Share

Bab 0008

Author: Jus Strawberi
last update Huling Na-update: 2024-04-02 17:09:30
Melanie sibuk menyapa rekan-rekan kerjanya dan tidak melihat Yara. Setelah diingatkan Yudha, rasa tidak senang melintas sekilas di matanya.

Begitu banyak orang keluar gedung bersama-sama, tetapi Yudha tetap bisa menemukan dia?

Giginya terkatup dalam diam, lalu dia memaksakan senyum dan mengejar Yara.

"Rara, tunggu." Dia meraih lengan Yara. "Rara, kita sudah sepakat mau merayakan bersama, kenapa kamu menyelinap pergi?"

"Nggak usah, aku ...." Yara tidak ingin pergi sama sekali. "Kamu belum lama pulang, aku nggak akan mengganggu waktu kalian berduaan."

"Ngomong apa kamu ini?" Melanie tersipu. "Kamu dan Yudha belum bercerai. Lagi pula, kamu bukan orang lain."

"Melanie." Yara ingin cepat-cepat menjelaskan. "Tanyakan pada Yudha kapan dia punya waktu menyelesaikan proses perceraiannya."

"Aku nggak mau tanya. Kalau kamu mau tanya, tanya saja sendiri." Melanie pura-pura marah sekaligus manja. "Jangan biarkan dia berpikir aku ingin buru-buru menikah dengannya. Biar kuberi tahu ya, bagi pria itu, semakin mudah didapat, semakin nggak dihargai."

Yara tertegun sejenak.

Jadi, bagi Yudha, dia terlalu mudah didapat, sehingga tidak layak untuk disayangi sama sekali?

Melanie akhirnya menariknya masuk ke dalam mobil.

Dia duduk di kursi paling depan, sedangkan Melanie duduk bersama Yudha di kursi belakang.

Kepala Yara tertunduk. Dia bisa membayangkan, wajah pucatnya saat ini pasti tampak sangat menyedihkan.

Sepanjang jalan, hampir hanya Melanie yang bicara.

"Yudha, kamu mau makan apa? Makanan Jepang atau makanan Barat?"

"Apa saja."

"Kamu selalu begitu. Aku nggak mau tanya kamu lagi. Rara, kamu mau makan apa?"

"Ah? Aku juga nggak pilih-pilih."

"Jangan gitu. Hari ini 'kan perayaan untukmu, kamu harus tentukan."

"Kalau begitu, makanan Barat saja."

"Makanan Barat, ya. Aku sudah bosan makan makanan luar negeri setahun belakangan. Tapi kalau Rara suka, ya sudah makan makanan Barat saja."

"Ah? Makanan Jepang juga ... boleh."

"Jangan, makanan Barat saja."

Sampai di restoran makanan Barat, Melanie kembali memimpin penuh perhatian. Setelah selesai makan, dia mengedipkan mata pada Yara dan berkata, "Aku ke kamar mandi dulu."

Yara pun mengerti. Melanie mengingatkan dia tentang perceraian.

"Yudha." Dia mengangkat kepalanya dan menatap pria itu. "Kamu kapan punya waktu? Ayo kita selesaikan prosesnya."

"Kok kamu malah lebih terburu-buru daripada aku," keluh Yudha. "Tenang, aku pasti menghubungimu lagi saat aku punya waktu."

"Oke." Yara tidak ingin berlama-lama di sini.

Dia berdiri membawa tasnya. "Kalau begitu, aku masih ada urusan lain, jadi aku pergi dulu. Tolong pamitkan aku pada Melanie."

Dia meninggalkan restoran Barat itu seolah melarikan diri, kemudian mengirim pesan kepada Melanie.

"Melanie, aku sudah tanya Yudha tentang perceraiannya. Katanya, dia pasti akan membuat janji denganku kalau sudah punya waktu."

Melanie membalas dengan segera.

"Oke. Pekerjaannya terlalu sibuk, sesekali kamu ingatkan dia lagi. Hehe, Rara memang paling baik, aku traktir kamu makan lagi kapan-kapan."

Yara sedang berjalan di sepanjang sungai. Hari ini jadwal siaran langsung Siska, jadi dia harus menunggu sebelum pulang.

Angin di sungai itu begitu kencang sampai membuat matanya berair.

Dia tahu bahwa dia benar-benar harus melepaskan Yudha.

Dalam beberapa hari berikutnya, Yudha tidak pernah mengirim pesan padanya. Hanya Melanie yang sesekali membuat janji dengan Yara.

Yara mengerti bahwa Melanie sangat tidak sabar. Dia seperti ini untuk mengingatkannya agar lebih memburu-buru Yudha.

Namun, orang seperti apa Yudha itu?

Bagaimana mungkin pria itu membiarkan dia mendapatkan apa yang dia inginkan dengan mudahnya?

Di kantor, meja kerja yang kosong itu selalu kosong. Yara tahu sebenarnya tidak ada orang baru. Anita hanya tidak suka padanya.

Dia melanjutkan hari-hari sebagai orang yang dianggap tidak ada.

Tidak ada yang memberinya tugas. Tidak ada yang peduli padanya. Dia kelebihan waktu luang.

Jadi, dia membawa alas gambarnya sendiri. Dengan kuasnya, dia melukis semua hal yang terlintas di benaknya. Hari-harinya nyaman dan memuaskan.

Sebenarnya, Anita sedang menunggu Yara mengundurkan diri atas inisiatifnya sendiri. Namun, setelah menunggu beberapa lama, yang dia terima justru beberapa hasil desain.

"Ini kerjaan Yara?" Dia melihat dengan seksama lukisan itu beberapa kali.

Safira mengangguk. "Benar, aku lihat dia melukis dengan mata kepalaku sendiri. Jujur saja, hasilnya memang cukup bagus, 'kan?"

Anita tetap diam.

Gambar desain yang dipegangnya ini memang masih kurang sempurna teknik dan keterampilannya dibanding perancang busana profesional. Namun, warna-warna berani dan desainnya yang indah benar-benar menyegarkan.

Mungkinkah seorang plagiator membuat karya seperti ini?

Keesokan paginya, dia meminta Yara menghadap padanya.

"Selamat pagi, Bu Anita." Yara tampak cemas.

Anita memandangnya dengan mata dingin. "Hari-hari makan gaji buta pasti enak, ya 'kan?"

Yara tidak berkata apa-apa. Tidak ingin berdebat dengan wanita ini.

Melihat hal ini, Anita pun tahu dia tidak akan berhasil memancing Yara. Jadi, dia mengeluarkan sebuah dokumen.

"Ini informasi dari salah satu klien busana mewah kita. Dia ingin memesan gaun untuk pertunangan. Bisakah kamu membuat tiga rancangan desain dalam seminggu?"

Mata Yara membelalak tak percaya.

"Jawab!" Anita kehilangan kesabaran.

Yara takut Anita akan menarik kembali pekerjaan ini, jadi dia mendekap dokumennya. "Jangan khawatir, Bu Anita, saya akan bekerja dengan maksimal."

Anita melambaikan tangannya. Dia menatap punggung Yara yang tampak bersemangat, dalam hati merasa bahwa gadis kecil ini sangat berbeda dari apa yang dia pikirkan.

Dia teringat kembali pada gambar desain yang dilihatnya tadi malam. Warna dan komposisinya sangat mirip dengan karya Melanie yang meraih penghargaan.

Mungkinkah dia mengimitasi gaya Bu Melanie, si direktur bagian?

Namun, gambar desain tadi malam jelas terlihat lebih matang.

Satu hal yang Yara tidak tahu, yaitu Melanie juga sudah menerima salinan informasi dari klien kelas atas ini.

Anita jadi menanti-nanti hasil rancangan dari kedua orang ini.

Sepulang kerja, Yara menuangkan seluruh hati dan jiwanya ke dalam gaun ini.

Ini adalah kesempatan langka, dia harus memanfaatkannya untuk membuktikan diri.

Setelah mencermati informasi klien ini dan karya desainer ternama internasional selama beberapa hari, Yara akhirnya mendapat ide di akhir pekan.

Namun, datang telepon dari Melanie. "Rara, aku mau coba gaun pengantin hari ini. Kamu bisa temenin aku nggak?"

"Hari ini?" Yara merasa enggan. "Tapi aku ada pekerjaan hari ini. Bagaimana kalau ...."

"Rara, aku belum beri tahu siapa-siapa kalau aku mau menikah dengan Yudha." Melanie tertawa pahit. "Lagian kalian belum bercerai, aku nggak mau ada yang bicara di belakang kita."

Dia memohon, "Rara, cuma kamu satu-satunya orang yang bisa membantu memberikan saran untukku. Kamu bisa datang, 'kan?"

Setelah diserang kata-kata ini, Yara tidak bisa menolak.

Tinggal ubah cara berpikirnya saja. Pergi ke butik pengantin, mungkin dia bisa mencari-cari inspirasi baru.

Dia memutuskan untuk membawa kertas dan pena. "Oke, kalau begitu, kirimkan alamatnya."

Yara bersiap-siap dan segera pergi ke butik pengantin itu.

Melanie adalah putri semata wayang dari kepala keluarga Lubis. Tentu saja, dia harus memilih gaun pengantin terbaik untuk pernikahannya dengan salah seorang pria terhebat di Kota Selayu.

Begitu Yara memasuki butik, matanya langsung tertarik pada ragam gaun pengantin dan gaun lainnya yang dirancang dengan indah.

Jika gaun pengantin adalah mimpi setiap gadis, maka inilah surga yang paling diimpi-impikan.

Melanie sedang mencoba gaun model terbaru di dalam.

Yara kemudian mulai berkeliling sendiri, memperhatikan satu per satu.

Dulu, dia juga pernah berangan-angan mengenakan gaun pengantin rancangannya sendiri pada pernikahannya dengan Yudha. Kenyataannya ... mereka berdua malah tidak melangsungkan pernikahan.

Tiba-tiba, suara yang tidak asing terdengar dari belakang.

Nadanya sedikit mengejek.

"Kenapa? Kamu mau coba juga?"

Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Aninuraoni
Kalau aq ada diposisi Yara mending cari pekerjaan ditempat lain saja dehh .........
goodnovel comment avatar
Lilik
Alhamdulillah sukur ........., lanjut ...
goodnovel comment avatar
Febry Wahongan
bego seperti penulis
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0009

    Yara tidak menyangka Yudha akan datang.Sinar di matanya sedikit demi sedikit padam di bawah tatapan menghina pria itu."Nggak, aku cuma mau bantu Melanie pilih-pilih gaun.""Semoga memang begitu."Yudha mencibir."Yara, aku sudah peringatkan kamu sejak lama.""Jangan mimpikan hal-hal yang bukan milikmu. Nggak akan ada akhir yang baik kalau dipaksakan."Yara membendung perasaannya dalam diam.Dia mengerti bahwa di mata Yudha, pernikahan mereka adalah sesuatu yang bukan miliknya. Lebih-lebih lagi pria itu. Tidak pernah menjadi miliknya sama sekali.Oleh karena itu, hingga saat ini, Yara sendiri memikul tanggung jawab penuh atas segalanya.Yara ingin pulang saja. "Yudha, kalau kamu sudah sempat, jangan lupa menyelesaikan proses perceraian kita.""Rara, kamu pikir semua orang punya waktu luang sebanyak dirimu?"Wajah Yudha bertambah kelam."Kamu bisa menyisihkan waktu pergi ke sini. Kenapa ....""Kenapa? Kamu merasa diabaikan?" Yudha tertawa sinis. "Yang satu adalah orang yang sebentar la

    Huling Na-update : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0010

    "Bu Anita!"Yara meletakkan gambar desain itu langsung di atas meja.Anita menatap Yara dengan amarah terbendung, menunggunya melanjutkan."Bu Anita, bukankah ada sesuatu yang harus Anda jelaskan pada saya?"Yara sangat percaya diri.Anita benar-benar tertawa saking marahnya.Baru pertama kali ini dia melihat plagiator yang begitu sombong."Penjelasan? Penjelasan apa yang kamu minta?""Klien sudah menerima desain yang saya buat, bukankah seharusnya Bu Anita memberi tahu saya?""Saat saya mengumpulkan rancangannya waktu itu, kenapa Bu Anita marah tanpa alasan?""Terakhir, kalau memang rancangan saya diterima, kenapa Bu Anita nggak memberi saya pesanan lagi? Saya ingin tahu kenapa."Satu per satu, Yara mengatakannya dengan jelas.Anita terdiam sesaat. Dia tidak menyangka plagiator ini memiliki logika berpikir yang begitu jelas.Dia berpikir beberapa saat, lalu menjawab satu per satu."Akhir-akhir ini aku sibuk, jadi aku lupa memberi tahu kalau rancangannya sudah disetujui.""Aku nggak ma

    Huling Na-update : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0011

    Setelah Yara pergi, Yudha merasa semakin kesal dan gelisah.Dia memijat kening dan merasakan rasa panas yang aneh perlahan-lahan muncul dalam hatinya.Melanie duduk dan bersandar pada Yudha, entah sengaja atau tidak menyenggolkan dadanya pada tubuh Yudha."Yudha, jangan tunda lagi perceraiannya.""Aku dengar dari Bibi Silvia, dia sudah mencarikan kencan buta buat Rara. Katanya Rara juga suka."Sambil bicara, dia mengamati reaksi Yudha.Dia tadi memasukkan sesuatu yang menyenangkan ke dalam minuman itu.Yudha terlalu sibuk dan merasa tidak harus terburu-buru bercerai, tetapi Melanie tidak bisa menunggu lebih lama lagi.Jika mereka berdua pergi ke ranjang malam ini, dia punya senjata untuk memaksa Yudha agar segera bercerai.Yudha merasa kepalanya berdenyut parah. Rasa panas dari di dalam hatinya seakan menyebar ke seluruh tubuh, membuatnya seperti terbakar.Dalam sekejap, ingatan setahun yang lalu terlintas di depan matanya.Dia pun paham saat itu juga. Dia dijebak lagi.Dia melihat min

    Huling Na-update : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0012

    "Tentu saja boleh."Yara menyerahkan rancangan desainnya."Waktu itu aku berani menunjukkannya ke Bu Anita juga berkat dorongan darimu."Bibirnya tersenyum sepintas. "Aku juga ingin mendengar pendapatmu kali ini."Melanie melihat-lihat rancangan desain itu, sekilas kegembiraan muncul di matanya.Namun, tak lama kemudian, rasa iri kembali membumbung tak terkendali.Desain Yara selalu terkesan berani, kreativitas, dan membuat takjub.Pecundang ini adalah pelukis jenius sejak kecil. Tidak peduli seberapa keras Silvia menghukumnya, dia tidak pernah mau berhenti melukis.Melanie sangat membencinya. Dia juga awalnya punya bakat dan mau bekerja keras. Namun, di hadapan seseorang dengan bakat sejati, semua itu tidak berarti apa-apa."Gimana menurutmu? Ada yang salah?"Yara bertanya dengan hati merendah.Dia hendak bercerai tanpa mendapat bagian harta. Dia harus mempertahankan pekerjaan ini."Bagus, kok. Jarang sekali kamu bisa menggambar seperti ini."Melanie menenangkan hatinya kembali.Meman

    Huling Na-update : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0013

    Perubahan yang begitu cepat ini membuat Anita kaget.Setelah tersadar dari kagetnya, dia segera berdiri di depan Yara."Kalau Nona Xilla kurang suka rancangannya, kami bisa mengubahnya. Tapi harap jaga perilaku Anda. Kalau Anda melakukan sesuatu lagi, saya akan panggil polisi."Saat ini, semua orang di kantor mendengar keributannya dan berkumpul di luar ruang VIP.Xilla mencibir, "Bukannya Baruy dikenal sebagai yang terbaik di seluruh negeri? Kenapa kalian mempekerjakan seniman yang menjiplak?"Hati Anita mencelos dan dia menatap Yara penuh kebencian."Nona Xilla, saya nggak tahu dari mana Anda dengar informasi seperti itu. Yara masih muda dan memang pernah melakukan kesalahan di masa lalu, tapi saya jamin rancangan yang saya berikan hari ini nggak ada masalah dan kualitasnya tinggi.""Nggak ada masalah?" Xilla berteriak keras. "Itu cuma katamu saja."Dia menuding Yara. "Biar kuberitahu, aku pernah lihat rancangan ini sebelumnya."Warna di wajah Yara seketika memudar. "Nggak mungkin!"

    Huling Na-update : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0014

    Lingkaran pergaulan Yara memang kecil sejak dulu, apalagi selama setahun dia menikah, dia hanya menelepon Siska beberapa kali saja.Siapa yang ingin menyakitinya?Satu-satunya orang yang terpikir akan menyakitinya hanyalah teman-teman Melanie.Di hari pesta penyambutan, Yara mengambil beberapa foto dengan mereka di dalamnya.Namun, ketika dia menunjukkannya pada Xilla satu per satu, wanita itu menggelengkan kepalanya.Akhirnya Yara mengeluarkan foto Melanie dan menatap Xilla dengan wajah cemas."Kalau yang ini?"Wajah Xilla jelas terlihat aneh, tetapi dia segera menggelengkan kepalanya."Wanita itu pakai kacamata hitam, wajahnya nggak kelihatan jelas."Yara memperhatikan Xilla melirik foto Melanie beberapa kali.Terlalu aneh.Namun, Melanie tidak punya alasan untuk menyakitinya.Melihat dirinya sedang melamun, Xilla segera bangkit dan lari.Dari kejauhan, dia mengingatkan Yara, "Wanita itu kaya dan berkuasa, bukan seseorang yang bisa kamu lawan. Mundurlah saja dari pekerjaanmu."Yara m

    Huling Na-update : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0015

    Anita serasa ingin muntah darah.Dia tidak tahu Yara punya berapa banyak skandal dan seberapa besar masalah yang akan ditimbulkannya."Nona Baskoro ...."Saat dia hendak mengatakan sesuatu untuk memperbaiki situasi, Yara yang sedari tadi diam di sampingnya angkat bicara tiba-tiba."Judy!"Yara tidak tahan lagi.Apa yang terjadi saat itu berakhir dengan dia menikah dengan Yudha.Di mata semua orang, dialah yang paling diuntungkan dari kejadian itu. Lupakan saja jika mereka tidak percaya.Namun, mengapa mereka mencurigai dia sebagai pelaku kejadian di pesta penyambutan?"Apa yang terjadi di pesta penyambutan nggak ada hubungannya denganku.""Hahaha ...." Judy tertawa. "Nggak ada hubungannya denganmu? Siapa yang mau percaya!""Ada yang pertama kali, dan akan ada yang kedua kalinya. Yara, sifat dasar seseorang nggak akan berubah dengan mudahnya."Yara melangkah maju dan menampar wajahnya."Plak!""Kamu berani menamparku?" Judy menatap Yara tak percaya. "Wanita murahan, kamu berani menampar

    Huling Na-update : 2024-04-02
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0016

    Tak lama, Yara tiba di kantor lantai paling atas Perusahaan Lastana.Segera setelah membuka pintu, kedua matanya bertemu pandang dengan mata Yudha.Ini pertama kalinya mereka bertemu setelah malam itu. Suasana seketika berubah canggung.Yudha terlebih dahulu membuang muka dan lanjut memeriksa dokumen di atas mejanya."Sebebas itukah jam kerja di Baruy?"Yara tertegun sejenak sebelum menyadari bahwa Yudha bertanya mengapa dia tidak pergi bekerja."Terjadi sesuatu. Mungkin aku nggak bisa kerja di sana lagi."Pria itu terkekeh, seolah sudah menduganya.Dia mengangkat kepala, mata sipitnya menatap Yara tanpa perasaan apa-apa."Kamu menyesal bercerai tanpa mendapat uang sedikit pun?"Jadi wanita ini datang ke sini karena berubah pikiran tentang perjanjian perceraiannya."Nggak."Yara sungguh tidak suka dengan sikap Yudha.Jika dia benar-benar menginginkan uang, untuk apa dia bekerja sebagai pembantu cuma-cuma selama setahun?"Yudha, kamu harus tahu, aku nggak pernah dapat apa-apa dari menik

    Huling Na-update : 2024-04-02

Pinakabagong kabanata

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status