Seorang staf masuk sambil membawa setumpuk dokumen. Kemunculannya yang tiba-tiba pun memotong penjelasan yang sedang diberikan Yvonne.Menyadari kemunculannya yang terlalu menghebohkan, staf tersenyum menundukkan kepala dan berjalan secara perlahan-lahan ke depan.Staf ini datang untuk mengantarkan dokumen, tetapi karena tumpukan dokumen yang banyak, dia kesulitan membuka pintu. Oleh sebab itu dia mendobraknya tanpa bermaksud mengganggu jalannya konferensi.Masalah sekecil ini tidak memengaruhi Yvonne. Dia kembali melanjutkan penjelasannya.Di sudut ruangan, Shawn duduk di tempat yang tidak mencolok. Meskipun orang-orang berlalu-lalang, perhatian Shawn hanya tertuju kepada Yvonne.Yvonne tampak bersemangat saat berpidato. Shawn menyukai kecerdasan dan kepercayaan dirinya yang memesona.Tanpa disadari, Shawn tersenyum kagum melihat istrinya yang hebat berdiri di atas panggung. Yvonne adalah satu-satunya wanita yang berhasil membuat Shawn kagum.Yvonne adalah wanita yang sempurna. Baik h
Panjang umur, ternyata Neil menelepon Shawn.Shawn mengangkat kedua alisnya saat melihat nama Neil yang tertera di layar. Kebetulan sekali?"Aku mau minta bantuan," kata Neil yang berada di ujung telepon."Aku di restoran biasa.""Aku ke sana sekarang." Neil menutup teleponnya."Neil sedang di perjalan ke sini." Shawn meletakkan ponselnya. Dia sengaja menyuruh Neil ke sini agar Yvonne tidak repot-repot pergi menemuinya.Yvonne mengangguk.Setengah jam kemudian Neil tiba.Pelayan memandu Neil memasuki sebuah ruangan."Shawn ...." Neil tersentak saat melihat wanita yang duduk di samping Shawn.Neil mengucek matanya, apakah dia tidak salah lihat? Tidak, wanita itu bukan ilusi."Yvonne?" Neil memanggilnya sambil mengerutkan alis.Tidak, bukankah Yvonne sudah meninggal? Apakah Shawn mencari wanita yang mirip dengan Yvonne untuk melampiaskan kerinduannya?"Shawn, wanita ini mirip banget sama Yvonne. Kamu cari di mana?" Neil menarik kursi dan duduk."Aku nggak mati." Yvonne menatap Neil.Neil
"Hmm?" Yvonne mengangkat kepalanya.Shawn menaruh beberapa macam sayur ke dalam piring Yvonne. "Sayur ini enak, makan yang banyak."Yvonne menyantap semua sayur yang diberikan Shawn. Sembari mengunyah makanan, Yvonne merasa ada yang janggal. Dia menatap Shawn dengan curiga dan bertanya, "Kamu agak aneh.""Jangan mengada-ada. Makan yang banyak," jawab Shawn.Yvonne tidak percaya. "Kamu merahasiakan sesuatu?"Shawn menjawab dengan percaya diri, "Aku merahasiakan apa? Cuma perasaanmu saja."Shawn memang tidak menyembunyikan apa-apa, dia hanya merasa bersalah kepada Niko.Niko sempat datang ke kantor, tetapi Shawn sibuk dan tidak bisa menemuinya. Sekarang Shawn baru sadar, sepertinya Niko datang menemuinya untuk membicarakan masalah Anas.Shawn takut Yvonne marah karena dia tidak membantu Niko dan Anas."Makan lagi." Shawn mengambilkan berbagai macam sayur ke dalam piring Yvonne.Yvonne mengerutkan alis melihat isi piring yang menggunung. "Aku kenyang."Shawn mengusap kepada Yvonne. "Kalau
"Niko?" panggil Yvonne.Tidak ada yang menjawab Yvonne.Shawn menahan Yvonne. "Tunggu di sini, biar aku cek dulu."Shawn tidak tahu apa yang terjadi di rumah ini, dia khawatir membahayakan Yvonne.Yvonne mengangguk, sementara Shawn mengecek kondisi rumah.Niko sedang berbaring di sofa. Suara tadi adalah botol bir yang jatuh ke lantai.Ruang tamu diselimuti aroma alkohol yang menusuk, terdapat puluhan botol minuman keras yang berceceran di lantai.Niko seperti orang yang baru dicelupkan ke dalam bak berisi minuman keras, aroma tubuhnya membuat Shawn mual."Niko ada di sana?" Yvonne berjalan mendekat."Em."Entah sudah berapa lama Niko mengurung diri di rumah. Tirai dan jendela tertutup, lampu juga tidak dinyalakan."Plak!" Yvonne menyalakan lampu ruang tamu.Niko terbangun sambil menutup matanya, penglihatannya terasa silau."Niko!" panggil Yvonne.Niko membuka matanya secara perlahan, dia tidak terkejut saat melihat Yvonne. "Kak ... Kak, akhirnya kamu datang menjenguk aku?"Niko mengir
Entah sudah berapa lama Niko tidak menggunting rambut dan mencukur kumis, penampilannya tampak menyedihkan.Sejak perusahaan bangkrut, Niko tidak pernah mengurus dirinya lagi. Dia kelihatan seperti gelandangan yang tidak punya rumah."Jangan pergi!" Niko sudah sadar, dia buru-buru keluar untuk menahan Yvonne pergi. "Aku butuh bantuanmu."Yvonne menutup pintu mobil dan kembali ke dalam rumah."Tunggu sebentar, aku mau cukur kumis." Niko berlari ke kamar untuk merapikan diri.Yvonne gelisah menunggu Niko yang tak kunjung turun. Aroma di dalam rumah membuatnya merasa tidak nyaman."Mau tunggu di mobil?" Shawn menyadari Yvonne tidak nyaman berada di dalam rumah."Em." Yvonne dan Shawn menunggu Niko di dalam mobil.Sekitar setengah jam kemudian, Niko keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil. Penampilannya jauh lebih rapi daripada tadi. Aroma minuman keras pun telah ditutupi aroma parfum yang menyegarkan.Niko mengurung diri di rumah. Setiap hari dia mengonsumsi minum keras dan tidak mandi
"Ada apa?" tanya Niko."Anas nggak mungkin kabur, tapi nyatanya dia hilang. Jangan-jangan ... dia diculik?" Yvonne mencurigai Yasmine, apakah dia melakukan sesuatu kepada Anas?Yasmine bukanlah wanita yang baik. Bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada Anas?Yvonne tidak berani membayangkannya. Dada Yvonne sontak terasa sesak, bagaimana ini?Shawn setuju dengan analisa Yvonne. Anas tidak mungkin hilang begitu saja.Hanya ada satu kemungkinan, Anas diculik! Kalaupun dibunuh, jasadnya pasti ketemu, tapi nyatanya tidak ada laporan dari polisi. Sekarang mereka harus mencari tahu di mana Anas disembunyikan?Shawn menepuk pundak Yvonne. "Aku akan membantumu."Yvonne menatap Shawn dengan tatapan berkecamuk, seolah sedang berkata, "Kenapa kamu nggak mengurus masalah ini sejak awal?"Namun Yvonne tidak bisa menyalahkan Shawn. Shawn tidak bertanggung jawab atas kehidupan Anas.Yvonne tidak menyalahkan Shawn, tetapi dia sangat mengkhawatirkan keselamatan Anas.Niko langsung mengadu saat melihat Yvo
Shawn tidak langsung mengamuk.Harvey berjalan ke arah mobil Shawn sambil berteriak, "Yvonne!"Begitu selesai mengurus masalah video panas yang disebarkan Shawn, Harvey langsung datang menemui Yvonne. Alhasil, Yvonne dan Shawn malah sudah berdamai.Apakah Yvonne dan Shawn bekerja sama untuk mempermainkan Harvey? Yvonne mengatakan Shawn tidak mencintainya, kenapa mereka kembali bersama?"Yvonne, kamu harus memberikanku penjelasan!" Harvey merasa dikhianati.Yvonne kebingungan melihat Harvey yang marah-marah. "Aku nggak berutang kepadamu. Ngapin kamu marah-marah?"Harvey makin kesal saat mendengar jawaban Yvonne. "Kamu menyuruhku merahasiakan identitasmu dari Shawn. Tapi kenapa sekarang kamu kembali bersama dia? Kamu membohongiku?"Selagi Yvonne dan Shawn bertengkar, Harvey ingin menggunakan kesempatan itu untuk mendekati Yvonne. Harvey tak hanya ingin merebut istri Shawn, tapi juga anaknya.Harvey bahkan belum berbuat apa-apa, tapi Yvonne dan Shawn sudah kembali bersama. Bagaimana Harve
Harvey melangkah mundur saat melihat jelas pria yang muncul di belakang Shawn.Bukan karena ada banyak orang yang datang, tetapi karena Harvey tidak memiliki bantuan.Harvey bingung, kenapa Dylan tiba-tiba muncul di sini? Harvey percaya kebetulan semacam ini.Di tengah kebingungan, Harvey melayangkan pandangannya kepada Yvonne yang duduk di dalam mobil. Apakah Yvonne yang menghubungi Dylan dan menyuruhnya datang?"Yvonne, kamu yang memanggil Dylan datang?" Harvey tidak percaya Yvonne yang melakukannya.Namun Yvonne tidak mengelak, dia memanggil Dylan bukan karena mencemaskan Shawn, tetapi karena mengkhawatirkan Harvey. Harvey tidak pernah menang melawan Shawn.Kebetulan ponsel Shawn tertinggal di mobil, jadi Yvonne menggunakan ponselnya untuk menelepon Dylan. Yvonne tidak menyuruh Dylan memukul Harvey, tetapi memintanya untuk mengusir Harvey.Yvonne tidak mau melihat Shawn dan Harvey berkelahi.Yvonne menjawab, "Demi kebaikanmu."Harvey mengerutkan alis. "Demi kebaikanku? Aku malah mer