Home / Pernikahan / Cupang Di Leher Suamiku / Perselingkuhan yang terkuak

Share

Cupang Di Leher Suamiku
Cupang Di Leher Suamiku
Author: Liya Mardina

Perselingkuhan yang terkuak

Author: Liya Mardina
last update Last Updated: 2023-05-29 17:12:09

"Mas, kenapa hari ini pulang larut sekali?" tanya seorang wanita pada sang suami yang baru saja memasuki rumah, sehabis pulang bekerja.

"Lembur!" jawab suaminya dengan nada sedikit meninggi, membuat sang istri seketika tertunduk.

Pernikahan yang telah mereka bina bertahun-tahun lamanya, semakin hari semakin terasa hambar, tiada kemesraan lagi di antara mereka, namun sang buah hati yang mereka miliki satu tahun yang lalu membuat mereka terpaksa harus bertahan.

"Kinara! pergi ambilkan aku handuk!" perintah sang suami tanpa menoleh sedikitpun ke arah istri yang tengah mengikuti langkah kakinya.

"Baik Mas," jawab singkat sang istri yang di panggil Kinara oleh suaminya.

Kinara hanya menurut, tak ada niatan dalam hatinya sama sekali untuk menolak setiap permintaan sang suami, terlebih, Bayu sang suami merupakan orang yang kasar, dia tidak segan-segan untuk memukul atau menjambak rambut Kinara jika dia tidak menuruti perintah.

"Ini Mas." Kinara menyodorkan handuk yang baru saja dia ambil pada Bayu yang telah melepaskan kemejanya di ambang pintu kamar mandi.

Bayu tak mengucapkan sepatah kata pun, dia hanya mengambil handuknya dari tangan Kinara, berbalik untuk segera menutup pintu kamar mandi untuk membersihkan diri.

Namun tangan Kinara secara tiba-tiba menahan pintu yang hendak tertutup ketika melihat sesuatu di sekitar leher suaminya, matanya membelalak, mempertegas pengelihatannya. Beberapa bercak merah nampak terlihat begitu jelas pada lehernya.

"Lehermu kenapa Mas?" Suara Kinara terdengar begitu lirih, ada sesuatu yang tengah bergejolak di dalam hati kecilnya, membuat mata itu seakan ingin mengeluarkan cairan dari dalam sana. Perasaan sesak seketika memenuhi dada. Rentetan pertanyaan melintas seketika dalam pikirannya. 'Apa yang sebenarnya terjadi?'

Bayu terkejut mendengar pertanyaan dari Kinara, spontan dia meraba-raba lehernya.

'Jangan sampai Intan meninggalkan sesuatu di sini?' gumamnya dalam hati.

Bayu begitu panik, bergegas mencari cermin untuk memperlihatkan tanda merah pada lehernya. Dan benar saja, terdapat beberapa bekas kecupan panas di sana, tanda cinta yang di buat oleh Intan, selingkuhannya.

"I-itu aku bisa jelaskan, sebenarnya ...." Bayu tak melanjutkan kalimatnya, dia benar-benar bingung harus membuat alasan apa agar Kinara tak menaruh curiga terhadapnya.

Padahal Bayu telah mewanti-wanti Intan agar tak meninggalkan jejak apapun di tubuhnya, tapi bisa-bisanya Intan malah melakukan hal sekonyol ini.

Kinara terdiam cukup lama, dia berusaha menjernihkan pikirannya, beberapa kali mencoba menenangkan diri dalam hati, mungkin karena terlalu mengantuk, kepalanya di penuhi oleh pikiran-pikiran aneh yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

Namun ketika mendengar penjelasan dari mulut Bayu, membuat Kinara semakin yakin jika hal itu memang benar terjadi.

"Kamu, marah?" tanya suaminya lirih, melihat Kinara yang masih terdiam, terlihat jelas wajah Kinara yang mulai memerah, bulir demi bulir bergantian turun dari kelopak mata, hingga terdengar suara isakan tangis dari bibir kecil yang tengah ditahannya. Perasaan kecewa itu kembali muncul setelah sekian lama Bayu berjanji untuk berubah. Ya, ini memang bukan yang pertama kali untuk Kinara, namun berkali-kali juga ia dengan mudahnya memaafkan sang suami.

"Jangan salah faham dulu, ini cuma bekas cipratan air panas yang tidak sengaja di tumpahkan OB di meja kerjaku," jelas Bayu yang sebenarnya tengah berbohong, seraya menghapus buliran air mata yang tak berhenti mengalir dari pipi istrinya.

Mungkin perasaan cinta pada sang istri telah memudar sejak lama, namun hati nuraninya tetap merasa tidak tega melihat Kinara seperti ini.

"Sudah jangan menangis seperti ini, ini bukan seperti yang ada dalam pikiranmu." Bayu merengkuh sang istri dalam pelukannya, ada perasaan bersalah seketika muncul dalam hati, namun Bayu sama sekali tidak ingin mengakhiri perselingkuhannya dengan sang mantan pacar.

Ini bukan pertama kalinya bagi Kinara, sebenarnya sudah beberapa kali dia menemukan barang-barang perempuan dalam mobil suaminya, namun ketika sang suami berdalih, dia terpaksa untuk mempercayai segala ucapannya seperti sekarang ini.

Dia yang tidak bekerja kerap kali mendapat perlakuan tak mengenakkan dari sang suami, Bayu sering mengungkit uang pemberiannya, sering menganggap Kinara adalah istri yang boros, suka menghambur-hamburkan uangnya, padahal kenyataannya Kinara bahkan jarang di nafkahi oleh Bayu, lebih seringainya Bayu yang selalu menjual habis perhiasan emas Kinara yang di kumpulkannya semasa gadis.

***

Keesokan harinya.

Kinara sedikit terkejut dengan kedatangan salah seorang tetangga baru yang baru pindah beberapa hari lalu di samping rumahnya, tetangga itu menghampiri Kinara yang tengah menyapu halaman rumah dengan menenteng beberapa plastik hitam besar.

"Mbak Kinara mau nyuci'in baju saya nggak? nanti saya bayar, soalnya saya gak ada waktu untuk mencuci, saya juga tidak tau tempat laundry dekat sini," seru sang tetangga yang memang adalah wanita karir yang cukup sibuk.

"Oh, iya Mbak Risa, boleh." Kinara sedikit gelagapan di buatnya, dia merasa senang jika ada orang yang memberikannya pekerjaan.

"Terimakasih ya Mbak Kinara, nanti malam saya ambil ya bajunya, soalnya mau di pakai buat besok," ucap tetangga yang di panggil Mbak Risa tersebut, Risa mengembangkan senyumnya melihat Kinara yang dengan senang hati menolong.

"Baik Mbak, akan saya kerjakan sekarang juga." Kinara tak henti-hentinya tersenyum, ia merasa senang bukan main, berarti bulan ini dia tidak perlu berhutang di warung depan rumah lagi untuk membeli susu anaknya.

Risa tersenyum dan berlalu pergi, Kinara menatapnya cukup lama, seandainya ia tidak resign dari pekerjaannya dulu, mungkin sekarang dia bisa menjadi seperti Risa, seorang wanita karir yang di hormati oleh suaminya.

Sebenarnya Risa mempunyai maksud lain terhadap Kinara, ia ingin memberitahukan sesuatu kepada Kinara, namun karena merasa sedikit sungkan karena baru pertama kali bertemu, ia memutuskan untuk memakai cara seperti ini, yang menurutnya sedikit lebih sopan.

Sementara itu, Kinara bergegas mencuci pakaian dari Risa setelah berhasil menidurkan sang buah hati, agar cepat kering dan bisa di ambil malam nanti, Kinara yang tidak memiliki mesin cuci, membuatnya harus mengerjakannya secara manual, dan mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan bajunya.

Sontak Kinara terkejut, ketika sebuah foto terjatuh dari salah satu saku kemeja yang tengah ia masukkan ke dalam bak cuci, ia mendapati foto wanita yang tengah tela*jang bulat bersama seorang laki-laki, yang tak lain dan tak bukan adalah Bayu, suaminya.

Kinara masih mempertegas pengelihatannya, berharap saat ini dia tengah salah mengenali orang dalam foto tersebut, namun usahanya tak membuahkan hasil, laki-laki dalam foto itu memang benar Bayu, suaminya.

"Bagaimana bisa Mbak Risa memiliki foto seperti ini?"

Related chapters

  • Cupang Di Leher Suamiku   Bukti perselingkuhan dari pria misterius

    "Sayang, aku kangen," rengek Intan, sembari memainkan rambut ikal milik Bayu.Bayu yang sedang bekerja di kejutkan dengan kedatangan Intan yang secara tiba-tiba memasuki ruangannya, tanpa basa-basi Intan segera memeluk sang pujaan hati yang telah di rindukannya."Aduh Sayang, kangen-kangenannya jangan di sini, kalau orang kantor pada lihat bagaimana?" Bayu panik ketika mendapati perlakuan Intan padanya, sementara pintu ruangan masih terbuka lebar."Tck!" decak kesal Intan sembari melepaskan pelukannya, berjalan perlahan menuju pintu dan menguncinya."Beres! nggak akan ada yang lihat," ucapnya penuh keyakinan, Bayu hanya menyeringai kecil melihat tatapan nakal kekasih gelapnya.Pertempuran mereka pun di mulai, mereka saling menikmati sentuhan-sentuhan dari lawannya, desahan-desahan terus terlontar dari mulut keduanya, tak mempedulikan terdengar atau tidaknya suara mereka dari luar, tubuh keduanya di penuhi peluh yang terus mengucur akibat adegan panas yang mereka lakukan.Namun mereka

    Last Updated : 2023-05-29
  • Cupang Di Leher Suamiku   Meminta bantuan mantan

    "Untuk sekarang saya masih tidak bisa memberitahu tentang itu, yang pasti Mbak Kinara suatu saat pasti bertemu dengannya."Atasan Risa melarangnya untuk memberi tahu Kinara tentang identitasnya, Risa juga tidak mengetahui alasan si bos yang suka bermain tebak-tebakan dengannya."Menurut Mbak Kinara, siapa orangnya?"Risa mengajak Kinara untuk sekedar berbasa-basi, untuk menghilangkan kecanggungan di antara mereka."Apa itu Ibuku?" ucap kinara dengan memaksakan senyum kecutnya."Kenapa Mbak Kinara menganggap Ibu Mbak yang melakukan ini?"Risa penasaran, ketika ia menanyakan hal itu, kenapa Kinara spontan menjawab bahwa itu semua perbuatan ibunya?"Karena Dia adalah satu-satunya orang yang selalu peduli padaku, tapi sayangnya Ibu sudah meninggal, jadi pasti bukan Ibu orangnya."Kinara kembali memaksakan senyumnya, dengan air mata yang kembali mengalir dari pelupuk mata.Risa yang menyadari itu hanya bisa menghela nafas, kenapa ia malah bertanya pertanyaan bodoh seperti itu, itu semakin

    Last Updated : 2023-05-29
  • Cupang Di Leher Suamiku   Kehebatan Arka dalam meretas

    Arka menyadari Kinara yang sedari tadi terbengong melihatnya dari ambang pintu, Arka hanya tersenyum tipis dan mengelengkan kepalanya."Kinara pasti terkejut melihat penampilanku yang sekarang," pikir Arka.Kinara merasa terhipnotis hingga tak menyadari Arka yang telah berdiri di depannya.Arka melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kinara, berharap Kinara akan segera tersadar dari lamunannya."Oh, maaf-maaf."Kinara gelagapan, ia sangat malu dengan sikapnya kepada Arka saat ini.Arka yang menyadari sikap canggung Kinara padanya hanya tersenyum, jujur saja, ia masih belum siap untuk bertemu dengan Kinara saat ini, terlebih lagi, dulu Kinara yang selalu memblokir nomornya ketika Arka mencoba menghubunginya, masih ada sedikit kecanggungan di antara mereka."Si-silahkan masuk Ka!"Kinara yang salah tingkah melihat senyuman Arka pun mempersilakannya untuk masuk ke dalam rumah, ia tidak ingin orang lain melihat Arka yang berada di rumahnya, Kinara takut semua itu akan menjadi fitnah u

    Last Updated : 2023-05-29
  • Cupang Di Leher Suamiku   Nathan yang merasa nyaman pada Arka

    "Ini bukannya mantan pacar Mas Bayu?" batin Kinara.Mata Kinara terbelalak seketika, ketika mengingat wajah mantan pacar suaminya."Kamu kenal?" tanya Arka.Arka sedikit penasaran melihat ekspresi wajah Kinara saat ini, ia sudah lama mempertegas gambar dalam layar itu, namun ia tak kunjung bicara hingga saat ini."Itu mantan pacar Mas Bayu," ucap pelan Kinara, ia seakan tidak percaya dengan semua ini, ia beberapa kali pernah bertemu dengannya, dan menurutnya Intan adalah orang yang baik, bagaimana mungkin Intan adalah selingkuhan suaminya?"Apa kamu tidak salah?" lanjutnya, dia takut Arka salah mengenali orang, mungkin saja selingkuhan Bayu itu hanya sedikit mirip dengannya."Astaga Kinara! apa aku pernah salah ketika mencari informasi seseorang?"Arka tidak percaya jika Kinara meragukan kemampuannya.Kinara terdiam sejenak, ia mulai berfikir, Arka memang tak pernah salah ketika mencari informasi tentang seseorang, mungkin Intan ini memang benar berselingkuh dengan suaminya."Ya, bera

    Last Updated : 2023-05-29
  • Cupang Di Leher Suamiku   Kecanggungan Arka

    Arka terkekeh, ia ingin menggoda Kinara dengan sedikit candaannya, agar Kinara melupakan masalah rumah tangganya untuk sejenak.Kinara hanya tertawa sembari menyubit pelan lengan Arka dari balik jas hitamnya."Aduh! sakit."Arka berpura-pura kesakitan dengan cubitan pelan Kinara, mereka pun tertawa renyah dengan itu, akhirnya kecanggungan mereka perlahan menghilang."Sudah-sudah, sini! biar ku tidurkan Nathan di kamarnya."Lagi-lagi Arka menepis tangan Kinara yang akan mengambil Nathan dari gendongannya."Nanti terbangun! di mana kamarnya? biar aku yang menidurkannya," ucap Arka.Kinara meminta Arka untuk mengikutinya, sampai di ruangan berpintu biru yang merupakan kamar milik Nathan.Arka meletakkan Nathan perlahan di atas kasur, diikuti Kinara yang berada di belakang mereka.Deg!Jantung Kinara seperti akan berhenti seketika, Arka tidak mengetahui jika Kinara terus mengikutinya dari belakang, ketika Arka berbalik badan, wajah mereka pun bertemu dalam jarak beberapa centi saja, merek

    Last Updated : 2023-06-16
  • Cupang Di Leher Suamiku   Bayu yang terus di buat kesal

    "Sudahlah!"Sepertinya Bayu merasa kesal sekali dengan Kinara, ia meninggalkan Kinara yang masih menatap punggunya sembari menyeringai.Ketika hendak menutup pintu mobil milik Bayu, Kinara mendapati sebuah lipstik yang berada di kursi pengemudi, nampaknya hal itu memang sengaja di tinggalkan oleh si pemilik, untuk memberitahu Kinara secara halus, namun di luar dugaan Kinara tak menggubrisnya sama sekali, mulai sekarang ia tidak akan mempedulikan hal yang menurutnya tidaklah penting.Setelah selesai membersihkan diri, Bayu nampak membuka tudung saji yang terletak di atas meja, tidak nampak apapun setelah Bayu membukanya, lagi-lagi Kinara tidak masak untuknya."Sayang! kamu gak masak lagi?"Bayu menghampiri Kinara yang tengah menyapu halaman rumahnya."Oh, kenapa kamu gak tanya juga kemarin aku sama Nathan makan apa?" jawab santai Kinara.Sebenarnya Kinara memasak makanan dari kemarin, tapi makanan itu memang sengaja ia sembunyikan, ia tahu betul saat ini Bayu memegang uang dalam jumlah

    Last Updated : 2023-06-16
  • Cupang Di Leher Suamiku   Arka menjadi pelanggan pertama

    Tak lama, Kinara pulang sembari menenteng beberapa bag pelastik besar berisi bahan-bahan kue.Menurutnya, ia paling ahli dalam hal membuat kue, terlebih lagi, membuat kue juga merupakan hobi untuknya.Ia memulai eksekusinya, Kinara mencampurkan beberapa bahan dalam sebuah baskom dan mulai mengaduk-aduknya, terlihat Nathan yang tengah menemani sang ibu sembari memainkan sendok dan beberapa peralatan dapur.Tak berselang lama, brownis buatan Kinara pun telah matang, Kinara nampak menghias brownis buatannya dengan beberapa whip cream dan potongan ceri, setelah itu dia memposting foto brownisnya di seluruh media sosial yang ia punya.***Arka yang tengah duduk di kursi kerjanya di buat sumringah dengan unggahan sebuah foto dari media sosial milik Kinara, nampak dari layar hpnya, Kinara memposting sebuah foto kue coklat dengan tulisan harga di atasnya."Benar-benar tidak bisa mempromosikan apapun, dasar Kinara!" gerutu Arka.Arka mencoba meretas beberapa situs iklan dan menggungah foto kue

    Last Updated : 2023-06-16
  • Cupang Di Leher Suamiku   Bayu cemburu dengan Arka

    "Iya, itu separuh," jawab Arka."Itu kebanyakan, harga brownis satu loyang cuma tujuh puluh ribu, kalau di kali lima puluh totalnya jadi tiga juta lima ratus, kenapa kamu transfernya lima juta?"Kinara mencoba menjelaskan harga brownis yang di jualnya pada Arka."Yang beli siapa?" tanya Arka."Kamu," jawab Kinara."Ya udah, terserah aku dong mau hargain brownis kamu berapa."Kinara merasa bingung dengan ucapan Arka, bisa-bisanya dia menghargai brownis buatannya seenaknya sendiri, sedangkan Arka sendiri tidak pernah merasakan rasa brownis buatan Kinara."Sudah-sudah, sekarang kamu belanja bahan-bahannya, besok aku ambil jam sembilan pagi."Menyadari Kinara yang terdiam cukup lama dari seberang telepon, membuat Arka cepat-cepat menutup teleponnya, walau sebenarnya ia ingin lebih lama mengobrol dengan Kinara, ia ingin mendukung usaha Kinara walaupun tak secara langsung.***Keesokan harinya, Bayu memperhatikan sekelilingnya, merasa kebingungan dengan Kinara yang tengah membuat banyak kue

    Last Updated : 2023-06-17

Latest chapter

  • Cupang Di Leher Suamiku   Happy ending~

    Tawa itu seketika menghilang, menyisakan kesunyian yang begitu mencekam. Raut wajah panik menyoroti seorang pria yang tengah terdiam, masih duduk di atas tempat tidur pasiennya. Sorot mata tajam itu terasa begitu mengiris, menatap lekat lantai rumah sakit yang berada di bawah tubuhnya."Sayang, ikutlah denganku besok, aku hanya ingin Nathan melihat wajah Ayah kandungnya untuk yang terakhir kali. Tidak ada maksud lain," ucap Kinara. Dirinya berusaha meyakinkan sang Suami yang masih meragukan kesetiaannya.Arka seketika mendongak. Menatap Kinara dengan wajah tak percaya. Mulut itu terasa kaku untuk sesaat, sampai akhirnya memutuskan sesuatu yang tidak dipercayai oleh semua orang. "Baiklah, besok kita pergi ke sana."Saking tidak percayanya, kedua Pengawal dan Risa saling bertukar pandang. Dengan tatapan penuh kebingungan.***Keesokan harinya. Setelah keluar dari rumah sakit. Arka dan Kinara segera berangkat menuju rumah sakit jiwa yang sebelumnya merawat Bayu. Mereka meninggalkan buah

  • Cupang Di Leher Suamiku   Nama yang begitu membekas di hati

    Kinara berharap cemas, ketika mendengar suara langkah kaki beriringan yang semakin mendekati ruangannya. Tubuhnya terasa kaku untuk sekedar berdiri meminta pertolongan. Jahitan di bawah perut masih terasa begitu nyeri hingga menusuk tulang."Mbak Risa, tolong segera panggil Dokter. Arka pingsan," ucapnya dengan suara serak ketika mendapati seorang wanita yang ia kenal baru memasuki ruangan. Nampak seorang wanita cantik yang tengah menggendong anak laki-laki berusia dua tahun. Dua pria bertubuh besar di belakangnya pun ikut panik. Mereka berlari keluar ruangan untuk mencari bantuan dari tenaga medis yang bertugas di sana.Selang beberapa menit, ketiga orang itu kembali dengan seorang Dokter pria yang tengah mengekor di belakang mereka."Tolong bantu baringkan Pasien di tempat tidur, untuk memudahkan saya dalam memeriksa," ujar sang Dokter dengan nada panik.Kedua Pengawal Arka segera membaringkan tubuh atasannya di atas tempat tidur rumah sakit di samping Kinara. Setelahnya mereka berd

  • Cupang Di Leher Suamiku   Titik terang

    Arka membelalak. Risa tidak tahu bagaimana perasaan atasannya saat ini. Dengan kekhawatiran bercampur rasa takut yang amat sangat, bagaimana mungkin dirinya akan pulang meninggalkan sang Istri dan buah hatinya untuk sekedar beristirahat di rumah."Apa ada masalah, Pak?" tanya Risa khawatir saat melihat raut kebingungan dari wajah atasannya."Bisakah kamu menutup mulut? Lebih baik kamu pergi jemput Nathan dan bawa kemari," ucap Arka seraya memegangi kepalanya.Pria tampan dengan kemeja putih yang terlihat lusuh kini melangkah pasti menuju salah satu ruangan rawat di rumah sakit itu.Risa masih membeku di tempat, menatap iba pada punggung lebar sang atasan yang semakin menghilang dari pandangan matanya. Sorot mata penat terlihat begitu jelas dari sana.Wanita yang kini telah mendapatkan kembali kesadarannya, terlentang di atas ranjang rumah sakit dengan membuang muka ketika sang Suami datang menghampiri. Rasa sesak masih terasa memenuhi dada. Setelah pernikahan pertamanya yang kandas ak

  • Cupang Di Leher Suamiku   Masa kritis

    Tatapan sendu bercampur dengan kekhawatiran yang terpancar dari wajah lelah itu, membuat Dokter sedikit merasa iba, hingga mengizinkan Arka untuk menemani sang istri yang tengah berjuang antara hidup dan mati ketika berusaha melahirkan buah hati mereka di meja operasi.Dengan pakaian serba hijau dan jaring penutup kepala, Arka berdiri di samping meja operasi. Menatap nanar wajah yang kini tengah terpejam erat. Emosi yang baru saja meledak-ledak mengakibatkan tekanan darah meningkat hingga terjadi eklamsia pada Kinara. Kondisi darurat di mana ibu hamil kehilangan kesadaran hingga mengalami kejang.Memori Arka seketika berputar mundur, mengingat penjelasan sang Dokter mengenai kondisi kesehatan sang Istri yang kini terbaring lemah di meja operasi. Eklamsia bisa membahayakan nyawa ibu dan bayi dalam waktu bersamaan.Arka berlutut menghadap kepala sang Istri, memegangi tangan Kinara yang tengah terlentang dengan erat."Kinara, bangunlah." Satu kalimat itu berulang kali ia ucapkan dengan l

  • Cupang Di Leher Suamiku   Kondisi darurat

    "Tidak! Lepaskan aku! Aku membencimu!" Kinara berteriak kencang seraya memberontak. Ia tidak bisa mengendalikan diri akibat emosi yang membara dalam hati. Rasa nyeri akibat luka lama yang kembali terbuka mengalahkan rasa sakit pada kontraksi pertamanya. Masih terlintas jelas memori otaknya ketika mendapati Arka bermain api di belakang."Aku tidak akan melepaskanmu. Setelah ini aku janji akan menyelesaikan kesalah pahamanmu padaku."Meski kualahan dengan sang Istri yang terus meminta turun dari gendongannya, Arka tidak menyerah, kaki jenjangnya melangkah cepat menuju mobil yang terparkir di halaman perusahaan miliknya. Dengan nafas menderu, ia merasa acuh tak acuh pada beberapa karyawan yang menatapnya terheran-heran.Salah satu sorot mata, nampaknya mampu menerka hal yang begitu membuat sang atasan merasa panik. Hingga ia memutuskan untuk mengekor dengan langkah cepat dari belakang."Pak Arka, apakah Mbak Kinara akan melahirkan?" Terdengar suara panik dari seorang wanita yang dengan c

  • Cupang Di Leher Suamiku   Kontraksi

    Drrttt ... Drrttt ....Suara getaran ponsel menghentikan aktivitas mereka. Arka dengan cepat menyambar ponsel yang tengah bergetar di atas meja kerjanya."Pak, Anda harus cepat pergi ke kantor, ada salah satu Klien yang meminta Anda untuk membahas masalah saham perusahaan secepatnya." Terdengar suara panik dari seorang pria dari seberang telepon.Arka dan Kinara terlihat saling bertukar pandang untuk sesaat."Baiklah, saya akan segera pergi ke sana," jawab Arka dengan perasaan gusar sebelum menutup sambungan telepon."Ada apa, Sayang?""Belakangan ini saham perusahaan tiba-tiba turun secara misterius. Banyak Investor yang meminta penjelasan. Aku harus segera pergi," jelas Arka dengan raut wajah panik. Pria itu dengan cepat bangkit dan menyambar kasar jas hitam yang tergantung di senderan meja kerjanya."Tapi kamu bahkan belum beristirahat semenit pun." Kinara menatap khawatir pada tubuh pria yang terlihat panik di depannya.Arka perlahan mendekatkan tubuhnya. Kedua tangannya memegangi

  • Cupang Di Leher Suamiku   Kerinduan yang kini terobati

    Kinara hanya tertawa kecil. Meski sang suami bersikap seperti itu, dirinya tetap merasa bersalah karena menambah beban pekerjaan untuk suaminya. "Apa kamu lelah? Setelah membersihkan kekacauan ini aku akan memijat punggungmu sebentar.""Tidak! Lebih baik sekarang kamu istirahat. Biarkan Pelayan saja yang melakukan pekerjaan ini."Wajah wanita itu seketika berubah setelah persekian detik. Sorot mata tajam ia layangkan pada suaminya, karena salah menangkap maksud ucapan dari Arka. "Jadi maksudmu, lebih baik Pelayan saja yang memijat punggungmu? Lalu untuk apa menikahiku jika semua bisa dikerjakan oleh Pelayan?"Arka terdiam sejenak sembari mencerna ucapan ketus dari sang istri yang tidak bisa ia tangkap dengan baik. Sikap Kinara terlalu sensitif semenjak kehamilannya. Menjadikannya sering kali berseteru dengan sang suami hanya karena salah menangkap maksud ucapan lawan bicaranya. "Memangnya aku ada salah bicara?""Huh! Sudahlah, aku tidak ingin berbicara denganmu hari ini," ketus Kinara

  • Cupang Di Leher Suamiku   Ini salah gagang pel, bukan salahmu!

    "Kenapa diam? Ayo tertawa lagi!" ucap Arka lantang dengan gestur menantang.Dua pria berbadan kekar itu seketika terdiam membisu. Tak ada sedikit pun keberanian untuk menampik ucapan sang atasan."Se-sebenarnya, Tuan, kami tidak memiliki saran apa pun untuk hal ini." ucap Tono dengan tubuh yang sedikit bergetar."Apa maksudmu?" Sorot mata tajam nan mengintimidasi mulai dilayangkan pada kedua pria di depannya."Begini, Tuan. Seorang Ibu hamil yang menginginkan sesuatu cenderung tidak bisa dibantah. Jika itu nekat dilakukan, hal itu akan menjadi bumerang bagi diri Anda sendiri."Sorot mata tajam itu kini berfokus menatap arah lain. Otaknya mencoba berpikir keras. Menerjemahkan bahasa yang sedikit tidak ia mengerti."Singkatnya begin, Tuan. Jika Anda menentang keinginan Nyonya, bisa saja Nyonya pergi dari rumah meninggalkan Anda. Karena perasaan hati Ibu hamil cenderung lebih sensitif," jelas Toni ketika berhasil mengumpulkan keberanian beberapa detik yang lalu.Arka membelalak, "Hah? Se

  • Cupang Di Leher Suamiku   Meminta saran dari Pengawal

    Setelah melakukan ritualnya hingga dua kali di dalam kamar mandi, akhirnya sepasang kaki itu berjalan keluar mendekati sang Istri yang terlihat meringkuk di balik selimut.Air hangat masih terlihat mengucur melalui kaki jenjangnya. Handuk putih masih melilit tubuh bagian bawahnya. Namun lagi-lagi sang Istri merasa enggan untuk didekati."Sayang, bisakah kamu tidur di kamar lain untuk malam ini? Aku benar-benar tidak tahan dengan aroma tubuhmu."Belum juga kedua kaki itu menaiki ranjang. Aktivitas itu sudah dihentikan oleh penolakan sang Istri yang meminta Arka untuk tidur di tempat lain."Astaga, Sayang. Aku sudah mandi, bahkan ini sudah yang ke dua kali loh! Kamu mau aku bagaimana lagi?" pekik Arka frustasi. Kedua tangannya mengacak rambutnya kasar."Sayang, maafkan aku. Tapi sepertinya Anak kamu tidak menyukai aroma tubuh Papanya."Duar!Kalimat itu seolah membuat Arka bagaikan disambar petir di siang bolong. Matanya membelalak, ada perasaan tak percaya dengan apa yang baru saja mem

DMCA.com Protection Status