Share

Bab 492

Penulis: Aku Suka Uang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Olivia ragu dirinya bisa menyelamatkan Thiago. Oleh karena itu, dia menghubungi Graham untuk meminta bantuan.

Bagaimanapun Graham adalah kakeknya Shawn. Meskipun Shawn berhati dingin dan membenci Keluarga Jamison, Graham adalah kakek kandungnya.

Olivia yakin kalau Graham bisa meluluhkan hati Shawn dan menyelamatkan Thiago.

Namun, Shawn tampak tenang saat melihat kemunculan Graham.

Graham berjalan menggunakan kruk, raut wajahnya kelihatan loyo dan kurang sehat. Walaupun ada dokter yang merawat, Graham tidak dapat menyembunyikan kondisi fisik maupun mentalnya yang lemah.

"Shawn." Graham menurunkan egonya di hadapan Shawn. Graham yang sekarang sudah tidak bisa bersikap arogan seperti dulu.

Graham menyesali keputusannya yang salah, jauh di dalam lubuk hatinya masih mengharapkan pengampunan Shawn.

Seharusnya Graham tidak mengkhianati Shawn dan membela Ruben. Seandainya dulu Graham menjaga hubungan baik dengan Shawn, semuanya tidak akan jadi seperti ini.

Namun penyesalan tak ada gunanya, sem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 493

    Jackal memahami kekhawatiran dan jalan pikiran Graham.Jackal berbisik kepada Graham sambil menatap Olivia putus asa, "Tuan, aku tahu Anda mengkhawatirkan kelangsungan keturunan Keluarga Jamison. Tapi Thiago salah, dia telah membunuh Yvonne, aku yakin Tuan Shawn tidak akan mengampuninya."Jackal hanya berpikir secara rasional, menyelamatkan Thiago dari tangan Shawn adalah hal yang mustahil. Kalau dipikir-pikir, Shawn sudah berbaik hati tidak menghabisi Thiago, ini adalah batas kemurahan hatinya. Apalagi Graham sudah tidak memiliki apa-apa untuk melawan Shawn."Sebenarnya Anda menginginkan penerus keturunan," kata Jackal.Graham memahami maksud Jackal. Kemudian Graham menoleh dan menatap Olivia sambil berpikir. "Em, kamu benar, tapi Thiago berada di tangan Shawn. Bagaimana ...."Jackal menjawab dengan tenang, "Thiago adalah putra Tuan Ruben. Kaki Tuan Ruben memang cacat, tapi kondisi kesehatannya tidak bermasalah."Graham tersenyum sambil mengangguk, kerutan-kerutan di matanya terlihat

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 494

    Direktur rumah sakit sedang berbicara kepada dokter kepala, "Aku mendapatkan perintah dari yang di atas. Kita dilarang untuk membocorkan hasil penelitian jantung buatan kepada Negara Zava. Konferensi kali ini diadakan di Negara Zava atas perintah pemegang saham yang baru. Tapi kalau hasil penelitian dibocorkan kepada negara lain, lalu apa untungnya buat negara kita sendiri?"Direktur rumah sakit hanya menjalankan perintah dari para pemegang saham."Jane memang memberikan kontribusi besar, tapi jangan lupa, dia adalah orang Negara Zava. Menurutmu dia akan membela siapa? Kenapa kamu malah mengajaknya untuk menghadiri konferensi? Harusnya dia jangan dilibatkan sejak awal, membuat masalah saja." Direktur rumah sakit tidak puas mengetahui keputusan yang dibuat dokter kepala."Aku tidak berpikir sejauh itu. Tadinya aku merasa dia memberikan banyak kontribusi, makanya aku mengajak dia untuk menghadiri konferensi jantung buatan.""Sekarang dia sudah diangkat jadi dokter utama, jangan terlalu b

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 495

    Shawn tersenyum sinis. "Tidak tahu malu? Jangan menyentuh keluargamu? Kamu yang mencari masalah, aku tidak pernah menyakiti orang tanpa alasan."Simon terdiam, memang dia yang menyembunyikan Yvonne dan membohongi Shawn.Shawn telah menghancurkan reputasi yang Simon bangun dengan susah payah. Simon dipaksa pensiun atas tuduhan melakukan mal-praktik hingga menyebabkan pasiennya meninggal."Kalaupun kamu menangkap istri dan anakku, aku tetap tidak mengetahui keberadaan Yvonne. Aku tidak tahu apa-apa." Simon masih bersikeras untuk melindungi Yvonne."Kamu memang tidak pantas dikasihani." Shawn menarik sebuah kursi, lalu duduk dan menyilangkan kedua kakinya. Dia tampak arogan. "Dylan, bawa istri dan anaknya ke sini."Simon pun panik, dia tidak ingin melibatkan keluarganya dalam masalah ini. "Kalau aku tahu keberadaan Yvonne, aku pasti akan memberitahumu. Tapi aku tidak tahu apa-apa, aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu.""Dokter yang ikut mengurus jasad Yvonne sudah mengakui semuanya. Yvonn

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 496

    Simon tertawa puas melihat kemarahan Shawn. "Kamu memang tampan dan kaya raya, tapi temperamenmu benar-benar buruk. Wanita mana yang tahan hidup bersamamu? Daripada marah-marah, lebih baik kamu introspeksi diri."Tiba-tiba Shawn bangkit dari tempat duduknya. Jika Dylan tidak menahan, mungkin Shawn sudah menendang Simon sampai sekarat."Pak, tenangkan dirimu. Dia sengaja membuatmu marah," kata Dylan."Tanyakan saja kepada Yvonne." Simon tampak percaya diri."Cepat, berikan alamatnya! Jangan banyak omong kosong." Dylan memelototi Simon.Melihat kemarahan Shawn yang telah mencapai puncak, Simon pun berhenti menantangnya. "Yvonne akan pulang untuk menghadiri konferensi tahunan."Jawaban Simon langsung membuat Shawn dan Dylan memutar otak. Konferensi?Satu-satunya konferensi yang mungkin dihadiri Yvonne adalah acara yang berhubungan dengan dunia medis. Sementara konferensi medis terdekat yang akan diadakan adalah penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Jantung Maine."Dia bekerja di Ruma

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 497

    Shawn melihat seorang wanita hamil yang berjalan mengitari air mancur, sepertinya dia sedang menunggu taksi.Yvonne mengenakan mantel tebal yang dipadukan dengan gaun elegan berwarna putih. Walaupun sedang hamil besar, Yvonne masih bisa beraktivitas normal.Walaupun rambut terurai menutupi setengah bagian wajah, Shawn dapat melihat pancaran kelembutan yang tersirat di mata Yvonne.Shawn langsung membuka pintu dan berlari ke arah Yvonne.Meskipun menunduk, Yvonne menyadari ada orang yang sedang berlari ke arahnya.Shawn mengadang jalan Yvonne. Setiap Yvonne bergeser ke kanan ataupun kiri, Shawn menghalanginya.Yvonne pun kesal, apa maksud orang ini? Yvonne belum menyadari bahwa orang yang mengadangnya adalah Shawn."Kamu jalan nggak pakai ...,"Yvonne berbicara sambil mengangkat kepala. Sesaat melihat wajah Shawn, Yvonne langsung menelan kembali semua kata-katanya."Tolong minggir." Yvonne buru-buru menundukkan kepala, suaranya terdengar gemetar.Walaupun hanya beberapa detik, Shawn meng

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 498

    "Shawn, aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku. Tapi jangan sekali-sekali menghina martabatku!" Yvonne membalikkan badan dan hendak membuka pintu kamar.Shawn yang menyadari kesalahannya pun langsung menahan Yvonne. "Maaf."Shawn tidak bisa menahan amarahnya saat mengingat semua ucapan Simon.Ucapan Simon bagaikan pisau tajam yang menikam jantung Shawn. Dia makin emosi saat melihat perut Yvonne yang begitu besar, makanya ...."Yvonne, kalau aku tidak mencintai wanita itu, mau memberikanku 10 anak pun, aku tidak akan menikahinya. Saat kamu ditangkap Thiago, aku sengaja bersikap cuek agar dia tidak menyakitimu dan Dio. Semakin aku menunjukkan kepedulianku, dia malah akan menyakiti kamu ...."Yvonne sontak mengangkat kepala, dia bahkan melupakan wajahnya yang cacat.Yvonne kaget mendengar penjelasan Shawn. Jadi ... selama ini Yvonne salah paham? Shawn bersikap acuh untuk melindungi Yvonne?Mata Shawn bergetar saat melihat luka di wajah Yvonne. Simpul tenggorokannya terlihat bergulir

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 499

    Shawn teringat dengan Simon. Ternyata Simon membohongi Shawn, anak yang dikandung Yvonne bukan anak pria lain.Shawn menggertakkan gigi. "Simon! Aku tidak akan melepaskan dia."Shawn hampir termakan jebakan Simon. Jika dipikir-pikir, saat itu Simon memang sengaja membuat Shawn marah. Hanya saja Shawn keburu emosi dan memercayainya."Simon?" Yvonne terkejut."Dia bilang kamu kabur sama pria lain ...." Shawn menceritakan semuanya."Simon bilang begitu?" Yvonne menatap Shawn dengan tajam. "Jadi ... kamu percaya aku mengandung anak dari pria lain?""Aku ... tidak percaya." Shawn menghindari tatapan Yvonne.Shawn merasa bersalah. Saat itu dia memang marah, tetapi harusnya dia tidak memercayai ucapan Simon.Waktu itu Shawn takut, bagaimana kalau Yvonne benar tidak mencintainya dan kabur demi pria lain?Untungnya sekarang semua sudah jelas, Yvonne bersembunyi karena salah mengartikan kata-kata Shawn. Dia mengira kalau Shawn tidak mencintainya ...."Kamu merasa bersalah?" tanya Yvonne.Yvonne

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 500

    Yang membuka pintu adalah Elina, istri Simon.Walaupun Shawn tidak menyakiti Simon, usia Simon tak muda lagi. Dia jatuh sakit begitu dipulangkan ke rumah.Elina menatap Shawn dengan dingin sambil berbicara dengan ketus, "Ngapain kamu ke sini? Masih belum puas mencelakai suamiku?"Yvonne langsung menatap Shawn. Apa yang Shawn lakukan kepada Simon sampai begitu dibenci?Namun sekarang bukan saat yang tepat untuk menginterogasi Shawn, ada masalah penting yang harus dibereskan. Yvonne mengadang di depan Shawn, lalu menjawab Elina, "Aku datang mencari Dokter Simon. Apakah aku boleh menemuinya?""Kamu muridnya Simon?" tanya Elina."Benar." Yvonne mengangguk."Kamu boleh masuk, tapi dia tidak boleh." Elina tidak sungkan-sungkan menolak Shawn.Shawn terlihat masam, sudah untung dia tidak membuat perhitungan dengan Simon yang telah membohonginya.Selama ini tidak ada seorang pun yang berani memperlakukan Shawn seperti ini.Melihat perubahan emosi Shawn, Yvonne langsung menarik lengannya dan ber

Bab terbaru

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status