan mulai bicara lagi. "Kau tidak bisa membohongiku! karena tidak mungkin mereka berlibur sampai berbulan-bulan.""Maaf sebenarnya kami sedang memghadapi masalah dan memutuskan untuk berpisah dulu sementara." Ardi terpaksa membuat kebohongan karena Mona mulai curiga.
Amanda sudah gelisah sepanjang malam, kepanasan dan perut besarnya semakin susah untuk berbaring. Pagi-pagi Dom sudah mengajak Amanda berendam agar lebih rileks. Kehamilan kembar memang benar-benar tidak mudah."Bagaimana apa sudah lebih nyaman?" Dom juga meletakkan kaki Amanda di atas pangkuan pahanya untuk dia urut dengan pelan.Amanda memejamkan mata untuk fokus pada konsentrasinya dan mulai mengatur napas seperti yang dia pelajari di kelas yoga."Aku ingin melahirkan dengan cara normal," ucap Amanda begitu membuka mata dan menatap Dom yang masih memberi pijatan pelan pada telapak kakinya yang juga mulai membengkak."Kita harus menunggu cukup bulan jika ingin melahirkan normal, aku khawatir bayinya
Setelah kehamilan yang tidak mudah, persalinan yang mendebarkan, dan mengurus dua bayi sekaligus juga akan menjadi pekerjaan ekstra bagi orang tua. Inilah hidup baru dan dunia baru untuk mereka semua. Cahaya mata hari pagi yang menembus jendela kaca terlihat seperti serabut jingga ketika berpendar menerangi kedua box bayi yang sedang berada dalam bingkai pelukan lengan Dom. Pria itu masih memandangi kedua bayi laki-lakinya yang sedang terlelap tidur di hari yang benderang. Perasaannya sedang sulit untuk diungkapkan, terlalu ajaib, terlalu luar biasa dan terlalu bahagia. Amanda juga memperhatikan pria itu dan diam-diam menitikkan air mata. Sekarang mereka adalah orang tua, mereka akan membesarkan anak-anak mereka bersama, Amanda yakin Dom juga sedang memikirkan hal itu.
Dom langsung membawa Amanda untuk menemui orang tuanya. Ibu Amanda seketika menangis tapi ayah Amanda masih tidak bergeming atau mengucapkan apapun ketika melihat putrinya berani pulang dengan lelaki itu. "Eyang ... " Sisi yang paling dulu berlari ke pelukan kedua eyangnya bergantian. Satu-satunya hal yang tidak membuat ayah Amanda mengusir Dom saat itu juga, adalah keberadaan cucunya. Bagaimanapun mereka tidak akan memperlihatkan pertengkaran di depan anak-anak. Dom tetap menyapa lebih dulu untuk mendekati ayah Amanda meski kemudian uluran tangannya ditolak dan tidak ditanggapi sama sekali. Amanda juga melihat ketika Dom harus menarik kembali tangannya, tapi Amanda juga tidak bisa berbuat apa-apa kecuali cuma ikut menahan
"Ayah!" pekik Sisi begitu melihat Ardi yang sudah berdiri di ambang pintu. Sisi yang semula sedang bercerita dengan kakeknya segera berlari kepada Ardi, melompat ke gendongannya dan sulit untuk digambarkan seperti apa perasan Ardi kali ini. Bagaimanapun mereka tetap ayah dan anak yang juga saling merindukan setelah satu tahun terpisah tanpa kabar. "Aku punya adik," ucap Sisi dengan begitu polosnya. "Ya, tadi eyang sudah cerita." Hati Ardi masih seperti tersendat tapi dia masih berusaha tersenyum pada putrinya. "Ayah mau lihat?" Sisi bergelayut manja di lehernya sambil kembali mencium pipi Ardi. "Ya." Ardi juga balas menciumnya sek
"Maaf atas sikap keluargaku.""Aku tidak apa-apa." Dom mulai menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah orang tua Amanda."Seharusnya mereka tidak demikian padamu." Sebenarnya Amanda juga ikut merasa tidak terima dan sedih karena bertapa Evan tidak pernah diinginkan oleh keluarganya. Kadang Amanda juga ingin marah pada orang tuanya yang seperti sangat tidak adil."Kau tidak layak diperlakukan seperti itu, harusnya mereka bisa memberi kesempatan yang sama padamu.""Aku tidak apa-apa Amanda, kau tidak perlu mencemaskanku."Amanda masih menatap Dom yang sedang mengemudi. "Aku juga sudah bicara dengan Ardi dan dia tidak mau menceraikanku.""Aku bisa m
"Semoga aku hanya mendengarkan gosip!" Mona sudah benar-benar tidak tahan untuk menodong Ardi dengan pertanyaan. "Aku dengar Amanda sudah tinggal bersama pria lain, apa itu benar?""Aku tidak tahu!" Ardi coba menghindar."Mustahil!" Mona sama sekali tidak percaya terutama dengan sikap Ardi yang seperti masih ingin menutupi perbuatan istrinya. "Bahkan Amanda punya anak dari pria lain!"Ardi terkejut dari mana Mona bisa mengetahui hal itu tapi Ardi tetap berusaha menjaga ketenangannya. "Kami sedang berusaha menyelesaikannya dan tolong jangan ikut campur dalam masalah ini.""Jadi benar Amanda minta berpisah karena dia hamil dengan pria lain?" Mona langsung menyimpulkannya sediri.
"Mas." Amanda menghampiri Ardi yang baru turun dari anak tangga dan mencium punggung tangannya.Ardi juga memperhatikan dua bayi kembar di stroller yang didorong Sisi. Amanda telah melahirkan dua bayi yang tampan dan seharusnya menyenangkan jika saja itu putranya, sayangnya bukan, dan bayi itu justru menjadi bagian dari Amanda yang telah membuat jarak mereka jadi semakin jauh."Aku akan menginap di kamar Sisi."Ardi kembali menatap Amanda dan tentu saja rasanya tetap ada yang sangat aneh dengan jarak di antara mereka berdua yang tiba-tiba jadi seperti ini. Semula mereka adalah pasangan suami istri yang sedang baik-baik saja, pasti ada perasaan syok untuk menghadapi situasi yang mendadak berubah.