Share

Bab 0009

Author: Jus Strawberi
last update Last Updated: 2024-04-02 17:09:30
Yara tidak menyangka Yudha akan datang.

Sinar di matanya sedikit demi sedikit padam di bawah tatapan menghina pria itu.

"Nggak, aku cuma mau bantu Melanie pilih-pilih gaun."

"Semoga memang begitu."

Yudha mencibir.

"Yara, aku sudah peringatkan kamu sejak lama."

"Jangan mimpikan hal-hal yang bukan milikmu. Nggak akan ada akhir yang baik kalau dipaksakan."

Yara membendung perasaannya dalam diam.

Dia mengerti bahwa di mata Yudha, pernikahan mereka adalah sesuatu yang bukan miliknya. Lebih-lebih lagi pria itu. Tidak pernah menjadi miliknya sama sekali.

Oleh karena itu, hingga saat ini, Yara sendiri memikul tanggung jawab penuh atas segalanya.

Yara ingin pulang saja. "Yudha, kalau kamu sudah sempat, jangan lupa menyelesaikan proses perceraian kita."

"Rara, kamu pikir semua orang punya waktu luang sebanyak dirimu?"

Wajah Yudha bertambah kelam.

"Kamu bisa menyisihkan waktu pergi ke sini. Kenapa ...."

"Kenapa? Kamu merasa diabaikan?" Yudha tertawa sinis. "Yang satu adalah orang yang sebentar lagi nggak ada hubungannya denganku. Satunya lagi calon istriku. Menurutmu, aku harus membagi waktuku seperti apa?"

Telapak tangan Yara terkepal erat. "Tuan Muda Lastana ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan calon istrinya, 'kan? Kalau iya, sebaiknya cepat-cepat selesaikan urusanmu dengan istri lamamu ini."

"Ingat ya, Yara, surat nikah kita nggak pernah punya arti sama sekali."

Yudha melenggang pergi.

Kemudian, Melanie berjalan keluar.

"Yudha mana?"

Dia mengenakan gaun pengantin satu bahu bergaya bangsawan, memamerkan payudara penuh dan pinggang rampingnya.

Rok besarnya dilapisi kain tule tipis dan berhias mutiara dan berlian yang berkilauan, sangat memesona.

Sejenak, Yara mematung.

Hanya dengan melihat gaun pengantin ini, dia bisa membayangkan pernikahan bahagia mereka.

"Rara? Yudha nggak ke sini?"

Melanie bertanya lagi.

"Um, barusan dia keluar."

Yara mengalihkan pandangannya.

Ponsel Melanie berdering.

Dia melambaikan layar di depan mata Yara, yang menelepon adalah Yudha.

Dia melangkah ke samping untuk menjawab panggilannya.

"Aku sudah taruh di butik."

Ketidaksabaran jelas terdengar dari suara Yudha.

"Oke, oke, aku tahu kamu orang sibuk. Malam ini kita makan bareng, yuk."

Melanie menutup telepon dan menggelengkan kepala tanpa daya ke arah Yara.

"Sudah kubilang jangan datang, tapi dia maksa mau datang."

Dia berbalik dan memutar tubuhnya. "Yang ini gimana?"

"Cantik."

Yara berkata jujur.

Melanie mengerutkan kening.

"Nggak deh, pundaknya terlalu rendah. Yudha pasti nggak suka."

"Rara, tunggu sebentar ya, aku ambil yang lain."

"Ya."

Yara merasa hatinya tidak cukup untuk lanjut melihat-lihat gaun pengantin, jadi dia pergi melihat gaun lain di sampingnya.

Butik ini memang salah satu yang terbaik di tingkat nasional. Desain pakaiannya sangat indah.

Sambil melihat-lihat, Yara juga menggambar seiring inspirasinya datang.

Dia begitu fokus menggambar sampai tidak sadar Melanie sudah keluar.

Melanie melangkah maju. Melihat gambaran Yara, dia bisa langsung menebak.

Ternyata Anita menugaskan klien yang sama untuk mereka berdua.

Roda-roda di dalam kepalanya berputar. "Rara, kamu lagi gambar apa? Gaun?"

"Iya." Yara mengangguk. "Ini pesanan pertama yang aku terima, aku ingin mengerjakan sebaik mungkin."

"Oh, sini kubantu."

Melanie menarik Yara duduk di samping. "Ceritakan ide desainmu, nanti kubantu kasih saran."

Yara tidak punya pikiran lain, lagi pula Melanie adalah direktur bagian di Baruy. Pendapatnya tentu sangat penting.

Jadi, dia memberi tahu Melanie seluruh detail ide desainnya.

"Rara, idemu bagus. Semangat ya, kliennya pasti puas."

Rasa percaya diri Yara meningkat pesat.

Mereka berdua memilih tiga gaun pengantin, lalu pergi bersama.

Melanie ingin mengundang Yara makan malam, tetapi Yara menolak.

"Melanie, lain waktu saja. Besok hari kerja, aku mau mengumpulkan rancanganku ke Bu Anita pagi-pagi sekali."

"Oke, Rara, semangat!"

Setelah pulang, Yara bergadang sepanjang malam. Ketika dia tiba di perusahaan keesokan harinya, dia mengetuk pintu kantor Anita.

Sayang sekali, Anita sedang tidak di tempat.

Tepat pada saat ini, Anita berada di kantor Melanie. Saat baru tiba tadi, resepsionis mengatakan bahwa dia dipanggil ke sana.

Tidak ada Melanie di kantornya, tetapi di atas meja ada beberapa rancangan desain.

Anita mengambilnya dan melihat rancangan itu dengan mata penuh kagum.

Tak lama, Melanie datang.

"Bu Melanie," sapa Anita dengan tulus. "Kamu sudah membuat rancangannya lebih awal?"

Hari ini, batas waktu yang ditentukan masih tersisa dua hari.

"Menurutku masih belum cukup memuaskan, masih harus dipikirkan lagi."

Melanie tampak tenang dan santai.

"Bu Anita, aku panggil kamu ke sini, aku mau tanya bagaimana kabar Yara akhir-akhir ini?"

Anita agak ragu sejenak. "Baik-baik saja. Aku sudah memberi pekerjaan untuknya, mari kita lihat nanti seperti apa bakatnya."

"Bu Anita sudah mulai menyerahkan pesanan ke Yara?"

Melanie menggerakkan bibirnya dengan enggan. "Yara masih kurang berpengalaman dan belum pernah mendesain pakaian. Harusnya nggak apa-apa kalau Bu Anita tunggu lebih lama lagi."

Anita tertawa kecil. "Dia 'kan sudah di Baruy, ya nggak bisa kalau mau lanjut duduk-duduk saja tanpa bekerja."

Melanie menghela napas pelan.

"Jangan salah paham, Bu Anita, aku nggak bermaksud melindungi dia, tapi ... aku takut dia malah jadi gugup dan melakukan kesalahan lagi."

"Bu Melanie perhatian banget. Yara memang beruntung punya sepupu sepertimu."

Keduanya berbasa-basi beberapa saat sebelum Anita pergi.

Sekembalinya dia ke kantornya sendiri, Yara datang.

Raut wajah Yara dipenuhi kegembiraan. Dia menyerahkan beberapa rancangannya. "Bu Anita, saya sudah merancang pesanan yang Anda tugaskan sebelumnya."

"Secepat itu?" Anita agak terkejut. Saat dia mengambil rancangannya, seketika dia terbakar amarah.

Dia mengangkat matanya dan menatap Yara dengan raut wajah dingin. "Kamu yang gambar ini?"

"Ya." Yara tidak mengerti apa yang salah dengan Anita. "Apa menurut Bu Anita, kliennya mungkin nggak suka?"

Dia berkata dengan sedikit enggan, "Saya bisa menjelaskan proses desainnya."

"Nggak usah." Anita hampir tidak tahan lagi. "Keluar."

"Bu Anita ...." Yara panik. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan yang susah-susah dia dapatkan.

"Aku bilang keluar!" Kemarahan Anita jelas tidak main-main.

"Baik." Namun, Yara masih ingin berjuang. "Kalau Bu Anita sudah punya waktu luang dan mau ngobrol lebih lanjut tentang rancangan desain ini, silakan Bu Anita panggil saya kapan saja."

Begitu Yara pergi, Anita merobek-robek rancangan desain itu dan membuang semuanya ke tempat sampah.

Dia benar-benar gila karena percaya bahwa seorang plagiator bisa menjadi orang baik.

Dalam beberapa hari berikutnya, tidak ada kabar tentang desain yang Yara kumpulkan. Dia berubah lagi menjadi orang yang seolah tidak ada.

Dia pun tidak bisa menahan diri dan menanyakan informasi kepada Safira.

"Gaun?" Safira mengeluarkan desain cetakannya. "Sudah diputuskan. Kliennya sangat suka set yang ini."

Yara mengambilnya dan melihatnya hampir tidak ada perbedaan besar antara gambar desain ini dan rancangan yang dia buat.

Sudah disetujui kliennya?

Mengapa Anita marah pada hari itu?

Dia bahkan tidak bilang-bilang tentang ini padanya!

Semakin Yara memikirkannya, dia jadi semakin sedih.

Meski terpaksa bergabung dengan perusahaan sebagai plagiator, kini dia telah membuktikan diri dengan kekuatannya.

Mengapa Anita masih meremehkannya?

"Safira, aku pinjam desain yang ini sebentar, nanti kukembalikan lagi."

Yara mengambil gambar desain itu dan langsung pergi ke kantor Anita.

Dia harus meminta penjelasan.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Lilik
Alhamdulillah sukur ........., lanjut ...
goodnovel comment avatar
Maggie Toth Lim
ah mls dgn pameran bodohnya bye
goodnovel comment avatar
amymende
makin dibaca rasanya c rara makin bego malessss
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0010

    "Bu Anita!"Yara meletakkan gambar desain itu langsung di atas meja.Anita menatap Yara dengan amarah terbendung, menunggunya melanjutkan."Bu Anita, bukankah ada sesuatu yang harus Anda jelaskan pada saya?"Yara sangat percaya diri.Anita benar-benar tertawa saking marahnya.Baru pertama kali ini dia melihat plagiator yang begitu sombong."Penjelasan? Penjelasan apa yang kamu minta?""Klien sudah menerima desain yang saya buat, bukankah seharusnya Bu Anita memberi tahu saya?""Saat saya mengumpulkan rancangannya waktu itu, kenapa Bu Anita marah tanpa alasan?""Terakhir, kalau memang rancangan saya diterima, kenapa Bu Anita nggak memberi saya pesanan lagi? Saya ingin tahu kenapa."Satu per satu, Yara mengatakannya dengan jelas.Anita terdiam sesaat. Dia tidak menyangka plagiator ini memiliki logika berpikir yang begitu jelas.Dia berpikir beberapa saat, lalu menjawab satu per satu."Akhir-akhir ini aku sibuk, jadi aku lupa memberi tahu kalau rancangannya sudah disetujui.""Aku nggak ma

    Last Updated : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0011

    Setelah Yara pergi, Yudha merasa semakin kesal dan gelisah.Dia memijat kening dan merasakan rasa panas yang aneh perlahan-lahan muncul dalam hatinya.Melanie duduk dan bersandar pada Yudha, entah sengaja atau tidak menyenggolkan dadanya pada tubuh Yudha."Yudha, jangan tunda lagi perceraiannya.""Aku dengar dari Bibi Silvia, dia sudah mencarikan kencan buta buat Rara. Katanya Rara juga suka."Sambil bicara, dia mengamati reaksi Yudha.Dia tadi memasukkan sesuatu yang menyenangkan ke dalam minuman itu.Yudha terlalu sibuk dan merasa tidak harus terburu-buru bercerai, tetapi Melanie tidak bisa menunggu lebih lama lagi.Jika mereka berdua pergi ke ranjang malam ini, dia punya senjata untuk memaksa Yudha agar segera bercerai.Yudha merasa kepalanya berdenyut parah. Rasa panas dari di dalam hatinya seakan menyebar ke seluruh tubuh, membuatnya seperti terbakar.Dalam sekejap, ingatan setahun yang lalu terlintas di depan matanya.Dia pun paham saat itu juga. Dia dijebak lagi.Dia melihat min

    Last Updated : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0012

    "Tentu saja boleh."Yara menyerahkan rancangan desainnya."Waktu itu aku berani menunjukkannya ke Bu Anita juga berkat dorongan darimu."Bibirnya tersenyum sepintas. "Aku juga ingin mendengar pendapatmu kali ini."Melanie melihat-lihat rancangan desain itu, sekilas kegembiraan muncul di matanya.Namun, tak lama kemudian, rasa iri kembali membumbung tak terkendali.Desain Yara selalu terkesan berani, kreativitas, dan membuat takjub.Pecundang ini adalah pelukis jenius sejak kecil. Tidak peduli seberapa keras Silvia menghukumnya, dia tidak pernah mau berhenti melukis.Melanie sangat membencinya. Dia juga awalnya punya bakat dan mau bekerja keras. Namun, di hadapan seseorang dengan bakat sejati, semua itu tidak berarti apa-apa."Gimana menurutmu? Ada yang salah?"Yara bertanya dengan hati merendah.Dia hendak bercerai tanpa mendapat bagian harta. Dia harus mempertahankan pekerjaan ini."Bagus, kok. Jarang sekali kamu bisa menggambar seperti ini."Melanie menenangkan hatinya kembali.Meman

    Last Updated : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0013

    Perubahan yang begitu cepat ini membuat Anita kaget.Setelah tersadar dari kagetnya, dia segera berdiri di depan Yara."Kalau Nona Xilla kurang suka rancangannya, kami bisa mengubahnya. Tapi harap jaga perilaku Anda. Kalau Anda melakukan sesuatu lagi, saya akan panggil polisi."Saat ini, semua orang di kantor mendengar keributannya dan berkumpul di luar ruang VIP.Xilla mencibir, "Bukannya Baruy dikenal sebagai yang terbaik di seluruh negeri? Kenapa kalian mempekerjakan seniman yang menjiplak?"Hati Anita mencelos dan dia menatap Yara penuh kebencian."Nona Xilla, saya nggak tahu dari mana Anda dengar informasi seperti itu. Yara masih muda dan memang pernah melakukan kesalahan di masa lalu, tapi saya jamin rancangan yang saya berikan hari ini nggak ada masalah dan kualitasnya tinggi.""Nggak ada masalah?" Xilla berteriak keras. "Itu cuma katamu saja."Dia menuding Yara. "Biar kuberitahu, aku pernah lihat rancangan ini sebelumnya."Warna di wajah Yara seketika memudar. "Nggak mungkin!"

    Last Updated : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0014

    Lingkaran pergaulan Yara memang kecil sejak dulu, apalagi selama setahun dia menikah, dia hanya menelepon Siska beberapa kali saja.Siapa yang ingin menyakitinya?Satu-satunya orang yang terpikir akan menyakitinya hanyalah teman-teman Melanie.Di hari pesta penyambutan, Yara mengambil beberapa foto dengan mereka di dalamnya.Namun, ketika dia menunjukkannya pada Xilla satu per satu, wanita itu menggelengkan kepalanya.Akhirnya Yara mengeluarkan foto Melanie dan menatap Xilla dengan wajah cemas."Kalau yang ini?"Wajah Xilla jelas terlihat aneh, tetapi dia segera menggelengkan kepalanya."Wanita itu pakai kacamata hitam, wajahnya nggak kelihatan jelas."Yara memperhatikan Xilla melirik foto Melanie beberapa kali.Terlalu aneh.Namun, Melanie tidak punya alasan untuk menyakitinya.Melihat dirinya sedang melamun, Xilla segera bangkit dan lari.Dari kejauhan, dia mengingatkan Yara, "Wanita itu kaya dan berkuasa, bukan seseorang yang bisa kamu lawan. Mundurlah saja dari pekerjaanmu."Yara m

    Last Updated : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0015

    Anita serasa ingin muntah darah.Dia tidak tahu Yara punya berapa banyak skandal dan seberapa besar masalah yang akan ditimbulkannya."Nona Baskoro ...."Saat dia hendak mengatakan sesuatu untuk memperbaiki situasi, Yara yang sedari tadi diam di sampingnya angkat bicara tiba-tiba."Judy!"Yara tidak tahan lagi.Apa yang terjadi saat itu berakhir dengan dia menikah dengan Yudha.Di mata semua orang, dialah yang paling diuntungkan dari kejadian itu. Lupakan saja jika mereka tidak percaya.Namun, mengapa mereka mencurigai dia sebagai pelaku kejadian di pesta penyambutan?"Apa yang terjadi di pesta penyambutan nggak ada hubungannya denganku.""Hahaha ...." Judy tertawa. "Nggak ada hubungannya denganmu? Siapa yang mau percaya!""Ada yang pertama kali, dan akan ada yang kedua kalinya. Yara, sifat dasar seseorang nggak akan berubah dengan mudahnya."Yara melangkah maju dan menampar wajahnya."Plak!""Kamu berani menamparku?" Judy menatap Yara tak percaya. "Wanita murahan, kamu berani menampar

    Last Updated : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0016

    Tak lama, Yara tiba di kantor lantai paling atas Perusahaan Lastana.Segera setelah membuka pintu, kedua matanya bertemu pandang dengan mata Yudha.Ini pertama kalinya mereka bertemu setelah malam itu. Suasana seketika berubah canggung.Yudha terlebih dahulu membuang muka dan lanjut memeriksa dokumen di atas mejanya."Sebebas itukah jam kerja di Baruy?"Yara tertegun sejenak sebelum menyadari bahwa Yudha bertanya mengapa dia tidak pergi bekerja."Terjadi sesuatu. Mungkin aku nggak bisa kerja di sana lagi."Pria itu terkekeh, seolah sudah menduganya.Dia mengangkat kepala, mata sipitnya menatap Yara tanpa perasaan apa-apa."Kamu menyesal bercerai tanpa mendapat uang sedikit pun?"Jadi wanita ini datang ke sini karena berubah pikiran tentang perjanjian perceraiannya."Nggak."Yara sungguh tidak suka dengan sikap Yudha.Jika dia benar-benar menginginkan uang, untuk apa dia bekerja sebagai pembantu cuma-cuma selama setahun?"Yudha, kamu harus tahu, aku nggak pernah dapat apa-apa dari menik

    Last Updated : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0017

    Sebagai orang luar yang hanya menyaksikan, Siska saja merasa lelah, apalagi Yara sendiri?Yara mencintai Yudha selama enam tahun dan menikah dengannya selama satu tahun. Balasan apa yang dia dapatkan setelah tujuh tahun ini?Yang ada hanya penghinaan dan benci dari Yudha.Semua ini sudah seharusnya berakhir sejak lama.Yara menyeka air matanya dan tersenyum pada Siska."Siska, kamu benar. Sel-sel dalam tubuh manusia berganti seluruhnya dalam tujuh tahun. Kenapa aku masih harus terjebak dalam bayang-bayang Yudha?"Dia harus semangat dan kerja keras demi masa depannya.Dalam beberapa hari berikutnya, Yara mematikan ponsel dan mengabaikan semua kontak dengan dunia luar. Dia fokus menggambar.Terakhir, pada hari Senin, dia mendesain gaun bertema "Cinta Pertama".Dia memutuskan untuk membawa kumpulan gambar desain ini ke kantor sebagai perjuangan terakhirnya.Sesampainya di depan pintu kantor, dia tidak menyangka akan bertemu Melanie."Rara, kenapa kamu ada di sini?"Melanie menariknya ke s

    Last Updated : 2024-04-02

Latest chapter

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status