Beranda / Romansa / City Light / 7. Aku Menginginkan Sesuatu Darimu

Share

7. Aku Menginginkan Sesuatu Darimu

Penulis: Aerina Jane
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-12 10:28:57

Pria aneh. Bagaimana bisa kami bertemu dengan situasi seperti ini? Berawal dari dia mandi di kamarku, lalu bertemu di lorong sepi dan mengantarku ke kamar. Dia berkata kami saling kenal dan merupakan calon suamiku? Apa dia sedang berhalusinasi? Atau hanya menggodaku? Sepertinya dia hanya menggodaku karena aku memang sedang cantik malam ini.

Tapi... sedang apa dia di lorong sepi itu? Dan siapa dia? Dia tahu namaku dan tahu nama ayahku. Dia juga tahu kalau aku adalah tamu undangan Lissel Group.

Astaga, pria itu membuatku semakin takut, dia masuk kamarku tanpa izin — bahkan masuk tanpa kunci akses, lalu kami bertemu di lorong sepi, bahkan dia menyapaku seolah dia tahu wanita di lorong itu adalah aku. Tidak, mungkin saja itu memang kebetulan. Apa aku terlalu menganggapnya serius?

Tidak. Masalah ini memang serius. Kejadian demi kejadian tampaknya tidak kebetulan. Sejak dia mandi di kamarku sudah aneh dan dia mengatakan hal-hal yang tidak kumengerti. Aku tidak merasa pernah bertemu dengannya dan kami memang tidak saling kenal, tapi...

"AH! Aku bisa gila! Sebaiknya aku mandi lalu tidur."

Blam! Aku menutup pintu rapat-rapat dan mengunci manual untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Aku tidak mau lagi orang asing masuk kamarku dengan alasan numpang mandi, masih beruntung dia numpang mandi, kalau sampai numpang tidur? Aku mungkin tidak akan selamat. Sebaik apapun pria, dia tetap serigala.

Besok pagi aku akan sarapan mewah di sebuah aula yang dikhususkan untuk para tamu undangan, kami para tamu benar-benar mendapat pelayanan secara gratis di sini. Kudengar besok semua menu sarapan disajikan secara prasmanan dan kami bisa datang kapan saja untuk menyarap di sana.

-o0o-

Setelah melewati malam yang panjang, aku bangun pagi-pagi buta untuk pergi sarapan. Aku sengaja bangun lebih awal untuk menghindari seseorang. Di jam ini mustahil ada orang yang pergi sarapan, aku yakin tamu-tamu yang lain masih memejamkan mata di atas ranjangnya. Dan dugaanku benar, saat tiba di ruang penjamuan, tak ada satu pun orang di sana kecuali para petugas dapur yang sedang sibuk menyiapkan kudapan. Malah beberapa petugas kaget melihat kehadiranku. Mungkin mereka berpikir mereka terlambat menyiapkan hidangannya di meja prasmanan.

"Selamat pagi, Nona," sapa seorang petugas dengan ramah tapi diselimuti kepanikan luar biasa.

"Pagi," balasku seadanya.

"Um, maaf, kami belum selesai memasak semua menunya, karena... um..."

"Tidak perlu terburu-buru, aku tahu ini masih terlalu pagi, aku akan sarapan dengan makanan seadanya," kataku untuk menenangkannya.

"Maaf, Nona, makanan yang sudah dihidangkan hanya ada makanan Italy dan makanan China."

"Tidak masalah."

"Alat makannya di sebelah sana, Nona. Mau saya bantu ambilkan?"

"Tidak perlu, aku akan ambil sendiri."

"Baiklah, silakan menikmati."

Aku tersenyum simpul saat petugas itu tampak lebih lega, kemudian aku bergegas mengambil alat makan dan mengambil beberapa jenis pastry beserta selainya yang disajikan secara terpisah, setelah itu aku mengambil secangkir cappuccino. Menu sarapan khas Italy tidak ada yang istimewa, hanya hidangan pastry kemudian beberapa jenis kopi. Aku tidak menginginkan yang lain lagi, hanya membawa secangkir cappuccino dan beberapa pastry.

Duduk di pojokan dekat jendela sangat menenangkan, aku bisa menikmati sarapan sambil melihat lautan lepas, ombak di bawah sana tidak terlalu ganas, cenderung tenang. Aku cukup kaget saat menggigit rotinya, teksturnya renyah di luar tapi lembut di dalam. Selainya juga terbuat dari buah asli, teksturnya juga tidak terlalu halus. Aku suka jenis roti yang seperti ini dan selainya juga sesuai harapanku. Tak bisa diragukan, Lissel Group telah mempekerjakan chef dan koki yang handal. Karena penasaran dengan kopinya, aku menyeruput kopi secara perlahan-lahan sambil menikmati rasa dan aroma yang menyatu.

"Sendirian saja, Nona?"

Kaget. Setelah menyeruput cappuccino aku melenggakkan kepala melihat siapa yang datang sepagi ini selain aku.

"Huk! Uhuk! Uhuk!" Aku kaget sampai terbatuk-batuk karena tersedak cappuccino. "Kau? Uhuk! Apa yang anda lakukan di sini?" Aku berdiri menghadap padanya.

"Tentu saja untuk sarapan, tidak mungkin kan aku kemari untuk mandi? Oh ya, terima kasih karena sudah meminjami aku kamar mandi."

"Anda sudah pernah berterima kasih, jadi tidak perlu berterima kasih lagi dan berhenti membahas hal itu di tempat umum."

"Tidak, untuk yang hari ini aku belum berterima kasih."

Aku mengernyit dan terdiam. "Anda... apa anda masuk kamarku lagi?" bisikku.

"Awalnya aku mengetuk pintu, karena kau tidak ada... jadi aku masuk saja dan mandi di sana."

"Apa?" Aku melongo saking tidak menyangkanya pada orang satu ini. "Tuan, tidakkah anda punya etika dan rasa malu? Meskipun tidak tertulis di undang-undang, harusnya anda tahu bahwa tindakan anda sangat tidak sopan dan membuat saya tidak nyaman." Aku mulai geram.

Ekspresi tenang berubah mengeras. Sorot matanya menajam. "Nona, dulu kau juga pernah melakukan hal yang sama, sekarang kau berkata demikian, tidakkah kau punya rasa malu?"

Aku mengernyit. Orang ini, apa yang berusaha dia sampaikan padaku?

"Maaf, Tuan. Saya bukan orang yang tidak tahu malu seperti anda," balasku lebih tenang.

"Sepertinya kau tidak ingat."

Dia mendekat kemudian membelai kepalaku dan berkata, "Apa setelah kejadian itu kau mengalami kecelakaan sehingga ingatanmu terganggu? Atau kau menderita penyakit yang berhubungan dengan otak? Sulit dipercaya, kau melupakan sesuatu yang penting seperti itu."

Aku menepis tangannya yang terus membelai kepalaku. "Apa maksud anda? Sepertinya anda sengaja mengikuti aku. Apa anda sedang menginginkan sesuatu dariku? Bicarakan dengan jelas dan jangan membuat saya bingung."

"Benar, aku sangat menginginkan sesuatu itu darimu, Nona."

Aku melihat ke sekitar dan memastikan tidak ada yang melihat kami. Takut ada yang mengenalku kemudian gosip aneh tersebar.

"Sesuatu seperti apa yang anda maksud?" tanyaku dengan hati-hati.

"Um... sesuatu... yang menguntungkan."

"Menguntungkan? Bisakah anda bicara dengan jelas? Saya tidak bisa menangkap apa yang anda bicarakan." Aku memicing curiga.

"Sesuatu yang menguntungkan aku dan kau."

"Apa anda mencoba berbisnis denganku?"

"Kurang lebih seperti itu."

"Tuan, jika anda ingin berbisnis dengan saya maka maaf, saya tidak sedang ingin berbisnis dengan anda."

Pria ini tersenyum sinis. "Kurasa tak lama lagi kau akan mencariku."

"Tidak. Aku tidak punya keperluan dengan anda. Jadi, untuk apa aku mencari anda?"

"Kau punya keperluan denganku, Nona. Lihat saja nanti."

Aku diam. Kami sama-sama diam. Aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, aku hanya bertanya-tanya mengapa dia tak pergi. Sepertinya dia menunggu sesuatu dariku, entah apa itu. Apa aku perlu membalas ucapan terakhirnya? Kurasa tidak perlu karena aku memang tidak berniat mencarinya. Aku tidak peduli. Aku tidak akan terlibat dengan orang-orang yang kuanggap tidak penting. Dia hanya pria aneh. Aku pun enggan bertanya siapa namanya dan ada kegiatan apa di Del Express. Aku tidak mau akrab dengan orang yang tak kuinginkan.

"Ada lagi, Tuan? Jika tidak ada hal yang perlu disampaikan, bisakah anda pergi? Saya mau melanjutkan sarapan." kataku, aku merasa terganggu karena dia tak pergi.

Bab terkait

  • City Light   8. Selalu Muncul Tiba-tiba

    Pria ini tergelak, cenderung mengejek. "Kau sangat tidak sopan, Nona. Harusnya kau menawarkan sarapan padaku atau mengajakku sarapan bersama di sini. Bahkan tak menyuruhku duduk, kau malah mengusirku?" "Sayangnya aku tidak punya niat mengajak anda sarapan bersama, karena itu aku bersikap tidak sopan, maaf." Pria ini tergelak lagi, kali ini dia tampak merasa geli dengan responku. "Baiklah, kalau begitu apa boleh aku duduk semeja denganmu?" "Maaf, sebaiknya anda cari tempat duduk lain saja. Di sana banyak meja yang kosong." "Kenapa?" "Karena aku merasa tidak nyaman dengan anda, maaf." Pria ini tercengang mendengar jawabanku yang mungkin membuat harga dirinya merosot. "Rupanya kau sangat 'jujur'." "Terima kasih, itu adalah salah satu kelebihanku." "Hahaha! Baiklah, rupanya kau sangat menyebalkan. Nikmati sarapanmu, aku tidak akan mengganggu. Sampai jumpa." Pria itu pergi meninggalkan mejaku. Kukira dia akan mengambil sarapan, ternyata tidak. Dia meninggalkan ruang penjamuan. Lalu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03
  • City Light   9. RenZ Entertaiment

    Muncul rasa tidak enak dalam diriku, pria itu tampak sangat santai saat resepsionis berhasil memanggil petugas keamanan ke lobby. Aku khawatir aku salah paham dengannya, mungkin saja kami memang bertemu secara kebetulan. Tidak, bisa jadi dia berlagak polos supaya orang lain tidak curiga kalau dia itu penguntit. "Nona, di mana orangnya?" tanya salah seorang petugas keamanan padaku. Dengan mantap aku menunjuk ke arah pria aneh itu yang masih berdiri di tempatnya. Petugas berbalik untuk melihat siapa orang yang kutunjuk. Petugas keamanan kaget dan kebingungan. Dua petugas itu malah membungkuk singkat sebagai sapaan hormat terhadap pria itu. Apa sebelum menangkap penjahat mereka selalu memberi hormat terlebih dahulu? Aneh. Orang-orang di Del Express banyak yang aneh. Yang lebih aneh, pria itu malah menyerahkan kedua tangannya kepada petugas untuk diborgol. Apa dia sangat ingin ditangkap? Ya Tuhan, dia sungguh manusia aneh. Karena sudah begitu, kedua petugas memborgol si pria dan berkat

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • City Light   10. Memutuskan Hadir Ke Pesta

    "Halo, Etman, aku akan hadir ke pesta. Saat kau tiba segera bawa semua barang-barangku dan tunggu aku di lobby. Setelah pesta selesai aku langsung pulang dan satu lagi, jangan menerima pesan apapun kecuali dari mulutku sendiri. Apa kau mengerti?" jelasku pada sopirku melalui telepon."Baik, Nona. Saya mengerti."Akhirnya aku memutuskan untuk hadir ke pesta. Soal Evin? Aku sudah menyiapkan rencanaku. Kuharap hari ini aku beruntung....Pesta dimulai pukul 20.00. Saat ini masih pukul 19.00, sedangkan aku baru saja selesai berdandan. Long dress bahan brukat dan satin membungkus tubuhku, dress ini merupakan koleksi terbaru dari Louvi Paris dan hanya tersedia lima buah di dunia dengan warna yang berbeda-beda. Aku memilih warna dark navy karena aku menyukai warna itu. Jangan tanya betapa mahalnya dress ini. Rambut panjangku kubiarkan terurai dan sebagian kujepit supaya terlihat lebih rapi. Karena aku sudah cantik sejak lahir, aku tidak perlu berlebihan memoles wajahku.Sebelum pukul 20.00

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-22
  • City Light   11. Sebuah Trauma Berat Dalam Hidupku

    Bros emas berbentuk logo RenZ. Tidak ada yang memiliki bros itu selain CEO RenZ. Itu artinya sang CEO sendiri yang menemuiku? Biasanya dia menyuruh orang lain untuk menemui rekan bisnis. Tapi kali ini dia sendiri yang menemuiku? Wow, di luar dugaan. Tapi itu berita bagus! Sangat bagus! "Hai, Maria!" Seorang wanita seusiaku datang menyapa. Aku menoleh ke samping untuk melihat siapa yang datang. "Jenny? Benarkah kau Jenny?" balasku dengan nada terkaget-kaget. "Ya, aku Jenny. Syukurlah kau masih mengingatku." Wanita itu tersenyum sumringah. "Oh, astaga. Bagaimana kabarmu?" Aku menjabat tangannya dan dia balas menjabat tanganku. "Baik, sangat baik. Bagaimana denganmu, Maria?" "Aku juga baik." "Omong-omong... kau juga diundang ke pesta ini? Kudengar hubungan XP Fire dan Lissel Group tidak baik." "Entahlah, aku hanya memenuhi undangan untuk menggantikan ayahku, selalu seperti itu." "Hahaha! Sudah kuduga. Kudengar kau... dijual... oleh ayahmu? Itu tidak benar kan?" tanya Jenny denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • City Light   12. Dia Adalah Calon Suamiku

    "Tidak, hanya saja... kau terlihat gugup. Kau tidak berbohong padaku kan? Maria, kalau kau masih mencintaiku, katakan saja. Tidak perlu bersembunyi seperti ini," balas Evin dengan penuh percaya diri. "Heh, Evin... Evin... Kau tahu betul bagaimana aku. Jika aku kehilangan barang, aku akan membelinya yang baru dari pada harus repot-repot mencarinya." "Tapi jika barang itu adalah berlian, bukankah kau akan tetap mencarinya?" "Sayangnya kau bukan berlian, Evin. Berhenti menganggap dirimu sangat berharga. Sekalipun kau seorang pewaris Lissel Group, tapi bagiku kau hanya tisu toilet. Apa kau lupa dengan kejadian di Los Angeles? Itulah dirimu yang sebenarnya." Wajah Evin merah padam. Dia tersulut emosi, aku tahu ucapanku akan membuatnya sangat marah. Tapi itu tidak sebanding dengan apa yang aku rasakan saat di Los Angeles. Kejadian itu akan selalu kuingat sampai aku mati. Luka itu masih basah hingga saat ini. Aku tidak dendam pada Evin, aku hanya tidak bisa melupakan luka yang dia ciptaka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • City Light   13. Kenapa Tidak Memberitahu Sejak Awal?

    Akhirnya aku menemukan toilet wanita berkat bantuan petugas hotel. Kebetulan toilet sedang sepi, hanya ada petugas yang sedang membersihkan toilet kemudian pergi saat aku baru menyalakan kran wastafel. Aku mencuci kedua tanganku di bawah aliran air, dengan begini aku merasa lebih rileks. Aku terbiasa melakukan hal ini ketika merasa gugup atau terkejut akan sesuatu. Suara gemericik aliran air dan rasa dingin di tanganku membuat sensasi yang menenangkan. Ada begitu banyak pertanyaan di kepalaku. Kenapa dia tidak memberitahu aku kalau dia adalah Lucas Chen? KENAPA? Kenapa dia tidak bilang sejak awal? Tetap saja dia pria aneh, tiba-tiba masuk kamarku dan mandi di sana. Lalu dapat dari mana kartu akses kamarku? Jika dia termasuk tamu undangan di sini, tentu dia mendapat kamar dari Lissel Group, tapi dia... wah... pria itu benar-benar aneh. Tidak masuk akal. Lalu apa maksudnya dia memakai bros emas logo RenZ? Apa Lucas seorang CEO? Bukankah dia hanya seorang pengacara yang kebetulan popule

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13
  • City Light   14. Rencana Jenny Dan Aku

    Label 'barang dagangan' sudah melekat di dalam diriku, jadi sekalian saja aku merendahkan diriku sendiri dengan mengajak Lucas menikah. Namun, ajakanku langsung ditolak olehnya, harga diriku semakin jatuh. Ah, tanpa itu pun harga diriku sudah jatuh sejak ayahku menjodohkan aku dengan beberapa pria kenalannya. Kencan buta sialan! Dikarenakan oleh label itu, reputasi XP Fire juga terpengaruh. Untungnya aku bisa menyelamatkan XP Fire, yah... walaupun posisinya tidak setinggi dulu. Sungguh menjengkelkan!Aku tidak marah pada Lucas meskipun dia menolakku, aku hanya marah pada diriku sendiri yang tidak dapat mengontrol emosi. Seandainya aku bisa lebih tenang, aku tidak akan berkata pada Evin 'akan segera menikah'— bahkan dengan beraninya aku menunjukkan Lucas padanya sebagai calon suamiku. Jika aku tidak melakukan semua itu, aku tidak akan sampai menerima tantangan dari Evin. Biasanya aku bisa mengendalikan diri, tapi saat di depan Evin — entah kenapa aku merasa lebih emosional."Sekarang ap

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13
  • City Light   15. Apa Nyonya Mo Selingkuh?

    Jarum jam menunjukkan pukul 17.00. Harusnya jam kerja sudah berakhir, tapi aku masih memiliki beberapa hal yang harus kukerjakan. Di samping itu, pikiranku terus tertuju pada undangan Jenny — membuatku tidak bisa fokus pada pekerjaanku. "Bu Maria, ini ada beberapa dokumen yang memerlukan tanda tangan anda," ucap Selly, sekretarisku. Dia masuk ke dalam ruanganku sambil membawa tumpukan kertas. Aku melirik lagi ke arah jam digital di meja kerjaku. Entah kenapa aku merasa tidak sabar untuk meninggalkan kantor. "Aku harus pergi ke suatu tempat, apa aku bisa menundanya besok?" kataku pada Selly. Ada nada memaksa di sana. "Tentu saja. Di mana saya harus meletakkan ini?" "Tolong letakkan di meja dekat rak buku! Besok akan kuperiksa." "Baik." "Oh ya, Selly. Apa ada pakaianku di kantor?" "Ada. Apa anda ingin aku menyiapkannya?" "Iya. Aku akan pergi ke pesta reuni, tolong siapkan!" "Pesta? Apa anda ingin memakai gaun atau semacamnya?" "Tidak. Jangan terlalu mewah, aku hanya perlu terli

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13

Bab terbaru

  • City Light   4. Terobsesi Menantu Kaya

    Aku menoleh ke belakang ketika seorang pria memanggil namaku. Jamie Lim.Astaga, aku lupa kalau orang itu selalu hadir di acara-acara seperti ini.Aku hanya tersenyum tipis dan mengangguk sebagai balasan. Saat hendak pergi menghindarinya, pria itu malah menarikku bergabung bersama teman-temannya.Aku berusaha memberinya kode supaya melepaskan tanganku, tapi sepertinya dia tidak mengerti. Orang tolol ini, membuatku malu karena orang-orang di sekitar melihat, aku takut mereka akan berpikir bahwa aku memiliki hubungan dekat dengan Jamie Lim.“Bukankah kau Maria Tan yang sekarang jadi wakil presdir di XP?” tanya seorang teman Jamie.“Iya, kau benar. Seminggu yang lalu dia sempat kencan buta denganku,” sahut Jamie dengan girang.“Benarkah?”“Tentu saja. Kalian tahu ayahnya kan? Dia sangat terobsesi memiliki menantu kaya dan aku salah satu targetnya. Tapi… kalian tahu kan seleraku seperti apa? Maria Tan tidak bisa menggapai itu dan aku menolaknya saat kami kencan buta. Aku tidak bisa meneri

  • City Light   21. Kenapa membenci wanita itu?

    "Tidak, Kek. Buka mata Kakek. Berhenti menunggalkan aku sebagai cucu Kakek sedangkan masih ada tiga cucu Kakek yang lain. Kek, berhenti menyakiti Evin, Cicillia dan Meghan, mereka sangat menyayangi Kakek tapi apa yang Kakek lakukan pada mereka?" Hermand terdiam. Benar, sikapnya terhadap Lucas dan ketiga cucunya yang lain sangat kontras. Tidak salah jika Lucas memilih meninggalkan rumah supaya Hermand lebih fokus kepada tiga cucunya yang lain. Supaya Hermand sadar bahwa ada cucu lain selain Lucas yang harus diperhatikan. Yang membutuhkan cinta - kasih yang sama seperti cinta dan kasihnya kepada Lucas. Sakit hati tetaplah sakit hati, karena kesakitan itu membuat Hermand menutup sebelah matanya dan hanya melihat Lucas seorang sebagai cucunya. Cucu kesayangan dan pewaris utama dari Lissel Group. Evin? Hermand tidak pernah menganggap Evin

  • City Light   20. Kakak tertua datang

    "Kau yakin? Kau sudah memeriksanya?" "Kami sangat yakin, Tuan." Evin meletakan kedua tangannya di atas meja, mengetuk-ngetuk meja menggunakan jari telunjuknya.Tuk. tuk. tuk. "Setelah ini apa rencana kalian?" "Kami akan terus mengawasinya dan mengelilingi area kafe, kami berasumsi kalau kakak anda pergi melalui jalan yang tersembunyi." "Baiklah, apa pun itu... kalian harus menemukannya, kalau tidak... aku tidak akan membayar kalian." "Baik, Tuan." -o0o- Seminggu berlalu... Akhirnya Evin berhasil membawa kakak

  • City Light   19. Bawa kakakmu pulang

    Evin selalu berusaha menjadi seperti kakaknya, ingin menyamainya, tapi sekeras apa pun dia berusaha, dia dan kakaknya adalah orang yang berbeda dan sampai kapan pun tidak akan bisa sama. Mencari sesuatu yang membuat Kakek menyukai kakaknya, Evin tak menemukan sesuatu yang spesial. Kakaknya sama saja seperti orang pada umumnya, bahkan lebih pembangkang dari pada Evin sampai-sampai berani meninggalkan rumah. "Kenapa aku yang harus menikah duluan? Kakak lebih tua, kenapa bukan kakak saja yang menikah dulu?" balas Evin menahan kecewa. "Kau menginginkan itu? Kalau begitu bawa kakakmu pulang." "Kalau aku membawanya pulang, Kakek tidak perlu lagi menyuruhku untuk menikah, bukan?" "Ya, terserah kau mau melakukan apa. Kau mau menjadi fotog

  • City Light   18. Tidak menjamin hidupmu

    "Kenapa Mom selalu menyalahkan foto-foto ini dari pada menyalahkan diri Mom sendiri?" balas Evin. "Kenapa Mom menyalahkan diri sendiri? Tentu saja foto-foto itu yang membuatmu mengabaikan perusahaan! Kau berlagak sibuk dengan wanita, padahal kau menutupi foto-foto itu dengan wanita!" "Mom, apa salahnya aku menjadi fotografer?" Evin berdiri dari kursinya. "Fotografer tidak akan menjamin hidupmu!" "Bisa, Mom! Mom saja yang tidak suka aku menjadi fotografer! Mom, tidak bisakah Mom mendukung satu saja yang menjadi impianku?" "Dengar, Evin, Lissel Group jauh lebih membuatmu bahagia dari pada fotografi." "Itu menurut Mom, tapi tidak

  • City Light   17. Aku tidak akan menikah dengan siapa pun

    "Kau sangat kasar, Tuan." "Aku memang orang yang kasar dan aku tidak menyukai wanita, aku tidak akan menikah dengan siapa pun." "Bagus, itulah yang kucari..." Maria mencondongkan tubuhnya ke tubuh Lucas dan membisikkan kalimat dengan suara menggoda, "Bukankah aku cantik? Menikah saja denganku, meskipun menikah, kau akan tetap merasa tidak menikahi siapa pun. Kau hanya perlu berada di sisiku saat di depan orang tuaku saja. Bagaimana? Bukankah itu sangat menarik?" "..." Tanpa takut, Maria membelai wajah Lucas. Tangannya merasakan kalau jenggot Lucas baru saja dicukur. Kulit yang halus membuat Maria merasa terpukau. 'Kulit seorang pria bagaimana bisa sehalus ini?' Awalnya Lucas men

  • City Light   16. Mengikuti skenario Maria

    Sementara di kantor tempat Maria bekerja, begitu mendapat telepon dari rumah, Maria panik setengah mati. Tidak, dia kaget dan penasaran tentang motif apa di balik kedatangan Lucas di rumahnya. Buru-buru Maria meninggalkan ruangannya dan pulang meskipun belum jamnya untuk pulang. Sebagai pimpinan, Maria bebas pergi kapan saja kalau tidak ada pekerjaan lagi di kantor. Maria mengendarai mobilnya sedikit mengebut sambil membawa rasa penasaran yang membuatnya tidak sabar untuk bisa sampai di rumah. Tak bisa dipungkiri, Maria merasa senang atas kedatangan Lucas. Saat menerima panggilan dari Ros tadi, dia mendengar suara ibunya sedang mengatakan sesuatu. Tapi Maria tidak tahu apa yang dikatakan oleh ibunya karena suaranya terdengar samar-samar. Maria tidak menyangka, Lucas datang sendiri ke rumahnya. Padahal yang Maria minta hanya alamat rum

  • City Light   15. Apa Nyonya Mo Selingkuh?

    Jarum jam menunjukkan pukul 17.00. Harusnya jam kerja sudah berakhir, tapi aku masih memiliki beberapa hal yang harus kukerjakan. Di samping itu, pikiranku terus tertuju pada undangan Jenny — membuatku tidak bisa fokus pada pekerjaanku. "Bu Maria, ini ada beberapa dokumen yang memerlukan tanda tangan anda," ucap Selly, sekretarisku. Dia masuk ke dalam ruanganku sambil membawa tumpukan kertas. Aku melirik lagi ke arah jam digital di meja kerjaku. Entah kenapa aku merasa tidak sabar untuk meninggalkan kantor. "Aku harus pergi ke suatu tempat, apa aku bisa menundanya besok?" kataku pada Selly. Ada nada memaksa di sana. "Tentu saja. Di mana saya harus meletakkan ini?" "Tolong letakkan di meja dekat rak buku! Besok akan kuperiksa." "Baik." "Oh ya, Selly. Apa ada pakaianku di kantor?" "Ada. Apa anda ingin aku menyiapkannya?" "Iya. Aku akan pergi ke pesta reuni, tolong siapkan!" "Pesta? Apa anda ingin memakai gaun atau semacamnya?" "Tidak. Jangan terlalu mewah, aku hanya perlu terli

  • City Light   14. Rencana Jenny Dan Aku

    Label 'barang dagangan' sudah melekat di dalam diriku, jadi sekalian saja aku merendahkan diriku sendiri dengan mengajak Lucas menikah. Namun, ajakanku langsung ditolak olehnya, harga diriku semakin jatuh. Ah, tanpa itu pun harga diriku sudah jatuh sejak ayahku menjodohkan aku dengan beberapa pria kenalannya. Kencan buta sialan! Dikarenakan oleh label itu, reputasi XP Fire juga terpengaruh. Untungnya aku bisa menyelamatkan XP Fire, yah... walaupun posisinya tidak setinggi dulu. Sungguh menjengkelkan!Aku tidak marah pada Lucas meskipun dia menolakku, aku hanya marah pada diriku sendiri yang tidak dapat mengontrol emosi. Seandainya aku bisa lebih tenang, aku tidak akan berkata pada Evin 'akan segera menikah'— bahkan dengan beraninya aku menunjukkan Lucas padanya sebagai calon suamiku. Jika aku tidak melakukan semua itu, aku tidak akan sampai menerima tantangan dari Evin. Biasanya aku bisa mengendalikan diri, tapi saat di depan Evin — entah kenapa aku merasa lebih emosional."Sekarang ap

DMCA.com Protection Status