Ivan melajukan motornya dengan kecepatan 30 km/jam agar bisa menikmati suasana malam kota yang berhiaskan lampu jalan.
"Kamu sering jalan-jalan kesini kah Sarah?" tanya Ivan
"Pernah dulu dengan beberapa teman sekelas hanya sekedar nongkrong di taman kota untuk minum kopi." jawab Sarah
Mereka melanjutkan perjalanan dengan sesekali diiringi obrolan diantara keduanya.
Saat keduanya hampir tiba di tempat kos Sarah, Ivan lalu mengajak Sarah untuk makan malam.
"Kita makan malam dulu ya. Aku tau tempat yang enak buat makan malam dan bisa ngobrol dengan nyaman disana. Kamu pasti juga lapar kan?" ujar Ivan.
"Tapi kita sudah hampir sampai tempat kosku." jawab Sarah
"Gak masalah cuma sebentar. Tempatnya dekat kok. Nanti aku antar kamu pulang segera setelah selesai makan dan ngobrol sedikit." bujuk Ivan
"Tapi bener ya gak lama?" Sarah meminta Ivan berjanji.
"Ok" jawab Ivan disertai senyum kemenangan.
***
Sep
Sarah dan Ivan asyik mengobrol tentang kesibukan masing-masing, hobi, kesukaan, pengalaman dan sebagainya.Beberapa saat berlalu, pelayan lalu kembali datang dengan membawa hidangan yang telah dipesan oleh keduanya. Dua porsi roti bakar dan dua gelas cappucino frappe juga kentang goreng dengan taburan bumbu barbeque dilengkapi saos sambal bercampur mayonese telah dihidangkan di meja mereka."Selamat menikmati hidangan kami kak." ujar pelayan tersebut sambil tersenyum ramah lalu meninggalkan meja mereka."Makan dulu yuk." ajak Ivan sambil mengambil potongan roti bakar pesanannya."Hmm. Selamat makan." sahut Sarah.Keduanya menyantap makanan masing-masing sambil sesekali menyesap minuman yang terhidang di dalam gelas kaca.Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan roti bakar yang mereka pesan.Mereka tak langsung beranjak pulang meski pesanan roti bakar mereka telah habis. Minuman mereka masih tersisa separuh gelas. Keduanya sedikit demi
Sarah dan Ivan berjalan menuju tempat parkir untuk mengambil motor Ivan yang terparkir disana."Ivan..!!" terdengar suara wanita setengah berteriak sedang memanggil seseorang.Ivan pun memutar badan untuk melihat siapa pemilik suara yang telah memanggilnya.Pandangan Ivan terhenti pada seorang wanita muda berusia 25 tahun dengan perawakan tinggi berbadan langsing dan berkulit putih. Rambut panjang wanita itu terkuncir rapi di belakang kepalanya."Indri..!!" sahut Ivan dengan senyum lebar di wajahnya.Mendengar nama Indri disebut, dengan wajah gugup Sarah langsung menoleh untuk memastikan apakah itu sepupunya atau hanya nama yang sama."Syukurlah bukan mbak Indri. Nanti dikira aku gak kuliah dengan sungguh-sungguh kalau tahu aku pergi dengan lelaki seperti ini." Sarah merasa lega karena yang dijumpainya bukanlah Indri sepupunya.Indri datang menghampiri Ivan dan Sarah sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan keduanya.
"Olivia...." teriak Sarah saat memasuki kamar kosnya. "Ada apa sih mbak pulang-pulang kok teriak-teriak gitu kayak orang kesurupan aja." jawab Olivia sambil tertawa melihat kelakuan Sarah. "Kamu sengaja ngerjain aku ya. Nyuruh aku ke tempat kamu ditilang eh saat aku disana kamu malah sudah pulang." Sarah mengomeli Olivia sambil mengacak-acak rambutnya. Sarah dan Olivia lalu tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan konyol keduanya. "Dasar kamu ya. Awas aja pasti aku kerjain balik kamu nanti." gumam Sarah dalam hatinya. *** "Ding.." ponsel Sarah berbunyi. Sebuah pesan diterimanya. Ivan : [Sarah, bisakah aku meneleponmu sekarang?] Sarah : [Boleh saja] "Kriiing"... "Kriinngg" ponsel Sarah berdering. Tak menunggu lama, ia pun langsung menggeser tombol hijau di layar ponselnya untuk menerima panggilan dari Ivan. "Halo. Ada apa?" ucap Sarah. "Tak ada apa-apa. Aku hanya rindu. Apakah aku mengganggu waktum
Sinar mentari pagi menerobos tirai jendela kamar telah memaksa Sarah membuka matanya. Hangatnya sinar mentari telah membangunkannya dari tidur nyenyak.Perlahan dia bangun dan berganti posisi menjadi duduk dengan tangan meraba meja untuk mencari ponselnya. Diraihnya ponsel yang tergeletak diatas meja tersebut dan dilihatnya jam di layar ponsel."Yaa Tuhan. Sudah jam segini. Aku pasti terlambat masuk kelas." mata Sarah terbelalak melihat jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul 6.50 WIB.Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi lalu kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian dan berangkat ke kampus.Sarah berlari menuruni anak tangga karena memang kamarnya berada di lantai dua dalam rumah itu.Setibanya di gerbang rumah kos dia mendapati seseorang yang dia kenal."Kamu kemana saja? Aku telepon daritadi tak ada jawaban. Aku sudah menunggumu setengah jam disini." kata Ivan sambil menyilangkan tangan di dada dan bersa
Suasana kelas begitu riuh ramai karena dosen pengajar belum memasuki kelas. Linda, Widi dan Laila yang merupakan teman dekat Sarah, sedari tadi telah memperhatikan kedatangan Sarah yang diantar seorang pria dengan mengendarai sebuah mobil."Cie..cie ada yang diantar pacarnya nih." goda Linda saat Sarah akan duduk di bangku sebelahnya."Iihh.. Apaan sih." sahut Sarah dengan wajah memerah menahan malu.Tak berselang lama Pak Mike datang memasuki ruang kelas."Selamat pagi anak-anak." sapa Pak Mike pada para mahasiswa di kelas itu."Pagi pak." sahut para mahasiswa serentak."Maaf saya sedikit terlambat. Sekarang mari kita mulai proses perkuliahannya. Silahkan buka buku praktek kalian halaman 25." perintah pak Mike pada para mahasiswa.Kegiatan perkuliahan pun dimulai. Sarah dan teman-temannya sedang fokus menyimak materi yang diberikan oleh dosen pengajar."Drrrtttt.. Drrrttt..." ponsel Sarah yang disimpan dalam tas bergetar. Sara
Sarah dan teman-temannya telah kembali ke kelas untuk mengikuti kegiatan perkuliahan selanjutnya.Sambil menunggu dosen pengajar tiba, seperti biasa suasana kelas sedang riuh denga suara-suara obrolan di antara para mahasiswa. Sesekali suara gelak tawa terdengar memecah suasana ruangan tersebut.Lima belas menit berlalu dan dosen pengajar belum juga tiba. Karena tak ada tanda-tanda kehadiran dosen, maka para mahasiswa berinisiatif membubarkan diri karena mengira kelas perkuliahan ditiadakan.Saat akan meninggalkan ruang kelas tiba-tiba, Pak Nur kepala jurusan teknik memasuki ruang kelas dan duduk di bangku dosen pengajar. Melihat kedatangan kepala jurusan, Sarah dan teman-teman sekelasnya kembali ke bangku tempat mereka duduk dan menyimak apa yang hendak disampaikan oleh dosen mereka."Tolong tenang sebentar ya anak-anak sekalian. Mohon perhatiannya karena saya akan mengumumkan hal penting untuk kegiatan semester ini." seru Pak Nur."Baik pak." jaw
[Tiga hari lagi aku akan pergi ke Bali dan akan tinggal disana selama tiga sampai empat bulan.] isi pesan Sarah yang dikirimkan ke Ivan.[Kenapa mendadak sekali?] balas Ivan dalam pesannya.[Sebenarnya ini tidak mendadak. Sudah direncanakan beberapa minggu yang lalu. Hanya saja aku baru memberitahumu.] jawab Sarah.Tak ada lagi pesan balasan yang diterimanya. Ivan menghilang begitu saja tanpa membalas pesan dari Sarah.Sarah hendak bersiap mengemasi barang-barang yang akan dibawanya ke Bali namun niatnya harus diurungkan karena ponselnya berbunyi.'Kriiing...kring...' suara ponsel Sarah berdering. Ada nama Ivan tertera di layar ponsel itu. Dengan segera Sarah mengusap tombol hijau di layar ponselnya untuk menerima panggilan dari Ivan."Halo sayang. Aku diluar kosmu nih. Kamu cepetan keluar ya, aku tunggu disini." terdengar suara lelaki dari seberang sana yang tak lain adalah Ivan.Belum sempat Sarah berkata apapun, Ivan sudah memutus
"Ya Tuhan tiket keretaku ketinggalan." ujar Anita yang merupakan anggota kelompok magang Sarah."Ya sudah cepat ambil. 10 menit lagi keretanya berangkat." sahut Sarah yang ikut merasa panik."Kalian bertiga berangkat saja dulu. Aku menyusul dengan Hasan di stasiun pemberhentian berikutnya." jawab Anita sambil bergegas pergi setelah kalimatnya selesai.Anita lalu kembali ke kosnya dengan ditemani Hasan untuk mengambil tiket keretanya yang ketinggalan.Sementara Sarah segera menaiki kereta yang akan segera berangkat bersama Jimi dan Chandra yang juga kelompok magangnya.Lima belas menit berlalu dan kereta yang ditumpangi Sarah akan segera tiba di stasiun pemberhentian tempat Anita akan menyusulnya.Sarah melongok kearah jendela untuk melihat keberadaan Anita dan Hasan namun tak satu pun dari keduanya yang nampak.Sarah mulai khawatir apabila kedua temannya itu akan ketinggalan kereta yang ditumpanginya. Tiba-tiba dari belakang ada yang
Usai mengantarkan Sarah pulang ke kosnya, Ivan kembali melajukan motornya entah kemana. Pamitnya sih pulang namun hingga beberapa jam berlalu lelaki itu tak mengirimkan pesan atau menghubungi Sarah seperti biasanya. Jika sebelumnya ia akan memberikan kabar pada Sarah melalui pesan atau telepon saat dirinya sudah tiba dirumahnya, namun hari ini ia tak melakukannya.Sarah memandangi ponselnya yang begitu hening tak ada notifikasi apapun. Entah apa yang ia harapkan dari ponsel itu.'Ya Tuhan aku sudah seperti p*lacur saja. Setelah dipakai diabaikan begitu saja' batin Sarah dalam hatinya. Hatinya begitu sakit mengingat dia bertahan karena ancaman dari Ivan dan hanya dimanfaatkan sebagai pemuas nafsu lelaki itu saja. Sebenarnya ia merasa lelah dan frustasi namun ia tak bisa mengorbankan harapan ibunya di kampung halaman dan membuat sang ibu kecewa. Sarah hanya bisa menahan semua tekanan dan penderitaan yang dialaminya sendiri. Hanya Olivia yang selalu ada di sisinya dan mendukungnya selama
Esok harinya,,,Sarah sudah pergi ke kampus sejak pukul tujuh karena hari ini ia ada janji dengan dosen pembimbingnya. Saat memasuki area kampus tubuhnya terpaku melihat mobil Ivan yang juga memasuki kampusnya.'Ngapain dia kesini?' batin Sarah cemasIvan hanya menoleh sejenak dan menyeringai pada Sarah tanpa menyapa gadis itu. Pandangan Sarah terus mengikuti arah kepergian mobil Ivan yang ternyata berhenti di lobi kantor rektorat.Sarah gelisah sejak melihat kedatangan Ivan yang menuju kantor rektorat mengingat ancamannya kemarin siang. Gadis itu tau jika Ivan akan menemui kakaknya di dalam gedung itu, namun untuk tau siapa kakak dari lelaki tersebut tidak memungkinkan bagi Sarah untuk mencari tahunya.Sarah hanya seorang mahasiswa yang hanya tau kuliah dan belajar. Ia jarang bersosialisasi dengan mahasiswa atau mahasiswi dari fakultas lain jika tak ada kuliah bersama. Bahkan ia hanya mengikuti kegiatan ekstra yang hanya diwajibkan saja.Dengan hati gelisah dan penuh tanya, Sarah mela
Sarah menaiki motor Ivan dengan kesal. Bibirnya mengerucut. Tak ada perbincangan apapun selama dalam perjalanan."Kamu kenapa gak izin sama aku kalo mau pergi sama temenmu?" tanya Ivan ketika mereka telah tiba di kos Sarah"Masa iya apapun yang mau aku lakuin harus izin kamu dulu. Ayolah kita itu cuma pacaran bukan suami istri yang apa-apa aku harus izin. Aku juga pengen bebas gak dikekang terus sama kamu Van" Sarah meluapkan isi hatinya. Tak ada lagi panggilan sayang darinya."Oh kamu pengen bebas iya?" sentak Ivan membuat Sarah diam membeku. "Jawab" sentaknya lagi saat tak ada jawaban dari Sarah"Aku juga pengen nikmati masa-masa mudaku layaknya remaja lain. Jalan sama temen, nongkrong apapun itu selayaknya remaja normal. Bukan dikekang gini" ucap Sarah dengan suara bergetar menahan bulir yang akan jatuh di sudut matanya.Ivan mengusap rambutnya kasar. Ia harus meninggalkan pekerjaannya untuk menyusul Sarah dan membawanya pulang, padahal tak ada siapapun yang memintanya."Mending ki
Sesampainya dirumah, Ivan langsung menelepon Sarah untuk memastikan kekasihnya itu masih berada di kos dan tak pergi lagi dengan orang lain setelah diantarkannya tadi."Ada apa?" suara Sarah terdengar malas"Kangen aja yank" jawab Ivan di seberang sana.Hanya helaan nafas yang terdengar dari tempat Sarah."Kamu lagi ngapain yank?" tanya Ivan"Rebahan. Mau tidur" jawab Sarah seadanya."Yaudah kamu istirahat ya yank. Nice dream" ucap IvanTak menanggapi kata-kata Ivan, Sarah langsung mengakhiri panggilan begitu saja.'Apa aku putus aja ya sama dia. Aku gak mau terus-terusan jadi pemuas nafsunya aja. Tapi gimana sama ibu yang udah tau aku pacaran sama dia? Lalu bagaimana masa depanku setelah dia merenggut kehormatanku?' batin Sarah. Banyak tanya dan pertimbangan yang berkecamuk dalam pikirannya. Tak menemukan solusi, Sarah merasa frustasi hingga menjambak rambutnya sendiri."Aakkhh" pekik Sarah tertahan saat merasakan sakit di rambutnya yang ia jambak."Kamu kenapa mbak?" tanya Olivia"L
Sarah terisak penuh sesal karena harus mengulangi malam panas dengan Ivan yang belum menjadi suaminya."Udah puas kamu yank? Puas udah Jadiin aku pelampiasan nafsumu?" Maki Sarah pada IvanIvan hanya terdiam menyimak kemarahan Sarah. Tak ada raut wajah menyesal ataupun sedih.Sarah yang merasa kesal, menghentakkan kakinya ke lantai lalu memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai dan membawanya ke kamar mandi. Ivan hanya diam saja melihat punggung Sarah yang menghilang di balik pintu kamar mandi.Sarah merutuki kebodohannya yang lagi-lagi dijadikan pemuas nafsu Ivan padahal keduanya belum memiliki ikatan yang pasti.'Hikz.. hikz' Sarah menahan bulir bening agar tak menetes di pipinya namun semua itu sia-sia karena bulir itu keluar dengan sendirinya dan tak ingin berhenti. Gadis itu berjongkok di bawah kucuran shower yang menyala sambil menjambak rambutnya frustasi."Aku kotor. Aku udah gak suci lagi. Semuanya udah direnggut sama lelaki brengsek itu. Dan bodohnya kejadian itu terula
Melihat Sarah yang tak lagi bisa berkutik, terbit seringai tipis di bibir Ivan yang bahkan tak disadari oleh Sarah.'Yeesss' batin Ivan penuh dengan tawa kemenangan di hatinya."Yank" seru Ivan"Hhmm" Sarah hanya menjawab singkat."Maafin aku ya, kamu jangan diemin aku trus" bujuk Ivan"Ayo pulang yank. Aku gamau terjadi hal-hal yang tak diinginkan." Sarah kembali mengajak Ivan pulang dari hotel tersebut."Aku masih kangen yank. Berminggu-minggu kamu cuekin aku. Aku gak bisa kamu diemin yank. Hatiku galau" ucap Ivan."Yaudah aku maafin tapi kita pulang dulu" tawar Sarah."Beneran kamu udah maafin aku?" tanya Ivan memastikan."Iya tapi antar aku pulang dulu, setelah itu baru aku maafin dan jangan ulangi perbuatanmu itu" seru Sarah"Iya bentar lagi aku antar pulang yank" jawab Ivan dengan senyum terukir di bibirnya.Sarah lantas berdiri hendak berjalan menuju pintu kamar, namun Ivan menahannya dan menarik tubuh Sarah hingga berbaik menghadapnya.Detik itu pula Ivan segera memeluk pinggan
Sore itu saat pulang kuliah, Sarah mendapati sebuah mobil sedan hitam terparkir di depan kampusnya yang ia kenal betul itu adalah mobil Ivan kekasihnya."Yank kamu ikut aku ya. Kita harus bicara yank." ucap Ivan dengan wajah memelas."Aku sibuk harus mengerjakan skripsiku. Lain kali saja" jawab Sarah dingin."Please yank aku mohon atau aku bakal buat keributan disini biar kamu mau ikut sama aku." sahut Ivan dengan nada mengintimidasi.Ia tak tahu lagi harus seperti apa membujuk Sarah agar mau mendengar penjelasannya. Sarah tak ada pilihan hanya bisa mengikuti kemauan Ivan yang membawanya entah kemana.Ivan melajukan mobilnya menuju sebuah tempat wisata yang berada di puncak kota itu. Tempat wisata yang merupakan tempat pengembangan bibit-bibit tanaman dengan sebuah hotel yang dilengkapi kolam renang dan restoran."Kita makan disini ya yank. Kamu pasti belum makan kan?" ajak Ivan sambil menggandeng tangan Sarah menuju restoran. Keduanya pun memasuki restoran dan memilih tempat duduk pa
Perlahan Sarah beranjak bangun dari kasurnya. Dalam hati ia telah berjanji bahwa kepedihan yang ia alami tak akan membuatnya jatuh dan terpuruk karena ia memikul harapan dari ibunya untuk menjadi sukses. Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum memulai aktivitasnya hari itu.Setelah selesai mandi ia berganti pakaian dan merias wajahnya dengan mengoleskan krim pelembab di wajahnya dan sedikit lipgloss di bibirnya sembari menunggu Olivia yang kini gantian tengah mandi.Setelah keduanya selesai, Sarah dan Olivia bergegas ke warung makan untuk membeli sarapan. Kembali dengan membawa dua kantong kresek makanan yang dibungkus, keduanya langsung berjalan menuju kamarmya dan bersiap untuk sarapan."Mbak kamu jalannya biasa aja jangan ngangkang gitu. Ntar dicurigai sama penghuni kos lainnya" bisik Olivia di telinga Sarah "Iya ini juga udah aku usahain Liv tapi rasanya perih banget kayak sobek itunya." jawab Sarah yang juga berbisik."Hhmm. Ntar deh aku masakin air, coba kamu basuh
Setelah diberikan minum oleh Olivia, Sarah pun menjadi sedikit tenang. Ia duduk di atas kasur dengan melipat kakinya sehingga lututnya berada tepat di depan dadanya dan memegangi kedua lututnya dengan erat. Tatapannya kosong menerawang entah kemana. "Mbak" tepukan tangan Oliv di pundaknya membuyarkan lamunannya dan Sarah pun menoleh pada Oliv. "Sudah siap cerita?" tanya Oliv kembali. Kembali air mata lolos dari pelupuk mata Sarah saat mengingat kejadian ketika ia dipaksa melayani nafsu kekasihnya itu. "Kalo belum siap cerita tak apa mbak. Kamu istirahat aja dulu." sambung Olivia. Kemudian ia beranjak dari kasur Sarah dan hendak kembali ke kasurnya sendiri namun seketika langkahnya terhenti saat tangannya dicekal oleh Sarah. "Dia... Dia sudah merenggut kesucianku Liv" ucap Sarah sambil kembali tergugu dalam tangisnya. "Dia siapa? Ivan maksud kamu?" tanya Olivia dengan nada geram. Sarah hanya menganggukkan kepalanya membenarkan tebakan Olivia. "Gimana bisa terjadi sih mbak. Duh