Beranda / Romansa / Crazy Woman / 100 : Viral

Share

100 : Viral

Penulis: Riani Mochi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-02 10:54:00

"Tian, Yan, Yan!!!" teriak Jimmy dari ujung lorong dan terdengar hingga satu dorm. 

"Apaan, sih? Berisik." Tian semakin menenggelamkan tubuhnya di sofa bed ruang tengah. 

"Lo nggak ada niatan klarifikasi?" 

"Klarifikasi apa lagi? Udah muak gue klarifikasi terus," jawab Tian dengan kekesalan yang tergambar jelas. 

"Buka twitter, cepat!" perintah Jimmy yang tidak diindahkan Tian. Ia sedang malas memegang ponsel belakangan ini. 

Jimmy mengalah. Ia memberikan ponselnya yang menampilkan pemberitaan tentang Tian dan kekasihnya. "Lo perhatikan baik-baik!" tekannya yang dituruti oleh Tian. 

"Berita bermula ketika salah satu Wings ada yang menyebarkan foto Tian dan Ria sedang melakukan video call." Januar tiba dan menjelaskan awal mula identitas Ria terbongkar ke khalayak umum. 

"Akunnya tidak diketahui milik siapa, jika dilihat dari posisi dan lokasinya, sepertinya panggilan video ketika Ria di kantor." 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Crazy Woman   101 : Relaps

    “Sayang. Kamu udah bangun?” tanya Antara dengan sigap ketika melihat pergerakan putrinya dari ranjang pasien.Ria memandang Antara dengan terheran. Ia melihat sekeliling ruangan dan pandangannya terfokus pada seseorang.“Ada berapa orang di ruangan ini?” Antara menyadari putrinya melihat sosok lain karena pandangannya yang hanya terfokus pada satu titik.“Dua.”Menghela nafas lelah dan berusaha tersenyum. Antara berusaha memahami dan mempercayai yang terlihat oleh netra Ria.“Coba bawa ke sini. Papah mau kenalan,” kata Antara berusaha ramah.“Cih, mana mau dia. Dia kan penakut. Beraninya ngomporin aku doang di berbagai situasi,” cibir Ria pada sosok tersebut.“Ria mau cerita sama Papah?” tanya Antara coba memancing Ria mengutarakan perasaannya.“Papah disuruh Dokter Ardi, pasti!” tuduh Ria yang mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-04
  • Crazy Woman   102 : Berbincang

    "Sakit apa sih, Ri? Lo keliatan baik-baik aja." Jimmy memecah keheningan yang tercipta di ruangan tersebut.Pekerja salon baru saja keluar setelah selesai dengan tugasnya. Ria kembali nampak stunning dengan rambut hitam legam mengkilap. Wajah yang fresh seperti biasa saat mereka bertemu.Ria berdehem untuk menetralkan suaranya. Ia memang tidak pernah memberitahu penyakitnya pada siapapun selain keluarganya yang memang sudah tahu dari lama."Hmm, skizofrenia?" jawab Ria tak yakin. Ia tidak pernah mendapat diagnosis gamblang dari dokter.Jimmy dan reaksi berlebihannya. Ia langsung berdiri dari sofa dan menarik kursi ke sisi ranjang Ria. "Sejak kapan?" tanyanya yang terlihat sangat tertarik."Five years ago atau lebih." Hanya ketidakyakinan yang dapat Ria sampaikan."Lo tahu, Yan?" Jimmy beralih ke Tian yang sedang memperhatikan Ria dengan tatapan dalam."Nggak." Jawaban tersebut semakin membuat

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • Crazy Woman   103 : Lompat

    “Papah,” panggil Ria dalam tidurnya. Tubuhnya berguling ke kanan dan kiri masih dalam posisi terlelap di tengah malam.Terbangun dengan nafas tersengal dan melihat sekeliling yang gelap. Ria kembali masuk ke dalam halusinasinya akibat ruangan tanpa pencahayaan seperti ini.“Nggak mau! Ria nggak mau dekat-dekat Ibu,” sentak Ria dengan suara keras.“Pergi! Pergi!” Ria turun dari hospital bed dan berlari tak tentu arah. Ia mengikuti arahan sosok lelaki yang selama ini menjadi petunjuknya untuk keluar dari situasi ini.Ria berhasil membuka pintu dan keluar dari kamar inap, menjauhi sosok ibu yang muncul di hadapannya tadi.“Papah!” panggil Ria lagi di sepanjang larinya.Terdengar beberapa langkah kaki yang mengejar di belakangnya. Ria semakin berlari tak tentu arah dengan ketakutan yang melingkupinya.“Jangan kejar Ria! Biarin Ria pergi jauh da

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-10
  • Crazy Woman   104 : Pukulan Telak

    “Ria kenapa mau pergi ninggalin Papah?” tanya Antara begitu Ria sudah dalam kondisi stabil dan dapat diajak berbicara.“Papah kenapa nggak pernah ada setiap Ria panggil?”“Papah kerja, Nak.” Jawaban tersebut membuat Ria mendengus.“Ria takut apa? Ria mau pergi dari siapa?” tanya Antara begitu teringat bahwa putrinya ingin pergi jauh dari kehidupan seseorang.“Ibu.” Sesuai dugaannya, mendiang istrinya yang sangat ingin dijauhi Ria.“Sekarang tahun berapa?” tanya Antara kembali memastikan bahwa Ria di hadapannya saat ini adalah Ria kecil atau Ria dewasa.Gelengan kepala sebagai jawaban yang diterima Antara. Tergambar jelas bahwa Ria kebingungan ketika ditanyai waktu saat ini.“Ria ingat apa saja yang sudah dilakukan Ibu terhadap Ria?” Ria menganggukan kepala.Entah bagaimana ceritanya, semua memori t

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Crazy Woman   105 : Pasca relaps

    Tiga bulan waktu yang dihabiskan untuk pengobatan Ria di rumah sakit secara intensif. Hal tersebut bersamaan dengan Reno yang semakin parah kondisinya dan mengharuskan dirawat juga di rumah sakit.Antara meminta bantuan Wira untuk menemaninya mengurus kedua anaknya yang berada di bangsal psikiatri. Tubuhnya seolah terbagi dua untuk menemani putrinya atau putranya yang butuh pendampingan juga.Wira yang tidak tega memutuskan untuk hadir di tengah-tengah mereka. Ia meninggalkan pekerjaan di Pusat kepada Dika dan meminta lelaki tersebut untuk tidak mengganggu Antara sedikitpun perihal pekerjaan.Mereka sekeluarga juga melakukan konseling keluarga ketika Ria dan Reno dirawat intensif di rumah sakit, yang mana seluruh Ananta hadir beserta Wira dan Antara di dalamnya. Mereka meluruskan semua kesalahpahaman yang selama ini terjadi dan dipercayai selama bertahun-tahun.Pengakuan pertama dilakukan oleh Wira. “Kakek tahu bahwa selama i

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-15
  • Crazy Woman   106 : Monokrom

    “Gue punya CV, mau lihat nggak?” tanya Ria di dalam mobil karena mereka yang belum mempunyai tujuan. “CV siapa?” “Gue,” jawab Ria. “Tapi-” Reno menggantung perkataannya karena yakin belum selesai. “Dijalankan oleh orang lain,” timpal Ria dengan bangga. “Lo punya berapa CV?” “Tiga, empat, lima. Wah tak terhingga,” kata Ria dengan merentangkan tangan. “Kurang-kurangin deh, Ri. Nggak baik untuk keuangan lo ke depannya karena lo sendiri nggak ikut terjun langsung dalam kepengurusan CV tersebut.” “Kenapa? Sejauh ini nggak pernah ada berita kerugian dari CV yang gue punya,” kata Ria heran. “Karena lo nggak tahu duit yang masuk dan keluar dari rekening lo berapa! Iya, kan?” tuding Reno tepat sasaran. “Terus gimana dong?” Ria jadi risau. Dibandingkan mengeluarkan uang di CV, lebih baik dan lebih untung jika ia membeli saham atau menjadi investor di sebuah PT. “Nah itu dia! Gue ini investor! Investor di banyak perusahaan.” “Tapi nggak pernah tahu kemana perginya uang ters

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Crazy Woman   107 : Belum Menerima

    “Salam kenal, semua. Gue Reno, calon dir-” Perkataannya terhenti oleh Ria yang tiba-tiba membekap mulutnya.“Dia direktur di salah satu perusahaan mitra Monokrom,” timpal Ria langsung dengan tangan masih menutup mulut Reno.“Gue orang yang lagi dekat dengan Ria,” kata Reno berbangga diri.“Pacar baru, Kak?” tanya Elang dengan polosnya.“Semoga akan berakhir ke sana, ya,” jawab Reno dengan tengilnya.“Mau makan apa? Pesan sana. Gue traktir,” ujar Ria menghentikan aksi Reno yang semakin aneh.Elang dengan semangat mengambil ponsel yang Ria sodorkan untuk memesan makanan dan cemilan. “Jangan dikasih ke orang lain. Kamu tanyain aja ke mereka dan kamu yang pesanin dari hp aku,” ujar Ria serius.“Wah, lagi berperan sebagai orang dermawan dia,” gumam Reno yang masih terdengar oleh yang lain.“

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-20
  • Crazy Woman   108 : Penggelapan Dana

    "Apa kabar Tuan Putri gadungan?" tanya seseorang mengusik ketenangan Ria yang sedang duduk di taman."Udah selesai peran Tuan Putrinya? Tuan Putri sudah jatuh miskin?" tanya orang tersebut lagi dengan nada mengejek."Atau selama ini, Tuan Putri hanya halusinasi? Selama ini dia hanya berlagak kaya raya agar mendapat tempat di sisi GMC? Wah, bagus juga triknya untuk masuk ke dalam lingkup pertemanan mereka." Perkataan wanita tersebut semakin abstrak. Ria tidak mengerti, sumpah."Kok nggak jawab sih, Tuan Putri? Eh, atau Nona?""Oh, gue paham. Karena Sang Nona jatuh miskin maka dia mulai menekan Sang Tuan dan memastikan posisinya aman. Sehingga Sang Tuan selalu merasa bersalah karena ingin mencari yang lebih baik dari Sang Nona yang hanya bisa memanfaatkan Sang Tuan." Perkataan tersebut tak mendapatkan tanggapan dari Ria. Ia masih setia memandang ke arah pepohonan di depannya."Selain pura-pura jadi kaya, lo ternyata bisu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23

Bab terbaru

  • Crazy Woman   Salam!

    Hai! Sudah sampai kita di penghujung kisah mereka. Terima kasih kepada pembaca yang senantiasa bersedia menunggu cerita ini usai. Maaf jika terdapat plothole dan beberapa kesalahan lainnya. Terutama tidak sesuai ekspektasinya. Maaf jika selama membaca, dari kalian ada yang tertriggered karena gangguan jiwa yang dialami tokoh utama. Saya ingin memberitahu bahwa cerita ini merupakan series alias tidak hanya cerita tentang mereka berdua. Kisah mereka tidak berakhir begitu saja. Akan ada cerita selanjutnya yang mungkin terdapat tokoh pada cerita ini alias Ria dan Tian. Mungkin kisah mereka akan berlanjut di cerita lainnya. Nantikan kisah selanjutnya dari series ini, ya! See you.

  • Crazy Woman   121 : Last but not least

    Surat ini ditujukan untuk semua anggota keluarga yang sangat aku cintai.Terlihat jadul banget, ya? Masih pakai surat kertas tulis tangan seperti ini, hehe. Pertama-tama aku mau minta maaf dulu sebelum dapat penghakiman dari kalian. Maaf harus mengacaukan kebahagiaan yang sedang menyapa keluarga kita. Maaf untuk kesekian kalinya karena aku bertindak egois.Aku butuh jarak dari ini semua. Aku bener-bener belum bisa menerima keadaan dan status aku yang baru. Maaf karena lagi-lagi aku bertindak egois tanpa memikirkan perasaan Papah dan Kakek yang ingin sekali mengumbar kedekatan dengan Ananta tanpa takut statusnya akan terungkap.Aku butuh berpikir jernih untuk bisa melanjutkan hidupku yang terlanjur berantakan. Bukan karena Ananta yang terungkap ke publik, kok. Memang sudah berantakan dari awal. Banyak yang harus aku luruskan dengan diriku sendiri.Ditambah aku baru aja putus. Sedih, kan? Aku mendapat figur keluarga yan

  • Crazy Woman   120 : Ulang Tahun Wira

    Entah terlalu lelah atau terlalu malas, Ria langsung tergeletak begitu saja di tengah-tengah ruangan depan. Ia melempar tas sembarang dan merebahkan tubuhnya di lantai. Lantainya bersih tentu saja. Untuk apa Antara mempekerjakan sebanyak itu pembantu rumah tangga jika rumahnya masih saja kotor.Ria masih setengah terkejut mendapati keputusan Tian yang memilih untuk berpisah. Meskipun lelaki tersebut tidak gamblang menyatakannya, namun Ria paham arti dari semua tindakan Tian hari ini. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa semuanya telah usai.Ria masih belum menerima alasan dari lelaki tersebut untuk mengakhiri hubungan mereka. Sungguh, Ria masih tidak mengerti sudut pandang Tian. Ia bahkan tidak tahu hal yang membuat Tian merasa begitu tersakiti. Seolah dirinya berselingkuh dari lelaki tersebut.Ria menyipitkan matanya begitu berbagai spekulasi hadir di benaknya. Semakin dipikirkan, semakin sakit kepalanya. Namun ia tidak bisa menerima begitu sa

  • Crazy Woman   119 : Kandas

    “Firasatku berkata tuk jauh darimu, lalu kutemui kamu. Tak ku sangka kamu ada di depanku, bermain cinta.” Penggalan lirik lagu dari Geisha membawa Ria tiba di ruang sidang yang akan membacakan putusan terkait kasus penganiayaan dirinya tempo lalu.Ruang sidang terasa ramai karena banyak orang yang menyaksikan mengingat Lita salah satu artis tanah air yang sedang naik daun. Kasihan jika dilihat, baru merintis karir dan mulai merasakan ketenarannya, tapi semuanya harus hilang dalam sekejap mata akibat emosi semata.Berbagai pemberitaan di luar sana semakin menggila terkait kasus yang menimpa Ria, Lita dan sepupunya Tian. Nama Tian juga ikut terseret dalam kasus tersebut, apalagi kalau bukan untuk menaikkan engagement pemilik portal berita online. Ria tidak ingin hal ini merembet pada kehidupan orang lain sebenarnya, namun media dengan segala kontennya.Nama Ria juga tak luput dari pemberitaan terlebih setelah pengakuan langsung dari p

  • Crazy Woman   118 : Tian Sakit Hati

    “Lo udah tahu kalau lo kembali viral? Namun dengan pemberitaan yang berbeda,” kata Jimmy memulai percakapannya dengan Ria.Beberapa menit yang lalu, Antara dan Wira meninggalkan ruangan dengan alasan ingin mencari angin. Padahal mereka ingin memberi ruang untuk Ria dan kawannya berbincang. Antara dan Wira senang bisa berinteraksi dengan kawan Ria tanpa perlu takut status Ria terungkap. Mereka harus menunggu 33 tahun lebih sesuai dengan umur Reno, anak tertua untuk bisa mengakui keturunan mereka dengan bangga.Ria menggeleng, kemudian mengangguk. Ia sendiri tidak yakin dengan jawabannya.“Ketika kasus penganiayaan yang menimpa diri lo terkuak ke publik, bersamaan dengan tersangka yang namanya juga diungkap. Besok paginya, Papah lo bikin konferensi pers di depan puluhan wartawan dan mengatakan bahwa putrinya yang menjadi korban dalam kasus tersebut.”“Pelan-pelan. Gue tahu lo biangnya gosip, tapi gue mas

  • Crazy Woman   117 : Terungkapnya Ananta

    “Ria!” panggil Antara dengan keras begitu mendapati wajah putrinya penuh darah dan lebam di berbagai sisi. Ia bahkan sempat tidak mengenali jika tidak menangkap anting yang dikenakan putrinya yang tidak dimiliki oleh siapapun.Antara berlari menerobos pengawal yang sudah mengepung para pelaku. Tangan Antara gemetar tatkala akan menyentuh pipi Ria. Ikatan tali di tangan dan kaki Ria sudah dilepas, meninggalkan bekas yang sampai terlihat dagingnya. “Ambulan sebentar lagi tiba, Tuan. Kita tidak berani memindahkan Nona, takut semakin memperparah kondisinya,” ungkap salah seorang pengawal, takut Antara salah paham karena mereka yang tidak segera membawa Ria ke rumah sakit.“Pakai helikopter agar cepat sampai.”“Baik, Tuan.”Antara meletakkan tangannya di dada kiri Ria tempat jantung berada. Ia ingin memastikan sendiri bahwa jantung putrinya masih berdetak. Entah apa yang akan terjadi jika

  • Crazy Woman   116 : Penganiayaan

    "Gue minta sama lo untuk nggak perlu membela kita di hadapan siapapun," kata Januar dengan tegas. Mereka sedang berkumpul di ruangan yang berisi sofa mengelilingi sebuah meja.Ruangan yang digunakan GMC untuk diskusi sebelumnya, bersebelahan tepat dengan ruangan Ria dan Reno bertengkar. Mereka bukan adu argumen, lebih ke arah Ria yang menghakimi Reno.Semua pertengkaran mereka terdengar jelas oleh GMC. Bahkan mereka menemukan fakta baru bahwa direktur di hadapan mereka saat ini sebelumnya merupakan CEO di Adiwira Holding Inc. Siapa yang tidak mengenal Adiwira? Banyak, karena saking banyaknya produk yang mereka hasilkan. Sehingga orang-orang tidak peduli di bawah naungan perusahaan mana produk tersebut berasal.GMC jadi merasa tidak enak karena membuat kakak beradik tersebut bertengkar. Ria dengan niat baiknya untuk menyampaikan keresahan GMC, namun caranya yang salah. Ia malah terfokus untuk menghakimi Reno, bukannya berdiskusi menemukan solusi

  • Crazy Woman   115 : Penolakan

    "Semuanya setuju dengan konsep shooting kali ini?" tanya Januar pada GMC yang lain di ruang studio latihan mereka.Tidak ada yang berani menjawab. "It's fine, guys. Sampaikan saja kalau keberatan. Kita punya hak bersuara dan gue sebagai leader yang akan menyampaikan ke atasan." Januar meyakinkan mereka semua untuk tidak perlu menahan pendapat."Gue nggak suka konsepnya. Konten yang kita jual di platform stars punya kualitas seperti siaran TV dengan kamera profesional. Kalau kita sekadar ngevlog dengan kamera biasa atau bahkan ponsel, nggak layak dijual pada platform tersebut. Upload aja di youtube, dapat adsense yang banyak juga mengingat masa Wings yang sangat banyak," ujar Samuel memecah keheningan di antara mereka."Setuju. Wings beli konten premium kita nggak murah, loh. Dan kita harus menampilkan kualitas terbaik yang bisa kita kasih ke mereka. Tahu, sih. Niatnya untuk memberi ruang gerak kita lebih leluasa dan di sisi lain memangkas biaya

  • Crazy Woman   114 : Hari Bersamanya

    “Boo, Pak Reno itu-”“Abang aku. Waktu itu kamu pernah ketemu di LA,” jawab Ria sebelum Tian menyelesaikan perkataannya.“Terus, waktu kalian ke Monokrom, kenapa dia bilangnya orang yang lagi dekat sama kamu?” tanya Tian begitu teringat dirinya yang cemburu dengan Reno.“Nggak salah, kan? Dia Abang aku. Dan kita emang lagi coba mendekatkan diri.”Tian menganggukan kepalanya pertanda setuju. Tidak ada yang salah, sih. Dirinya saja yang cemburu tidak jelas.“Pintu tempat kamu keluar tadi, isinya ruangan apa? Atau itu penghubung ke rumah selanjutnya?”“Ruangan yang lebih private yang tidak boleh dimasuki selain keluarga,” jawab Ria menegaskan bahwa batas orang luar berkunjung hanya sekitar ruang depan dan dibatasi oleh pintu tersebut. Bahkan pintunya tidak memiliki jendela, dan tidak akan bisa terlihat suasana di dalam sana.&ldquo

DMCA.com Protection Status