Yuan menatap Istana Kegelapan dari rumah Ernest, ada perasaan tak enak yang ia rasakan. Awan gelap menggantung di atas Istana Kegelapan menambah kesuraman istana yang terlihat gelap itu.
“Ada apa Yuan?” tanya Yui.
“Entahlah, ada sesuatu yang aneh, perasaan tidak nyaman dengan Istana Kegelapan. Seperti ada yang tidak beres di sana,” jawab Yuan masih memandang Istana Kegelapan.
Roh alam masih mengelilingi Yuan, sebagian sudah terbang mengembalikan alam dengan kekuatan Yuan. Mereka yang datang dialirkan kekuatan pemurnian olehnya hingga roh alam itu memiliki kemampuan seperti Yuan untuk sementara, memurnikan alam.
“Apa kau tidak lelah? memberikan energimu terus menerus, meskipun kecil, mereka banyak,” ucap Yui duduk di dekat Yuan ya
Leiz Schwarz diangkat menjadi penasehat kerajaan setelah menghilangnya Raja Kegelapan keempat. Mereka percaya dengan kemampuan dan kebijakannya. Pengganti raja saat itu adalah Zefa, sepupu dari raja terdahulu. Sayangnya ia tidak memiliki kecakapan yang cukup sebagai pengganti raja. Sebagai penasehat Leiz menjadikan Zefa, sebagai raja yang layak. Namun, semua orang tahu keputusan yang diambil Zefa semua berasal dari Leiz. Hingga Zefa memilih mundur dari jabatannya. Sehingga tidak ada lagi raja di Kerajaan Kegelapan.Leiz sendiri sebenarnya ingin menduduki tahta kerajaan, tetapi tanpa garis keturunan raja hal itu tak mungkin bisa menjadikannya seorang raja. Karena ambisinya, dia mulai membuat rencana bersama Morgan, tangan kanannya. Jika saja dia memiliki kesempatan untuk membuktikan kekuatannya maka rakyat akan mengangkatnya menjadi raja. Satu-satunya raja yang p
Xavier bersama Aizen menuju istana secepat yang mereka bisa. Penjaga istana melarang mereka masuk akan tetapi Xavier tidak mengindahkan dan menyerang para penjaga lalu masuk ke dalam istana. Kosong, yang mereka cari tidak ada di sana. Mereka berdua menanyai beberapa pengawal dan prajurit serta pelayan yang ada untuk mendapatkan informasi. Yang mereka tahu, ketiganya pergi meninggalkan istana setelah bertemu dengan penasehat istana.“Tuan, bagaimana sekarang?” Aizen menanyakan langkah selanjutnya saat tidak mendapatkan yang mereka cari di istana.Xavier terdiam. Dia terlihat sedang berpikir, karenanya Aizen masih menunggu jawaban darinya. Sesaat kemudian, ia berkata, “ Kita ke tempat Ernest, Razen dekat dengannya. Mungkin saja Ernest tahu sesuatu.”Langkah xavier terhenti, lalu ber
Gerbang dimensi di hutan Onyx terbuka, ketiganya melangkah keluar. Razen menggendong Yuan bersamanya.“Bagaimana ke istana? tidak mungkin jalan kaki,” tutur Xavier memandang sekeliling yang tidak ada apapun.“Dengan Seiryu,” jawab Yui, dia sudah memanggil naga hijau itu keluar.“Tuan Xavier, ikutlah denganku,” saran Razen setelah menyerahkan Yuan bersama Yui di punggung Seiryu dan mengudara.“Tidak secepat Seiryu tapi lebih baik daripada berjalan kaki,” lanjut Razen. Xavier pun mengangguk. Lalu sulur-sulur keluar dari tanah, berkumpul di bawah kaki Razen dan terbuka kelopak bunga raksasa yang menelan Xavier dan Razen masuk ke dalam tanah.Seiryu mencapai istana
Yuan terbangun di sebuah kamar, ini bukan kamar miliknya. Ia menoleh dan mendapati Yui tertidur di sampingnya. duduk di kursi dan meletakkan kepalanya di ranjang tempat ia tidur. Tak ingin membangunkannya ia hanya bangun dan duduk diatas tempat tidur melihat sekeliling.“Dimana ini, rasanya bukan dunia bawah. udaranya terasa berbeda.” gumam Yuan.Ia melihat ke arah jendela yang masih tertutup gorden. Tidak terlihat cahaya dari luar yang artinya hari masih cukup larut. Demamnya sudah reda, ia memeriksa sendiri dengan meletakkan tangan di dahinya. hingga menyadari warna rambut peraknya belum berubah menjadi hitam, lalu meraba kepalanya yang ternyata tidak ada tanduk juga.“Aneh,” pikir Yuan saat merasakan kristal hitamnya kembali tapi wujudnya masih sama seperti sebelum ia tahu wujud Raja Kegel
Dunia mimpi, seperti namanya tidak sama dengan dunia nyata. Dunia ini sangat labil dan terus berubah seiring perubahan sang pemilik mimpi. Kedua anak kembar yang masuk ke dunia ini memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan kehendak dari sang mimpi. Mereka berdua adalah anak istimewa.“Yuan, dimana Kakak?” Yui bertanya saat mendapati dirinya dalam wujud Suzaku. Sayap merah di punggungnya dan rambut kemerahan serta iris mata yang membara.“Kita ikuti benang merah ini,” jawab Yuan. Dia juga dalam wujud yang berbeda, sepasang sayap putih hampir tak terlihat, sayap sang sylph, roh angin.“Dari mana benang merah ini?” tanya Yui karena saudara kembarnya terlihat sangat yakin dengan petunjuk itu.“Pengorbanan, Yui. Cinta yang tulu
Yuan kembali ke dunia bawah bersama dengan Xavier dan Razen. Mereka berdua sangat khawatir dengan kondisi Yuan yang aneh setelah kembali dari dunia mimpi. "Sudah lebih baik sejak menginjakkan kaki di dunia bawah. Apa kau tidak merasa aneh dengan kondisinya?" ucap Xavier. "Dia pemilik dua kristal, dan sekarang hanya satu kristal. Kemungkinan tubuhnya belum beradaptasi, apalagi kemarin keduanya terlepas dari tubuhnya." Razen memandang Yuan yang sudah terlihat tenang dalam tidurnya. "Tetap saja ini aneh, aliran darahnya terkadang kacau, terkadang teratur sendiri, dia pasti memiliki suatu rahasia. Serpihan kristal tidak mungkin bisa menahan tubuhnya yang kehilangan kristal. Pasti ada sesuatu yang lebih kuat dari serpihan kristal yang membuatnya tetap bertahan."
Detik berikutnya Yuan sudah berhenti terisak, dia menyibakkan selimut dan duduk. Xavier masih ada di sampingnya, keduanya diam. "Akulah yang pantas mendapat sebutan anak pembawa petaka," ucap Yuan tiba-tiba yang membuat Xavier tak mengerti kenapa ia mengatakan hal itu. "Bukan Yui, meski dia adalah pemilik kristal tanpa warna, tapi aku." Yuan memandang langit yang mulai menjadi gelap seiring terbenamnya matahari. "Tuan muda …," Xavier ingin menghibur tapi tak tahu harus berkata apa. "Aku yang menyebabkan Ayahanda terkontaminasi, Paman. Bisakah kau bayangkan? Menjadi penyebabnya dari kekuatannya yang terus berkurang karena aku. Jika aku tidak lahir dia tidak akan terkontaminasi dan seperti sekarang, terpaksa mengorbankan dirinya untuk tetap menyalakan cahay
Satu minggu setelah kejadian itu kondisi Yuasa sudah semakin membaik. Ia sudah bisa berjalan tanpa bantuan orang lain, dan ia mulai berlatih mengayunkan pedang kayu. Pedang besi belum mampu ia gunakan, terlalu berat sehingga ia memilih pedang kayu. "Sudah lebih baik?" tanya Rosaline yang memperhatikan latihan Yuasa. "Ya, sedikit. Tapi ini jauh dari apa yang kuharapkan," jawab Yuasa memperhatikan Rosaline yang terlihat biasa saja. "Kurasa berlatih dengan Adrian lagi akan lebih baik," lanjut Yuasa. "Itu tidak perlu, Pangeran akan berlatih dengan saya." Suara yang tak dikenal Yuasa, ia pun menoleh mencari sumber suara tersebut. "Paman Archilles!" seru Yuasa yang kemudian menyarungkan pedangnya dan memberi salam.
Satu minggu setelah kejadian peperangan itu, dengan itikad baik Rafael meminta diizinkan masuk ke ruang kristal. Leiz tidak mempersulit dan membiarkan saja mereka masuk. Yuan dan Yui membawa kedua orang kakek dan neneknya untuk dimakamkan. Mereka memenuhi keinginan terakhir kedua orang itu. “Ayah dan ibu tidak berubah sama sekali, apa kejadian itu terjadi saat aku masih kecil,” lirih Raja Yuichi yang mengenang masa lalu setelah melihat kedua jasad orang tuanya. “Tidak ada yang tahu, tanyakan pada ayah atau ibu tapi kurasa mereka juga tidak tahu,” jawab Rafael. “Bagaimana dengan Yuan? Kapan dia akan dinobatkan?” tanya Raja Yuichi. “Entahlah, kami belum membicarakannya, Kerajaan Kegelapan sedang berbenah sementara Yui dan Yuan juga sedang berusaha mengembalikan dunia i
Lenora Isolde menaikkan tongkatnya dan rantai entah dari mana mulai mengikat tubuh Nacht.“Apa-apaan ini!” teriak Nacht yang mendapatkan serangan bertubi-tubi tanpa bisa membalas.Di belakang Nacht muncul sebuah pintu besar seperti pintu dimensi pada umumnya, perlahan pintu itu terbuka dan saat pintu itu terbuka lebar, semua aura hitam yang membumbung ke langit diserapnya.“Rosaline, buat barrier,” perintah Rafael yang langsung dilaksanakan dengan cepat.“Razen, ikat kaki kita semua dengan tanah, gerbang itu akan menyerap semua yang ada di sekitarnya,” ucap Rafael.Razen segera mengikat kaki semua orang dengan tanaman, Yui juga melakukan hal yang sama dengan kekuatan Seiryu, rum
Elemen petir dari ketujuh orang itu membentuk seekor naga petir yang besar. Lebih besar dari naga hitam Nacht.“Sialan, kenapa tidak kuperhitungkan itu yang mereka panggil, tujuh elemen petir,” batin Nacht. Dia teringat terakhir kali hidupnya berakhir karena jurus yang sama. Naga petir yang dibuat oleh tujuh orang berelemen petir yang dikirim Raja Cahaya waktu itu, saat pertarungan terakhirnya.Naga petir itu menghancurkan naga hitam Nacht dengan cepat naga itu menghilang. Lalu Naga itu juga mengelilingi Nacht hingga di sekitarnya teraliri petir yang kuat. Nacht merasakan getaran dalam tubuhnya dan apa yang telah dia serap mulai keluar satu persatu.“Yuan sekarang!” teriak Raja Yuichi.“Baik,” jawab Yuan.
Cahaya itu mulai menghilang, bayangan seseorang yang berada di tengah ledakan terlihat. Dia masih hidup meskipun penuh dengan luka.“Yui, dia masih hidup. Aku sudah tidak punya tenaga lagi.” Yuan terduduk di tempatnya sekarang. Energinya telah habis tak tersisa, begitu pula dengan kembarannya.“Kita hanya bisa pasrah sekarang,” balas Yui yang tak tahu lagi harus berbuat apa. Dari tempatnya dia melihat tubuh Rafael di kejauhan, dia merasa sebentar lagi akan menyusulnya menemaninya di alam lain.Bukan hanya si kembar yang pasrah, yang lain juga hanya bisa menelan ludah, bagaimana mereka menghadapi satu orang saja masih belum bisa.“Bagaimana? siapa yang akan menolong kalian?”Nach
Yuan yang merasakan tubuhnya seharusnya terjatuh ke tanah tapi ada seseorang yang menahannya. Dia pun segera menoleh ke arah orang yang menahan tubuhnya itu.“Kak Razen!” seru Yuan melihat orang yang dikenalnya itu.Bukan hanya dia tapi ada Xavier dan Ernest yang datang ke tempatnya.“Jadi kita apakan orang ini?” tanya Xavier yang sudah ingin menguliti makhluk yang dia bangkitkan dengan darah Yuasa.“Tidak ada,” jawab Yuan, dia duduk dan dibantu Ernest untuk memulihkan diri. Pria itu memberikan ramuan kepada Yuan, dan dengan menurut dia meminumnya hingga habis.“Apa yang kau lakukan padaku! Lihat saja kalau aku terlepas kau akan menyesal,” ancam Nacht yang masih berusaha melepas
Rafael tersenyum masam, takdir benar-benar mempermainkannya. Dia bahkan belum jatuh cinta dan hidupnya sudah harus berakhir. Dia juga belum sempat melihat dunianya kembali. Tapi tidak masalah, setidaknya gadis di depannya tidak mengalami rasa sakit yang kini dialami saat ini.“Bukankah seharusnya aku hidup denganmu, Yui,” lirih Rafael yang membuat Yui berhenti terisak.“Paman,”“Aku belum mau mati, jadi tenanglah, aku tidak mudah mati, benarkan,” lirih Rafael yang terus memandang gadis yang selalu menyusahkannya sekaligus mengisi hari-harinya selama ini.“Kenapa baru kusadari, berat rasanya melepaskan gadis ini,” batin Rafael.“Yui, boleh paman memelukmu?&rdquo
Lenora Isolde, Ratu dari Kerajaan Awan. Sang Penguasa dunia lain, dia tidak pernah ikut campur urusan dunia di bawahnya, baik dunia manusia, dunia kristal apalagi dunia bawah. Dia sang penguasa mimpi dan persimpangan, peramal masa depan.“Apa yang membuat seorang Lenora Isolde turun dari singgasananya?” tanya Rafael yang hampir tidak percaya dengan matanya. Melihat sang Ratu Awan di depan mata.“Persimpangan, kali ini ada banyak persimpangan, bahkan kau juga memiliki persimpangan, Rafael. Hidup atau mati, ah selalu tidak menentu,” jawab Lenora yang kata-katanya bagaikan misteri di telinga Rafael.“Apa Sawatari yang memanggilmu?” tanya Rafael kembali.“Salah satunya, permintaanya akan jiwa Yuasa, kau pasti tahu itu,” j
Siapa yang siap berperang? Jika ditanya, apakah siap untuk berperang? Semua akan menjawab tidak siap. Bahkan mereka yang saat ini berjalan menyerang juga tidak yakin dengan tindakannya. Mereka hanya mengikuti perintah, takut dan tidak bisa berbuat atas keinginan sendiri.Yuan menatap ribuan pasukan yang menghadang dan melihat kesiapan penduduk yang sudah memegang senjata dengan tatapan takut. Namun, keberanian menjadi muncul saat semua yang mereka kenal maju bersama, saling menguatkan.“Aku belum siap,” lirih Yuan, menelan ludahnya. Ada ketakutan dalam hatinya, dialah yang harus menghadapi sang pembawa petaka tapi saat ini dia belum cukup kuat.“Aku ada bersamamu,” ucap Yui menguatkan Yuan. Dia menggenggam tangan saudara kembarnya, menatap lautan pasukan yang berwarna hitam.
Pegunungan Jade, tinggi menjulang dengan lebatnya tanaman dan monster yang ada. Mereka berdua telah sampai di puncaknya. Sepi, tidak seperti yang dipikirkan Rosaline tentang desa naga.“Kau berpikir ada banyak naga di sini?” tebak Pangeran Yuasa.“Ya, ini desa naga seharusnya banyak naga disini,” jawab Rosaline.“Ada, kemarilah.” Pangeran Yuasa mengajak Rosaline masuk ke ruang bawah tanah. Tempat itu tidak terlihat dari permukaan, mereka berada di sebuah ruangan besar yang berada di dalam tanah. Mereka menelusuri lorong gelap dan lembab yang minim cahaya, kemudian tiba di sebuah ruang besar.“Akhirnya kau kembali juga,” suara serak naga yang berbicara dalam bahasa mereka.