Risa memastikan ada yang tidak beres dengan Kinara, dia sempat melihat Bayu yang tengah memandang ke arah mereka dari kejauhan saat membukakan pintu untuk Kinara."Tunggu sebentar ya Mbak, aku ambilkan minum dulu," ucap Risa yang bergegas masuk ke dalam rumah.Namun alih-alih membuatkan minum, Risa justru berinisiatif untuk menelepon Arka, dia tahu, Arka adalah satu-satunya orang yang paling peduli dengan Kinara saat ini, walaupun sebenarnya dia juga tidak mengetahui apa hubungan mereka sebenarnya."Halo Pak Arka?" ucap Risa setengah berbisik ketika menyadari Arka yang telah mengangkat telepon darinya."Ada apa?" jawab Arka dari seberang telepon."Itu, Mbak Kinara tiba-tiba lari ke rumah saya dengan ketakutan, pas membukakan pintu, saya melihat suaminya yang sedang melihatnya dari kejauhan, Mbak Kinara sangat panik Pak, saya takut kalau Mbak Kinara ternyata mengalami kdrt," ujar Risa dengan panik."Oh, oke-oke saya ke sana sekarang!"Arka pun tak kalah paniknya dari Risa, namun dia sa
Bayu mengambil kunci mobil, lalu bergegas pergi entah ke mana, namun Kinara yakin, Bayu saat ini akan menemui selingkuhannya.'Haduh! kenapa Pak Arka terlalu gegabah begini' batin Risa.Karena takut terkena masalah, Risa memutuskan untuk bersembunyi di dalam rumahnya, dia hanya meminta Arka untuk datang, tapi di luar dugaan Arka justru melayangkan bogemnya ke arah wajah Bayu.Kinara nampak tengah menghela nafas panjang."Kamu tunggu di sini! aku akan mengambil obat merah untuk lukamu," ucap Kinara ketika ia melihat sudut bibir Arka yang mengeluarkan darah.Tanpa mengucap sepatah kata pun, Arka hanya menuruti perintah Kinara, dia benar-benar merasa takut jika Kinara akan membencinya karena terlalu ikut campur dalam masalah rumah tangganya saat ini. Kinara nampak keluar dari dalam rumah sembari membawa sekotak obat, ia duduk di samping Arka seraya mencari sesuatu dalam kotak obatnya."Hadap sini!" perintah Kinara pada Arka, Kinara meminta Arka agar menghadap ke arahnya, supaya lebih mu
Arka terkejut bukan main mendengar pertanyaan Kinara yang di lontarkan padanya."Aku gak kenal Risa," ucap Arka."Kamu mau bohongin aku? selain Mbak Risa, gak ada yang tahu soal kejadian tadi." Kinara merasa curiga dengan sikap Arka yang selalu berdalih ketika membahas masalah seperti ini."Mbak Risa itu udah bersuami loh Ka, jangan coba-coba buat merebut istri orang, dosa!" lanjut Kinara.Arka benar-benar di buat melongo dengan ucapan Kinara padanya, bisa-bisanya dia mengira jika Arka memiliki hubungan spesial dengan Risa, kalau pun Arka ingin merebut istri orang, yang ingin ia rebut adalah Kinara, kenapa jadi Risa?"Hah? kamu belum minum obat Ra? kenapa jadi ngelantur gini sih?" tanya Arka membari memegang dahi Kinara yang langsung di tepis olehnya."Ya terus kenapa kamu selalu ngeles saat membahas soal Mbak Risa?" tanya Kinara ingin memastikan."Ya karena emang ngak penting," ucap Arka datar."Ya udalah kalau emang gak mau cerita gak apa-apa, itu hak Kamu."Kinara merasa frustrasi
"Masih ingat untuk pulang Mas!?" Ketus Kinara melihat Bayu yang hendak memasuki rumah, namun Bayu hanya diam, tidak memberikan respon apapun, seolah tidak mendengar ucapan apapun dari Kinara yang menghadangnya di depan pintu.Kinara hanya memutar bola matanya dengan malas, dia bergegas untuk tidur mengingat malam yang mulai larut, tidak mempedulikan Bayu yang tengah duduk di sofa ruang tamu sembari terus melamun.***Keesokan harinya, Bayu melihat istrinya yang semakin hari semakin terlihat lebih mempesona di banding sebelumnya.Nampak Kinara yang tengah mempersiapkan beberapa pesanan kuenya, dia nampak berdandan lagi hari ini, membuat Bayu, sang suami semakin ingin meliriknya lebih dekat."Mau di bantu?" Bayu sekedar berbasa-basi pada Kinara yang terlihat sibuk dengan kotak-kotak kuenya."Tidak perlu," ketus Kinara.Bayu hanya tertunduk lesu mendengar jawaban sang istri, hingga dia menemukan Nathan yang tengah bermain sendirian."Anak Papa lagi main sendiri ya? Papa temani main ya?"
Setelah selesai mengantarkan pesanan kuenya, Kinara berdandan secantik yang dia bisa, dia ingin menunjukkan pada sang pelakor, bahwa dirinya lebih cantik dari selingkuhan suaminya, bukan untuk menjauhkan pelakor dari suaminya, tapi hanya untuk membuat hati nurani sang pelakor kepanasan."Tunggu aku Intan!" gumam Kinara dengan seringainya di hadapan cermin.***Suara langkah kaki dengan sepatu hak tinggi berhasil membuat pusat perhatian, Kinara nampak anggun mengenakan dress merah jambu dengan rambutnya yang tergerai, dirinya tengah berjalan berlenggak-lenggok menampakkan tubuh proposionalnya yang bagai seorang model iklan, menghampiri seorang wanita yang terlihat telah lama menunggu kehadirannya.Kinara tersenyum pada Intan yang sedari tadi memperhatikannya dari tempat duduknya."Hai Mbak Intan, lama tidak berjumpa, apa kabar?" tanya Kinara sekedar berbasa-basi sembari menarik kursi dan duduk di sana."Baik," jawab singkat Intan, dia nampak tertunduk malu, dia berfikir Kinara akan dat
"Lha? Kamu siapa bisa-bisanya memerintahku seperti itu?" jawab santai Kinara yang semakin membuat Intan naik pitam."Aku sedang hamil! dan ini anak Mas Bayu, jadi Mas Bayu harus bertanggung jawab padaku atau Kamu akan di madu!" cerca Intan, yang hanya di tanggapi Kinara dengan seringainya."Buat jadi maduku itu bukan perkara yang mudah, lagipula aku juga tidak akan mau punya keluarga dengan bandrol diskon menempel di tubuhnya," ejek Kinara dengan menekankan kata 'diskon' di ucapannya.Brak!Intan tak sadar tengah menggebrak meja di depannya, kebencian itu semakin menggebu, seluruh pengunjung tengah memperhatikan mereka dari kejauhan, nampak Intan yang awalnya berdiri kini terduduk kembali di kursinya, nafasnya menderu begitu hebat hingga tak mampu untuk berkata-kata.Sementara Kinara masih terdiam di tempat dengan senyum penuh kemenangan, memperhatikan Intan yang tengah mengontrol emosinya yang semakin memuncak."Sejak kapan Kamu mengetahui perselingkuhan Suamimu denganku?" tanya Inta
"Aku pulang dulu, pokoknya Kamu harus menikahiku secepatnya!" perintah Intan, dia merasa ketakutan dengan reaksi Bayu ketika mendengar berita kehamilannya, hingga membuatnya memutuskan untuk segera pergi dari sana.Bayu meringis frustasi, dia benar-benar bingung untuk saat ini, apa yang harus dia lakukan sekarang?***Malam pun telah tiba, Kinara yang tengah bermain dengan Nathan pun di kejutkan dengan kepulangan suaminya."Tumben jam segini sudah pulang," sinis Kinara ketika Bayu menghampiri mereka yang tengah bermain di teras rumah."Iya, hari ini tidak ada lembur," jawab Bayu dengan suara beratnya.Kinara menyadari sikap Bayu yang tidak beres, dia yakin jika Intan sudah menceritakan semua hal yang terjadi pagi tadi pada suaminya, hingga membuat Bayu menjadi seperti ini.Kinara di kejutkan dengan Bayu yang secara tiba-tiba memeluknya dari samping, nafasnya terdengar sangat berat, membuat Kinara tidak tega untuk menepisnya."Ra! aku menyayangimu dan Anak kita," ucap Bayu dengan mata
Kini Bayu harus menerima sikap Kinara yang terasa dingin, karena semua itu adalah akibat dari perbuatannya.Bayu tertunduk untuk beberapa saat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi bekerja tanpa ada Kinara yang mencium punggung tangannya.Kinara mengintip mobil Bayu yang perlahan menghilang dari halaman rumah, sebenarnya dia mendengar teriakkan suaminya, namun dia memilih untuk tidak pernah peduli, perasaan pedih dalam hatinya perlahan menghilang, hati itu kini telah mati rasa, itu akan membuatnya meninggalkan Bayu tanpa setetes pun air mata di kemudian hari.***"Mas Bayu!" Terdengar suara lantang di iringi hentakan kaki dari arah belakang Bayu yang hendak memasuki kantornya, Bayu menoleh mencari sumber suara yang tak asing di telinga."Lagi-lagi tidak mengangkat teleponku! Kamu ini sebenarnya kenapa sih!?" pekik Intan dengan suaranya yang meninggi.Bayu menatapnya dengan malas, sebenarnya tidak ingin membuang energi untuk menghadapi Intan, namun suara Intan yang terus meninggi