Shawn memahami kemarahan Yvonne. Awalnya Shawn mencemaskan Yvonne, makanya dia memberi tahu bahwa Niko telah diculik Yura.Ditambah, Yura malah menemui Yvonne dan mengancamnya secara langsung. Mana mungkin Yvonne bisa menerimanya?"Aku akan berusaha menemukan Niko."Yvonne menenangkan emosinya yang menggebu-gebu. Shawn pun berada di posisi yang sulit."Yura sudah lama bekerja untukmu, dia sangat memahami jalan pikiranmu. Aku yakin, Yura tidak nggak bakal membiarkanmu menemukan Niko dengan mudah. Dia sudah merencanakan semuanya secara matang, dia nggak mungkin memberikanmu kesempatan untuk menang. Jangan meremehkan dia!" Yvonne mengangkat kepalanya dan menatap Shawn dalam-dalam."Shawn, aku takut .... Aku takut kalau dia nggak cuma menggunakan Dio dan Niko untuk memisahkan kita. Sebaiknya kamu cari tahu, siapa tahu dia masih memiliki rencana lain?" Yvonne tampak cemas.Shawn mengangguk, dia telah mengutus seseorang untuk menyelidiki Yura. "Em." "Aku harus pergi." Yvonne tidak ingin ber
Pupil Valdo tampak membesar. "Ini ... ini ...."Pihak keluarga korban yang tewas dalam kebakaran tersebut pun ikut angkat bicara. Suami dan anak mereka tewas akibat kesalahan perusahaan, bukan kelalaian pribadi. Para karyawan yang pernah bekerja di pabrik juga ikut memberikan kesaksian, mereka mengatakan bahwa pabrik tidak memasang sistem keamanan sesuai standar. Mereka juga menyebutkan jenis peralatan ilegal yang dipakai hingga menyebabkan kebakaran.Berita tersebut sontak menarik perhatian masyarakat."Kayaknya Frank tidak cuma menginginkan uang, tapi dia juga mau menghancurkan aku." Valdo mengernyit sambil mengepalkan tangan. Dia tidak boleh tinggal diam, dia bergegas menghubungi pihak media dan menawarkan sejumlah uang untuk menghapus berita tersebut.Hanya saja Valdo tidak tahu, Neil dan Frank bekerja sama untuk menyogok media. Jumlah uang yang diberikan Neil dan Frank jauh lebih banyak daripada nominal yang ditawarkan Valdo.Akhirnya Valdo menemui jalan buntu. Dia menghubungi beb
Meskipun memiliki bukti, Neil tidak bisa menghancurkan Keluarga Lokra dalam satu serangan. Namun semuanya menjadi lebih mudah setelah Neil memiliki bukti pengakuan yang dilontarkan Yasmine secara langsung.Setelah meminta Yasmine pulang dan menunggu kabar, Neil langsung mengunggah rekaman tersebut di internet.Kasus ini telah menarik perhatian publik sejak awal terekspos. Zaman sudah maju, tidak ada seorang pun yang bisa mengendalikan lajunya pemberitaan media di internet.Tak lama setelah menjadi sorotan publik, wartawan pun mengepung rumah sakit tempat Valdo dirawat. Akhirnya Valdo dan istrinya terpaksa melarikan diri dan kembali ke rumah.Sesaat Yasmine meninggalkan kantor Neil, sebuah berita kembali menggemparkan media."Lihat, lihat ini ...." Sasmita memutar rekaman yang tersebar di internet dan meminta Valdo untuk mendengarnya.Valdo dan Sasmita sontak membelalak, mereka langsung mengenali suara putrinya."Kenapa Yasmine berbicara seperti itu?" Valdo sangat murka. Dalam sekejap,
Melihat Sasmita yang ragu, Yasmine pun kembali membujuknya. "Bu, kita tidak tahu apakah Ayah bakal ditindas di dalam penjara, kita harus menolongnya. Selagi Ayah nggak ada, cuma Ibu yang bisa mewakili tanda tangannya."Hati Sasmita tergerak mendengarnya. Bagaimanapun, mengeluarkan Valdo dari penjara adalah prioritas utama."Bagaimana cara menyelamatkan suamiku?" Sasmita bertanya kepada Neil.Kilatan gelap melintas di mata Neil. "Ada beberapa dokumen yang harus ditandatangani.""Baik." Sasmita mengangguk tanpa ragu.Neil bergegas menyiapkan beberapa dokumen untuk ditandatangani. Setelah semuanya siap, Neil memberikan berkas-berkas tersebut kepada Yasmine. "Nggak ada pilihan lain. Kita harus mengorbankan beberapa proyek untuk menyelamatkan ayahmu."Yasmine langsung menyerahkan dokumen tersebut kepada Sasmita tanpa membacanya. "Ibu harus mewakili Ayah untuk tanda tangan."Sasmita mengambil sebuah pulpen, lalu menandatangani dokumen tersebut dengan cepat. Tak ada di antara Yasmine maupun S
"Kebetulan kamu datang," jawab Neil secara perlahan.Yasmine masih berpegang teguh pada secercah harapan terakhir yang dimilikinya. Dia menenangkan diri, lalu berusaha tersenyum dan menurunkan nada bicaranya. "Neil, Frank pasti memfitnahmu ....""Semua yang dikatakan Frank benar." Neil menyela ucapan Yasmine sambil melemparkan sebuah dokumen. "Tandatangani ini."Sesaat menundukkan kepala, Yasmine tersentak melihat surat perceraian yang dilemparkan Neil. Tubuh Yasmine terhuyung-huyung, dia menatap Neil dengan tidak percaya. "Kamu mau menceraikan aku?"Kemudian Yasmine menoleh ke arah Nyonya Sanchez yang selama ini selalu mendukungnya. Saat ini Yasmine membutuhkan bantuan Nyonya Sanchez, tetapi Nyonya Sanchez malah memalingkan wajahnya dan beranjak pergi.Nyonya Sanchez sadar, Neil yang sekarang bukan lagi putranya yang bisa diancam sesuka hati."Bu!" Yasmine berteriak memanggilnya. "Ibu diam saja melihat Neil mau menceraikanku?"Nyonya Sanchez menghela napas panjang. "Aku bahkan tidak b
Valdo telah diinterogasi dan diselidiki. Tak berapa lama, pihak kepolisian memberikan pernyataan dan menunjukkan beberapa bukti serta kesaksian.Sampai saat ini, Yasmine masih tidak ingin memercayainya. "Apakah kamu sama sekali nggak memiliki perasaan kepadaku?""Mana mungkin aku memiliki perasaan kepadamu?" Neil tertawa mendengar Yasmine, lalu menjawab secara jelas, "Aku jijik dan sangat membencimu!"Yasmine terdiam mendengar jawaban Neil. Setelah beberapa saat, Yasmine mengangkat kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak. Dia merasa bodoh telah memercayai Neil."Kamu mau menceraikanku biar bisa bebas? Nggak, aku nggak mau cerai!" Yasmine tertawa bengis. "Kamu mau mencari wanita yang sudah mati itu? Sana, kamu mati saja! Susul dia ke neraka."Neil mengabaikan makian Yasmine. "Sekarang kamu sudah nggak punya hak untuk mengancamku."Yasmine terbiasa dimanja, dia tidak pernah hidup susah, apalagi diperlakukan semena-mena. Sampai saat ini, Yasmine masih tidak bisa membaca situasi yang ada.
Sesaat menoleh, Yasmine melihat Neil yang menahan tangannya.Raut wajah Yasmine langsing berubah dalam hitungan detik. Yasmine berusaha tersenyum untuk membujuk Neil.Namun sebelum Yasmine membuka mulut, Neil berkata, "Aku yang memerintahkan mereka untuk melarangmu masuk."Raut wajah Yasmine kembali berubah, dia berteriak sambil memelototi Neil, "Kita belum cerai! Apa hakmu melarangku masuk ke rumah?""Memangnya kenapa kalau belum cerai? Hmm?" jawab Neil dengan datar. "Aku melarangmu masuk ke rumahku. Kamu bisa apa?"Yasmine tidak menyangka Neil akan berubah seperti ini. Pupilnya tampak melebar, ada sedikit penyesalan yang bergejolak di dalam hati. Seandainya Yasmine tidak termakan ucapan manis Neil, semua tidak akan menjadi seperti ini.Yasmine menyesal telah memercayai Neil."Neil!" bentak Yasmine.Neil mengabaikan Yasmine. "Kalau kamu nggak menandatangani surat cerai, aku nggak bakal mengizinkanmu masuk ke rumah. Kamu buru-buru pulang untuk mengambil perhiasan dan uang, 'kan?"Bibir
Hanya saja Dio agak rewel, dia sering terbangun.Bulu mata Dio terlihat basah, sepertinya dia baru menangis. Hati Yvonne remuk menyaksikan penderitaan putranya. Seandainya semua penyakit Dio bisa dipindahkan ....Yvonne berbaring di samping Dio sambil mengusap lembut putranya.Tak berapa lama, Samantha masuk ke kamar dengan membawa semangkok sup hangat. "Makan dulu supnya, baru tidur."Yvonne menghabiskan sup tersebut, lalu kembali berbaring di samping Dio. Samantha membereskan peralatan makan dan meninggalkan kamar. Dia tidak mau mengganggu istirahat Yvonne.Yvonne tidak bisa tidur nyenyak, dia terbangun setiap beberapa jam sekali."Kok kamu sudah bangun?" tanya Samantha melihat Yvonne yang keluar dari kamar.Samantha tahu dan melihat betapa lelahnya Yvonne selama beberapa hari ini. Namun masalah ini menyangkut nyawa Dio, Samantha hanya bisa berharap kepada Yvonne. Samantha berpikir, mungkin kesibukan bisa membuat Yvonne melupakan Shawn."Aku harus kembali ke laboratorium," jawab Yvon