Melihat mangsanya kabur tak menyurutkan niatnya sedikit pun untuk mengejar apa yang sudah diperintahkan. Membawa sang gadis ke hadapan tuannya.
"Setidaknya aku sudah tahu seperti apa wajahmu," gumam bayangan dari Nacht.
Dia berjalan menuju gerbang dimensi yang dijaga oleh Aizen. Tanpa perlu banyak kata ia menebas Aizen hingga terluka parah dan tak bisa menghalangi jalannya.
"Tunggulah, Cantik aku akan ke tempatmu," ucapnya saat memasuki gerbang dimensi.
Aizen berusaha sekuat tenaga untuk bertahan, setidaknya bisa mengabarkan apa yang ia lihat kepada Razen. Sayangnya tubuhnya tak lagi mampu berjalan jauh dan tersungkur di tengah jalan menuju desa.
Sementara bayangan itu sudah sampai di hutan Onyx tempat dimana gerbang di
Yuan berhasil kabur, tujuan mereka hanya menyelamatkan Selena dari tempat itu. Tidak ada sedikitpun keinginan untuk melawan sang pembawa petaka. Ia menunggu di depan kastil lalu tak lama kemudian Razen muncul bersama Selena."Kembali, kita harus selamatkan Xavier!" pinta Selena sudah setengah menangis."Tenanglah, dia akan baik-baik saja," bujuk Razen kepada Selena yang terus memohon untuk menolong Xavier."Salamander, kembali," ucap Yuan lalu gelang di tangannya bercahaya. Makhluk api itu kembali ke alamnya, dunia tempat seharusnya para roh tinggal."Tuan muda bagaimana keadaan anda?" tanya Ernest yang kemudian memeriksa pergelangan tangan Yuan."Bagus sepertinya racunnya sudah benar-benar hilang," ucap Ernest.&n
Yuan kebingungan kenapa gerbang dimensi tidak mau terbuka. Dia terus saja mencari-cari kata yang tepat atau menekan sandi-sandi di sekitar gerbang dimensi."Sial!" teriaknya kesal.Aizen yang masuk perlahan bersama dengan Razen mengamati gerbang dimensi dengan seksama."Terkunci," ucap Aizen."Apa ada cara untuk membukanya?" tanya Yuan yang tidak sabar ingin ke dunia atas."Dia bisa menguncinya," ucap Aizen yang meraba salah satu simbol yang kini berwarna lebih gelap dari yang lain."Maksudmu sang pembawa petaka?" tanya Yuan yang kini semakin panik. Pasalnya ia menginginkan Yui, dan kini dirinya tidak bisa ke dunia atas untuk memperingatkan saudara kembarnya itu.
Yui masih berada di hutan Onyx, terdiam dan terpaku memandang gerbang dimensi. Yoru mendekati Yui yang sendirian di hutan Onyx. "Yui," panggil Yoru yang sontak mengagetkan si pemilik nama. Yui menoleh mencari sumber suara yang ternyata berasal dari pria yang kini berdiri di hadapannya. "Kak Yoru, bagaimana bisa di sini?" tanya Yui yang merasa aneh dengan kemunculannya. "Apa yang kau lakukan disini? Berbahaya seorang gadis sendirian," balasnya yang tidak menjawab pertanyaan Yui. "Ah, Kakak benar. Kalau begitu permisi," pamit Yui dan langsung pergi bersama Seiryu. "Bukankah dia sangat aneh, tidak terasa hawa keberadaannya seakan dia itu memang tidak nyata," batin Yui yan
Rainsword tidak memerlukan waktu untuk berpikir maupun menimbang-nimbang lagi. Dia langsung menuju Akademi tempatnya belajar. Ruangan penanggung jawab menjadi tempat pertama yang dia tuju."Tuan Agni, maaf mengganggu," sapa Rainsword setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk."Ada apa Pangeran Rain? Bukankah seharusnya kau dirumah, ini masih liburan," jawab Agni yang masih sibuk membaca berkas dan menandatanganinya.Rainsword segera menceritakan tentang kejadian di dunia bawah, tentang sang pembawa petaka yang telah dibangkitkan Xavier dan juga rencananya yang ingin menghancurkan dunia. Agni yang mendengar cerita Rainsword menghentikan aktivitasnya lalu memandang pemuda di depannya lurus-lurus."Bagaimana dengan Pangeran Yuasa?" tanya Agni dengan wajah serius.
Light telah sampai di Kerajaan Silverstone seorang diri, tidak bersama kakaknya maupun Ren. Seperti rencana awal dia akan membujuk sang ayah untuk mau berpartisipasi dalam peperangan nanti. Mau tidak mau dunia manusia akan ikut terlibat dalam peperangan nanti.Ruang kerja sang raja terlihat dijaga oleh dua pengawal, saat melihat kedatangan Light satu diantaranya masuk ke dalam untuk menyampaikan kedatangan pangeran kedua.Rasanya tidak adil, perlakuan ayahnya kepada Light dan Yuan sangat berbeda. Dan seakan telah dilupakan, keberadaan Yuan tak lagi diingat orang-orang di istana.“Apa Yuan menghilangkan ingatan orang-orang atas dirinya,” gumam Light ketika mereka menyapanya dengan sebutan pangeran kedua yang merupakan panggilan Yuan selama ini.“Pa
Light kembali mendatangi pemimpin pasukan, jenderal yang kemarin ia temui lalu bersama dengan beberapa jendral lainnya. Ada lima jenderal yang diperbolehkan Raja Edward untuk dibawahi oleh Light."Apa raja tidak salah, meskipun dia pangeran tapi masih anak-anak," bisik salah satu dari mereka."Raja sendiri yang memintaku untuk mengumpulkan kalian dan harus mengikuti instruksinya," jawab jendral yang kemarin dipertemukan dengan Light.Light yang melihat ketidakpercayaan mereka merasa harus segera bertindak. Dia tidak ingin ada masalah di lain waktu."Apa kalian meragukanku?" tanya Light menatap kelima jenderal tersebut.Salah satu dari mereka mulai bicara."Aku hanya tidak su
Daerah pertanian terbesar sudah selesai memanen semua ladang. Hasil panen yang berlimpah membuat senang seluruh penduduk yang ada. Setidaknya mereka tidak akan kelaparan hingga panen berikutnya. Lahan sudah bisa digarap kembali, tanah yang tandus kembali subur. Ucapan terima kasih kepada pemuda yang telah mengembalikan ladang mereka tersemat di dalam dada. Si pemuda telah pergi tanpa sempat kata itu terucap dari mulut para penduduk.Rasa senang yang sesaat mendadak menghilang ketika ratusan prajurit istana berdatangan bersama Penasehat Kerajaan Leiz Schwarz. Ketakutan menyelimuti penduduk di daerah pertanian tersebut."Bawa semua pemuda di tempat ini!" perintahnya dan ratusan prajurit itu mendatangi semua rumah penduduk serta menarik pemudanya lalu mengumpulkannya di alun-alun kota.
Kerajaan Cahaya.Yui menemui Raja Yuichi untuk memberikan informasi dari Yuan. Sang raja dengan tenang memperhatikan setiap perkataan Yui. Pangeran Yuasa serta Ratu Sawatari yang juga ada di sana ikut mendengarkan."Jadi kau akan ke Ergions?" tanya Raja Yuichi, dan Yui mengangguk."Raja Arlen pasti bersedia membantu jika saya yang memintanya, Ayahanda," jawab Yui penuh percaya diri."Mereka tidak suka ikut campur urusan bangsa lain, jadi jika mereka menolak kita harus mencari bala bantuan lain," timpal Raja Yuichi."Kita himpun kekuatan dari Kerajaan Cahaya, semua bangsa kita kumpulkan, terutama Red Ruby," ucap Pangeran Yuasa yang ikut memberikan usulan."Benar, Red Ruby dan juga