Beranda / Romansa / Complicated / Gara-gara Dio

Share

Gara-gara Dio

Penulis: Broken Flower
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Agatha terlihat tak bersemangat hari ini. Dia melipat tangannya di meja dan meletakkan kepalanya. Wajah pucat pasi, tubuhnya memakai jaket. Nampaknya ia tengah sakit.

Yoga, Revan dan Tara baru saja memasuki kelas. Mereka melihat Agatha yang tengah memejamkan matanya.

"Ga, yu cewek sakit deh," bisik Tara saat mereka berjalan mendekati Agatha. Yoga menganggukkan kepalanya.

"Agatha?" ucap Yoga lembut seraya mengelus rambut Agatha yang membuatnya terbangun menegakan duduknya.

Matanya melihat ke arah Yoga, Tara dan Revan secara bergantian. Masih ada sorot ketakutan di sana, namun kali ini lebih tenang.

"Eeu ... kita cabut deh takutnya dia histeris lagi," bisik Revan pada Yoga dan Tara namun masih dapat didengar oleh Agatha.

"Gak usah," ucap Agatha menatap Revan dan Tara.

"Lo udah gak takut sama kita??" tanya Tara yang dibalas gelengan kepala oleh Agatha.

Mereka semua tersenyum.

"Lo sakit bukan??" tanya Yoga memegang dahi Agatha, dan ternyata suhunya panas. "Ya ampun badan lo panas," kaget Yoga.

"Enggak papa," balas Agatha walau terdengar dari suaranya yang lemah bahwa Agatha sakit.

"Ini kamu panas banget. Kita ke UKS yaaa?" ajak Yoga namun Agatha menggelengkan kepalanya.

"Iyaa mending ke ruang kesehatan," timpal Revan.

"Iya yuk! Kita anter ke sananya." Tara pun ikut nimbrung.

Namun lagi-lagi hanya gelengan kepala yang mereka dapatkan.

"Whatever." Yoga,  Tara juga Revan pun memilih untuk duduk di tempat mereka masing-masing.

"Ga, laper nih gue. Kantin yuk?" ajak Tara yang merasa sedang didemo oleh cacing-cacing di perutnya.

"Ayo! Kebetulan nih Iren juga chat gue kalau dia lagi di kantin," balas Revan yang baru saja mendapat pesan dari Iren--sang kekasih.

"Ahhh! Lo maah pacaran mulu! Kalau aja pacar gue ada di sini, Yoga deh nyamuk kita," kesal Tara yang mana ia menjalani Long Distance Relation Ship atau disingkat LDR bersama sang kekasih yang sedang menyelesaikan studinya di Oxford.

"Apaan lagi nii bawa-bawa gue?" kesal Yoga karena dibilang nyamuk.

"Kan lo jomblo! Ha-ha-ha," ledek Revan menertawai Yoga, menyebalkan!

"By the way, Agatha cocok buat lo jadiin ... Eheeemmm," bisik Tara menggoda Yoga.

"Apaan lagi ini ngaco! Yuk ah, cabut ke ke kantin! Ngoceh mulu lo pada." Akhirnya mereka bertiga pun pergi ke kantin.

******

"Tuhh Iren," tunjuk Revan saat matanya menangkap sosok Iren yang sedang menyeruput kopi susu disudut kantin.

"Lo kalau liat pacar lo aja nomor satu," ucap Tara.

Mereka pun langsung menghampiri Iren.

"Yank, bolehkan kita gabung?" izin Revan namun tanpa menunggu jawaban Iren dirinya sudah lebih dulu duduk di sampingnya.

"Gak dibolehin juga kamu udah duduk," jawab Iren dan menyeruput kembali kopinya.

"Hehehe," Revan hanya membalasnya dengan cengengesan.

Yoga dan Tara pun duduk berhadapan dengan mereka.

"Emmm, mana Agatha?" tanya Iren tak melihat kehadiran teman barunya itu.

"Di kelas," jawab Yoga kini matanya fokus menatap layar smartphone.

"Ehh, gue pesen makanan dulu ya," Ucap Tara untuk memesan makanan karena memang ia merasa lapar. Berbeda dengan Revan yang memilih meminum kopi milik kekasihnya dan Yoga yang sibuk dengan smartphone.

"Tidakkk! Jangan ..." 

Sayup-sayup terdengar suara teriakan serta tangisan seorang wanita saat Yoga, Revan dan Tara menuju kelas mereka.

"Ga, lo senger gak?" tanya Tara saat mereka mendengar itu.

"Jangan-jangan itu--" ucapan Revan terhenti saat Yoga berteriak.

"Agatha!!" Yoga langsung berlari ke kelas. 

Dan benar saja ternyata Agatha wanita yang berteriak dan menangis itu. Gadis itu kini tengah ditenangkan oleh teman-teman wanita sekelasnya, dan gadis itu terus berontak.

"Elo sih Dio! Gara-gara lo jadi dia gitu!" 

"Gue cuma bercanda godain dia. Tapi gak tahu dia gitu."

"Lo kayak gak tahu dia aja. Masih inget kan hari pertama dia gimana?"

Banyak teman lelaki yang menyalahkan seorang pria bernama Dio atas kehisterisan Agatha saat ini.

"Ohh jadi karena itu," desis Yoga kemudian menghampiri Agatha yang terus berontak.

"PERGI!!" teriak Agatha sambil tak henti-hentinya menangis.

"Agatha?" panggil Yoga langsung memeluk Agatha dan dibalas oleh Agatha yang langsung berlindung di dada bidang milik Yoga 

"Yoga dia jahat!" rancau Agatha dan menunjuk Dio.

Dio yang merasa ditunjuk pun merasa tersinggung.

"Hey! Kan gue cuma bercan--" Ucapan Dio terhenti karena Agatha yang semakin ketakutan saat Dio mendekatinya.

"Aaaaahh! Jangan mendekat!" Agatha mencengkram baju Yoga karena rasa takut yang kian memuncak.

"Tuhh kan gue bener," ujar Revan saat ia dan Tara baru saja sampai di kelas.

"Ga, mending lo bawa ke UKS," usul Tara dan tanpa basa-basi lagi Yoga langsung membawanya.

Setelah mereka pergi Tara bertanya pada teman-teman sekelasnya mengapa Agatha bisa histeris.

"Ehh kalian tahu gak kenapa dia gitu??" tanya Tara dengan wajah serius.

"Tadi gue bercanda gombalin dia. Ehh gak tahunya gitu," jawab Dio jujur.

"Lo macem-macem kali?" tuduh Revan curiga.

"Enggak. Sumpahh deh" balas Dio yakin.

Bab terkait

  • Complicated   Bioskop

    Agatha membuka matanya dengan berat karena rasa mengantuk yang masih menderanya. Diliriknya jam kecil di atas nakas yang menunjukan pukul 06.30 pagi. Seperti kebiasaannya yaitu melihat sang Kakak yang biasa sudah bangun terlebih dahulu. Namun kali ini ada pemandangan yang berbeda di mana Erick Alexander sang kakak masih tertidur. Dan di sampingnya ada seorang pria yang seharian kemarin menemaninya. Agatha menurunkan kakinya pada lantai berwarna hitam yang membuat telapak kakinya merasakan dingin. Dan menghampiri sang Kakak. "Kakakk, bangun," suara manja Agatha juga guncangan dari tangannya membuat Erick segera bangun. Bukan hanya Erick, Yoga pun ikut terbangun. "Eughh ..." lenguhan kecil yang keluar dari mulut Erick dan Yoga berbarengan. "Jam berapa ini?" tanya Erick dengan matanya yang masih terpejam. "Jam setengah tujuh pagi Kak," jawab Agatha. "Udah siang ternyata. Kakak mandi dulu yah." Erick langsung bangkit dan masuk ke k

  • Complicated   Penjelasan

    Yoga's PovAku mengantarkannya lagi kerumahnya. Setelah kejadian di mall aku jadi heran pada Agatha. Sebenarnya dia kenapa? Tingkahnya yang seperti anak kecil, polos, sering histeris dan banyak tingkahnya yang aneh. Seperti tadi dia mengajak ke taman hanya untuk melihat bunga sebentar. Sangat sebentar.Apa dia setengah gila?? Ohh tidak Yoga buang pikiran itu jauh-jauh. Kalau dia seperti itu mungkin sekarang dia berada di rumah sakit jiwa. Tentu kakaknya si formal itu mampu membayarnya. Tapi kalau bukan gila dia kenapa??Kulihat dia hanya melamun sepanjang perjalanan. Jujur saja aku iba melihatnya. Biar dia terhibur aku memutar lagu Sleeping With Sirens kesukaanku. Namun musiknya yang beraliran rock nampaknya mengganggu. Dia menutup telinganya.Kuganti menjadi lagu Lullaby yang dinyanyikan oleh Sia Furler. Nampaknya dia merasa tenang mendengar alunan musik dan suaranya yang halus. Bagaimana tidak, ini kan lagu Nina Bobo. Mana mungkin seperti musik DJ.

  • Complicated   Penjelasan

    "Akan saya jelaskan keadaan Agatha," ucap Erick.Yoga begitu antusias mendengar penuturan Erick. Terlihat dari wajahnya yang begitu bersemangat untuk mendengarkan hal yang akan disampaikan oleh Erick."Tiga tahun lalu Agatha mengalami musibah karena kelalaian saya. Dia hampir saja diperkosa oleh seorang pria, entahlah dia itu preman atau bukan yang pasti dia berniat buruk sama Agatha. Beruntung kejadian itu diketahui warga, namun Agatha luka-luka. Sampai harus dirawat di rumah sakit."Yoga tercengang mendengar penjelasan Erick."Sejak saat itu Agatha mengalami trauma berat. Dia menutup diri, sekolah pun home schooling. Gak pernah keluar rumah, baru sekarang dia mulai berani sekolah." Erick menarik napas gusar."Brengsek banget cowok yang udah buat Agatha kayak gini!!" Yoga terlihat berapi-api sambil mengepalkan tangannya."Begitulah," balas Erick singkat karena mengingat kejadian yang menimpa adi

  • Complicated   Keyna

    Seiring berjalannya waktu, trauma yang melekat pada diri Agatha perlahan menipis. Kepercayaan dirinya kini mulai ada, dapat bergaul setidaknya dengan teman-teman kuliahnya. Bersamaan dengan itu, kedekatannya dengan Yoga pun kini semakin terlihat.Mereka yang selalu berangkat dan pulang bersama mengundang praduga banyak orang jika ada hubungan special di antara mereka. Namun, praduga hanyalah praduga. Pada faktanya mereka belum mempunyai hubungan yang lebih dari kata, teman.Mobil berwarna putih berbalut hitam milik Yoga baru saja sampai di halaman rumah yang ditempati Agatha. Tak lama, Agatha muncul dengan setelan seragam putih abu, namun tetap tanpa make up. Rambut yang hitam dan bergelombang diikat asal membuat aura kecantikan alaminya semakin memancar."Yoga," panggil Agatha riang setelah dirinya masuk tanpa dipersilahkan oleh Yoga."Happy banget kamu," balas Yoga tersenyum sedikit sambil mulai menjalankan mobilnya."Hehehe!" Agatha hanya terkek

  • Complicated   Keyna2

    Yoga's PovAkhirnya jam kuliah berakhir, kini seperti biasa aku akan mengantarkan Agatha untuk pulang. Namun, saat kami di parkiran ada Keyna, ya anak baru itu menghampiri kami."Emm.. Boleh nebeng gak?? Soalnya aku gak bawa mobil," pinta dia sedikit kikuk, mungkin takut keinginannya ditolak."Tentu," jawabku dengan senang hati, entah mengapa aku merasa senang mulai dari aku berkenalan dengannya. Is this love??Kulihat Agatha yang nampak tak suka dengan kehadiran Keyna. Apalagi saat Keyna meminta untuk duduk di samping kemudi, bersamaku. Dengan wajah jutek-nya dia menuruti dan duduk di kursi belakang. Dan akupun mulai menjalankan mesinnya."Gak apa kan aku duduk di depan??" tanya Keyna melirik pada Agatha sekilas."Hemm? Iya," balas Agatha malas-malasan. Dasar gadis itu!!"Ga, anter Agatha dulu yaa baru aku," pinta Keyna lagi. Aku berpikir sejenak dan menganggukkan kepalaku. Mungkin Keyna mau berduaan denganku?Ku

  • Complicated   Taman

    Sudah sepuluh menit berlalu Agatha menunggu kedatangan Yoga untuk menjemputnya. Namun, pria tersebut belum menampakkan batang hidungnya sama sekali.Kling...Suara notifikasi yang masuk di smartphone-nya membuat Agatha membulatkan matanya. Ternyata itu adalah pesan dari Yoga yang mengatakan tak bisa menjemputnya karena sudah menjemput Keyna dan bila menjemput Agatha dahulu akan membuat mereka terlambat."Duhh.. Mana Kak Erick udah berangkat lagi.." keluh Agatha. Yang akhirnya memutuskan untuk berangkat menggunakan Taxi.Mata pelajaran pertama sudah selesai dilaksanakan, namun Agatha masih belum sampai di kelas. Ada perasaan menyesal di hati Yoga karena tak menjemput Agatha.. Pasalnya, setelah menjemput Keyna mereka memutuskan langsung pergi ke sekolah dengan pertimbangan jika menjemput Agatha akan membuat mereka bertiga terlambat."Ga, kok Agatha belum datang. Apa gak masuk??" tanya Tara memecah lamunan Yoga dari penyesalannya pada Agatha."

  • Complicated   Pacaran

    Setelah mata pelajaran berakhir, Agatha kembali ke kelasnya untuk mengambil tas. Ternyata di sana masih terdapat teman-temannya yang masih menunggunya."Agatha lo dari mana sih?" ujar Tara dengan tatapannya yang begitu khawatir."Aku di taman tadi," singkat Agatha dan mengambil tasnya."Ayok Ga," ajak Agatha pada Yoga untuk segera pulang. Namun Yoga diam saja dan malah melirik Keyna seolah mengatakan sesuatu."Emm, maaf kalau hari ini aku gak bisa--" belum sempat Yoga menyelesaikan ucapannya Agatha terlebih dahulu memotongnya."Iya gak apa." Agatha cepat yang sudah tahu arah pembicaraan Yoga"Tar! Mana Revan??" tanya Agatha mengalihkan tatapannya pada Tara."Ke kelas Iren, lo pulang sama gue aja ya?" ajak Tara yang mengkhawatirkan Agatha bila pulang sendiri." Iya," jawab Agatha dan langsung meninggalkan kelas dan disusul Tara.Sebulan berlalu begitu saja ...K

  • Complicated   Tara - Agatha

    Sudah sebulan, sejak Yoga dan Keyna terikat dalam suatu hubungan yang dinamai 'pacaran'. Sejak saat itu pula hubungan Yoga dan Agatha renggang. Bahkan nyaris tak pernah bersuara lagi. Mengingat rasa sakit yang selalu Agatha rasa setiap melihat Yoga bersama Keyna, membuat Agatha memilih untuk menjauh. Meski dengan terpaksa kebersamaan antara mereka kerap kali terjalin saat berkumpul bersama teman-temannya.Siang ini setelah menyelesaikan mata pelajaran kedua-nya Yoga dan kawan-kawan tengah berkumpul di kantin. Tak lepas dari Keyna yang kini nyaris tak pernah lepas dari genggaman tangannya."Wahh! Agatha, Revan sama Iren, Yoga sana Keyna, gue sama Lo ya?" canda Tara memecah keheningan beberapa saat yang lalu karena sibuk dengan pasangan masing-masing.Agatha memutar matanya malas mendengar candaan Tara yang sebulan belakangan semenjak Keyna Dan Yoga resmi pacaran selalu dilontarkan.Agatha nampak tak bersemangat dan lesu juga malas menjawab candaan Ta

Bab terbaru

  • Complicated   Prau

    Perjalanan menuju gunung Prau kini telah dimulai. Revan dan Iren juga turut serta untuk mendaki gunung yang sangat cocok untuk pemula tersebut. Berbeda dengan Tara dan Chandra yang memilih untuk tidak ikut. Yoga terlihat gagah dengan tas carrier yang ada dipunggungnya. Di dalamnya ada 2 tenda, 2 sleeping bag, parapin dan juga gas. Terdapat juga jaket. Tak beda jauh dari Yoga, Erick dan Revan juga membawa tas yang ukurannya besar namun masih dibawah ukuran tas yang dibawa Yoga. Kedua tenda sudah dibawa Yoga, maka mereka tak membawa beban berlebih dalam tas mereka, hanya keperluan pribadi dan persediaan makanan saja. Sedangkan Agatha dan Iren, mereka hanya membawa selt bag yang berisi persediaan minum untuk mereka sendiri selama perjalanan. Dan keperluan lainnya tentu saja dibawa oleh para lelaki. Gunung Prau, gunung setinggi 2565 mdpl yang terletak di provinsi Jawa Teng

  • Complicated   Jalan-jalan

    Sudah seminggu sejak kepulangan Agatha kembali ke Indonesia, dirinya hanya berdiam diri di rumah megah milik sang Kakak. Sampai saat ini belum ada lagi teman yang mengunjunginya. Termasuk Yoga dan Tara. Ah, mengingat Tara membuat Agatha kembali ingat bahwa ia harus mengikhlaskan Tara. Dalam artian ia harus berusaha memposisikan Tara seperti dulu. Sebagai Tara yang menjadi temannya.Rasanya membosankan setiap harinya harus menunggu kepulangan Erick yang mana tak menentu waktunya. Dan pengalihan dari rasa bosannya tak lain dan tak bukan adalah dengan bunga daisy.Seperti saat ini, Agatha tengah merawat bunga-bunga daisy di taman rumahnya. Ia menyemprotkan air, memberi kesan segar pada bunga-bunga daisy. Tak lupa Agatha mengabadikan beberapa photo selfie dengan latar bunga Daisy."Agatha." suara serak-serak yang indah didengar menghentikan aktivitas selfie Agatha. Wanita itu langsung menoleh ke sumber

  • Complicated   Berenang

    Malam ini semua telah kembali berkumpul di rumah milik Yula. Ditambah dengan kehadiran Kirana, kekasih Tara yang telah datang dari tempatnya berkuliah yaitu University Of Oxford. Kirana memang lebih tua dari Tara, dan ia tak masalah dengan status Tara yang masih pelajar SMA.Kirana yang sedang menikmati masa liburannya memutuskan untuk bertemu Tara di Jepang, karena Kirana telah mengetahui bahwa salah satu sahabat Tara yakni Agatha tengah 'sakit'."Agatha mana yaa? Gak nongol." Iren mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan di mana ada kemungkinan Agatha muncul dari sana."Gue susul ke kamarnya yaa Rick," Izin Yoga pada Erick yang tengah fokus membaca dokumen. Entah dokumen apa yang dibacanya.Erick menganggukkan kepalanya tanpa berkata sepatah kata pun. Karena bila ia berkata satu kata saja, itu dapat merusak konsentrasinya pada dokumen yang ia baca.Yoga tersenyum senang dan mulai melangkahkan kak

  • Complicated   Jepang

    Kata orang, tidak ada kata terlambatNamun pada faktanya penyesalan selalu datang terlambat. Tapi, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.Jantung yang memompa darah Yoga tak hentinya berdetak dengan cepat seolah-olah baru saja berhenti lomba lari maraton. Kecepatan detak jantung Yoga meningkat sejak kakinya menginjak kota Nukata District, Prefektur Aich, Jepang.Bukan kotanya yang istimewa dan mendebarkan. Namun wanita yang akan ditemuinya beberapa saat lagi lah yang membuatnya berdebar."Rick berapa lama lagi??" tanya Yoga dengan wajah pucat pasi seperti orang sakit. Namun jelas, kali ini bukan karena demam atau penyakit lain yang menderanya. Melainkan karena sosok yang menjadi akar rindu dihatinya."Gak sampai lima menit," ujar Erick sambil melirik arlojinya."Pucat amat Ga," ledek Chandra melihat gelagat aneh yang ada pada diri Yoga."Hahahaa! Iyaa kayak mau konser pertama aja," timpal Re

  • Complicated   Menjenguk Agatha

    Yoga memilih untuk memanjakan dirinya di taman sekolah sebelum pulang menuju rumahnya. Dia terduduk sendirian memandang bunga-bunga sederhana berwarna putih, DAISY."Aku kira kamu suka bunga ini karena nama kamu, sekarang aku mengerti." Yoga bermonolog sambil menatap bunga daisy. Dia termenung memikirkan sosok yang jauh di sana. Sosok yang tak ia sangka dapat membuat hidupnya hampa setelah kepergiannya.Yoga merogoh smartphone-nya dan memotret hamparan bunga daisy yang tumbuh liar di taman sekolah. Bibirnya tersenyum tipis dan menjadikannya layar depan. Kenapa? Karena bunga itu dapat menjadi penyaluran rasa rindunya pada Agatha.Yoga menggendong tas ranselnya dan melangkahkan kakinya ke tempat di mana ia memarkirkan mobilnya. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menjadi pilihannya untuk menuju tempat yang ia sebut rumah.Seulas senyuman yang teramat tipis timbul di bibir Yoga ketika melihat Revan dan Iren yang tengah mengobrol di halaman rumahnya. Se

  • Complicated   Kepergian Agatha

    Yoga tengah menemani Keyna berbelanja di salah satu mall kenamaan di Jakarta. Dengan tangan kanan yang menggenggam jemari Keyna dan tangan kiri menjinjing paper bag yang berisikan belanjaan kekasihnya itu.Namun tak ada semangat yang terpampang dari wajah Yoga. Kenapa? Dirinya teramat khawatir pada Agatha, bagaimana keadaannya? Huh! Yoga akan tanyakan itu pada Tara atau Revan yang kini ia yakini sedang menjenguk Agatha."Sayang, kamu diem aja!" keluh Keyna mengerucutkan bibirnya seraya mendelikan matanya. Yoga memaksakan bibirnya tersenyum menyadari kekasihnya itu tak nyaman dengan kediamannya."Aku laper, kita makan yuk?" imbuh Yoga berusaha agar Keyna tak curiga jika ia sedang memikirkan Agatha. Keyna menganggukkan kepalanya.Kini mereka duduk di kursi yang berhadapan dengan menu ayam geprek sambal goang telah tersedia di meja mereka. Tak lupa dua buah es teh tawar juga yang menjadi pilihan keduanya."Ayo makan!"

  • Complicated   (Flashback)

    Agatha melangkahkan kakinya menuju taman. Untuk apa?? Menenangkan diri dengan cara bermanja ria pada bunga daisy. Bunga yang menjadi inspirasinya dalam menjalani hidup. Bunga yang menjadi nama belakangnya. Entah mengapa ayahnya memberi nama belakang bunga, bukan marga keluarganya.Langkahnya semakin cepat ketika tubuhnya tinggal berjarak kurang dari lima meter dari bunga daisy. Agatha mendudukan dirinya seperti biasanya di depan bunga tersebut. Untuk apa dia menenangkan diri?? Tentu saja, alasannya adalah sosok Yoga.Insiden pertemuannya dengan Keyna dan Yoga membuatnya merasa tak nyaman jika berada dalam satu jarak pandang. Itulah mengapa ia memutuskan pergi dari kelas yang kebetulan tak ada dosen yang masuk.Alone is better.Begitulah pemikiran Agatha saat ini. Lebih baik menenangkan dirinya dengan kesendirian. Karena sendiri dalam keadaan sebenarnya itu lebih menyenangkan daripada sendiri dalam keramaian.Suara bass yang memenuhi i

  • Complicated   Sebuah kejadian

    Sepasang kaki jenjang yang menopang tubuh Agatha baru saja sampai di kantor yang mana owner sekaligus jabatan CEO dipegang oleh Erick sang Kakak.Semua orang menyambutnya hangat. Mereka memang sudah mengenal Agatha meski jarang bertemu."Kamu sama siapa ke sini, Dek??" Erick bertanya seraya mengelus puncak kepala Agatha yang duduk di samping kanannya."Sendiri, naik taxi online," Jelas Agatha yang membuat Erick tersenyum lebar. Tentu Erick bahagia, karena ini adalah sebuah kemajuan besar bagi Agatha. Trauma yang membuat Agatha tak mau berbaur, dan sangat takut hanya untuk keluar rumah. Tapi lihatlah adiknya itu sekarang berada di kantornya dan sendiri. Itu adalah hal yang luar biasa. Mungkin ini berlebihan tapi Erick memang bahagia luar biasa."Mau cemilan atau makanan lain??" tawar Erick pada Agatha yang kini tengah membolak-balik dokumen perusahaan.Agatha mencoba memahami dokumen yang ada di tangannya, namun ia sama sekali tak menger

  • Complicated   Tara - Agatha

    Sudah sebulan, sejak Yoga dan Keyna terikat dalam suatu hubungan yang dinamai 'pacaran'. Sejak saat itu pula hubungan Yoga dan Agatha renggang. Bahkan nyaris tak pernah bersuara lagi. Mengingat rasa sakit yang selalu Agatha rasa setiap melihat Yoga bersama Keyna, membuat Agatha memilih untuk menjauh. Meski dengan terpaksa kebersamaan antara mereka kerap kali terjalin saat berkumpul bersama teman-temannya.Siang ini setelah menyelesaikan mata pelajaran kedua-nya Yoga dan kawan-kawan tengah berkumpul di kantin. Tak lepas dari Keyna yang kini nyaris tak pernah lepas dari genggaman tangannya."Wahh! Agatha, Revan sama Iren, Yoga sana Keyna, gue sama Lo ya?" canda Tara memecah keheningan beberapa saat yang lalu karena sibuk dengan pasangan masing-masing.Agatha memutar matanya malas mendengar candaan Tara yang sebulan belakangan semenjak Keyna Dan Yoga resmi pacaran selalu dilontarkan.Agatha nampak tak bersemangat dan lesu juga malas menjawab candaan Ta

DMCA.com Protection Status