Share

Bab 82

Yara menunduk dan tidak mengatakan apa-apa.

Siska tahu Yara merasa sedih, jadi dia memeluknya. "Tapi, nggak apa-apa, kalau kita nggak bisa memiliki orang tua sebaik itu, kita harus menjadikan diri kita ibu seperti itu di masa depan."

Ketika Siska mengatakan ini, wajahnya penuh dengan pengertian, tetapi dia tidak menyadari wajah Yara menjadi lebih muram.

"Siska, tidurlah lebih awal." Yara tersenyum dan bersiap untuk mandi.

Namun, saat dia berdiri, teleponnya berdering, ternyata Yudha yang menelepon.

"Aneh, apa dia takut aku akan melupakan janji besok?"

Yara hanya mengangkat teleponnya.

"Turunlah, aku ada di bawah." Suara Yudha terdengar sedikit cemas.

"Ada apa?" Perasaan tidak enak muncul di hati Yara.

"Pihak rumah tua menelepon, mereka bilang, kakek sakit."

"Aku akan segera turun."

Yara buru-buru mengganti pakaiannya, memberi tahu Siska dan segera turun ke bawah.

Yudha memang sedang menunggu di bawah.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil dalam diam dan langsung menuju ke arah rumah tua.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status