Share

62. Titik Akhir Sanggageni

“Pranawa!”

Arya menoleh, suara itu begitu keras memecah riuhnya perang. Seketika aliran udara terasa berhenti dan di telinganya hanya ada teriakan ayahandanya menyebut nama pamannya. Jantung pemuda itu mendadak berdegup tak normal. Desir darahnya seperti melambat dan berat untuk mengalir ke seluruh tubuh. Ia percaya ayahanda dan pamannya sedang tidak baik-baik saja.

Aswabrama segera berhenti meski tuannya sama sekali tak menarik kekangnya. Kuda itu diam tak bergerak untuk beberapa masa. Ia seperti merasakan hal yang kini tengah dialami Arya.

“Kau merasakan sesuatu, Aswabrama?” bisik Arya. “Jika kau ingin kembali ke sana, kembali lah!” Arya menunjuk ke tempat dimana segala jerit luka dan kematian menjadi satu.

Sanggageni membelalakkan matanya. Ia tak percaya atas apa yang ia lihat. Di tengah seluruh usahanya menangkis senjata apa pun yang mengarah padanya, ia masih bisa melihat kepala Pranawa terhempas ke tanah dan bergerak ke arahnya di antara kaki-kaki prajurit Astagina. Ia mengge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status