Di kerajaan Cahaya, hari ini berbeda dengan hari biasanya. Kerajaan Cahaya yang selalu memiliki cuaca hangat dan cerah. Namun, hari ini angin berhembus lebih dingin, awan terlihat mendung tetapi tidak turun hujan seperti akan ada badai yang besar.
Di sebuah kamar Kerajaan Cahaya, seorang ibu yang sedang mengandung membacakan cerita untuk putranya. Lalu tiba-tiba ibu itu merasa bahwa perutnya berkontraksi, tanda proses persalinan awal dimulai.
"Yuasa cepat panggil Ayahanda! Sepertinya mama akan melahirkan," perintah ibu itu sambil memegangi perutnya yang terasa sakit.
Anak yang bernama Yuasa mengangguk dan segera berlari. Tak lama kemudian ayah anak itu datang bersama seorang wanita. Wanita itu adalah tabib istana yang akan membantu persalinannya.
Dengan cekatan tabib istana itu membimbing pasiennya yang akan melahirkan. Tak lama berselang, terdengar suara tangisan bayi.
"Selamat Yang Mulia, Permaisuri melahirkan bayi kembar," ucap tabib istana
Rasa senang terpancar dari wajah pria itu. Dia mendapatkan bayi kembar. Lalu pria itu masuk dan melihat kedua bayi kembarnya. Bayi kembar laki-laki dan perempuan. Mereka kembar identik, wajahnya sama persis. Yang berbeda adalah warna rambutnya. Bayi perempuan berambut hitam gelap sedangkan bayi laki-laki berambut perak.
Pandangan pria itu tertuju pada bayi laki-laki itu. Dia berguman,"Tidak mungkin." Pria itu membelai bayi laki-laki itu lalu meneteskan air mata.
"Tabib, segera kenakan pakaian hangat untuk bayi ini," ucap pria itu.
Tanpa banyak bertanya, Tabib wanita itu segera membersihkan bayi itu dan mengenakan baju hangat serta selimut tebal pada bayi itu.
"Yang mulia, Anda mau bawa ke mana bayi ini?" tanya tabib wanita itu saat menyerahkan bayi laki-laki tersebut.
"Tolong urus bayi perempuanku dan permaisuri," jawab pria itu langsung pergi meninggalkan mereka.
Sementara di waktu yang sama di Kerajaan Silverstone, hujan dengan petir menyambar, terdengar suara gemuruh dan kilatan petir yang menyeramkan. Di saat gemuruh dan suara petir yang semakin menjadi terdengar tangisan bayi. Seseorang baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki. Dia adalah permaisuri Erina yang melahirkan putra keduanya.
"Permaisuri, bayi ini!" Orang yang membantu melahirkan bayi permaisuri Erina tidak bisa berkata-kata. Bayi itu dialiri aliran listrik setiap disentuh orang yang menyentuhnya merasakan tersengat listrik.
"Panggil Archilles kemari, cepat!" perintah permaisuri.
Dengan cekatan permaisuri membungkus bayinya dengan kain supaya bayi itu hangat. Orang yang membantunya melahirkan tidak berani menyentuhnya.
Sesaat kemudian seorang pria datang, permaisuri memberikan bayi itu dan memintanya ke Kerajaan Cahaya. Tanpa banyak bicara pria itu langsung pergi dengan cepat menuju Kerajaan Cahaya melewati gerbang dimensi.
Di Kerajaan Cahaya, Pria itu menggendong bayi laki-lakinya menuju sebuah kubah besar. Tempat itu sangat sepi, dia berjalan terburu-buru dan berhenti di depan sebuah gerbang. Gerbang itu adalah portal dimensi yang menghubungkan kerajaan Cahaya dengan kerajaan Silverstone. Tiba tiba portal dimensi itu mengeluarkan cahaya menyilaukan dan bayangan seseorang terlihat keluar dari dalam sana.
"Archilles!" ucap pria itu saat melihat seseorang yang keluar dari portal itu.
"Yang Mulia," jawab Archilles.
Pria yang dipanggil yang mulia oleh Archilles adalah Raja Yuichi. Nama lengkapnya Ryuichi Yuichi. Dia adalah Raja dari kerajaan Cahaya.
Archilles menceritakan kejadian kelahiran bayi yang sedang dipeluknya dengan cepat kepada raja Yuichi. Raja Yuichi mendengarkan dengan tenang. Lalu menghela napas dalam dan panjang.
"Ini sudah takdir," ucapnya. Dia juga bercerita tentang kelahiran bayi kembarnya dan Archilles mendengarkan baik-baik cerita Raja Yuichi.
"Benar-benar sulit dipercaya, kebetulan ataukah takdir," ucap Archilelles.
Akhirnya mereka menukar kedua bayi itu. Bayi Raja Yuichi dengan bayi Permaisuri Erina.
"Nama anak ini Yuan, jangan lupakan itu. Aku titipkan dia padamu jaga baik-baik," ucap Raja Yuichi.
"Dia bernama Light, nama yang sesuai untuk kelahirannya, tolong Yang Mulia menjaga dan menyayanginya," balas Archilles.
"Tentu," jawab Raja Yuichi.
Archilles kembali memasuki portal dimensi membawa Yuan bersamanya.
Raja Yuichi membawa Light dalam pelukannya, memandangnya sekilas. Rambut Light berwarna perak sama seperti Yuan. Terasa elemen petir yang kuat dari bayi Light.
Raja Yuichi kembali ke Istana bersama Light
Di Kerajaan Silverstone, Archilles kembali membawa seorang bayi laki-laki. Dia segera menemui permaisuri Erina.
“Permaisuri Erina, bayi ini bayi Raja Yuichi namanya Yuan. Raja Yuichi menitipkan bayi ini,” kata Archilles menyerahkan bayi itu ke Erina.
Erina memandang bayi laki-laki itu, “Yuan, nama yang bagus, akan kujaga dirimu bayi kecil,” Erina memandang jauh keluar jendela, “Jaga dirimu Light semoga kau aman di sana, maafkan ibu,” gumam Erina lirih.
Saat itu Raja Yuichi kembali ke Istana Kerajaan membawa bayi laki-laki. Selain dokter wanita yang membantu persalinannya tidak ada yang tahu bayi laki-laki itu bukanlah bayi permaisuri. Permaisuri yang tidak tahu mengira bayi yang digendong suaminya itu adalah anaknya.
"Yang Mulia, bayi ini kuberi nama Yui dan yang laki-laki Yuan," ucap permaisuri yang menggendong bayi perempuannya.
"Bayi ini bernama Light," jawab Raja Yuichi.
"Tapi ...." Permaisuri ingin protes seketika terdiam saat melihat suaminya menggelengkan kepala. Dia tahu apapun yang akan dia katakan tidak ada gunanya.
"Yui dan Light. Ya Light juga bagus warna rambut peraknya juga terlihat cocok dengan namanya," ucap permaisuri memandang bayi yang digendong suaminya.
10 tahun kemudian Kerajaan Silverstone "Yuan ... Yuan ...!" teriak Rainsword memanggil adiknya. Yuan sudah tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang manis. Dia terlihat sangat cantik. Banyak yang menyangka dia perempuan karena kecantikannya. "Sttts ... Kakak diamlah ini perpustakaan," jawab Yuan acuh dan kembali membalik halaman buku yang dia baca. Dari belakang, Rainsword memeluk Yuan, lalu mencubit pipinya dengan gemas. "Ehm ...." Penjaga perpustakaan berdeham untuk penarik perhatian kedua pangeran cilik itu. "Maaf Pangeran harap tenang di sini perpustakaan," ucapnya. "Siap," jaw
Hari ulang tahun Yuan tiba, sebuah pesta kecil digelar. Acara perayaan pesta ulang tahun yang biasa dilakukan seperti meniup lilin, memotong kue dan memberi hadiah. Pesta ini benar-benar sangat sederhana hanya ada keluarga dan Archilles saja tidak ada orang lain. Selesai acara Raja Edward menagih janji Archilles. "Hari ini sudah tepat 10 tahun, sekarang katakan padaku yang sebenarnya." "Apa harus sekarang, biarkan hari ini berlalu," jawab Ratu Erina. Yuan dan Rainsword yang tidak mengerti hanya bisa diam dan saling memeluk. Archilles yang melihatnya langsung angkat biacara, "Lebih baik kita cari tempat lain, tidak baik di depan anak-anak." Mereka pun setuju dan meninggalkan Yuan serta Rainsword. "Apa Ayah sangat membenci
Di dalam Istana Kristal, Kerajaan Cahaya. Yui dan Light hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke 10. Sebuah pesta sederhana yang dihadiri keluarga saja. Yui dan Light sangat senang dengan hari ulang tahunnya kali ini karena setelah berusia 10 tahun mereka dapat mengikuti ujian kristal. Yui sangat tidak sabar mengetahui kristal apakah dirinya. Apakah kristal kuning seperti kakaknya, atau kristal hijau seperti ayahnya. Kemungkinan juga kristal biru seperti Light saudara kembarnya. Pesta yang sederhana namun menyenangkan, Yui dan Light mendapatkan banyak hadiah menarik dan kejutan. Pesta berlangsung hingga pukul 10 malam. Waktu untuk tidur bagi Yui dan Light. Yui segera tidur setelah pesta usai. Saat menjelang pagi Yui terbangun, pandangan matanya tertuju pada cermin di kamarnya. Sesuatu yang berasal dari cer
Seperti biasanya Yuan membaca buku sambil berjalan. Rainsword yang melihat adiknya membaca buku sambil berjalan segera memeluknya karena di depan adiknya ada tangga dan dia bisa terjatuh karena tidak melihat. “Kebiasaan, bagaimana kalau kakak tidak ada?” “Bukankah kakak akan selalu ada untuk Yuan,” jawab Yuan yang tersenyum dan berterimakasih telah diselamatkan. “Tidak selamanya kakak akan selalu ada, dengar Yuan minggu ini kakak akan berangkat ke akademi, jadi kakak akan berada jauh dari Yuan,” kata Rainsword. Yuan menatap kakaknya lekat-lekat. “Kakak bohong ah.” “Aku tidak berbohong.” Ekspresi serius di wajah kakaknya menjawab semuanya. Kali ini kakaknya serius, d
Yuasa membawa Yui dan Light ke hutan Onyx. Mereka berdua tidak tahu siapa yang akan mereka temui. Namun yang Yui ketahui, dia bisa melatih pengguna kristal tanpa warna. Selama ini Yui belum pernah mendengar ada pengguna kristal tanpa warna. Biasanya mereka hanya akan dianggap tidak berguna karena tidak ada bedanya dengan manusia biasa. Memerlukan waktu kurang lebih enam jam perjalanan mereka telah sampai di hutan Onyx. Hutan itu terlihat seram, tapi kedua anak ini justru merasa tertantang masuk ke hutan Onyx. Mereka masuk ke dalam dan berjalan kurang lebih 45 menit dan tiba di sebuah rumah di tengah hutan. “Siapa yang mau tinggal di sini?” kata Yui. Yuasa hanya tersenyum saja, “nanti juga tahu.” Yuasa mengetuk pintu, d
Orang yang sangat mirip dengan Yui bertanya, “Siapa kamu?” “Namaku Yui,” jawabnya singkat. “Namaku Yuan,” kata orang yang mirip dengan Yui. Yui ingin memastikan sosok di depannya nyata jadi dia mengulurkan tangannya, ternyata dia juga sama mengulurkan tangannya. Tangan mereka saling bertemu, bersentuhan. Mereka saling merasakan kehadiran satu sama lain. Sesuatu yang utuh terasa ketika mereka bersama, seakan bertemu dengan belahan jiwa. Saat tangan mereka saling menggenggam, ada gaya tarik yang menarik keduanya menjauh. Energi yang begitu kuat sehingga mereka terpisah kembali. “Yuan,” teriak Yui. Berusaha meraih kembali tangan Yuan. “Yui,” teriak Yuan.
Mereka berusaha merapikan kembali semua kekacauan yang terjadi. Sebaik apapun yang mereka lakukan tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula. Beberapa goresan bekas cakar naga, perabot yang hancur juga tidak bisa dikembalikan lagi. Serapi apapun yang mereka lakukan ruangan tersebut masih terlihat berantakan karena banyaknya perabot yang rusak. Karena lelah mereka pergi tidur dan akan minta maaf besok pagi. Yui masuk ke kamar Rosaline dan Light bersama Yuasa. Keduanya langsung tertidur karena kelelahan. Malam sudah sangat larut saat Rafael pulang. Dia terkejut melihat rumahnya seperti kapal pecah. Semua sudah tidur tinggal Rosaline yang memang sengaja menunggu kedatangannya. Rosaline menceritakan semua yang terjadi. Dan Rafael hanya menghela napas panjang. “Sudahlah, Rosaline kau juga harus tidur. Istirahatlah
Yui dan Light hanya bisa diam melihat kakaknya pergi. Terutama Light yang merasa Rafael sangat keras dalam melatih dirinya. Sementara Yui, dia cukup kesal dengan cara latihan yang diberikan Rafael selama ini. Intinya mereka berdua tidak menyukai Rafael. “Baiklah kita berlatih lagi. Siapkan diri kalian aku tunggu di tempat biasa.” Rafael berjalan menuju padang rumput tempat latihan mereka. Yui dan Light mengambil peralatan yang diperlukan dan segera ke tempat latihan. Mereka tidak bersemangat. Saat tiba di tempat latihan Rafael seperti sedang meditasi. Mereka diam saja di tempat dan menunggu. “Apa yang kalian tunggu, lakukan latihan kalian,” kata Rafael. Light mulai membentuk bola petir di tangannya, dipadatkan dan semakin membesar. Yui meliha
Satu minggu setelah kejadian peperangan itu, dengan itikad baik Rafael meminta diizinkan masuk ke ruang kristal. Leiz tidak mempersulit dan membiarkan saja mereka masuk. Yuan dan Yui membawa kedua orang kakek dan neneknya untuk dimakamkan. Mereka memenuhi keinginan terakhir kedua orang itu. “Ayah dan ibu tidak berubah sama sekali, apa kejadian itu terjadi saat aku masih kecil,” lirih Raja Yuichi yang mengenang masa lalu setelah melihat kedua jasad orang tuanya. “Tidak ada yang tahu, tanyakan pada ayah atau ibu tapi kurasa mereka juga tidak tahu,” jawab Rafael. “Bagaimana dengan Yuan? Kapan dia akan dinobatkan?” tanya Raja Yuichi. “Entahlah, kami belum membicarakannya, Kerajaan Kegelapan sedang berbenah sementara Yui dan Yuan juga sedang berusaha mengembalikan dunia i
Lenora Isolde menaikkan tongkatnya dan rantai entah dari mana mulai mengikat tubuh Nacht.“Apa-apaan ini!” teriak Nacht yang mendapatkan serangan bertubi-tubi tanpa bisa membalas.Di belakang Nacht muncul sebuah pintu besar seperti pintu dimensi pada umumnya, perlahan pintu itu terbuka dan saat pintu itu terbuka lebar, semua aura hitam yang membumbung ke langit diserapnya.“Rosaline, buat barrier,” perintah Rafael yang langsung dilaksanakan dengan cepat.“Razen, ikat kaki kita semua dengan tanah, gerbang itu akan menyerap semua yang ada di sekitarnya,” ucap Rafael.Razen segera mengikat kaki semua orang dengan tanaman, Yui juga melakukan hal yang sama dengan kekuatan Seiryu, rum
Elemen petir dari ketujuh orang itu membentuk seekor naga petir yang besar. Lebih besar dari naga hitam Nacht.“Sialan, kenapa tidak kuperhitungkan itu yang mereka panggil, tujuh elemen petir,” batin Nacht. Dia teringat terakhir kali hidupnya berakhir karena jurus yang sama. Naga petir yang dibuat oleh tujuh orang berelemen petir yang dikirim Raja Cahaya waktu itu, saat pertarungan terakhirnya.Naga petir itu menghancurkan naga hitam Nacht dengan cepat naga itu menghilang. Lalu Naga itu juga mengelilingi Nacht hingga di sekitarnya teraliri petir yang kuat. Nacht merasakan getaran dalam tubuhnya dan apa yang telah dia serap mulai keluar satu persatu.“Yuan sekarang!” teriak Raja Yuichi.“Baik,” jawab Yuan.
Cahaya itu mulai menghilang, bayangan seseorang yang berada di tengah ledakan terlihat. Dia masih hidup meskipun penuh dengan luka.“Yui, dia masih hidup. Aku sudah tidak punya tenaga lagi.” Yuan terduduk di tempatnya sekarang. Energinya telah habis tak tersisa, begitu pula dengan kembarannya.“Kita hanya bisa pasrah sekarang,” balas Yui yang tak tahu lagi harus berbuat apa. Dari tempatnya dia melihat tubuh Rafael di kejauhan, dia merasa sebentar lagi akan menyusulnya menemaninya di alam lain.Bukan hanya si kembar yang pasrah, yang lain juga hanya bisa menelan ludah, bagaimana mereka menghadapi satu orang saja masih belum bisa.“Bagaimana? siapa yang akan menolong kalian?”Nach
Yuan yang merasakan tubuhnya seharusnya terjatuh ke tanah tapi ada seseorang yang menahannya. Dia pun segera menoleh ke arah orang yang menahan tubuhnya itu.“Kak Razen!” seru Yuan melihat orang yang dikenalnya itu.Bukan hanya dia tapi ada Xavier dan Ernest yang datang ke tempatnya.“Jadi kita apakan orang ini?” tanya Xavier yang sudah ingin menguliti makhluk yang dia bangkitkan dengan darah Yuasa.“Tidak ada,” jawab Yuan, dia duduk dan dibantu Ernest untuk memulihkan diri. Pria itu memberikan ramuan kepada Yuan, dan dengan menurut dia meminumnya hingga habis.“Apa yang kau lakukan padaku! Lihat saja kalau aku terlepas kau akan menyesal,” ancam Nacht yang masih berusaha melepas
Rafael tersenyum masam, takdir benar-benar mempermainkannya. Dia bahkan belum jatuh cinta dan hidupnya sudah harus berakhir. Dia juga belum sempat melihat dunianya kembali. Tapi tidak masalah, setidaknya gadis di depannya tidak mengalami rasa sakit yang kini dialami saat ini.“Bukankah seharusnya aku hidup denganmu, Yui,” lirih Rafael yang membuat Yui berhenti terisak.“Paman,”“Aku belum mau mati, jadi tenanglah, aku tidak mudah mati, benarkan,” lirih Rafael yang terus memandang gadis yang selalu menyusahkannya sekaligus mengisi hari-harinya selama ini.“Kenapa baru kusadari, berat rasanya melepaskan gadis ini,” batin Rafael.“Yui, boleh paman memelukmu?&rdquo
Lenora Isolde, Ratu dari Kerajaan Awan. Sang Penguasa dunia lain, dia tidak pernah ikut campur urusan dunia di bawahnya, baik dunia manusia, dunia kristal apalagi dunia bawah. Dia sang penguasa mimpi dan persimpangan, peramal masa depan.“Apa yang membuat seorang Lenora Isolde turun dari singgasananya?” tanya Rafael yang hampir tidak percaya dengan matanya. Melihat sang Ratu Awan di depan mata.“Persimpangan, kali ini ada banyak persimpangan, bahkan kau juga memiliki persimpangan, Rafael. Hidup atau mati, ah selalu tidak menentu,” jawab Lenora yang kata-katanya bagaikan misteri di telinga Rafael.“Apa Sawatari yang memanggilmu?” tanya Rafael kembali.“Salah satunya, permintaanya akan jiwa Yuasa, kau pasti tahu itu,” j
Siapa yang siap berperang? Jika ditanya, apakah siap untuk berperang? Semua akan menjawab tidak siap. Bahkan mereka yang saat ini berjalan menyerang juga tidak yakin dengan tindakannya. Mereka hanya mengikuti perintah, takut dan tidak bisa berbuat atas keinginan sendiri.Yuan menatap ribuan pasukan yang menghadang dan melihat kesiapan penduduk yang sudah memegang senjata dengan tatapan takut. Namun, keberanian menjadi muncul saat semua yang mereka kenal maju bersama, saling menguatkan.“Aku belum siap,” lirih Yuan, menelan ludahnya. Ada ketakutan dalam hatinya, dialah yang harus menghadapi sang pembawa petaka tapi saat ini dia belum cukup kuat.“Aku ada bersamamu,” ucap Yui menguatkan Yuan. Dia menggenggam tangan saudara kembarnya, menatap lautan pasukan yang berwarna hitam.
Pegunungan Jade, tinggi menjulang dengan lebatnya tanaman dan monster yang ada. Mereka berdua telah sampai di puncaknya. Sepi, tidak seperti yang dipikirkan Rosaline tentang desa naga.“Kau berpikir ada banyak naga di sini?” tebak Pangeran Yuasa.“Ya, ini desa naga seharusnya banyak naga disini,” jawab Rosaline.“Ada, kemarilah.” Pangeran Yuasa mengajak Rosaline masuk ke ruang bawah tanah. Tempat itu tidak terlihat dari permukaan, mereka berada di sebuah ruangan besar yang berada di dalam tanah. Mereka menelusuri lorong gelap dan lembab yang minim cahaya, kemudian tiba di sebuah ruang besar.“Akhirnya kau kembali juga,” suara serak naga yang berbicara dalam bahasa mereka.