"Aku boleh makan ini?" ucap Arka seraya menunjuk kue lapis di atas meja yang tersaji di hadapannya."Oh, tentu!" Kinara gelagapan dengan sikapnya sendiri, dia terlalu percaya diri, menganggap Arka masih menyimpan perasaan terhadapnya."Hmm, enak, Kamu mau jual kue ini juga?" ucap Arka dengan mulut yang penuh dengan kue lapis."Iya, menurutmu gimana?"Kinara merasa sedikit khawatir jika kue buatannya kali ini tidak terasa enak seperti sebelumnya, maka dari itu ia meminta bantuan Arka untuk merasakan kuenya dahulu sebelum ia menjualnya."Ini enak, cuma kalau bisa ukurannya di perbesar sedikit ya? biar lebih puas juga makannya," ujar Arka sembari menyengir kuda."Astaga orang ini."Kinara menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa renyah mendengar ucapan Arka, menurutnya Arka tidak pernah berubah, dari dulu dia selalu rakus kalau soal makanan.Drrttt.. Drrttt..Hp Arka terasa bergetar dalam saku jas yang tengah di kenakannya, terlihat nama Risa yang terpampang dari layar hp milik Arka
"Sekarang! itu restoran langgananku, bahkan kasirnya pun mengenalku, mau di taruh di mana mukaku sekarang?" teriak Intan, kelakuannya lebih mirip seperti seorang anak kecil yang ingin merebut permen dari temannya, apapun alasannya ia harus mendapatkan keinginannya."Kalau bingung mau taruh di mana, di tinggal saja di rumah, tidak perlu bawa wajah saat keluar rumah," ucap datar Bayu."Mas Bayu!"Intan yang baru mengerti dengan maksud Bayu kembali berteriak kencang."Astaga! ayo kita tebus sekarang!"Bayu yang merasa frustrasi, dengan cepat menarik lengan Intan menjauhi kerumunan karyawan yang tengah mengintip mereka dari luar pintu ruangan Bayu karena merasa penasaran."Masuk!" perintah Bayu Pada Intan.Bayu menghempaskan lengan Intan yang sebelumnya di cengkeramnya dengan keras."Sakit Mas! kenapa jadi kasar begini sih Kamu?" pekik Intan kesakitan dengan perlakuan Bayu terhadapnya."Gak usah banyak omong, cepat masuk!" perintah Bayu dengan nafas yang menderu, seakan tengah menahan ama
"Mas!" pekik Intan, ketika ia menyadari Bayu yang tengah melamun sambil mengemudikan mobilnya.Namun Bayu hanya menghela nafas panjang, lagi-lagi Bayu tak menggubris Intan yang berada di sampingnya sama sekali, hal itu membuat Intan semakin kesal dibuatnya."Turun!" perintah Bayu pada Intan, ia menyuruh Intan untuk turun dari mobilnya ketika telah sampai di depan rumah kontrakan milik Intan.Intan yang merasa geram akan sikap Bayu pun bergegas turun dan membanting keras pintu mobil milik Bayu, Bayu merasa tidak peduli dengan sikap Intan, Intan semakin hari semakin melunjak ketika dia memenuhi semua permintaannya, Bayu kembali menancap gas, meninggalkan Intan yang terus menatapnya dari kejauhan.***"Sayang?" Bayu nampak tertegun melihat penampilan Kinara yang menurutnya sedikit berbeda hari ini.Ternyata Kinara cukup cantik jika berdandan, batin Bayu.Kinara nampak memakai lipstik dan sedikit melukis alisnya, meskipun tetap memakai daster saat di rumah, namun penampilan Kinara kini ja
Risa memastikan ada yang tidak beres dengan Kinara, dia sempat melihat Bayu yang tengah memandang ke arah mereka dari kejauhan saat membukakan pintu untuk Kinara."Tunggu sebentar ya Mbak, aku ambilkan minum dulu," ucap Risa yang bergegas masuk ke dalam rumah.Namun alih-alih membuatkan minum, Risa justru berinisiatif untuk menelepon Arka, dia tahu, Arka adalah satu-satunya orang yang paling peduli dengan Kinara saat ini, walaupun sebenarnya dia juga tidak mengetahui apa hubungan mereka sebenarnya."Halo Pak Arka?" ucap Risa setengah berbisik ketika menyadari Arka yang telah mengangkat telepon darinya."Ada apa?" jawab Arka dari seberang telepon."Itu, Mbak Kinara tiba-tiba lari ke rumah saya dengan ketakutan, pas membukakan pintu, saya melihat suaminya yang sedang melihatnya dari kejauhan, Mbak Kinara sangat panik Pak, saya takut kalau Mbak Kinara ternyata mengalami kdrt," ujar Risa dengan panik."Oh, oke-oke saya ke sana sekarang!"Arka pun tak kalah paniknya dari Risa, namun dia sa
Bayu mengambil kunci mobil, lalu bergegas pergi entah ke mana, namun Kinara yakin, Bayu saat ini akan menemui selingkuhannya.'Haduh! kenapa Pak Arka terlalu gegabah begini' batin Risa.Karena takut terkena masalah, Risa memutuskan untuk bersembunyi di dalam rumahnya, dia hanya meminta Arka untuk datang, tapi di luar dugaan Arka justru melayangkan bogemnya ke arah wajah Bayu.Kinara nampak tengah menghela nafas panjang."Kamu tunggu di sini! aku akan mengambil obat merah untuk lukamu," ucap Kinara ketika ia melihat sudut bibir Arka yang mengeluarkan darah.Tanpa mengucap sepatah kata pun, Arka hanya menuruti perintah Kinara, dia benar-benar merasa takut jika Kinara akan membencinya karena terlalu ikut campur dalam masalah rumah tangganya saat ini. Kinara nampak keluar dari dalam rumah sembari membawa sekotak obat, ia duduk di samping Arka seraya mencari sesuatu dalam kotak obatnya."Hadap sini!" perintah Kinara pada Arka, Kinara meminta Arka agar menghadap ke arahnya, supaya lebih mu
Arka terkejut bukan main mendengar pertanyaan Kinara yang di lontarkan padanya."Aku gak kenal Risa," ucap Arka."Kamu mau bohongin aku? selain Mbak Risa, gak ada yang tahu soal kejadian tadi." Kinara merasa curiga dengan sikap Arka yang selalu berdalih ketika membahas masalah seperti ini."Mbak Risa itu udah bersuami loh Ka, jangan coba-coba buat merebut istri orang, dosa!" lanjut Kinara.Arka benar-benar di buat melongo dengan ucapan Kinara padanya, bisa-bisanya dia mengira jika Arka memiliki hubungan spesial dengan Risa, kalau pun Arka ingin merebut istri orang, yang ingin ia rebut adalah Kinara, kenapa jadi Risa?"Hah? kamu belum minum obat Ra? kenapa jadi ngelantur gini sih?" tanya Arka membari memegang dahi Kinara yang langsung di tepis olehnya."Ya terus kenapa kamu selalu ngeles saat membahas soal Mbak Risa?" tanya Kinara ingin memastikan."Ya karena emang ngak penting," ucap Arka datar."Ya udalah kalau emang gak mau cerita gak apa-apa, itu hak Kamu."Kinara merasa frustrasi
"Masih ingat untuk pulang Mas!?" Ketus Kinara melihat Bayu yang hendak memasuki rumah, namun Bayu hanya diam, tidak memberikan respon apapun, seolah tidak mendengar ucapan apapun dari Kinara yang menghadangnya di depan pintu.Kinara hanya memutar bola matanya dengan malas, dia bergegas untuk tidur mengingat malam yang mulai larut, tidak mempedulikan Bayu yang tengah duduk di sofa ruang tamu sembari terus melamun.***Keesokan harinya, Bayu melihat istrinya yang semakin hari semakin terlihat lebih mempesona di banding sebelumnya.Nampak Kinara yang tengah mempersiapkan beberapa pesanan kuenya, dia nampak berdandan lagi hari ini, membuat Bayu, sang suami semakin ingin meliriknya lebih dekat."Mau di bantu?" Bayu sekedar berbasa-basi pada Kinara yang terlihat sibuk dengan kotak-kotak kuenya."Tidak perlu," ketus Kinara.Bayu hanya tertunduk lesu mendengar jawaban sang istri, hingga dia menemukan Nathan yang tengah bermain sendirian."Anak Papa lagi main sendiri ya? Papa temani main ya?"
Setelah selesai mengantarkan pesanan kuenya, Kinara berdandan secantik yang dia bisa, dia ingin menunjukkan pada sang pelakor, bahwa dirinya lebih cantik dari selingkuhan suaminya, bukan untuk menjauhkan pelakor dari suaminya, tapi hanya untuk membuat hati nurani sang pelakor kepanasan."Tunggu aku Intan!" gumam Kinara dengan seringainya di hadapan cermin.***Suara langkah kaki dengan sepatu hak tinggi berhasil membuat pusat perhatian, Kinara nampak anggun mengenakan dress merah jambu dengan rambutnya yang tergerai, dirinya tengah berjalan berlenggak-lenggok menampakkan tubuh proposionalnya yang bagai seorang model iklan, menghampiri seorang wanita yang terlihat telah lama menunggu kehadirannya.Kinara tersenyum pada Intan yang sedari tadi memperhatikannya dari tempat duduknya."Hai Mbak Intan, lama tidak berjumpa, apa kabar?" tanya Kinara sekedar berbasa-basi sembari menarik kursi dan duduk di sana."Baik," jawab singkat Intan, dia nampak tertunduk malu, dia berfikir Kinara akan dat