Hari sudah malam, tetapi Shawn belum pulang.Yvonne tidak memedulikan Shawn. Karena tidak bekerja, Yvonne beristirahat sambil melayani konsultasi online yang ditekuninya.Yvonne mengurung diri di kamar, dia tidak keluar maupun memperhatikan komentar-komentar yang beredar di media sosial. Dia tidak tahu sejauh mana perkembangan gosip yang menjelek-jelekkan dirinya.Selagi Shawn tidak ada, Yvonne berpikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk melarikan diri. Yvonne menemui Leah dan berkata, "Bi, berikan struk pengambilan pakaian. Biar aku yang ambil sendiri.""Aduh, biar aku saja yang ambilkan," jawab Leah.Yvonne menjawab, "Aku mau cari angin, sekalian aku yang ambil saja."Sebenarnya Yvonne berencana mengambil pakaiannya dan langsung melarikan diri. Setelah Leah memberikan struk laundry, Yvonne memeluknya dan berkata, "Bi, aku pasti kangen Bibi.""Em? Kenapa berbicara begitu? Kayak kita tidak akan ketemu lagi saja." Leah tersenyum.Yvonne hanya tersenyum, lalu berpamitan dan pergi. Se
Awalnya Shawn tidak tertarik, tapi begitu mendengar pertanyaan Aiden, Shawn baru menoleh ke arah panggung.Di bawah sinaran cahaya lampu, tampak seorang wanita cantik duduk dengan anggun di depan piano.Shawn terkejut, dia mengangkat alisnya saat melihat keberadaan Yvonne di acara ini. Shawn juga tidak menyangka, ternyata Yvonne bisa bermain piano?Aiden memuji Yvonne. "Wah, Nona Yvonne sangat berbakat. Kata istriku, dia juga pandai menari."Tatapan Shawn fokus tertuju ke arah panggung.Yvonne meletakkan jari-jarinya di atas piano, lalu mulai memainkan irama yang indah dan merdu ....Aiden tidak mengerti permainan piano, dia hanya ingin berbagi kegembiraan dengan Shawn. "Demi meneliti obat ini, aku bekerja keras dan mengorbankan waktu. Tanpa investasi yang Anda berikan, kami tidak mungkin bisa mengembangkan penelitian dalam waktu secepat ini."Shawn adalah investor, makanya dia diundang untuk menghadiri pesta ini. Dia memiliki saham dan hak untuk berbicara."Nanti akan ada rapat untuk
Tiba-tiba Yvonne pun panik, dia baru ingat bahkan Shawn berinvestasi di perusahaan suaminya Everly.Yvonne menepuk jidatnya, bagaimana dia bisa lupa? Tidak heran, Shawn pasti diundang untuk menghadiri acara ini."Cepat!" Shawn memerintahkan."Iya, sebentar," jawab Yvonne.Setelah menutup telepon Shawn, Yvonne menjawab pria berkacamata, "Maaf, aku ada urusan."Kemudian Yvonne buru-buru berlari ke halaman dan masuk ke dalam mobil Shawn. Ketika hendak membuka pintu belakang, Shawn berkata, "Duduk di depan."sesaat Yvonne masuk ke dalam mobil, Shawn bertanya dengan ketus, "Kenapa kamu selalu membuatku marah?"Yvonne mengerutkan alis, dia tidak merasa melakukan kesalahan yang membuat Shawn marah.Yvonne mengenakan sabuk pengaman sambil menjawab, "Memangnya apa yang aku lakukan? Kenapa kamu selalu mencari-cari kesalahanku?"Shawn tidak tahu apa yang terjadi. Setiap berhadapan dengan Yvonne, emosi Shawn pun naik saat mendengar nada bicara wanita ini.Sejak mengenal Yvonne, hari-hari Shawn dip
Kulit Yvonne tak hanya cerah, tetapi juga halus dan lembut.Hati Shawn terasa geli, dia mendambakan sensasi yang candu ini.Yvonne terkejut, dia membelalak dan pupilnya bergetar ketakutan. Apa yang Shawn lakukan?Tidak, tidak boleh! Sekarang Yvonne sedang mengandung, dia tidak boleh melakukan hubungan intim. Namun sebaliknya, Shawn justru malah makin bersemangat.Karena tenaganya tidak cukup kuat untuk memberontak, akhirnya Yvonne menggigit bibir Shawn. Shawn yang kesakitan pun langsung melepaskan kecupannya.Yvonne mendorong tubuh Shawn, lalu memelototinya dan bertanya dengan marah, "Shawn, apa maksudmu? Kamu anggap apa aku ini? Kamu pikir aku adalah wanita sembarangan yang bersedia tidur dengan pria mana pun?"Shawn menatap Yvonne, perasaannya terasa campur aduk. "Bukankah memang begitu?"Rasanya Yvonne ingin menampar Shawn, tetapi dia berusaha menahan diri. Yvonne tidak boleh dan tidak berani memukul Shawn."Aku memang pernah berpacaran, tapi hanya satu kali. Aku bukan wanita yang b
Yvonne menarik kembali tatapannya dan lanjut memasak.Setengah jam kemudian, Yvonne menyajikan hidangan yang telah disiapkan. Masakan ini sederhana, sama sekali tidak mewah.Shawn beranjak ke meja makan dan bertanya, "Kamu tidak makan?""Nggak lapar," jawab Yvonne. Meskipun tidak makan, dia tetap menemani Shawn.Kali ini, Shawn dan Yvonne tampak seperti suami istri pada umumnya......Keesokan hari, Shawn dan Yvonne sarapan bersama."Ayo, sekalian aku antar ke rumah sakit," kata Shawn.Yvonne belum memberi tahu Shawn bahwa dia sudah mengundurkan diri dari rumah sakit.Yvonne menyantap makanannya sambil menjawab, "Hari ini aku nggak ke rumah sakit."Shawn tidak lanjut bertanya, dia mengira kalau Yvonne sedang tidak enak badan. "Aku bisa membantumu kariermu di bidang kedokteran ....""Nggak perlu." Yvonne tersenyum. Dia agak canggung menghadapi kebaikan Shawn.Sebelum merencanakan pelarian, Yvonne mungkin akan berterima kasih dan menerima tawaran Shawn. Namun, sekarang Yvonne sudah tidak
Sava menelepon Shawn dan melaporkan penyelidikannya. "Pak, tidak ada riwayat pembelian tiket pesawat maupun kereta."Yvonne sengaja menyuruh Samantha untuk pergi lebih dulu. Mereka tidak mungkin membeli tiket transportasi umum yang membutuhkan identitas dan nama asli.Yvonne merencanakan semuanya dengan matang. Pertama-tama, dia membeli sebuah mobil bekas yang masih bagus, lalu memarkirnya di basemen mall dan menganalisa rute untuk menghindari pantauan CCTV.Yvonne memilih pusat perbelanjaan karena ini adalah tempat yang ramai. Sebelum pergi, dia mengganti pakaian dan menyamar. Hampir mustahil untuk menemukan jejak keberadaannya.Kalaupun sosok Yvonne terekam CCTV, Shawn juga akan kebingungan untuk melacaknya.Shawn mencari ke seluruh penjuru mall, tetapi dia sama sekali tidak menemukan jejak keberadaan Yvonne. Sava dan sopir menundukkan kepala, mereka tidak berani berbicara.Raut wajah Shawn tampak dingin dan mengerikan. Meskipun tidak berbicara, auranya terasa mengintimidasi."Aku ti
"Aku hamil." Yvonne mengerutkan bibirnya.Samantha terkejut mendengar pengakuan Yvonne."Kamu hamil?" tanya Samantha dengan tidak percaya.Yvonne mengangguk."Anak Shawn?" Setahu Samantha, Yvonne belum pernah berpacaran. Didikan Calvin kepada Yvonne sangat amat ketat.Samantha adalah wanita yang polos, satu-satunya pria yang mungkin menghamili Samantha hanyalah Shawn.Yvonne tidak tahu bagaimana cara menceritakan yang sesungguhnya. Masalahnya, dia sendiri pun tidak tahu siapa ayah dari anak ini.Karena tidak mau membuat Samantha cemas, Yvonne terpaksa berbohong. "Iya."Yvonne menundukkan kepala, dia tidak berani menatap Samantha.Samantha menaruh beberapa sayuran ke dalam piring Yvonne. "Kamu harus makan yang banyak. Sudah berapa bulan?"Yvonne mengangkat kepalanya dan menatap Samantha. "Ibu mengizinkanku untuk melahirkan anak ini?"Awalnya Yvonne agak khawatir. Bagaimanapun dia telah menceraikan Shawn, takutnya Samantha memaksa Yvonne untuk menggugurkan kandungannya."Dia adalah anakm
"Kak." Yvonne memeluk wanita yang ada di hadapannya. "Maaf merepotkanmu."Salah satu alasan Yvonne pindah ke Kota Sunrise adalah karena Anas berada di sini. Selain itu, ada sebuah studio lukis yang hendak dijual di kota ini. Yvonne berencana mengambil alih studio tersebut.Calvin memaksa Yvonne untuk mempelajari banyak hal. Selain ilmu kedokteran, Yvonne sangat menyukai seni lukis.Sebelum ke sini, Yvonne telah menghubungi pemilik studio. Hari ini Yvonne ingin menemui pemilik studio untuk membicarakan harga, makanya dia sekalian mengajak Anas bertemu."Nggak perlu sungkan-sungkan." Anas menepuk pundak Yvonne. "Aku cuma bantu menemani ibumu selama beberapa hari.""Kenapa tiba-tiba kamu pindah ke sini? Bukannya keluargamu tinggal di Kota Clouwy?" Anas mengubah topik."Ceritanya panjang." Yvonne tersenyum kecut.Anas tidak mendesak Yvonne untuk bercerita. Setiap keluarga memiliki masalah tersendiri."Kamu mau makan apa? Pesan saja, aku traktir." Anas lebih tua daripada Yvonne, tetapi hubu