Beranda / Romansa / Cold Marriage / 3 - Perjodohan

Share

3 - Perjodohan

Penulis: Velvet
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-28 10:49:38

“Astaga!” jerit Olivia dari dalam hati. Wajahnya memerah padam dan terbaring di ranjangnya.

Apa yang sedang ia bayangkan?

Rupanya malam itu, pria yang mengendarai Lamborghini sedang memaksanya ikut menaiki mobil. Hingga Olivia pun meninggalkan teman-temannya di kafe.

***

Kala itu, degup jantung Olivia berdebar kencang. Bukan karena akhirnya berdampingan dengan pria yang sempat ia lirik tadi. Melainkan karena pria itu menyetir mobil seperti sedang menaiki jet tempur.

“Hoi! Pelan-pelan dong bawa mobilnya! Kamu mau tanggung jawab kalau aku ada apa-apa?! Nggak, kan? Kita aja nggak kenal!”

Pria tadi masih berdiam diri dan fokus menyetir. Sampai pada mereka berhenti di sebuah mall dengan parkir VIP.

Anehnya, meski Olivia merasa takut dengan pria asing ini, ia masih mengikutinya. Pria yang dari tadi belum mengucap sepatah katapun.

Ponsel pria itu berdering kencang.

Olivia akhirnya bertanya padanya untuk mengangkat telepon tersebut. Ponsel itu sudah berbunyi sejak tadi di dalam mobil.

“Ya, Ma. Ivan bentar lagi sampai,” ucapnya dan langsung mematikan ponsel itu.

Oh, namanya Ivan.

“Hisss! Mau ngapain kita? Aku pergi! Bisa pulang sendiri!”

Saat Olivia hendak menuju pintu keluar mall, Ivan pun menarik kembali Olivia.

“Tunggu,” ucapnya datar.

Seolah melawan, Olivia melepaskan tangan pria yang disebutnya keren tadi.

“Ikut aku,” pinta Ivan. Sembari menaiki lift bersama Olivia.

Tap tap tap

Segera keluarlah mereka dari dalam lift dan menuju ke sebuah restoran korea. Restoran yang terkenal mahal di mall ini.

“Maaf menunggu lama,” kata Ivan pada seseorang yang telah duduk di sebuah kursi makan.

Raut wajah seseorang itu tampak heran dan kikuk ketika melihat Ivan datang.

“Teman kamu?” tanya Olivia heran.

Ivan dan Olivia pun duduk berdampingan. Kalau dipikir memang sangat aneh ketika dua orang tak saling kenal namun mau diajak pergi. Namun bagaimana lagi? Olivia juga sudah sedikit suka ketika pria yang sempat ia pandangi di kedai tadi tiba-tiba terpampang di hadapannya. Tetap saja masih ada rasa takut. Bagaimana kalau pria itu psikopat?

“Kenalin! Aku Olivia,” ujarnya seiring mengulurkan tangan pada seseorang tadi. “Aku … ah! Aku bukan teman Ivan, kok! Aku pulang duluan, ya!

Olivia mengambil momen ini untuk kabur meninggalkan dua orang tak dikenalnya ini.

“Aku bilang tunggu! Tetap di sini!”

Tentu saja Olivia tersentak. Dia sudah beranjak dari kursi namun tangannya tertahan oleh Ivan. Dengan genggaman yang sedikit mencengkeram perih.

Selama beberapa menit berjalan, orang tersebut akhirnya bertanya. Sesuatu yang sudah ia tahan sejak tadi.

“Kalian sudah berteman sejak lama?”

Olivia menoleh ke Ivan. Menunggu apa yang akan keluar dari mulutnya yang sangat minim komunikasi itu.

“Kami bukan teman. Dia calon istriku,” jawab Ivan dengan abainya pada perempuan cantik dengan bibir merah dan rambut yang panjang nan rapi tersebut.

Jelas Olivia membusungkan dadanya. Mengambil napas panjang. Kaget dengan jawaban asal tersebut.

Tak ingin berlama-lama, Ivan kembali menggandeng Olivia dan pergi dari tempat makan itu.

“Ih! Aku bisa jalan sendiri,” rengek Olivia melepaskan tangan Ivan.

Kemudian ia segera berlari menjauhi pria tinggi itu. Sesegera mungkin Olivia memesan taksi online dan pulang ke rumah. Acuh terhadap Ivan.

Dia pun yakin bahwa Ivan juga tak akan mencarinya lagi sebab tak ada hubungan di antara mereka berdua.

Entah siapa wanita tadi, Olivia juga tak perlu memikirkannya. Yang terpenting ialah sekarang ia berada di rumah dan selamat.

***

Siang ini Olivia sedang berada di sebuah mall. Ia melihat-lihat koleksi tas yang ada di beberapa toko. Untuk hari ini Olivia sungguh merasa biasa saja dan tak ada yang membebaninya sama sekali.

Ia pun membeli sebuah tas seharga dua juta. Segeralah ia mengabari sopirnya, Pak Herman.

“Pak, ini saya turun ke parkiran,” ucap Olivia melalui pesan teks.

Herman sedang bersantai sambil merokok di ruang tunggu sembari menunggu Olivia. Ia sudah setia menemani Olivia sejak kecil hingga tumbuh dewasa. Selalu mengantar Olivia ke mana pun dan kapan pun.

Setelah sepersekian menit menunggu sambil menyalakan mobil, Herman bertanya-tanya.

“Kok Non lama sekali, ya? Sudah tiga puluh menit tidak turun-turun,” batinnya.

Hal yang ganjil terjadi. Tak biasanya Olivia tak tepat waktu. Kalau Olivia sudah mengatakan akan pulang pasti biasanya akan langsung pulang.

“Nomor yang anda tuju tidak aktif ….”

Begitu jawaban ketika Herman menelepon Olivia.

Panik? Panik lah! Masa nggak!

Sejumlah lantai sudah ia telusuri. Kendatipun begitu, ia tetap saja tidak bisa menemukan Olivia. Herman bergegas mengambil mobil dan menuju ke rumah orang tua Olivia.

“Bu … Non Olivia ti-tidak bisa di-dihubungi. Saya juga sudah mencari Non ke semua lantai di mall tadi,” jelas Herman sambil menundukkan kepala.

Aulia yang sedang duduk di sofa sembari memperhatikan Herman berbicara akhirnya tersentak kaget.

“Hah? Tu-tunggu! Bicara pelan-pelan! Jangan sampai ketahuan suamiku, Pak! Kita cari dulu sebisa mungkin,” bisik Aulia seiring mengerutkan pelipisnya.

***

“Kamu sudah berapa kali mengecewakan mama?!”

“Maaf, Ma.” Jawaban yang singkat dan tak terlihat tulus.

Li Hua sedang mengunyah buah pir kesukaannya sore ini. Namun suasana santai ini dirusak oleh anaknya sendiri.

“Mama sudah berusaha ngenalin kamu anak teman mama tapi nggak ada yang cocok sama kamu. Terakhir Bella! Mama sudah setuju mau jodohin kamu sama anak sahabat mama tapi kamu kecewain lagi! Mau kamu apa, Ivan?!”

Ivan tetap bersikukuh terhadap pendiriannya. “Mau aku? Mauku ya aku nggak mau dijodohin! Biar Ivan cari istri sendiri!”

Li Hua masih naik pitam. Meski merasa bersalah ketika seperti ini. Memarahi anaknya sendiri. Ia tetap merasa harus mengungkapkan emosinya yang meledak-ledak ini.

“Lihat! Pacar kamu mana ada yang benar? Semuanya cuma mau uang kamu, kan!? Akhirnya kamu sendiri yang sakit hati.”

“Iya, Ma. Ivan tau. Makanya Ivan belum mau cari yang baru lagi,” belanya.

Ivan sudah tahu ke mana arah pembicaraan ini nanti. Ia pun menarik napas panjang agar siap lebih dalam terkena omelan ibunya.

“Kemarin! Kamu ketemu Bella dengan siapa? Mama sudah merencanakan malam itu hanya untuk kalian berdua makan bersama! Astaga, urat malu mama sudah putus sekarang!” omel Li Hua pada anaknya ini. Sembari saling memandang dengan mata sipit mereka.

Ivan menanyakan kenapa Li Hua sampai berkata seperti itu.

Li Hua semakin kesal namun menahan gelak tawanya juga. Jangan sampai Ivan mengerti bahwa ia akan terkekeh.

“Ya kamu itu! Malu-maluin mama! Janjinya berdua kok malah ajak wanita lain! Mama malu sama Bella, lah!”

Keduanya saling menenangkan diri. Sedangkan Ivan masih menggaruk kulit kepalanya seiring mengamati Li Hua yang seolah kalang kabut tak ada harapan.

“Ayo ikut Mama!”

Hentakan yang mengagetkan Ivan. Li Hua menggandeng tangan anaknya tersebut dengan sedikit paksaan.

“Mah! Mau ke mana?”

“Ketemu Bella! Jelasin semuanya ke Bella!” ungkap Li Hua.

Ivan tak ingin dianggap sebagai anak mama. Itulah mengapa Ivan tak ingin mengiyakan perjodohan ini. Ia pun merasa tak ada koneksi antara dia dan Bella – wanita yang dijodohkan denganya.

Sebisa mungkin, ia harus mencoba kabur dari perjodohan tak jelas dan tak berujung ini. Berkali-kali dia lolos. Kali ini akan lolos lagi, pikir Ivan.

Bab terkait

  • Cold Marriage   4 - Rencana Menikah

    Perlahan Olivia membuka matanya yang sejak tadi hanya melihat warna hitam. Jantugnya berdebar hebat sejak sebuah kain tipis melingkar di kedua matanya.Sialan! Dimana aku?Pandangannya sinis ke seluruh ruangan ini. Namun ia tak terlalu merasa terkekang karena tak ada satupun tali yang mengikatnya seperti adegan kejam di sinetron.“Nona, silakan ditunggu.”Olivia kontan menoleh ke belakang. Tampak seorang pria mengenakan jas hitam formal sedang bertugas.“Hah? Nungguin siapa?” tanya Olivia yang tak kunjung mendapat jawaban juga.Dengan mata ayamnya, nampak seseorang telah datang mendekatinya. Ia pun menoleh ke kanan.“Eh?” Celetuk Olivia menghentikan langkah kaki wanita tersebut. Wanita yang ditemuinya di sebuah restoran korea di mall hari yang lalu.Perempuan itu s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • Cold Marriage   5 - Hamil?

    “That you were Romeo, you were throwing pebbles.” — Taylor Swift.***Ivan memejamkan matanya. Hari yang tak biasa telah terjadi. Seperti laba-laba telah bersarang di otaknya.“Mah!? Ini maksudnya apa?”Li Hua berkata, “mama sudah nggak bisa nunggu. Mama mau kamu menikah.”Lantas Ivan semakin stress, ia mengacak adul rambutnya yang lemas itu.“Aku belum mau!” tolak Ivan mentah-mentah. Melihat Li Hua menyicip beberapa masakan di sebuah hotel.Tampaknya Li Hua sedang merencanakan pernikahan baginya. Itu yang ada di pikiran Ivan. Sebab mamanya bertemu dengan pihak wedding organizer di hotel yang mereka kunjungi ini.Kemudian Ivan menarik tangan Li Hua dan mengajaknya keluar dan pulang.Ivan mengantar Li Hua ke rumah. Lantas ia be

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Cold Marriage   6 - Siapa Olivia dan Ivan?

    Terik matahari yang sangat terang benderang ini membuat seluruh manusia malas untuk keluar. Termasuk Olivia. Ia tidak berniat untuk berbelanja seperti biasanya. Hanya mendekam di dalam kandangnya saja.Perutnya pun kini sudah menebarkan nada. Tanda bahwa ia merasakan lapar dan ingin segera diisi.Olivia beranjak dari kasur dan menuju dapur.Dilihatnya satu buah yang mencolok mata. Ia tertarik memakan buah tersebut.“Livia!”Denyut nadi Olivia seketika berhenti selama satu detik setelah mendengarkan teriakan tersebut.“Kamu lagi hamil! Nggak boleh makan nanas!”“Tapi—““Nggak ada tapi-tapian,” ucapnya pada Olivia. “Mbak Asti! Ini siapa yang suruh taruh nanas di sini?!”Aulia meneriaki Asti sekarang.“Ma! Ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13
  • Cold Marriage   7 - Wasiat

    Sejujurnya Ivan tak bersungguh-sungguh dalam perkataannya kemarin saat berdialog dengan mamanya. Tentang rencananya menikahi Olivia. Yang benar saja, Ivan tak mengenal Olivia. Jadi ia hanya bermaksud menggertak mamanya dan membatalkan perjodohannya dengan Bella.Namun setelah mengetahui secercah celoteh dari seseorang, Ivan kembali mencari Olivia setelah satu bulan mereka tak bertemu kembali. Sebulan setelah Ivan secara tak diundang datang ke rumah Olivia. Mengatakan bahwa dirinya menghamili wanita muda tersebut.Pasalnya saat Ivan pergi setelah berdebat dengan mamanya, ia bertemu dengan seseorang yang dianggapnya sangat berharga.“Waktu itu … saya ingat sekejap kejadiannya.”Ivan memasang wajah antusias. Siap mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari mulut tersebut.“Saat itu opa kamu berniat membelikan es krim buat kamu. Kamu masih kecil sekali. Mungk

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Cold Marriage   8 - Otak Mesum

    Bukankah setiap kebetulan selalu didasari oleh suatu alasan?Bagi Ivan memang bukan kebetulan. Baginya ini adalah jalan hidupnya. Itulah mengapa ia selalu dekat dekat opanya. Rupanya selama ini ada alasan dibalik kedekatannya dengan opa dan omanya.“Oma? Coba dilihat lagi?”Omanya menajamkan penglihatannya saat memandangi layar benda pipih itu.“Iya. Oma yakin! Meski pandangan oma saat itu samar-samar karena pusing!”Ivan semakin menggaruk kepalanya. Mencoba meyakinkan pandangan omanya terhadap foto yang ia ambil beberapa hari lalu.“Ya ini gadis kecil waktu itu!”Desahan kalut terembus oleh Ivan.Baiklah. Jadi wanita bar-bar itu yang dijodohkan opa denganku?! Hff tapi bagaimana lagi? Aku sudah janji dengan opa dan oma untuk mencari gadis kecil yang ikut menolong kami saat

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Cold Marriage   9 - Proposal

    Meski Ivan sangat tahu bahwa dirinya tidak mencintai Olivia, ia memiliki motivasi untuk membahagiakan opa dan omanya. Selama dia bertumbuh hingga sekarang, merekalah yang lebih sering merawatnya.Orang tua Ivan sempat menolak dengan perjodohan yang diajukan oleh Mei.“Kemarin kita sudah diskusi. Saya tidak mau menjodohkan Ivan dengan anak dari pemilik perusahaan itu, Mi.”“Tapi—”Begitu kata Li Hua. Dia kekeuh menolak perjodohan ini.Li Hua berkata lagi, “Bella. Pokoknya Bella yang boleh jadi istri Ivan.”Kedua wanita itu beradu mulut. Persis seperti Ivan dengan Li Hua. Namanya juga anak dan ibu.Mei tetap bersikukuh mempertahankan keinginan suaminya.“Tapi kan papi udah nggak ada?!” Li Hua mencari alasan lagi yang sejujurnya agak menyakitkan bagi Mei. 

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Cold Marriage   10 - Sudah Ditetapkan

    “Ci anjingnya jenis apa? Besar banget!”Sebuah komentar yang terpampang di video Tik-tok milik Olivia. Pagi ini ia mengawali hari untuk mengecek beberapa komentar yang ada di akunnya.Kemarin adalah kali pertama Olivia mengunggah video bersama anjing besarnya yang berwarna cokelat dan putih itu.Setelah membaca puluhan komentar, Olivia memutuskan untuk beranjak dari ranjangnya menuju ke taman belakang.Kolam renang yang luas itu menyapa kedua bola matanya. Dengan gemericik air yang menghiasi pendengarannya.Tampaknya Olivia sedang membuka kamar berpintu kaca. Kamar itu seperti transparan karena jendelanya juga berkaca. Di samping kamar tersebut tumbuh sebuah pohon mangga yang terawat. Seolah meneduhi kamar itu.“Nah ini! Chu ini jenisnya Alaskan Malamute! Impor dari Cina,” ucap Olivia melalui rekamannya yang baru. Sembari memeluk anjin

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-23
  • Cold Marriage   11 - Tak Ada Kata Kabur

    Pilihan hati orang tua hampir tidak pernah salah. Ini yang dirasakan oleh Aulia. Baginya Ivan adalah seseorang yang tepat untuk Olivia. Meski mereka berdua belum bisa merasakan cinta. Namun Aulia yakin nanti akan ada saatnya mereka bisa memadu perasaan itu.“PREWED, MA?!”Astaga! Amarah Olivia membuncah. Tidak ada angin, tidak ada hujan. Seketika Aulia memintanya untuk menjadwalkan foto pre-wedding bersama Ivan.“Wah! Parah banget! Aku tertekan kalau begini!” teriaknya dalam hati.Mungkin tahun ini adalah tahun di mana Olivia tidak bisa berkehendak sesuka hati lagi. Sepertinya alam sudah tidak mengijinkannya. Sudah terlalu lama Olivia membangkang dan bertindak sesuai kemauannya.Bukankah terkadang kita harus bisa menerima apa yang sedang diujikan oleh semesta ini? Tidak semua bisa dilakukan sesuai keinginan hati. Ada saatnya seseorang diberikan co

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29

Bab terbaru

  • Cold Marriage   13 - Hari Semakin Dekat

    “Aaargh!”Teriakan itu sempat mengusir burung-burung kecil yang sedang hinggap di batang pohon sebelah kamar Olivia.Ia sudah berpindah dari hotel ke sebuah kos eksklusif. Olivia mendapatkan lantai dua sehingga ia bersebelahan dengan pohon salam dengan daunnya yang tipis.Rambut Olivia pagi ini sangat berantakan. Wajahnya memerah karena emosi yang memuncak dan tak tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Bumi seolah sedang memberikan racun padanya kali ini.Ia memikikan perkataan Ivan di malam dua hari yang lalu.Saat itu Ivan juga mengajaknya pulang namun Olivia kekeuh menolaknya. Sehingga Ivan berkata, “oke. Aku kasih kamu waktu lagi. Tapi kalau aku sudah muak dan nggak tahan … aku jemput dan paksa kamu.”Olivia juga mematikan ponselnya. Ia berusaha keras untuk tidak menghubungi siapapun. Karena ia merasa tidak ada yang berp

  • Cold Marriage   12 - Menikah Denganku!

    “Nes?”Olivia berdeham setelah menyapa temannya melalui telepon. “A-aku boleh nginep di rumahmu?”Nessa mengernyitkan matanya. Ada perasaan ragu di wajahnya.“Kenapa, Ci?”“Mmm aku nggak mau di rumah aja, sih?”Olivia enggan menceritakan hal yang dialaminya kini. Seraya membayangkan kejadian tempo lalu saat ia pergi dari rumah dan berakhir menginap di sebuah hotel mewah yang ternyata menjadi malapetaka untuknya. Kartu kreditnya diblokir semua oleh papanya—pemegang kartu kredit utama.“Ta-tapi rumahku jelek?” Nessa menjawab dengan bimbang. Antara merasa kasihan dengan temannya ini atau harus mengikuti pesan dari Aulia.“Pokoknya aku mau tidur di rumah kamu. Nggak apa-apa, ya?”Nessa menggaruk keningnya kasar. “Aku ijin mamaku dulu, ya?&

  • Cold Marriage   11 - Tak Ada Kata Kabur

    Pilihan hati orang tua hampir tidak pernah salah. Ini yang dirasakan oleh Aulia. Baginya Ivan adalah seseorang yang tepat untuk Olivia. Meski mereka berdua belum bisa merasakan cinta. Namun Aulia yakin nanti akan ada saatnya mereka bisa memadu perasaan itu.“PREWED, MA?!”Astaga! Amarah Olivia membuncah. Tidak ada angin, tidak ada hujan. Seketika Aulia memintanya untuk menjadwalkan foto pre-wedding bersama Ivan.“Wah! Parah banget! Aku tertekan kalau begini!” teriaknya dalam hati.Mungkin tahun ini adalah tahun di mana Olivia tidak bisa berkehendak sesuka hati lagi. Sepertinya alam sudah tidak mengijinkannya. Sudah terlalu lama Olivia membangkang dan bertindak sesuai kemauannya.Bukankah terkadang kita harus bisa menerima apa yang sedang diujikan oleh semesta ini? Tidak semua bisa dilakukan sesuai keinginan hati. Ada saatnya seseorang diberikan co

  • Cold Marriage   10 - Sudah Ditetapkan

    “Ci anjingnya jenis apa? Besar banget!”Sebuah komentar yang terpampang di video Tik-tok milik Olivia. Pagi ini ia mengawali hari untuk mengecek beberapa komentar yang ada di akunnya.Kemarin adalah kali pertama Olivia mengunggah video bersama anjing besarnya yang berwarna cokelat dan putih itu.Setelah membaca puluhan komentar, Olivia memutuskan untuk beranjak dari ranjangnya menuju ke taman belakang.Kolam renang yang luas itu menyapa kedua bola matanya. Dengan gemericik air yang menghiasi pendengarannya.Tampaknya Olivia sedang membuka kamar berpintu kaca. Kamar itu seperti transparan karena jendelanya juga berkaca. Di samping kamar tersebut tumbuh sebuah pohon mangga yang terawat. Seolah meneduhi kamar itu.“Nah ini! Chu ini jenisnya Alaskan Malamute! Impor dari Cina,” ucap Olivia melalui rekamannya yang baru. Sembari memeluk anjin

  • Cold Marriage   9 - Proposal

    Meski Ivan sangat tahu bahwa dirinya tidak mencintai Olivia, ia memiliki motivasi untuk membahagiakan opa dan omanya. Selama dia bertumbuh hingga sekarang, merekalah yang lebih sering merawatnya.Orang tua Ivan sempat menolak dengan perjodohan yang diajukan oleh Mei.“Kemarin kita sudah diskusi. Saya tidak mau menjodohkan Ivan dengan anak dari pemilik perusahaan itu, Mi.”“Tapi—”Begitu kata Li Hua. Dia kekeuh menolak perjodohan ini.Li Hua berkata lagi, “Bella. Pokoknya Bella yang boleh jadi istri Ivan.”Kedua wanita itu beradu mulut. Persis seperti Ivan dengan Li Hua. Namanya juga anak dan ibu.Mei tetap bersikukuh mempertahankan keinginan suaminya.“Tapi kan papi udah nggak ada?!” Li Hua mencari alasan lagi yang sejujurnya agak menyakitkan bagi Mei. 

  • Cold Marriage   8 - Otak Mesum

    Bukankah setiap kebetulan selalu didasari oleh suatu alasan?Bagi Ivan memang bukan kebetulan. Baginya ini adalah jalan hidupnya. Itulah mengapa ia selalu dekat dekat opanya. Rupanya selama ini ada alasan dibalik kedekatannya dengan opa dan omanya.“Oma? Coba dilihat lagi?”Omanya menajamkan penglihatannya saat memandangi layar benda pipih itu.“Iya. Oma yakin! Meski pandangan oma saat itu samar-samar karena pusing!”Ivan semakin menggaruk kepalanya. Mencoba meyakinkan pandangan omanya terhadap foto yang ia ambil beberapa hari lalu.“Ya ini gadis kecil waktu itu!”Desahan kalut terembus oleh Ivan.Baiklah. Jadi wanita bar-bar itu yang dijodohkan opa denganku?! Hff tapi bagaimana lagi? Aku sudah janji dengan opa dan oma untuk mencari gadis kecil yang ikut menolong kami saat

  • Cold Marriage   7 - Wasiat

    Sejujurnya Ivan tak bersungguh-sungguh dalam perkataannya kemarin saat berdialog dengan mamanya. Tentang rencananya menikahi Olivia. Yang benar saja, Ivan tak mengenal Olivia. Jadi ia hanya bermaksud menggertak mamanya dan membatalkan perjodohannya dengan Bella.Namun setelah mengetahui secercah celoteh dari seseorang, Ivan kembali mencari Olivia setelah satu bulan mereka tak bertemu kembali. Sebulan setelah Ivan secara tak diundang datang ke rumah Olivia. Mengatakan bahwa dirinya menghamili wanita muda tersebut.Pasalnya saat Ivan pergi setelah berdebat dengan mamanya, ia bertemu dengan seseorang yang dianggapnya sangat berharga.“Waktu itu … saya ingat sekejap kejadiannya.”Ivan memasang wajah antusias. Siap mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari mulut tersebut.“Saat itu opa kamu berniat membelikan es krim buat kamu. Kamu masih kecil sekali. Mungk

  • Cold Marriage   6 - Siapa Olivia dan Ivan?

    Terik matahari yang sangat terang benderang ini membuat seluruh manusia malas untuk keluar. Termasuk Olivia. Ia tidak berniat untuk berbelanja seperti biasanya. Hanya mendekam di dalam kandangnya saja.Perutnya pun kini sudah menebarkan nada. Tanda bahwa ia merasakan lapar dan ingin segera diisi.Olivia beranjak dari kasur dan menuju dapur.Dilihatnya satu buah yang mencolok mata. Ia tertarik memakan buah tersebut.“Livia!”Denyut nadi Olivia seketika berhenti selama satu detik setelah mendengarkan teriakan tersebut.“Kamu lagi hamil! Nggak boleh makan nanas!”“Tapi—““Nggak ada tapi-tapian,” ucapnya pada Olivia. “Mbak Asti! Ini siapa yang suruh taruh nanas di sini?!”Aulia meneriaki Asti sekarang.“Ma! Ak

  • Cold Marriage   5 - Hamil?

    “That you were Romeo, you were throwing pebbles.” — Taylor Swift.***Ivan memejamkan matanya. Hari yang tak biasa telah terjadi. Seperti laba-laba telah bersarang di otaknya.“Mah!? Ini maksudnya apa?”Li Hua berkata, “mama sudah nggak bisa nunggu. Mama mau kamu menikah.”Lantas Ivan semakin stress, ia mengacak adul rambutnya yang lemas itu.“Aku belum mau!” tolak Ivan mentah-mentah. Melihat Li Hua menyicip beberapa masakan di sebuah hotel.Tampaknya Li Hua sedang merencanakan pernikahan baginya. Itu yang ada di pikiran Ivan. Sebab mamanya bertemu dengan pihak wedding organizer di hotel yang mereka kunjungi ini.Kemudian Ivan menarik tangan Li Hua dan mengajaknya keluar dan pulang.Ivan mengantar Li Hua ke rumah. Lantas ia be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status