Yuan terbaring di kamarnya dalam keadaan tidak sadarkan diri. Razen meminta Mira memanggilkan Ernest secepatnya sementara Xavier yang tak mengerti apa yang sedang terjadi langsung mendatangi Razen.
"Kenapa dia, Razen!"
"Pingsan," jawab Razen singkat.
"Aku juga tahu dia pingsan, tapi pingsan kenapa?" Xavier mendekati Yuan dan memeriksanya.
"Kenapa dia kehilangan banyak energi? Bahkan terkuras hampir habis," tanya Xavier memandang tajam Razen dan menuntun jawaban.
"Dia bersikeras mengembalikan lahan pertanian, kau tahu lahan itu luas, berpetak-petak tanah dalam satu desa dan ia berusaha mengembalikan itu semua. Dia kehabisan energi dalam prosesnya," jelas Razen.
"Apa yan
Terima kasih sudah membaca novel ini, tetap dukung penulis dengan memberikan komentar dan vote (Gems). Happy Reading ^^v
Hari ini Yuan menceritakan apa yang ia lakukan kemarin saat pergi seharian tanpa pamit. Razen dan Xavier serta Mira mendengarkan apa yang ia ceritakan dengan tenang."Tuan muda yakin itu akan berhasil?" tanya Razen."Tidak, karena itu, aku ingin Kak Razen membantuku. Kemarin aku ada di sana dan mengendalikan langsung mereka. Sampai proses penyiraman kurasa tidak akan ada masalah, proses terakhir penumbuhan dengan cepat, aku tidak yakin itu bisa dilakukan dari jauh," jelas Yuan.Razen bangkit dari tempat duduknya dan tak lama kemudian kembali membawa sebuah gulungan kertas yang kemudian ia bentangkan di atas meja."Ini peta dunia bawah, disini, disini adalah daerah-daerah pertanian. Dan ini pertanian terbesar di dunia bawah, suplai makanan terbesar ada di sana. Lalu
Leiz terdiam di dalam ruang kerjanya, ia berpikir keras bagaimana caranya mengendalikan sang pembawa petaka. Dari segi kekuatan ternyata dia sangat kuat dan dirinya bukanlah tandingannya."Sial, kenapa seperti ini," umpatnya.Rencananya menguasai dunia akan gagal dan dia hanya akan menjadi kacung saja. pesuruh dari sang penguasa dan hal itu paling ia benci. Susah payah menyingkirkan para raja, tetapi dirinya tidak bisa dinobatkan menjadi raja. Tidak ada keturunan maupun kemampuan membuatnya frustasi hingga mencari jalan lain. Dan kini jalan lain itu juga buntu.Tiba-tiba terbesit rencana jahat darinya, senyum melebar dan tawanya menggema di ruangannya. Ia berdiri, bangkit dari kursinya dan segera melancarkan apa yang baru saja terpikir olehnya.Leiz mendatangi sang pemba
Melihat mangsanya kabur tak menyurutkan niatnya sedikit pun untuk mengejar apa yang sudah diperintahkan. Membawa sang gadis ke hadapan tuannya."Setidaknya aku sudah tahu seperti apa wajahmu," gumam bayangan dari Nacht.Dia berjalan menuju gerbang dimensi yang dijaga oleh Aizen. Tanpa perlu banyak kata ia menebas Aizen hingga terluka parah dan tak bisa menghalangi jalannya."Tunggulah, Cantik aku akan ke tempatmu," ucapnya saat memasuki gerbang dimensi.Aizen berusaha sekuat tenaga untuk bertahan, setidaknya bisa mengabarkan apa yang ia lihat kepada Razen. Sayangnya tubuhnya tak lagi mampu berjalan jauh dan tersungkur di tengah jalan menuju desa.Sementara bayangan itu sudah sampai di hutan Onyx tempat dimana gerbang di
Yuan berhasil kabur, tujuan mereka hanya menyelamatkan Selena dari tempat itu. Tidak ada sedikitpun keinginan untuk melawan sang pembawa petaka. Ia menunggu di depan kastil lalu tak lama kemudian Razen muncul bersama Selena."Kembali, kita harus selamatkan Xavier!" pinta Selena sudah setengah menangis."Tenanglah, dia akan baik-baik saja," bujuk Razen kepada Selena yang terus memohon untuk menolong Xavier."Salamander, kembali," ucap Yuan lalu gelang di tangannya bercahaya. Makhluk api itu kembali ke alamnya, dunia tempat seharusnya para roh tinggal."Tuan muda bagaimana keadaan anda?" tanya Ernest yang kemudian memeriksa pergelangan tangan Yuan."Bagus sepertinya racunnya sudah benar-benar hilang," ucap Ernest.&n
Yuan kebingungan kenapa gerbang dimensi tidak mau terbuka. Dia terus saja mencari-cari kata yang tepat atau menekan sandi-sandi di sekitar gerbang dimensi."Sial!" teriaknya kesal.Aizen yang masuk perlahan bersama dengan Razen mengamati gerbang dimensi dengan seksama."Terkunci," ucap Aizen."Apa ada cara untuk membukanya?" tanya Yuan yang tidak sabar ingin ke dunia atas."Dia bisa menguncinya," ucap Aizen yang meraba salah satu simbol yang kini berwarna lebih gelap dari yang lain."Maksudmu sang pembawa petaka?" tanya Yuan yang kini semakin panik. Pasalnya ia menginginkan Yui, dan kini dirinya tidak bisa ke dunia atas untuk memperingatkan saudara kembarnya itu.
Yui masih berada di hutan Onyx, terdiam dan terpaku memandang gerbang dimensi. Yoru mendekati Yui yang sendirian di hutan Onyx. "Yui," panggil Yoru yang sontak mengagetkan si pemilik nama. Yui menoleh mencari sumber suara yang ternyata berasal dari pria yang kini berdiri di hadapannya. "Kak Yoru, bagaimana bisa di sini?" tanya Yui yang merasa aneh dengan kemunculannya. "Apa yang kau lakukan disini? Berbahaya seorang gadis sendirian," balasnya yang tidak menjawab pertanyaan Yui. "Ah, Kakak benar. Kalau begitu permisi," pamit Yui dan langsung pergi bersama Seiryu. "Bukankah dia sangat aneh, tidak terasa hawa keberadaannya seakan dia itu memang tidak nyata," batin Yui yan
Rainsword tidak memerlukan waktu untuk berpikir maupun menimbang-nimbang lagi. Dia langsung menuju Akademi tempatnya belajar. Ruangan penanggung jawab menjadi tempat pertama yang dia tuju."Tuan Agni, maaf mengganggu," sapa Rainsword setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk."Ada apa Pangeran Rain? Bukankah seharusnya kau dirumah, ini masih liburan," jawab Agni yang masih sibuk membaca berkas dan menandatanganinya.Rainsword segera menceritakan tentang kejadian di dunia bawah, tentang sang pembawa petaka yang telah dibangkitkan Xavier dan juga rencananya yang ingin menghancurkan dunia. Agni yang mendengar cerita Rainsword menghentikan aktivitasnya lalu memandang pemuda di depannya lurus-lurus."Bagaimana dengan Pangeran Yuasa?" tanya Agni dengan wajah serius.
Light telah sampai di Kerajaan Silverstone seorang diri, tidak bersama kakaknya maupun Ren. Seperti rencana awal dia akan membujuk sang ayah untuk mau berpartisipasi dalam peperangan nanti. Mau tidak mau dunia manusia akan ikut terlibat dalam peperangan nanti.Ruang kerja sang raja terlihat dijaga oleh dua pengawal, saat melihat kedatangan Light satu diantaranya masuk ke dalam untuk menyampaikan kedatangan pangeran kedua.Rasanya tidak adil, perlakuan ayahnya kepada Light dan Yuan sangat berbeda. Dan seakan telah dilupakan, keberadaan Yuan tak lagi diingat orang-orang di istana.“Apa Yuan menghilangkan ingatan orang-orang atas dirinya,” gumam Light ketika mereka menyapanya dengan sebutan pangeran kedua yang merupakan panggilan Yuan selama ini.“Pa