Perlahan Sarah menaiki motor sport itu dengan berpijak pada footstep yang terdapat di bagian samping bawah motor.
"Sudah siap?" tanya Ivan
"Sudah." jawab Sarah sambil membetulkan posisi duduknya.
Sarah merasa agak canggung harus pergi berdua dengan Ivan karena sebelumnya dia tak pernah pergi dengan pria manapun. Selain itu, ini merupakan momen pertama bagi Sarah menaiki motor sport semacam itu.
Dalam perjalanan mereka tak banyak bicara. Hanya terdengar beberapa obrolan ringan diantara keduanya.
"Kamu tak perlu takut. Aku gak akan culik kamu. Hahahah." ujar Ivan seraya bercanda dengan Sarah.
"Hehe kamu bisa saja." jawab Sarah sambil tersenyum kecut.
Lima belas menit perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat yang telah diberitahukan oleh Olivia. Keduanya mengedarkan pandangan untuk menemukan sosok yang mereka cari.
"Teman kamu dimana? Kok tak ada siapapun disini?" tanya Ivan untuk memastikan keberadaan Olivia yang tak kunjung d
Ivan melajukan motornya dengan kecepatan 30 km/jam agar bisa menikmati suasana malam kota yang berhiaskan lampu jalan. "Kamu sering jalan-jalan kesini kah Sarah?" tanya Ivan "Pernah dulu dengan beberapa teman sekelas hanya sekedar nongkrong di taman kota untuk minum kopi." jawab Sarah Mereka melanjutkan perjalanan dengan sesekali diiringi obrolan diantara keduanya. Saat keduanya hampir tiba di tempat kos Sarah, Ivan lalu mengajak Sarah untuk makan malam. "Kita makan malam dulu ya. Aku tau tempat yang enak buat makan malam dan bisa ngobrol dengan nyaman disana. Kamu pasti juga lapar kan?" ujar Ivan. "Tapi kita sudah hampir sampai tempat kosku." jawab Sarah "Gak masalah cuma sebentar. Tempatnya dekat kok. Nanti aku antar kamu pulang segera setelah selesai makan dan ngobrol sedikit." bujuk Ivan "Tapi bener ya gak lama?" Sarah meminta Ivan berjanji. "Ok" jawab Ivan disertai senyum kemenangan. *** Sep
Sarah dan Ivan asyik mengobrol tentang kesibukan masing-masing, hobi, kesukaan, pengalaman dan sebagainya.Beberapa saat berlalu, pelayan lalu kembali datang dengan membawa hidangan yang telah dipesan oleh keduanya. Dua porsi roti bakar dan dua gelas cappucino frappe juga kentang goreng dengan taburan bumbu barbeque dilengkapi saos sambal bercampur mayonese telah dihidangkan di meja mereka."Selamat menikmati hidangan kami kak." ujar pelayan tersebut sambil tersenyum ramah lalu meninggalkan meja mereka."Makan dulu yuk." ajak Ivan sambil mengambil potongan roti bakar pesanannya."Hmm. Selamat makan." sahut Sarah.Keduanya menyantap makanan masing-masing sambil sesekali menyesap minuman yang terhidang di dalam gelas kaca.Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan roti bakar yang mereka pesan.Mereka tak langsung beranjak pulang meski pesanan roti bakar mereka telah habis. Minuman mereka masih tersisa separuh gelas. Keduanya sedikit demi
Sarah dan Ivan berjalan menuju tempat parkir untuk mengambil motor Ivan yang terparkir disana."Ivan..!!" terdengar suara wanita setengah berteriak sedang memanggil seseorang.Ivan pun memutar badan untuk melihat siapa pemilik suara yang telah memanggilnya.Pandangan Ivan terhenti pada seorang wanita muda berusia 25 tahun dengan perawakan tinggi berbadan langsing dan berkulit putih. Rambut panjang wanita itu terkuncir rapi di belakang kepalanya."Indri..!!" sahut Ivan dengan senyum lebar di wajahnya.Mendengar nama Indri disebut, dengan wajah gugup Sarah langsung menoleh untuk memastikan apakah itu sepupunya atau hanya nama yang sama."Syukurlah bukan mbak Indri. Nanti dikira aku gak kuliah dengan sungguh-sungguh kalau tahu aku pergi dengan lelaki seperti ini." Sarah merasa lega karena yang dijumpainya bukanlah Indri sepupunya.Indri datang menghampiri Ivan dan Sarah sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan keduanya.
"Olivia...." teriak Sarah saat memasuki kamar kosnya. "Ada apa sih mbak pulang-pulang kok teriak-teriak gitu kayak orang kesurupan aja." jawab Olivia sambil tertawa melihat kelakuan Sarah. "Kamu sengaja ngerjain aku ya. Nyuruh aku ke tempat kamu ditilang eh saat aku disana kamu malah sudah pulang." Sarah mengomeli Olivia sambil mengacak-acak rambutnya. Sarah dan Olivia lalu tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan konyol keduanya. "Dasar kamu ya. Awas aja pasti aku kerjain balik kamu nanti." gumam Sarah dalam hatinya. *** "Ding.." ponsel Sarah berbunyi. Sebuah pesan diterimanya. Ivan : [Sarah, bisakah aku meneleponmu sekarang?] Sarah : [Boleh saja] "Kriiing"... "Kriinngg" ponsel Sarah berdering. Tak menunggu lama, ia pun langsung menggeser tombol hijau di layar ponselnya untuk menerima panggilan dari Ivan. "Halo. Ada apa?" ucap Sarah. "Tak ada apa-apa. Aku hanya rindu. Apakah aku mengganggu waktum
Sinar mentari pagi menerobos tirai jendela kamar telah memaksa Sarah membuka matanya. Hangatnya sinar mentari telah membangunkannya dari tidur nyenyak.Perlahan dia bangun dan berganti posisi menjadi duduk dengan tangan meraba meja untuk mencari ponselnya. Diraihnya ponsel yang tergeletak diatas meja tersebut dan dilihatnya jam di layar ponsel."Yaa Tuhan. Sudah jam segini. Aku pasti terlambat masuk kelas." mata Sarah terbelalak melihat jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul 6.50 WIB.Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi lalu kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian dan berangkat ke kampus.Sarah berlari menuruni anak tangga karena memang kamarnya berada di lantai dua dalam rumah itu.Setibanya di gerbang rumah kos dia mendapati seseorang yang dia kenal."Kamu kemana saja? Aku telepon daritadi tak ada jawaban. Aku sudah menunggumu setengah jam disini." kata Ivan sambil menyilangkan tangan di dada dan bersa
Suasana kelas begitu riuh ramai karena dosen pengajar belum memasuki kelas. Linda, Widi dan Laila yang merupakan teman dekat Sarah, sedari tadi telah memperhatikan kedatangan Sarah yang diantar seorang pria dengan mengendarai sebuah mobil."Cie..cie ada yang diantar pacarnya nih." goda Linda saat Sarah akan duduk di bangku sebelahnya."Iihh.. Apaan sih." sahut Sarah dengan wajah memerah menahan malu.Tak berselang lama Pak Mike datang memasuki ruang kelas."Selamat pagi anak-anak." sapa Pak Mike pada para mahasiswa di kelas itu."Pagi pak." sahut para mahasiswa serentak."Maaf saya sedikit terlambat. Sekarang mari kita mulai proses perkuliahannya. Silahkan buka buku praktek kalian halaman 25." perintah pak Mike pada para mahasiswa.Kegiatan perkuliahan pun dimulai. Sarah dan teman-temannya sedang fokus menyimak materi yang diberikan oleh dosen pengajar."Drrrtttt.. Drrrttt..." ponsel Sarah yang disimpan dalam tas bergetar. Sara
Sarah dan teman-temannya telah kembali ke kelas untuk mengikuti kegiatan perkuliahan selanjutnya.Sambil menunggu dosen pengajar tiba, seperti biasa suasana kelas sedang riuh denga suara-suara obrolan di antara para mahasiswa. Sesekali suara gelak tawa terdengar memecah suasana ruangan tersebut.Lima belas menit berlalu dan dosen pengajar belum juga tiba. Karena tak ada tanda-tanda kehadiran dosen, maka para mahasiswa berinisiatif membubarkan diri karena mengira kelas perkuliahan ditiadakan.Saat akan meninggalkan ruang kelas tiba-tiba, Pak Nur kepala jurusan teknik memasuki ruang kelas dan duduk di bangku dosen pengajar. Melihat kedatangan kepala jurusan, Sarah dan teman-teman sekelasnya kembali ke bangku tempat mereka duduk dan menyimak apa yang hendak disampaikan oleh dosen mereka."Tolong tenang sebentar ya anak-anak sekalian. Mohon perhatiannya karena saya akan mengumumkan hal penting untuk kegiatan semester ini." seru Pak Nur."Baik pak." jaw
[Tiga hari lagi aku akan pergi ke Bali dan akan tinggal disana selama tiga sampai empat bulan.] isi pesan Sarah yang dikirimkan ke Ivan.[Kenapa mendadak sekali?] balas Ivan dalam pesannya.[Sebenarnya ini tidak mendadak. Sudah direncanakan beberapa minggu yang lalu. Hanya saja aku baru memberitahumu.] jawab Sarah.Tak ada lagi pesan balasan yang diterimanya. Ivan menghilang begitu saja tanpa membalas pesan dari Sarah.Sarah hendak bersiap mengemasi barang-barang yang akan dibawanya ke Bali namun niatnya harus diurungkan karena ponselnya berbunyi.'Kriiing...kring...' suara ponsel Sarah berdering. Ada nama Ivan tertera di layar ponsel itu. Dengan segera Sarah mengusap tombol hijau di layar ponselnya untuk menerima panggilan dari Ivan."Halo sayang. Aku diluar kosmu nih. Kamu cepetan keluar ya, aku tunggu disini." terdengar suara lelaki dari seberang sana yang tak lain adalah Ivan.Belum sempat Sarah berkata apapun, Ivan sudah memutus