Share

Bab 588

Author: Aku Suka Uang
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Pupil Valdo tampak membesar. "Ini ... ini ...."

Pihak keluarga korban yang tewas dalam kebakaran tersebut pun ikut angkat bicara. Suami dan anak mereka tewas akibat kesalahan perusahaan, bukan kelalaian pribadi. Para karyawan yang pernah bekerja di pabrik juga ikut memberikan kesaksian, mereka mengatakan bahwa pabrik tidak memasang sistem keamanan sesuai standar. Mereka juga menyebutkan jenis peralatan ilegal yang dipakai hingga menyebabkan kebakaran.

Berita tersebut sontak menarik perhatian masyarakat.

"Kayaknya Frank tidak cuma menginginkan uang, tapi dia juga mau menghancurkan aku." Valdo mengernyit sambil mengepalkan tangan. Dia tidak boleh tinggal diam, dia bergegas menghubungi pihak media dan menawarkan sejumlah uang untuk menghapus berita tersebut.

Hanya saja Valdo tidak tahu, Neil dan Frank bekerja sama untuk menyogok media. Jumlah uang yang diberikan Neil dan Frank jauh lebih banyak daripada nominal yang ditawarkan Valdo.

Akhirnya Valdo menemui jalan buntu. Dia menghubungi beb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 589

    Meskipun memiliki bukti, Neil tidak bisa menghancurkan Keluarga Lokra dalam satu serangan. Namun semuanya menjadi lebih mudah setelah Neil memiliki bukti pengakuan yang dilontarkan Yasmine secara langsung.Setelah meminta Yasmine pulang dan menunggu kabar, Neil langsung mengunggah rekaman tersebut di internet.Kasus ini telah menarik perhatian publik sejak awal terekspos. Zaman sudah maju, tidak ada seorang pun yang bisa mengendalikan lajunya pemberitaan media di internet.Tak lama setelah menjadi sorotan publik, wartawan pun mengepung rumah sakit tempat Valdo dirawat. Akhirnya Valdo dan istrinya terpaksa melarikan diri dan kembali ke rumah.Sesaat Yasmine meninggalkan kantor Neil, sebuah berita kembali menggemparkan media."Lihat, lihat ini ...." Sasmita memutar rekaman yang tersebar di internet dan meminta Valdo untuk mendengarnya.Valdo dan Sasmita sontak membelalak, mereka langsung mengenali suara putrinya."Kenapa Yasmine berbicara seperti itu?" Valdo sangat murka. Dalam sekejap,

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 590

    Melihat Sasmita yang ragu, Yasmine pun kembali membujuknya. "Bu, kita tidak tahu apakah Ayah bakal ditindas di dalam penjara, kita harus menolongnya. Selagi Ayah nggak ada, cuma Ibu yang bisa mewakili tanda tangannya."Hati Sasmita tergerak mendengarnya. Bagaimanapun, mengeluarkan Valdo dari penjara adalah prioritas utama."Bagaimana cara menyelamatkan suamiku?" Sasmita bertanya kepada Neil.Kilatan gelap melintas di mata Neil. "Ada beberapa dokumen yang harus ditandatangani.""Baik." Sasmita mengangguk tanpa ragu.Neil bergegas menyiapkan beberapa dokumen untuk ditandatangani. Setelah semuanya siap, Neil memberikan berkas-berkas tersebut kepada Yasmine. "Nggak ada pilihan lain. Kita harus mengorbankan beberapa proyek untuk menyelamatkan ayahmu."Yasmine langsung menyerahkan dokumen tersebut kepada Sasmita tanpa membacanya. "Ibu harus mewakili Ayah untuk tanda tangan."Sasmita mengambil sebuah pulpen, lalu menandatangani dokumen tersebut dengan cepat. Tak ada di antara Yasmine maupun S

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 591

    "Kebetulan kamu datang," jawab Neil secara perlahan.Yasmine masih berpegang teguh pada secercah harapan terakhir yang dimilikinya. Dia menenangkan diri, lalu berusaha tersenyum dan menurunkan nada bicaranya. "Neil, Frank pasti memfitnahmu ....""Semua yang dikatakan Frank benar." Neil menyela ucapan Yasmine sambil melemparkan sebuah dokumen. "Tandatangani ini."Sesaat menundukkan kepala, Yasmine tersentak melihat surat perceraian yang dilemparkan Neil. Tubuh Yasmine terhuyung-huyung, dia menatap Neil dengan tidak percaya. "Kamu mau menceraikan aku?"Kemudian Yasmine menoleh ke arah Nyonya Sanchez yang selama ini selalu mendukungnya. Saat ini Yasmine membutuhkan bantuan Nyonya Sanchez, tetapi Nyonya Sanchez malah memalingkan wajahnya dan beranjak pergi.Nyonya Sanchez sadar, Neil yang sekarang bukan lagi putranya yang bisa diancam sesuka hati."Bu!" Yasmine berteriak memanggilnya. "Ibu diam saja melihat Neil mau menceraikanku?"Nyonya Sanchez menghela napas panjang. "Aku bahkan tidak b

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 592

    Valdo telah diinterogasi dan diselidiki. Tak berapa lama, pihak kepolisian memberikan pernyataan dan menunjukkan beberapa bukti serta kesaksian.Sampai saat ini, Yasmine masih tidak ingin memercayainya. "Apakah kamu sama sekali nggak memiliki perasaan kepadaku?""Mana mungkin aku memiliki perasaan kepadamu?" Neil tertawa mendengar Yasmine, lalu menjawab secara jelas, "Aku jijik dan sangat membencimu!"Yasmine terdiam mendengar jawaban Neil. Setelah beberapa saat, Yasmine mengangkat kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak. Dia merasa bodoh telah memercayai Neil."Kamu mau menceraikanku biar bisa bebas? Nggak, aku nggak mau cerai!" Yasmine tertawa bengis. "Kamu mau mencari wanita yang sudah mati itu? Sana, kamu mati saja! Susul dia ke neraka."Neil mengabaikan makian Yasmine. "Sekarang kamu sudah nggak punya hak untuk mengancamku."Yasmine terbiasa dimanja, dia tidak pernah hidup susah, apalagi diperlakukan semena-mena. Sampai saat ini, Yasmine masih tidak bisa membaca situasi yang ada.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 593

    Sesaat menoleh, Yasmine melihat Neil yang menahan tangannya.Raut wajah Yasmine langsing berubah dalam hitungan detik. Yasmine berusaha tersenyum untuk membujuk Neil.Namun sebelum Yasmine membuka mulut, Neil berkata, "Aku yang memerintahkan mereka untuk melarangmu masuk."Raut wajah Yasmine kembali berubah, dia berteriak sambil memelototi Neil, "Kita belum cerai! Apa hakmu melarangku masuk ke rumah?""Memangnya kenapa kalau belum cerai? Hmm?" jawab Neil dengan datar. "Aku melarangmu masuk ke rumahku. Kamu bisa apa?"Yasmine tidak menyangka Neil akan berubah seperti ini. Pupilnya tampak melebar, ada sedikit penyesalan yang bergejolak di dalam hati. Seandainya Yasmine tidak termakan ucapan manis Neil, semua tidak akan menjadi seperti ini.Yasmine menyesal telah memercayai Neil."Neil!" bentak Yasmine.Neil mengabaikan Yasmine. "Kalau kamu nggak menandatangani surat cerai, aku nggak bakal mengizinkanmu masuk ke rumah. Kamu buru-buru pulang untuk mengambil perhiasan dan uang, 'kan?"Bibir

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 594

    Hanya saja Dio agak rewel, dia sering terbangun.Bulu mata Dio terlihat basah, sepertinya dia baru menangis. Hati Yvonne remuk menyaksikan penderitaan putranya. Seandainya semua penyakit Dio bisa dipindahkan ....Yvonne berbaring di samping Dio sambil mengusap lembut putranya.Tak berapa lama, Samantha masuk ke kamar dengan membawa semangkok sup hangat. "Makan dulu supnya, baru tidur."Yvonne menghabiskan sup tersebut, lalu kembali berbaring di samping Dio. Samantha membereskan peralatan makan dan meninggalkan kamar. Dia tidak mau mengganggu istirahat Yvonne.Yvonne tidak bisa tidur nyenyak, dia terbangun setiap beberapa jam sekali."Kok kamu sudah bangun?" tanya Samantha melihat Yvonne yang keluar dari kamar.Samantha tahu dan melihat betapa lelahnya Yvonne selama beberapa hari ini. Namun masalah ini menyangkut nyawa Dio, Samantha hanya bisa berharap kepada Yvonne. Samantha berpikir, mungkin kesibukan bisa membuat Yvonne melupakan Shawn."Aku harus kembali ke laboratorium," jawab Yvon

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 595

    Mereka tidak menyangka akan bertemu kembali dengan kondisi seperti ini.Sebentar lagi Jolene akan menjadi seorang ibu, karakternya berubah menjadi sangat lembut. Saat bertemu dengan Yvonne, Jolene tidak menunjukkan rasa iri mau kebenciannya.Jolene memikirkan banyak hal semasa kehamilan. Yvonne tidak berutang apa pun kepadanya, Shawn juga tidak pernah mencintai Jolene.Faktanya, Jolene yang membohongi Shawn untuk mendekatinya. Dulu Jolene tidak merasa bersalah, dia menganggap semua sudah semestinya."Kamu ...."Jolene memotong ucapan Yvonne, suaranya terdengar lemas. "Nggak nyangka, kita masih bisa bertemu di masa-masa terakhirku.""Kita lulus dari universitas yang sama dan bekerja di rumah sakit yang sama. Kamu lebih pintar daripada aku, dulu aku sangat mengagumimu. Tapi rasa kagumku malah tumbuh menjadi rasa dengki ...." Jolene menundukkan kepala.Dulu Yvonne sangat membenci Jolene, tetapi kata-kata Jolene barusan membuat seluruh dendam Yvonne sirna. "Kamu mengalami amniotic fluid em

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 596

    Manusia hanya bisa berencana, tetapi takdir yang menentukan.....Semua dokter telah mengusahakan yang terbaik, tetapi Jolene tetap tidak berhasil diselamatkan.Demi menyelamatkan Niko, Yvonne bergegas mengatur operasi transplantasi jantung. Yvonne adalah ahli di bidang bedah jantung. Meskipun berisiko tinggi, operasi berjalan sukses.Setelah selesai operasi, Niko dibawa ke ruang perawatan intensif. Kondisinya masih harus dipantau.Begitu tahu Jolene menyumbangkan jantungnya, Roger pun membuat keributan di rumah sakit."Kalian sengaja nggak menyelamatkan Jolene demi mengambil jantungnya? aku nggak bakal tinggal diam, masalah ini harus diselidiki!" Roger melampiaskan kemarahannya.Pihak rumah sakit menunjukkan surat persetujuan pemberikan donor jantung yang telah ditandatangani Jolene. Roger memperhatikan tanda tangan itu dengan teliti. Tidak ada yang aneh, itu memang tanda tangan Jolene. Hanya saja, Roger tidak ingin memercayainya.Roger tidak bisa menerima kematian Jolene. Roger membu

Latest chapter

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status