"Olivia...." teriak Sarah saat memasuki kamar kosnya.
"Ada apa sih mbak pulang-pulang kok teriak-teriak gitu kayak orang kesurupan aja." jawab Olivia sambil tertawa melihat kelakuan Sarah.
"Kamu sengaja ngerjain aku ya. Nyuruh aku ke tempat kamu ditilang eh saat aku disana kamu malah sudah pulang." Sarah mengomeli Olivia sambil mengacak-acak rambutnya.
Sarah dan Olivia lalu tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan konyol keduanya.
"Dasar kamu ya. Awas aja pasti aku kerjain balik kamu nanti." gumam Sarah dalam hatinya.
***
"Ding.." ponsel Sarah berbunyi. Sebuah pesan diterimanya.
Ivan : [Sarah, bisakah aku meneleponmu sekarang?]
Sarah : [Boleh saja]
"Kriiing"... "Kriinngg" ponsel Sarah berdering. Tak menunggu lama, ia pun langsung menggeser tombol hijau di layar ponselnya untuk menerima panggilan dari Ivan.
"Halo. Ada apa?" ucap Sarah.
"Tak ada apa-apa. Aku hanya rindu. Apakah aku mengganggu waktum
Sinar mentari pagi menerobos tirai jendela kamar telah memaksa Sarah membuka matanya. Hangatnya sinar mentari telah membangunkannya dari tidur nyenyak.Perlahan dia bangun dan berganti posisi menjadi duduk dengan tangan meraba meja untuk mencari ponselnya. Diraihnya ponsel yang tergeletak diatas meja tersebut dan dilihatnya jam di layar ponsel."Yaa Tuhan. Sudah jam segini. Aku pasti terlambat masuk kelas." mata Sarah terbelalak melihat jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul 6.50 WIB.Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi lalu kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian dan berangkat ke kampus.Sarah berlari menuruni anak tangga karena memang kamarnya berada di lantai dua dalam rumah itu.Setibanya di gerbang rumah kos dia mendapati seseorang yang dia kenal."Kamu kemana saja? Aku telepon daritadi tak ada jawaban. Aku sudah menunggumu setengah jam disini." kata Ivan sambil menyilangkan tangan di dada dan bersa
Suasana kelas begitu riuh ramai karena dosen pengajar belum memasuki kelas. Linda, Widi dan Laila yang merupakan teman dekat Sarah, sedari tadi telah memperhatikan kedatangan Sarah yang diantar seorang pria dengan mengendarai sebuah mobil."Cie..cie ada yang diantar pacarnya nih." goda Linda saat Sarah akan duduk di bangku sebelahnya."Iihh.. Apaan sih." sahut Sarah dengan wajah memerah menahan malu.Tak berselang lama Pak Mike datang memasuki ruang kelas."Selamat pagi anak-anak." sapa Pak Mike pada para mahasiswa di kelas itu."Pagi pak." sahut para mahasiswa serentak."Maaf saya sedikit terlambat. Sekarang mari kita mulai proses perkuliahannya. Silahkan buka buku praktek kalian halaman 25." perintah pak Mike pada para mahasiswa.Kegiatan perkuliahan pun dimulai. Sarah dan teman-temannya sedang fokus menyimak materi yang diberikan oleh dosen pengajar."Drrrtttt.. Drrrttt..." ponsel Sarah yang disimpan dalam tas bergetar. Sara
Sarah dan teman-temannya telah kembali ke kelas untuk mengikuti kegiatan perkuliahan selanjutnya.Sambil menunggu dosen pengajar tiba, seperti biasa suasana kelas sedang riuh denga suara-suara obrolan di antara para mahasiswa. Sesekali suara gelak tawa terdengar memecah suasana ruangan tersebut.Lima belas menit berlalu dan dosen pengajar belum juga tiba. Karena tak ada tanda-tanda kehadiran dosen, maka para mahasiswa berinisiatif membubarkan diri karena mengira kelas perkuliahan ditiadakan.Saat akan meninggalkan ruang kelas tiba-tiba, Pak Nur kepala jurusan teknik memasuki ruang kelas dan duduk di bangku dosen pengajar. Melihat kedatangan kepala jurusan, Sarah dan teman-teman sekelasnya kembali ke bangku tempat mereka duduk dan menyimak apa yang hendak disampaikan oleh dosen mereka."Tolong tenang sebentar ya anak-anak sekalian. Mohon perhatiannya karena saya akan mengumumkan hal penting untuk kegiatan semester ini." seru Pak Nur."Baik pak." jaw
[Tiga hari lagi aku akan pergi ke Bali dan akan tinggal disana selama tiga sampai empat bulan.] isi pesan Sarah yang dikirimkan ke Ivan.[Kenapa mendadak sekali?] balas Ivan dalam pesannya.[Sebenarnya ini tidak mendadak. Sudah direncanakan beberapa minggu yang lalu. Hanya saja aku baru memberitahumu.] jawab Sarah.Tak ada lagi pesan balasan yang diterimanya. Ivan menghilang begitu saja tanpa membalas pesan dari Sarah.Sarah hendak bersiap mengemasi barang-barang yang akan dibawanya ke Bali namun niatnya harus diurungkan karena ponselnya berbunyi.'Kriiing...kring...' suara ponsel Sarah berdering. Ada nama Ivan tertera di layar ponsel itu. Dengan segera Sarah mengusap tombol hijau di layar ponselnya untuk menerima panggilan dari Ivan."Halo sayang. Aku diluar kosmu nih. Kamu cepetan keluar ya, aku tunggu disini." terdengar suara lelaki dari seberang sana yang tak lain adalah Ivan.Belum sempat Sarah berkata apapun, Ivan sudah memutus
"Ya Tuhan tiket keretaku ketinggalan." ujar Anita yang merupakan anggota kelompok magang Sarah."Ya sudah cepat ambil. 10 menit lagi keretanya berangkat." sahut Sarah yang ikut merasa panik."Kalian bertiga berangkat saja dulu. Aku menyusul dengan Hasan di stasiun pemberhentian berikutnya." jawab Anita sambil bergegas pergi setelah kalimatnya selesai.Anita lalu kembali ke kosnya dengan ditemani Hasan untuk mengambil tiket keretanya yang ketinggalan.Sementara Sarah segera menaiki kereta yang akan segera berangkat bersama Jimi dan Chandra yang juga kelompok magangnya.Lima belas menit berlalu dan kereta yang ditumpangi Sarah akan segera tiba di stasiun pemberhentian tempat Anita akan menyusulnya.Sarah melongok kearah jendela untuk melihat keberadaan Anita dan Hasan namun tak satu pun dari keduanya yang nampak.Sarah mulai khawatir apabila kedua temannya itu akan ketinggalan kereta yang ditumpanginya. Tiba-tiba dari belakang ada yang
Pukul 5 pagi hari Sarah dan teman-temannya memutuskan berjalan kaki menuju pelabuhan Ketapang yang letaknya tepat di depan stasiun kota Banyuwangi, tempat mereka berada untuk melakukan penyeberangan ke pulau Bali menggunakan kapal fery. Kelimanya menuju loket melakukan pembelian tiket untuk penumpang perorangan. Setelah masing-masing memiliki tiket, mereka lalu bergegas menuju pintu peron pemeriksaan sebelum akhirnya mereka diizinkan memasuki area dalam pelabuhan. Sarah dan teman-temannya diarahkan untuk segera menaiki kapal bertuliskan "NUSANTARA" yang bersandar tak jauh dari tempat mereka berdiri karena tak lama lagi kapal tersebut siap diberangkatkan. Tanpa menunggu lama, kelimanya lalu berjalan kaki menaiki jembatan yang menghubungkan kapal dengan daratan pelabuhan dan mereka segera menuju ke atas dek kapal untuk mencari tempat duduk. 'Tuuuiiittt' suara sirene kapal berbunyi dengan sangat nyaringnya pertanda kapal tersebut siap berangkat b
Beberapa menit berjalan keluar dari pelabuhan, kelimanya telah sampai di terminal di seberang pelabuhan Gilimanuk. Mereka menunggu bus yang akan mereka naiki untuk menuju ke desa tempat mereka Magang. "Kita menunggu disini saja. Rapikan barang-barang bawaan kalian di dekat kursi ini" seru Jimi sambil merapikan tas dan ransel yang dibawanya. "Hmm" jawab Sarah singkat. Kelimanya merapikan tas mereka sambil sesekali melirik ke arah barang-barang itu untuk mewaspadai kejadian tidak diinginkan karena saat itu mereka berada di tempat baru yang asing bagi mereka berlima. Banyak mata menatap kelimanya karena mereka memang orang baru di tempat itu. "Berapa lama lagi harus menunggu bisnya, Jimi. Lama banget gak datang-datang" protes Sarah yang sudah tidak sabar menunggu kedatangan bis. Maklum saja mereka sudah menunggu hampir dua jam disitu. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul sepuluh Waktu Indonesia Tengah. "Sabar dong cantik, sebentar lagi ju
Akhirnya kelima mahasiswa itu sudah berada di dalam bus dan tak menunggu berapa lama bus yang mereka tumpangi telah melaju kembali di jalanan beraspal menuju desa Seririt, Bali."Berapa lama perjalanannya untuk sampai ke desa itu Jim?" tanya Hasan sambil menyandarkan kepalanya ke kaca bus sebelah bangku tempatnya duduk."Mungkin satu setengah jam lagi." jawab Jimi singkat tanpa menengok ke arah Hasan."Apaa..??? Lama juga ya." seru Anita yang memang sejak awal merasa terpaksa naik bis itu. "Tau gitu aku naik motor saja tadi" sambung Anita dengan wajah kesal."Hhhmmm." Jimi mendengus kesal mendengar protes Anita yang tiada hentinya."Buat tidur aja Anita. Perjalanan ini tak akan terasa untukmu. Tau-tau nanti sudah sampai di tujuan saat kamu bangun." jawab Hasan yang mencoba memberi pengertian pada Anita.Anita tak menjawab sepatah katapun hanya memanyunkan bibirnya sebagai tanda protes.Sementara Sarah masih sibuk dengan handphonenya m