Home / Romansa / City Light / 5. Menjualmu Pada Pria Kaya

Share

5. Menjualmu Pada Pria Kaya

Author: Aerina Jane
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Hahaha! Itu benar, Tuan Jamie," sahutku. "Ayahku memang terobsesi memiliki menantu kaya. Sebenarnya bukan untuk menyokong XP Fire, dia hanya ingin aku bahagia dengan memiliki suami yang sepadan denganku. Kami tidak munafik, sebenarnya keluarga kalian juga begitu kan? Bahkan di antara kalian pasti dipaksa menikahi orang di atas kalian. Hanya saja... kalian tidak memperlihatkannya. Aku tidak dijual, ayahku hanya berusaha mencarikan aku suami, meski begitu... yang berhak menilai calon suamiku adalah aku sendiri, dan..." Aku melirik Jamie dengan muak. "Tentu saja Tuan Jamie Lim bukan seleraku, maaf. Karena itulah saat di restoran aku meninggalkan anda. Anda bukan tipe idealku."

"Bukankah aku yang meninggalkanmu?" sahut Jamie dengan sorot mata mengancam.

Aku tersenyum sinis lalu beralih pada teman-teman Jamie. "Kalau kalian tidak percaya, kalian bisa cek rekaman CCTV di restoran itu, kalian akan tahu siapa yang lebih sampah di sana," kataku pada teman-teman Jamie.

Aku melirik Jamie dengan marah dan berkata, "Oh ya, kau tidak perlu mengganti uangku. Semua makanan itu aku yang traktir sebagai permintaan maaf. Kuharap kita tidak bertemu lagi di lain waktu. Oh ya, satu lagi. Apa kau sudah bercermin?"

Kemudian aku pergi meninggalkan mereka. Setelah kepergianku, pasti Jamie diinterogasi habis-habisan oleh teman-temannya. Biar saja! Biar dia berpikir seburuk apa dirinya. Dari kejauhan aku mendengar seruan teman-teman Jamie dan aku tidak mau tahu apa yang terjadi selanjutnya .

-o0o-

Satu meja diisi oleh sepuluh orang. Aku mendapat meja nomor tujuh bergabung dengan tamu yang lain. Itu bukan keinginanku, si 'tuan rumah' yang mengatur tempat duduk para tamu. Di atas meja telah disediakan beberapa alat makan. Di tengah-tengah aula terdapat meja yang lebih besar dengan dekorasi paling indah, meja itu khusus untuk keluarga Ji. Entah berapa puluh lampu yang menggantung di langit-langit, entah berapa jenis bunga menghiasi setiap sudut aula sehingga memberi aroma wangi yang menyegarkan. Parfum para tamu beradu menjadi satu, mereka membicarakan si tuan rumah dari mulut ke mulut dan mulai menyebar gosip paling lezat untuk dikonsumsi. Tidak heran, pesta seperti ini menjadi ajang pertukaran informasi di antara kalangan pembisnis.

"Bukankah kau Maria Tan? Wakil direktur XP Fire yang baru ya? Kudengar ayahmu sedang menjualmu pada pria kaya, tapi tampaknya kau datang sendirian," tanya seorang wanita keibuan yang duduk di sampingku. Tatapannya padaku tampak merendahkan.

Aku diam sejenak mendapat pertanyaan seperti itu. Gosip tentang 'aku dijual oleh ayahku' sudah menyebar ke kalangan elit sejak lama, jadi aku sudah terbiasa dengan pertanyaan itu. Wanita di sampingku ini merupakan pemimpin tertinggi dalam sebuah perkumpulan wanita tingkat internasional, sepertinya aku harus membuatnya sedikit terhibur.

"Betul, Nyonya Mo. Saya Maria Tan dari XP Fire. Hari ini kebetulan ayahku tidak bisa datang, jadi saya datang sendirian. Bagaimana kabar anda?" balasku dengan senyum tipis.

"Kau mengenalku?" Wanita ini kaget. Dia pikir aku tak mengenal dirinya.

"Tentu saja. Bagaimana mungkin saya tidak mengenal wanita paling berpengaruh di Vminim? Anda sudah dikenal oleh dunia. Semua telinga tentu pernah mendengar tentang anda karena prestasi anda di Vminim."

"Hahaha, tentu saja. Tanpa aku Vminim tidak akan berjalan sejauh ini," ujarnya dengan sombong.

"Tentu. Pasti anda wanita yang cerdas dan memiliki pemikiran luar biasa. Berkat anda, para wanita di dunia terselamatkan. Saya sangat mengagumi program anda. Sepertinya saya harus belajar banyak dari anda."

"Kau terlalu banyak memuji, itulah yang seharusnya seorang pemimpin lakukan, bukan?"

"Benar, Nyonya Mo."

"Oh ya, omong-omong, Vminim memiliki anggota seusiamu, kau boleh bergabung jika ingin."

"Benarkah?" Aku pura-pura terkejut.

Wanita ini mengangguk mengiyakan dengan ekspresi antusias, dia mulai senang mengobrol denganku. Ternyata dia wanita yang mudah dirayu.

"Terima kasih atas tawarannya, Nyonya Mo. Akan saya pikirkan matang-matang, tapi bergabung di Vminim tentu tidak sembarang orang bisa masuk. Saya merasa diri saya tidak pantas masuk ke sana."

"Sekarang aku menjabat sebagai ketua umum, wewenangku jauh lebih luas, aku akan memberimu tiket emas untuk masuk ke Vminim."

"Oh ya ampun, kenapa anda baik sekali? Saya jadi merasa tidak enak."

Akhirnya kami mengobrol tentang banyak hal. Nyonya Mo orang yang mudah dirayu dan terkadang plin-plan. Dia mengagung-agungkan dirinya yang telah berhasil membangun kualitas Vminim menjadi lebih baik. Dia pikir orang luar tidak tahu apa yang sebenarnya dia lakukan di Vminim. Di media sosial, surat kabar dan berita-berita di TV, mereka mengabarkan kalau Nyonya Mo berhasil mensejahterakan para wanita di dunia dengan menampilkan berbagai foto sebagai bukti kerja keras Nyonya Mo dan anggota lainnya. Padahal... foto itu tidak seperti yang diberitakan, itu hanya sebuah pencitraan untuk menjunjung tinggi posisi Vminim dan menarik banyak sumbangan — kemudian dana itu dikorupsi untuk mensejahterakan para anggotanya sendiri. Itu tindakan kriminal serius, tapi belum ada orang yang berani membuka kasus itu. Memang tidak banyak masyarakat yang tahu, tapi beberapa politikus dan pembisnis tahu sifat asli pemimpin Vminim.

Baiklah, sekarang lupakan soal Vminim terkutuk itu karena si tuan rumah telah tiba di aula makan malam.

Semua mata tertuju pada pintu masuk yang terbuka lebar. Di barisan paling depan ada seorang kakek memimpin jalan bersama istrinya. Mereka menyapa para tamu dengan senyum ramah, meski sudah tua tapi fisiknya terlihat segar. Kakek itu adalah Henry Ji, pewaris ke enam Lissel Group dan posisinya akan diberikan pada orang yang bernama Adams Ji, pewaris Lissel Group selanjutnya yang merupakan anak kandung Henry sekaligus presdir Lissel Group di periode saat ini. Setelah Adams, Evin adalah pewaris selanjutnya karena dia adalah anak laki-laki tunggal milik Adams.

Anggota keluarga inti yang lain berjalan di belakang Henry, mereka menyapa para tamu, aku mengenal beberapa di antara mereka: ada Adams dan istrinya, Meghan, Cecillia. Seharusnya ada satu anggota lagi, Evin. Sepertinya dia tidak hadir di sini. Evin, Meghan dan Cecillia merupakan cucu kandung Henry dan anak kandung Adams, Evin adalah cucu tertua dan aku sangat mengenal pria itu sampai ke akar-akarnya. Di belakang mereka diikuti oleh anggota keluarga yang lain dan aku tidak mengenal mereka karena mereka jarang terekspos oleh media.

Anggota keluarga Ji menempati meja yang tersedia di tengah-tengah kami. Henry tetap berdiri di depan kursinya dan memberi sedikit sambutan kepada para tamu. Mempersilakan kami untuk menikmati pestanya.

"Maaf saya terlambat."

Tiba-tiba muncul seorang pria muda dari balik pintu masuk. Semua orang menatap ke arahnya, tak terkecuali aku.

"Maaf saya terlambat," ucapnya sekali lagi.

Pria itu berjalan menuju meja Henry sambil sesekali menyapa para tamu. Aku masih terbengong-bengong melihat kehadirannya. Evin, ternyata dia juga hadir. Biasanya dia tidak tertarik untuk hadir di acara seperti ini meskipun dia termasuk tuan rumahnya, tapi dia hadir di sini dan itu suatu kejadian yang sangat langka. Tahu begini aku tidak hadir saja. Aku langsung berbalik menatap meja untuk menyembunyikan wajahku, dia tidak boleh melihatku di sini.

Related chapters

  • City Light   6. Aku Yang Mengundangmu

    "Wah, bukankah itu Evin Ji?" "Itu Evin Ji." "Iya, itu Evin Ji." "Dia sangat tampan jika dilihat langsung." "Benar. Dia adalah orang yang akan menerima kekuasaan tertinggi di Lissel Group." "Aku belum pernah melihat pria seperti itu, dia terlalu sempurna." Sejak kehadiran pria itu, mulailah terdengar bisikan-bisikan dari para tamu, membicarakan tentang Evin. Para wanita begitu memuja dan memuji sosok Evin Ji. Mereka tidak tahu siapa sebenarnya Evin, jika mereka tahu — mereka tidak akan pernah mengatakan hal-hal yang membuat nama Evin melambung tinggi. Tapi bagaimanapun juga, Evin tetap menjadi yang nomor satu meskipun dia bejat. Karena dia tertolong secara financial dan fisik. Jika dia miskin atau jelek, dia sudah dihujat habis-habisan. Jika kau kaya atau tampan/cantik, kau akan aman. "Bagaimana, Nona Maria? Apa menurutmu Evin Ji pria yang tampan?" tanya Nyonya Mo padaku. "Tidak munafik, sebagai wanita saya mengakui kalau Evin Ji adalah pria yang tampan dan sempurna." "Apa dia

  • City Light   7. Aku Menginginkan Sesuatu Darimu

    Pria aneh. Bagaimana bisa kami bertemu dengan situasi seperti ini? Berawal dari dia mandi di kamarku, lalu bertemu di lorong sepi dan mengantarku ke kamar. Dia berkata kami saling kenal dan merupakan calon suamiku? Apa dia sedang berhalusinasi? Atau hanya menggodaku? Sepertinya dia hanya menggodaku karena aku memang sedang cantik malam ini. Tapi... sedang apa dia di lorong sepi itu? Dan siapa dia? Dia tahu namaku dan tahu nama ayahku. Dia juga tahu kalau aku adalah tamu undangan Lissel Group. Astaga, pria itu membuatku semakin takut, dia masuk kamarku tanpa izin — bahkan masuk tanpa kunci akses, lalu kami bertemu di lorong sepi, bahkan dia menyapaku seolah dia tahu wanita di lorong itu adalah aku. Tidak, mungkin saja itu memang kebetulan. Apa aku terlalu menganggapnya serius? Tidak. Masalah ini memang serius. Kejadian demi kejadian tampaknya tidak kebetulan. Sejak dia mandi di kamarku sudah aneh dan dia mengatakan hal-hal yang tidak kumengerti. Aku tidak merasa pernah bertemu dengan

  • City Light   8. Selalu Muncul Tiba-tiba

    Pria ini tergelak, cenderung mengejek. "Kau sangat tidak sopan, Nona. Harusnya kau menawarkan sarapan padaku atau mengajakku sarapan bersama di sini. Bahkan tak menyuruhku duduk, kau malah mengusirku?" "Sayangnya aku tidak punya niat mengajak anda sarapan bersama, karena itu aku bersikap tidak sopan, maaf." Pria ini tergelak lagi, kali ini dia tampak merasa geli dengan responku. "Baiklah, kalau begitu apa boleh aku duduk semeja denganmu?" "Maaf, sebaiknya anda cari tempat duduk lain saja. Di sana banyak meja yang kosong." "Kenapa?" "Karena aku merasa tidak nyaman dengan anda, maaf." Pria ini tercengang mendengar jawabanku yang mungkin membuat harga dirinya merosot. "Rupanya kau sangat 'jujur'." "Terima kasih, itu adalah salah satu kelebihanku." "Hahaha! Baiklah, rupanya kau sangat menyebalkan. Nikmati sarapanmu, aku tidak akan mengganggu. Sampai jumpa." Pria itu pergi meninggalkan mejaku. Kukira dia akan mengambil sarapan, ternyata tidak. Dia meninggalkan ruang penjamuan. Lalu

  • City Light   9. RenZ Entertaiment

    Muncul rasa tidak enak dalam diriku, pria itu tampak sangat santai saat resepsionis berhasil memanggil petugas keamanan ke lobby. Aku khawatir aku salah paham dengannya, mungkin saja kami memang bertemu secara kebetulan. Tidak, bisa jadi dia berlagak polos supaya orang lain tidak curiga kalau dia itu penguntit. "Nona, di mana orangnya?" tanya salah seorang petugas keamanan padaku. Dengan mantap aku menunjuk ke arah pria aneh itu yang masih berdiri di tempatnya. Petugas berbalik untuk melihat siapa orang yang kutunjuk. Petugas keamanan kaget dan kebingungan. Dua petugas itu malah membungkuk singkat sebagai sapaan hormat terhadap pria itu. Apa sebelum menangkap penjahat mereka selalu memberi hormat terlebih dahulu? Aneh. Orang-orang di Del Express banyak yang aneh. Yang lebih aneh, pria itu malah menyerahkan kedua tangannya kepada petugas untuk diborgol. Apa dia sangat ingin ditangkap? Ya Tuhan, dia sungguh manusia aneh. Karena sudah begitu, kedua petugas memborgol si pria dan berkat

  • City Light   10. Memutuskan Hadir Ke Pesta

    "Halo, Etman, aku akan hadir ke pesta. Saat kau tiba segera bawa semua barang-barangku dan tunggu aku di lobby. Setelah pesta selesai aku langsung pulang dan satu lagi, jangan menerima pesan apapun kecuali dari mulutku sendiri. Apa kau mengerti?" jelasku pada sopirku melalui telepon."Baik, Nona. Saya mengerti."Akhirnya aku memutuskan untuk hadir ke pesta. Soal Evin? Aku sudah menyiapkan rencanaku. Kuharap hari ini aku beruntung....Pesta dimulai pukul 20.00. Saat ini masih pukul 19.00, sedangkan aku baru saja selesai berdandan. Long dress bahan brukat dan satin membungkus tubuhku, dress ini merupakan koleksi terbaru dari Louvi Paris dan hanya tersedia lima buah di dunia dengan warna yang berbeda-beda. Aku memilih warna dark navy karena aku menyukai warna itu. Jangan tanya betapa mahalnya dress ini. Rambut panjangku kubiarkan terurai dan sebagian kujepit supaya terlihat lebih rapi. Karena aku sudah cantik sejak lahir, aku tidak perlu berlebihan memoles wajahku.Sebelum pukul 20.00

  • City Light   11. Sebuah Trauma Berat Dalam Hidupku

    Bros emas berbentuk logo RenZ. Tidak ada yang memiliki bros itu selain CEO RenZ. Itu artinya sang CEO sendiri yang menemuiku? Biasanya dia menyuruh orang lain untuk menemui rekan bisnis. Tapi kali ini dia sendiri yang menemuiku? Wow, di luar dugaan. Tapi itu berita bagus! Sangat bagus! "Hai, Maria!" Seorang wanita seusiaku datang menyapa. Aku menoleh ke samping untuk melihat siapa yang datang. "Jenny? Benarkah kau Jenny?" balasku dengan nada terkaget-kaget. "Ya, aku Jenny. Syukurlah kau masih mengingatku." Wanita itu tersenyum sumringah. "Oh, astaga. Bagaimana kabarmu?" Aku menjabat tangannya dan dia balas menjabat tanganku. "Baik, sangat baik. Bagaimana denganmu, Maria?" "Aku juga baik." "Omong-omong... kau juga diundang ke pesta ini? Kudengar hubungan XP Fire dan Lissel Group tidak baik." "Entahlah, aku hanya memenuhi undangan untuk menggantikan ayahku, selalu seperti itu." "Hahaha! Sudah kuduga. Kudengar kau... dijual... oleh ayahmu? Itu tidak benar kan?" tanya Jenny denga

  • City Light   12. Dia Adalah Calon Suamiku

    "Tidak, hanya saja... kau terlihat gugup. Kau tidak berbohong padaku kan? Maria, kalau kau masih mencintaiku, katakan saja. Tidak perlu bersembunyi seperti ini," balas Evin dengan penuh percaya diri. "Heh, Evin... Evin... Kau tahu betul bagaimana aku. Jika aku kehilangan barang, aku akan membelinya yang baru dari pada harus repot-repot mencarinya." "Tapi jika barang itu adalah berlian, bukankah kau akan tetap mencarinya?" "Sayangnya kau bukan berlian, Evin. Berhenti menganggap dirimu sangat berharga. Sekalipun kau seorang pewaris Lissel Group, tapi bagiku kau hanya tisu toilet. Apa kau lupa dengan kejadian di Los Angeles? Itulah dirimu yang sebenarnya." Wajah Evin merah padam. Dia tersulut emosi, aku tahu ucapanku akan membuatnya sangat marah. Tapi itu tidak sebanding dengan apa yang aku rasakan saat di Los Angeles. Kejadian itu akan selalu kuingat sampai aku mati. Luka itu masih basah hingga saat ini. Aku tidak dendam pada Evin, aku hanya tidak bisa melupakan luka yang dia ciptaka

  • City Light   13. Kenapa Tidak Memberitahu Sejak Awal?

    Akhirnya aku menemukan toilet wanita berkat bantuan petugas hotel. Kebetulan toilet sedang sepi, hanya ada petugas yang sedang membersihkan toilet kemudian pergi saat aku baru menyalakan kran wastafel. Aku mencuci kedua tanganku di bawah aliran air, dengan begini aku merasa lebih rileks. Aku terbiasa melakukan hal ini ketika merasa gugup atau terkejut akan sesuatu. Suara gemericik aliran air dan rasa dingin di tanganku membuat sensasi yang menenangkan. Ada begitu banyak pertanyaan di kepalaku. Kenapa dia tidak memberitahu aku kalau dia adalah Lucas Chen? KENAPA? Kenapa dia tidak bilang sejak awal? Tetap saja dia pria aneh, tiba-tiba masuk kamarku dan mandi di sana. Lalu dapat dari mana kartu akses kamarku? Jika dia termasuk tamu undangan di sini, tentu dia mendapat kamar dari Lissel Group, tapi dia... wah... pria itu benar-benar aneh. Tidak masuk akal. Lalu apa maksudnya dia memakai bros emas logo RenZ? Apa Lucas seorang CEO? Bukankah dia hanya seorang pengacara yang kebetulan popule

Latest chapter

  • City Light   4. Terobsesi Menantu Kaya

    Aku menoleh ke belakang ketika seorang pria memanggil namaku. Jamie Lim.Astaga, aku lupa kalau orang itu selalu hadir di acara-acara seperti ini.Aku hanya tersenyum tipis dan mengangguk sebagai balasan. Saat hendak pergi menghindarinya, pria itu malah menarikku bergabung bersama teman-temannya.Aku berusaha memberinya kode supaya melepaskan tanganku, tapi sepertinya dia tidak mengerti. Orang tolol ini, membuatku malu karena orang-orang di sekitar melihat, aku takut mereka akan berpikir bahwa aku memiliki hubungan dekat dengan Jamie Lim.“Bukankah kau Maria Tan yang sekarang jadi wakil presdir di XP?” tanya seorang teman Jamie.“Iya, kau benar. Seminggu yang lalu dia sempat kencan buta denganku,” sahut Jamie dengan girang.“Benarkah?”“Tentu saja. Kalian tahu ayahnya kan? Dia sangat terobsesi memiliki menantu kaya dan aku salah satu targetnya. Tapi… kalian tahu kan seleraku seperti apa? Maria Tan tidak bisa menggapai itu dan aku menolaknya saat kami kencan buta. Aku tidak bisa meneri

  • City Light   21. Kenapa membenci wanita itu?

    "Tidak, Kek. Buka mata Kakek. Berhenti menunggalkan aku sebagai cucu Kakek sedangkan masih ada tiga cucu Kakek yang lain. Kek, berhenti menyakiti Evin, Cicillia dan Meghan, mereka sangat menyayangi Kakek tapi apa yang Kakek lakukan pada mereka?" Hermand terdiam. Benar, sikapnya terhadap Lucas dan ketiga cucunya yang lain sangat kontras. Tidak salah jika Lucas memilih meninggalkan rumah supaya Hermand lebih fokus kepada tiga cucunya yang lain. Supaya Hermand sadar bahwa ada cucu lain selain Lucas yang harus diperhatikan. Yang membutuhkan cinta - kasih yang sama seperti cinta dan kasihnya kepada Lucas. Sakit hati tetaplah sakit hati, karena kesakitan itu membuat Hermand menutup sebelah matanya dan hanya melihat Lucas seorang sebagai cucunya. Cucu kesayangan dan pewaris utama dari Lissel Group. Evin? Hermand tidak pernah menganggap Evin

  • City Light   20. Kakak tertua datang

    "Kau yakin? Kau sudah memeriksanya?" "Kami sangat yakin, Tuan." Evin meletakan kedua tangannya di atas meja, mengetuk-ngetuk meja menggunakan jari telunjuknya.Tuk. tuk. tuk. "Setelah ini apa rencana kalian?" "Kami akan terus mengawasinya dan mengelilingi area kafe, kami berasumsi kalau kakak anda pergi melalui jalan yang tersembunyi." "Baiklah, apa pun itu... kalian harus menemukannya, kalau tidak... aku tidak akan membayar kalian." "Baik, Tuan." -o0o- Seminggu berlalu... Akhirnya Evin berhasil membawa kakak

  • City Light   19. Bawa kakakmu pulang

    Evin selalu berusaha menjadi seperti kakaknya, ingin menyamainya, tapi sekeras apa pun dia berusaha, dia dan kakaknya adalah orang yang berbeda dan sampai kapan pun tidak akan bisa sama. Mencari sesuatu yang membuat Kakek menyukai kakaknya, Evin tak menemukan sesuatu yang spesial. Kakaknya sama saja seperti orang pada umumnya, bahkan lebih pembangkang dari pada Evin sampai-sampai berani meninggalkan rumah. "Kenapa aku yang harus menikah duluan? Kakak lebih tua, kenapa bukan kakak saja yang menikah dulu?" balas Evin menahan kecewa. "Kau menginginkan itu? Kalau begitu bawa kakakmu pulang." "Kalau aku membawanya pulang, Kakek tidak perlu lagi menyuruhku untuk menikah, bukan?" "Ya, terserah kau mau melakukan apa. Kau mau menjadi fotog

  • City Light   18. Tidak menjamin hidupmu

    "Kenapa Mom selalu menyalahkan foto-foto ini dari pada menyalahkan diri Mom sendiri?" balas Evin. "Kenapa Mom menyalahkan diri sendiri? Tentu saja foto-foto itu yang membuatmu mengabaikan perusahaan! Kau berlagak sibuk dengan wanita, padahal kau menutupi foto-foto itu dengan wanita!" "Mom, apa salahnya aku menjadi fotografer?" Evin berdiri dari kursinya. "Fotografer tidak akan menjamin hidupmu!" "Bisa, Mom! Mom saja yang tidak suka aku menjadi fotografer! Mom, tidak bisakah Mom mendukung satu saja yang menjadi impianku?" "Dengar, Evin, Lissel Group jauh lebih membuatmu bahagia dari pada fotografi." "Itu menurut Mom, tapi tidak

  • City Light   17. Aku tidak akan menikah dengan siapa pun

    "Kau sangat kasar, Tuan." "Aku memang orang yang kasar dan aku tidak menyukai wanita, aku tidak akan menikah dengan siapa pun." "Bagus, itulah yang kucari..." Maria mencondongkan tubuhnya ke tubuh Lucas dan membisikkan kalimat dengan suara menggoda, "Bukankah aku cantik? Menikah saja denganku, meskipun menikah, kau akan tetap merasa tidak menikahi siapa pun. Kau hanya perlu berada di sisiku saat di depan orang tuaku saja. Bagaimana? Bukankah itu sangat menarik?" "..." Tanpa takut, Maria membelai wajah Lucas. Tangannya merasakan kalau jenggot Lucas baru saja dicukur. Kulit yang halus membuat Maria merasa terpukau. 'Kulit seorang pria bagaimana bisa sehalus ini?' Awalnya Lucas men

  • City Light   16. Mengikuti skenario Maria

    Sementara di kantor tempat Maria bekerja, begitu mendapat telepon dari rumah, Maria panik setengah mati. Tidak, dia kaget dan penasaran tentang motif apa di balik kedatangan Lucas di rumahnya. Buru-buru Maria meninggalkan ruangannya dan pulang meskipun belum jamnya untuk pulang. Sebagai pimpinan, Maria bebas pergi kapan saja kalau tidak ada pekerjaan lagi di kantor. Maria mengendarai mobilnya sedikit mengebut sambil membawa rasa penasaran yang membuatnya tidak sabar untuk bisa sampai di rumah. Tak bisa dipungkiri, Maria merasa senang atas kedatangan Lucas. Saat menerima panggilan dari Ros tadi, dia mendengar suara ibunya sedang mengatakan sesuatu. Tapi Maria tidak tahu apa yang dikatakan oleh ibunya karena suaranya terdengar samar-samar. Maria tidak menyangka, Lucas datang sendiri ke rumahnya. Padahal yang Maria minta hanya alamat rum

  • City Light   15. Apa Nyonya Mo Selingkuh?

    Jarum jam menunjukkan pukul 17.00. Harusnya jam kerja sudah berakhir, tapi aku masih memiliki beberapa hal yang harus kukerjakan. Di samping itu, pikiranku terus tertuju pada undangan Jenny — membuatku tidak bisa fokus pada pekerjaanku. "Bu Maria, ini ada beberapa dokumen yang memerlukan tanda tangan anda," ucap Selly, sekretarisku. Dia masuk ke dalam ruanganku sambil membawa tumpukan kertas. Aku melirik lagi ke arah jam digital di meja kerjaku. Entah kenapa aku merasa tidak sabar untuk meninggalkan kantor. "Aku harus pergi ke suatu tempat, apa aku bisa menundanya besok?" kataku pada Selly. Ada nada memaksa di sana. "Tentu saja. Di mana saya harus meletakkan ini?" "Tolong letakkan di meja dekat rak buku! Besok akan kuperiksa." "Baik." "Oh ya, Selly. Apa ada pakaianku di kantor?" "Ada. Apa anda ingin aku menyiapkannya?" "Iya. Aku akan pergi ke pesta reuni, tolong siapkan!" "Pesta? Apa anda ingin memakai gaun atau semacamnya?" "Tidak. Jangan terlalu mewah, aku hanya perlu terli

  • City Light   14. Rencana Jenny Dan Aku

    Label 'barang dagangan' sudah melekat di dalam diriku, jadi sekalian saja aku merendahkan diriku sendiri dengan mengajak Lucas menikah. Namun, ajakanku langsung ditolak olehnya, harga diriku semakin jatuh. Ah, tanpa itu pun harga diriku sudah jatuh sejak ayahku menjodohkan aku dengan beberapa pria kenalannya. Kencan buta sialan! Dikarenakan oleh label itu, reputasi XP Fire juga terpengaruh. Untungnya aku bisa menyelamatkan XP Fire, yah... walaupun posisinya tidak setinggi dulu. Sungguh menjengkelkan!Aku tidak marah pada Lucas meskipun dia menolakku, aku hanya marah pada diriku sendiri yang tidak dapat mengontrol emosi. Seandainya aku bisa lebih tenang, aku tidak akan berkata pada Evin 'akan segera menikah'— bahkan dengan beraninya aku menunjukkan Lucas padanya sebagai calon suamiku. Jika aku tidak melakukan semua itu, aku tidak akan sampai menerima tantangan dari Evin. Biasanya aku bisa mengendalikan diri, tapi saat di depan Evin — entah kenapa aku merasa lebih emosional."Sekarang ap

DMCA.com Protection Status