Yvonne terkejut hingga membelalak. Untuk sesaat, otak Yvonne terasa berhenti bekerja.Apakah Shawn telah mengetahui identitasnya? Yvonne menelan air luda, dia sangat gugup.Shawn berhenti selangkah di depan Yvonne. "Kamu takut apa? Kamu sangat jelek, takut aku lecehkan?"Setelah bicara, Shawn berbalik dan beranjak ke tempat tidur.'Shawn sakit, ya?' pikir Yvonne. Benar juga, dia memang lagi sakit, sakit parah.Yvonne mengambil sebuah kursi, sementara Shawn berbaring di tepi tempat tidur.Yvonne mulai memijat Shawn. Pijatan Yvonne sangat enak, perlahan-lahan Shawn pun memejamkan mata dan tidur.Karena kelelahan, Yvonne memijat Shawn sampai ketiduran. Untungnya Shawn tidur lebih dulu daripada Yvonne.Ketika Yvonne bangun, dia buru-buru bangkit berdiri dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba Shawn malah menarik tangan Yvonne.Yvonne menundukkan kepala, apakah Shawn mengigau lagi?Yvonne berusaha melepaskan cengkeraman tersebut, tetapi Shawn menggenggamnya dengan erat.Akhirnya Yvonne duduk kem
"Tidak perlu." Harvey menguping pembicaraan Shawn dan Dylan.Sepertinya Harvey berjaga semalaman di depan kamar Shawn, kedua matanya terlihat merah dan lelah."Harvey ...." Dylan mengerutkan alis. "Sejak kapan kamu masuk? Kamu menguping?""Kamu yang nggak menutup pintu, jangan salahkan aku dong." Kemudian Harvey menatap Shawn dan berkata, "Nggak perlu selidiki. Jane adalah dokter yang aku bayar untuk mendekatimu.""Jane sangat jelek, tapi kamu nggak membencinya, 'kan? Karena dia menggunakan parfum yang bisa memanipulasi pikiran manusia, makanya kamu nggak membenci dia. Aku membayar wanita jelek untuk menggodamu biar kamu jijik.""Harvey, tindakanmu konyol banget! Kamu nggak malu?" Dylan tidak memahami jalan pikiran Harvey.Sebenarnya Dylan juga bingung, kenapa Shawn tidak membenci wanita buruk rupa itu, ternyata semua ini adalah ulah Harvey."Aku nggak bisa mengalahkan Shawn di bidang bisnis, tapi aku punya 1001 cara untuk membuatnya kesal." Harvey menjelaskan dengan nada yang meyakink
Pemandangan tersebut terlalu menyakiti mata.Tampak seorang wanita berwajah aneh dan gemuk yang mengenakan pakaian seksi berwarna merah mudah sedang menunggangi Harvey.Sepertinya Harvey diikat, dia berbaring tak berdaya di atas tempat tidur, ekspresinya tampak menyedihkan.Yvonne tidak sanggup menyaksikannya, dia langsung membalikkan badan."Dokter Jane, kamu datang mencari Harvey?" Entah sejak kapan Dylan berdiri di belakang Yvonne."Em." Yvonne menjawabnya dengan tenang, "Aku datang untuk mengecek Pak Harvey ....""Dokter Jane sangat profesional," jawab Dylan dengan nada menyindir.Yvonne tidak mengerti, kenapa sikap Dylan berubah jadi sinis?"Pak Shawn tidak puas sama perawatan yang aku berikan, kayaknya Pak Dylan juga tidak begitu menyukaiku," jawab Yvonne."Tanyakan pada hati nuranimu, berhenti bersandiwara! Kali ini aku hanya memberikan pelajaran kepada Harvey, harusnya kamu bersyukur Pak Shawn tidak melukaimu. Kalau kamu dipecat dari rumah sakit, dengan wajahmu yang sejelek ini
"Huhu ...." Aurora sangat sedih, dia menangis tersedu-sedu."Katakan, fakta apa?" Dylan menggoyangkan bahu Aurora."Kamu masih berani tanya? Semua gara-gara kamu!" Aurora menggigit lengan Dylan.Ini adalah kedua kalinya Aurora menggigit Dylan."Kamu binatang, ya? Suka banget mengigit orang?" Dylan merintih kesakitan."Kamu yang binatang, semua keluargamu binatang! Huhu ...."Wajah Dylan berkedut. "Jaga ucapanmu! Aku nggak bakal sungkan-sungkan."Dylan marah mendengar Aurora yang memarahi keluarganya."Kalau hebat, sini pukul aku!" Aurora duduk di lantai, rambutnya berantakan dan penampilannya acak-acakan.Aurora terlihat menyedihkan sekaligus menyebalkan."Orang aneh." Dylan menggosok bekas gigitan Aurora, lalu membalikkan badan dan pergi.Namun Aurora malah memeluk kaki Dylan. "Semua gara-gara kamu! Kamu nggak boleh pergi."Dylan menundukkan kepala, wanita ini memiliki penyakit kejiwaan, ya?Dylan berusaha menarik kakinya dan buru-buru pergi. Namun saat menoleh ke belakang, dia meliha
Entah apakah Aurora terlalu mabuk atau memerlukan tempat untuk melampiaskan emosi terpendam setelah mengetahui identitasnya yang sesungguhnya.Aurora dan Dylan sedang dilanda hasrat yang menggebu-gebu.Napas Dylan terengah-engah, tetapi akal sehatnya masih bekerja. Sebelum bertindak lebih jauh, dia bertanya kepada Aurora, "Kamu sendiri yang mau, ya?"Mata Dylan tampak memerah, dia telah dikuasai oleh hawa nafsu.Karena terlalu bersemangat, Dylan sampai merobek sedikit pakaian Aurora.Tak ada yang tahu apakah Aurora mendengar jelas pertanyaan Dylan. Dalam keadaan mabuk, Aurora memeluk dada Dylan sambil mengangguk. "Em."Dylan makin bersemangat begitu mendengar jawaban Aurora. Tanpa ragu, Dylan pun menindihnya.....Satu jam kemudian, Dylan mengenakan pakaian dan bergegas pergi. Sepuluh menit lagi pesawat akan lepas landas.Dylan berlari, untungnya dia tidak ketinggalan, tetapi Shawn sudah berada di dalam pesawat dan menunggunya.Melihat Shawn yang kesal, Dylan bergegas menjelaskan, "Maa
Siapa lagi yang mempermainkan Shawn?Harvey sudah diberi pelajaran, dia tidak mungkin menggunakan cara yang sama untuk mengerjai Shawn.Siapa pengirim pesan ini? Apa maunya?Meskipun tahu ini hanya pesan tipuan, Shawn tetap membalasnya.[ Beri tahu aku, di mana dia? ]Shawn meletakkan kembali ponselnya. Jauh di dalam lubuk hati, sebenarnya dia mengharapkan adanya keajaiban.Pengirim pesan itu membalas dalam hitungan detik. [ Aku akan memberitahumu, tapi ada syaratnya. ][ Lepaskan Thiago, aku akan memberi tahu keberadaan Yvonne. ]Shawn membaca pesan tersebut dengan tenang.[ Baik, setuju. ]Kemudian Shawn menelepon Dylan untuk memberikannya tugas. "Selidiki siapa yang akhir-akhir ini menemui Thiago.""Baik."Setelah menutup panggilannya, Shawn kembali menerima sebuah pesan.[ Kita bertemu di pelabuhan. ]Shawn tersenyum sinis, dia tidak akan membiarkan Thiago kabur. Pengirim pesan mengajak bertemu di pelabuhan agar Thiago dapat melarikan diri dengan menggunakan kapal. Namun Shawn tid
Begitu teleponnya diangkat, Shawn berkata, "Aku butuh bantuanmu, cari orang yang bisa dipercaya untuk melakukan tes DNA."Kemudian Shawn mengajak Samantha ke rumah sakit untuk melakukan pengambilan darah.Shawn berdalih ingin membawa Samantha untuk memeriksa kesehatan.....Di Negara Mauro.Yvonne diangkat menjadi dokter Utama termuda di Rumah Sakit Maine.Para kolega memberikan selamat kepada Yvonne.Yvonne berterima kasih kepada mereka. "Hari ini aku traktir.""Dokter Jane, Dokter Kepala memanggilmu ke ruangan." Seorang perawat datang untuk memanggil Yvonne."Baik, aku segera ke sana," jawab Yvonne.Seseorang menggoda Yvonne. "Jangan-jangan dokter kepala mau mentraktirmu?""Dasar!" Jeff menggelengkan kepala.Jeff adalah salah satu orang yang tulus memberikan ucapan selamat kepada Yvonne.Yvonne adalah dokter termuda yang dipromosikan, tentu saja para dokter yang telah berjuang bertahun-tahun iri melihat pencapaian Yvonne. Di saat yang lain membutuhkan bertahun-tahun untuk menjadi dok
"Ada apa?" tanya Harvey."Dylan merekam hubunganmu dengan wanita itu, dia menyebarkan videonya di dalam negeri. Kamu punya banyak kenalan dan rekan bisnis, sebaiknya kamu pulang untuk mengurus ....""Apa?" Harvey merasa seperti disambar petir, bolanya matanya tampak menonjol. "Shawn bukan manusia! Dia mau merusak reputasiku.""Daripada menghabiskan waktu di sini, lebih baik kamu segera pulang," jawab Yvonne.Harvey panik setelah mendengar cerita Yvonne. "Iya, aku harus segera pulang."Yvonne mengangguk. "Kamu pulang duluan. Lusa aku juga mau pulang beberapa hari.""Kamu mau pulang?" Harvey penasaran. "Ngapain? Demi Shawn?""Bukan, ada konferensi. Rumah sakit mengutus 3 orang untuk menghadiri acara itu, salah satunya aku. Aku nggak tenang memikirkan masalah Niko, sebaiknya aku memang pulang sebentar." Selain itu, Yvonne ingin mengunjungi Samantha dan Dio."Yang penting bukan demi Shawn." Harvey lega mendengarnya. "Hubungi aku begitu kamu pulang.""Oke."....Di dalam negeri.Hasil tes D