Tentu saja Emily takkan menemukan siapa-siapa atau apa-apa, berapa lamapun ia menunggu atau berusaha melihat. Sebab seseorang atau sesuatu itu sudah begitu terlatih dan terbiasa untuk bersembunyi dalam bayang-bayang, bahkan menyatu nyaris sempurna dengannya.
Walau saat ini ia berada dalam kesakitan yang amat sangat karena baru saja terjatuh dari balkon Emily, tidak langsung ke atas tanah melainkan nyaris. Ia masih beruntung karena tertahan rimbunan daun dan dahan dari pohon-pohon besar, yang tadi ia juga gunakan untuk memanjat ke balkon. Saat terjatuh, dahan -dahan itu menahan jatuhnya sekaligus melukainya. Menggores tubuhnya yang sudah dari dulu penuh luka-luka itu.
(Point-of-view seseorang atau sesuatu tak dikenal:)
'Ahhh.... Ahhh.... Ahhhh....
Aku menemukan Emily tak tak pernah menyangka semua itu dapat kulihat dan terjadi. Aku sudah menyusun rencana sebaik mungkin dan menyiapkan rute. Aku tahu semu
(Point-of-view seseorang tak dikenal:) 'Susah payah aku terseok-seok kembali ke kurungan atau kandangku kembali setelah diam-diam pergi mengintai Emily, tanpa hasil, tak membawa apa-apa kecuali imajinasi liar yang belum pernah kualami sebelumnya selama hidupku ini. Baru aku tahu sosok wanita muda itu sangat indah dan menarik. Bahkan aku ingin sekali memilikinya. Cinta? Hah, aku tak pernah tahu apa itu cinta. Seumur hidupku aku hanya mengenal Si Tua. Dan ia tak mencintaiku! Hanya memeliharaku seperti seekor binatang. Tapi malam itu aku terduduk kembali di atas lantai kandang kecilku yang bau, lalu mengingat setiap momen yang abadi terekam di benakku. Ingatanku cukup kuat walaupun aku tak pernah belajar apa-apa.Dan perasaan itu, sensasi itu, naluri kebinatangan itu datang lagi kepadaku, Kulampiaskan dalam diam. Aku tahu, caranya hanya ini, agar perasaan itu tak berubah menjadi nafsu lain yang jauh lebih parah. Tadi sebenarnya bisa sa
Ocean sebenarnya masih agak ragu menerima seorang gadis di kamarnya, namun karena Emily tampak begitu ketakutan dan juga tak tampak seperti sedang berpura-pura, diizinkannya pula Emily masuk ke kamar tidurnya yang besar. Emily sebenarnya masih sangat sungkan, malu dan juga tak tahu mengapa ia seberani ini masuk ke kamar seorang pemuda. Ini untuk pertama kalinya dan juga bukan dengan maksud apa-apa. Kamar Ocean mungkin berukuran dua atau tiga kali lipat lebih besar daripada kamar tamu yang diinapi Emily, dengan ranjang empuk bertirai transparan ala kerajaan berukutan sangat besar. Mungkin bukan lagi ukuran king tapi 'overlord'! Interior kamarnya mewah klasik modern, serba biru kelam perpaduan warna samudra dan malam, dengan beberapa lampu kuning temaram di sisi ranjang. Emily tak pernah tahu apakah Ocean pernah memiliki pacar sebelumnya, entah di kota atau di mana saja. Tapi sepertinya 'sih belum. "Maaf sekali kalau aku mengganggumu, aku tidur di sofa
"Jangan takut, Em. Aku ada di sini." Ocean memeluk gadis itu, mereka berdua terduduk di sofa dengan jantung berdebar-debar dan keringat menganak sungai. Emily yang sudah beberapa kali mengalami kejadian aneh, kali itu tak ingin lagi memendam semuanya sendirian."Ada sesuatu atau seseorang di sini. Aku takut!""Suara itu juga sudah sering kudengar, makanya aku tak seberapa takut lagi. Tapi malam ini memang lebih kencang dan keras dari biasanya, seolah-olah ia sangat dekat!" Ocean masih mendekap Emily dengan sabar, seolah-olah ia memang pacarnya sendiri."Jadi, apa yang harus kita lakukan? Apakah memang ada yang namanya werewolf atau hantu di puri tua seperti ini? Dan mungkinkah makhluk itu bersembunyi di lorong bawah tanah?""Besok akan kuadakan penyisiran!" Ocean bertekad akan menyelidiki semuanya."Terima kasih." Emily baru sadar kalau dua bukit dada kecil tapi padatnya masih menempel erat di dada Ocean yang lapang. Sedikit malu-malu ia menjauh, padahal aroma tubuh c
"Selama aku berada kembali di puri ini setelah belasan, hampir dua puluh tahun tak mengetahui apa-apa, baru tadi malam aku dengar jeritan aneh seperti tadi malam. Iya 'sih, sudah sering, tapi kukira itu hanya serigala liar di hutan kecil di sisi perkebunan! Bikin kepala pening saja!" cerocos Sky saat makan pagi bersama Ocean dan Emily di ruang makan. Ocean si kembaran berambut panjang dan Emily semula diam saja, mereka belum bicara apa-apa tentang kejadian tadi malam. Ocean masih menunggu saat yang tepat untuk perlahan-lahan bicara nanti dengan adiknya. Sementara memang belum terlalu jelas alias menggantung, apakah Emily juga ingin menjadi kekasihnya atau belum mau. Emily juga, sedikit grogi sekarang setelah mengetahui Ocean menaruh perasaan kepadanya. Ia belum tahu dan belum yakin pada perasaannya sendiri, jadi ia diam saja sambil menikmati kedekatan barunya, yang ia belum tahu bagaimana nanti. Nikmati saja, walau sedikit sungkan terhadap Sky. Kasihan, bila ia
Ketika Ocean benar-benar melaksanakan penyisiran Pulau Vagano secara besar-besaran pada hari itu, seisi Puri Vagano dibuat panik. Terutama, siapa lagi kalau bukan Hannah? Wanita itu seperti gelisah sepanjang hari ini, yang ditangkap Emily dengan sangat baik dengan sudut matanya. Ia sedari dulu sudah sangat curiga pada gerak-gerik wanita setengah baya yang tak ingin didekati ini. Sejak kedatangannya melalui insiden di laut, tak pernah sedetikpun Hannah bersikap ramah padanya. Betapa ingin ia curhat pada kedua kembar Vagano itu, terutama kepada Ocean, yang memang menaruh hati padanya dan tentunya akan menganggapnya lebih serius dibanding Sky yang suka bercanda. Tapi melihat Ocean hari itu begitu sibuk, diurungkannya niatnya untuk membahas soal Hannah. Ocean dalam stelan berburu ala bangsawan tampak sangat tampan berwibawa. Ia bersiap untuk naik kuda memimpin penyisiran di hutan, sementara Sky ditugaskan untuk menyisir perkebunan bersama sebagian pegawai pria ya
Namun kata-kata Hannah itu tak digubris oleh Ocean. Dengan berani ia tetap turun menuju salah satu pintu ke Lorong Bawah Tanah bersama beberapa anak buahnya.Melewati Hannah yang masih tampak begitu marah sekaligus ketakutan.Tapi begitu ia melihat ke arah yang Ocean tuju, ia sedikit lega, malah tersenyum kecil.Beberapa pria yang mengikuti pemuda itu bersama-sama menuruni anak tangga curam dan licin, mirip seperti yang Emily lalui malam itu saat membuntuti Hannah."Huh, aku tak bisa membuka pintu ini." Ocean berusaha mendorong pintu besi tua berat yang ia belum pernah coba buka seumur hidupnya."Ini tak ada kuncinya?" tanyanya kepada orang-orang yang bersamanya.Mereka sama-sama menggeleng. "Selama kami bekerja pada ayah Anda, Archduke Zeus Vagano, dari beberapa puluh tahun silam, sebagian besar dari kami belum pernah sama sekali turun ke tempat ini. Penjaga yang waktu itu menemukan Nona Emily mungkin tahu jalannya, tapi sayang sekali ia su
Pagi-pagi buta saat fajar belum juga merekah di ufuk timur, jenazah penjaga lorong bawah tanah yang terbunuh secara misterius (setidaknya bagi Ocean dan Sky dan seisi puri Vagano) dimakamkan di pemakaman dekat hutan. Pemakaman yang sama dimana ada juga makam Zeus Vagano dan istrinya, ayah dan ibu dari kedua kembar tampan.Ocean dan Sky sangat jarang menziarahi makam kedua orangtua mereka. Tapi entah mengapa, pagi itu setelah selesai menguburkan jenazah si penjaga, keduanya tertarik untuk pergi ke sana.Makam yang berdampingan itu tampak dingin dengan nisam pualam hitam yang mulai kusam berlumut dan termakan usia, semakin nyata saat matahari perlahan muncul menyinari tanah yang berumput tebal di sekitarnya.Begitu hijau, kecuali sesuatu di sisi kedua makam tua itu.Ada sebuah lubang lama di sana. Lubang yang dipersiapkan sebesar peti jenazah namun belum juga digunakan, dan sudah hampir tertimbun lagi atau tertutup rumput liar. Tapi jelas sekali, itu memang
Sementara Emily yang pagi itu sendirian saja di lobi atau ruang tamu utama puri Vagano, lagi-lagi menunggu seorang diri dalam kegelisahan. Ia tak tahu apakah harus berduka atau tetap tegar, harus pergi segera dari pulau surga yang mulai berubah menjadi pulau teror mencekam ini, atau bagaimana? Mustahil dan juga tak tega membiarkan Ocean dan Sky hanya berdua.Ocean. Pemuda yang begitu baik dan menarik. Sangat dekat dan hangat. Tapi mengapa ia sekaligus begitu jauh, seperti terselubung sebuah misteri?Grandfather clock yang menemaninya berdetak tik tok tik tok tik tok keras dan kencang, gemanya dalam sunyi begitu jelas seperti di film-film horor.'Ocean, aku takut sekali, sudah ada nyawa melayang di puri yang selalu kita anggap sepi dan damai karena berada di ujung dunia ini. Tapi ternyata tanpa sepengetahuan kita, di kala kita sedang menyelidiki sumber suara aneh dan mengerikan, peristiwa mengerikan telah terjadi. Pasti yang melakukannya tak ingin kita semua tahu