Share

Bab 42

Author: Aku Suka Uang
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Harvey tertegun mendengar ucapan Yvonne.

Harvey merasa normal kalau Yvonne berusaha menghindar. Namun, Harvey agak kaget saat mendengar Yvonne yang ingin bermain dengan menggunakan obat perangsang.

"Serius?" tanya Harvey dengan curiga.

"Kamu nggak lihat ikatan di badanku? Aku nggak bisa berbuat apa-apa," Yvonne berusaha berbicara dengan santai dan antusias.

Harvey menatapnya selama beberapa detik. Karena penasaran, dia mendengarkan Yvonne dan membuka tasnya untuk mengambil obat perangsang yang ditawarkan.

Alhasil, Harvey berhasil menemukan sebotol obat di dalam tas Yvonne. Harvey menatap butiran obat dengan ragu.

"Aku nggak membohongimu, 'kan?" Yvonne tersenyum.

"Kenapa kamu menaruh obat ini di dalam tasmu?" tanya Harvey.

Orang-orang menganggap Yvonne sebagai wanita yang polos, bersih, dan selalu memilih jalan yang benar. Siapa sangka, ternyata Yvonne juga memiliki sisi liar?

"Kamu pikir aku wanita baik-baik? Selama ini aku hanya pura-pura. Cepat, minum obatnya. Aku sudah nggak sabar."
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 43

    Yvonne adalah seorang dokter, dia dapat merasakan tanda-tanda keguguran.Wajah Yvonne terlihat agak pucat."Kamu terluka?" Shawn bertanya saat melihat Yvonne yang kesakitan.Yvonne berusaha menahan rasa sakitnya sambil menggelengkan kepala. "Nggak."Setelah meninggalkan kamar, raut wajah Yvonne terlihat kesakitan. Sesekali, dia juga merintih dan memegang perutnya. Jika terjadi sesuatu pada kandungannya, Yvonne tidak akan melepaskan Jolene.Ketika melewati ruang tamu, Yvonne melihat para pengawal yang dipukuli hingga pingsan. Yvonne mengenali para pengawal ini, mereka adalah bawahan Harvey.Sesampainya di depan mobil, Yvonne membuka pintu dan masuk untuk menunggu Shawn. Di dalam mobil, samar-samar Yvonne dapat mendengar suara teriakan kesakitan yang memekakkan telinga.Teriakan Harvey terdengar sangat menderita. Entah bagaimana cara Shawn menyiksa Harvey?Yvonne tidak memiliki tenaga untuk memikirkan penderitaan Harvey. Dia menyandarkan tubuhnya dan beristirahat. Dia tidak berani berger

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 44

    "Samantha, kamu nggak sadar, ya? Kamu bodoh banget. Menyedihkan, kamu bahkan nggak bisa menebak pikiran suamimu." Kayla melipat kedua tangannya di dada dan berkata dengan angkuh, "Sejak awal, suamimu sudah bertekad untuk menikahkan Yvonne dengan Keluarga Jamison. Calvin nggak menceraikan kamu karena dia telah berhasil memanipulasi putrimu.""Tapi kamu terlalu naif dan bodoh. Kamu kira Calvin masih mencintaimu? Kalau dia memang mencintaimu, kenapa dia memilih untuk hidup bersamaku selama 20 tahun? Kenapa dia rela memaksa putrimu untuk dinikahi Keluarga Jamison?""Keluarga Jamison memang kaya raya, tapi semua orang juga mengetahui Shawn yang terkenal dengan karakternya yang keras. Menikahkan Yvonne dengan Shawn sama saja dengan menyiksa Yvonne. Coba bayangkan, bagaimana putrimu menjalani kehidupannya?""Kalau kamu pintar, segera ceraikan Calvin agar putrimu nggak terus-terusan menderita," kata Kayla dengan sinis."Kamu .... Jangan asal bicara!" bentak Samantha.Yvonne terkejut mendengar

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 45

    Bertahun-tahun telah berlalu. Walaupun sakit, Yvonne telah menerima semua keadaan ini."Bu, aku dengar Ibu minta pulang?" Yvonne mengganti topik pembicaraan.Samantha mengangguk. "Iya, Ibu sudah merasa lebih baik. Ibu nggak mau lama-lama di rumah sakit."Yvonne tidak langsung mengabulkan permintaan Samantha. Sebelum membuat keputusan, Samantha menemui dokter yang merawat Samantha dan meminta pendapatnya.Dokter mengizinkan Samantha pulang, tetapi dia harus banyak istirahat dan rutin melakukan kontrol ke rumah sakit. Namun Yvonne tidak langsung memberi tahu Samantha dan berkata, "Bu, tahan 2 hari lagi, ya?"Sebelum Samantha keluar dari rumah sakit, Yvonne harus mencari rumah untuk ditinggal ibunya.Samantha mengangguk setuju."Bu." Yvonne bertanya dengan ragu-ragu, "Apakah kamu mau bercerai dengan Ayah?""Em, aku mau cerai," jawab Samantha.Yvonne mengerutkan bibir. Meskipun tidak tega melihat penderitaan ibunya, selama ini Samantha dan Calvin tidak pernah jadi bercerai. Namun kali ini

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 46

    Neil mengangguk.Tubuh Yvonne terasa membeku, seolah baru disiram menggunakan sebaskom air dingin. Dari ujung kepala ke ujung kaki terasa sangat dingin.Bukankah Shawn tidak menyukai Jolene? Jika tidak memiliki perasaan, kenapa Shawn bisa menghamili Jolene?"Yvonne, kamu baik-baik saja?" Neil bertanya saat melihat raut wajah Yvonne yang muram."Aku nggak apa-apa." Yvonne tersadar dari lamunan dan menggelengkan kepala.Ketika mengetahui Jolene mengandung anaknya Shawn, Yvonne merasa agak kecewa. Namun Yvonne segera menenangkan diri dan berpikir secara rasional. Meskipun berstatus suami-istri, pernikahan mereka terjadi atas dasar paksaan. Jadi Shawn bebas berhubungan dengan siapa pun, sedangkan Yvonne tidak memiliki hak untuk marah."Yvonne, ada yang aneh sama kamu. Jangan-jangan kamu menyukai Shawn?" Neil menatap Yvonne dengan curiga."Aku? Menyukai Shawn?" Yvonne menatap Neil."Iya." Neil mengangguk."Aku kesal bukan karena menyukai Shawn, tapi aku pusing memikirkan masalahku sendiri."

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 47

    Shawn menatap Jolene tanpa bergeming. Jolene gugup menghadapi tatapan Shawn yang mengintimidasi. Jolene takut kalau kebohongannya akan terbongkar.Setelah beberapa saat, Shawn baru berkata, "Kalau yang kamu kandung memang anakku, aku menginginkannya."Hati Jolene terasa berbunga-bunga saat mendengar jawaban Shawn. Jika Shawn tidak ada berada di sampingnya, Jolene mungkin sudah tertawa riang.Namun saat ini Jolene harus menjaga citranya di hadapan Shawn, dia tidak boleh tampak terlalu bersemangat."Apakah kamu akan menikahiku?" tanya Jolene."Tidak," Shawn menjawab dengan dingin dan acuh.Sesaat mendengar jawaban Shawn, senyuman di wajah Jolene sontak membeku. "Apa maksudmu?""Aku hanya menginginkan anakku, bukan kamu," jawab Shawn sambil berusaha bersabar."Lalu, sekarang kamu mau membawaku ke mana?" Jolene makin panik."Rumah sakit," jawab Xavier sambil melirik ke arah Jolene. "Kamu hanya perlu melahirkan anak itu."Jolene tak hanya terkejut, dia juga ketakutan mendengar jawaban Xavie

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 48

    Ketika Shawn sadar, dia membuka matanya secara perlahan saat mencium aroma rumah sakit yang begitu menusuk."Pak Shawn." Sava selaku sekretaris mengulurkan tangan untuk memapah Shawn."Tidak perlu." Shawn melambaikan tangan dan menolaknya. "Bagaimana keadaan Xavier?""Xavier baru selesai menjalani operasi, sekarang masih belum sadarkan diri. Anda mengalami gegar otak ringan, dokter menyarankan Anda untuk banyak istirahat," jawab Sava.Sesaat mengingat darah yang mengalir dari kaki Jolene, Shawn mengerutkan alis dan bertanya, "Bagaimana keadaan Jolene?""Kata dokter, Jolene mengalami keguguran. Tubuhnya hanya terluka sedikit, tidak ada masalah besar. Saat aku datang, Jolene baru sadarkan diri. Sekarang dirawat di ruangan sebelah." Sava bertanya dengan ragu, "Apakah aku perlu memanggilnya datang?"Shawn melambaikan tangan. Perasaan Shawn terasa berkecamuk, dia tidak menyukai Jolene, dia juga tidak ingin wanita itu menjadi ibu dari anaknya. Namun Shawn sama sekali tidak pernah berpikir un

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 49

    Yvonne merasa tidak berhak menjadi istri Shawn. Jika orang-orang tahu istri Shawn mengandung anak dari pria lain, reputasi dan nama baik Shawn akan tercoreng.Terdengar suara dedaunan yang ditiup, angin sejuk berembus di tengah musim gugur.Yvonne mempercepat langkahnya, dia berencana untuk mengajak Shawn membahas masalah perceraian. Namun tak berapa lama, sebuah mobil berhenti dan mengadang jalan Yvonne.Beberapa pria berbadan kekar keluar dari mobil dan langsung menutupi kepala Yvonne dengan menggunakan kain hitam, lalu menyeretnya masuk ke dalam mobil."Uhm ...." Yvonne tidak bisa melawan.Setelah perjalanan cukup panjang, mobil berhenti dan Yvonne diseret keluar. Meskipun kepalanya ditutup, mulut Yvonne tidak diikat sehingga dia masih bisa berbicara."Siapa kalian? Kenapa menangkap aku?" tanya Yvonne."Kendaraan dengan pelat 778VQ adalah mobilmu, 'kan?"Yvonne mengangguk. Samantha menggunakan tabungannya untuk membelikan Yvonne mobil tersebut. Dulu Yvonne memang menyetir mobil ters

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 50

    "Ayah, Ibu, tolong selamatkan aku. Kalau nggak, aku bisa dipenjara." Niko menarik tangan Kayla dengan panik."Apa lagi yang kamu lakukan?" Calvin mendengus dingin saat melihat putranya yang tidak bisa diandalkan. Selain membuat masalah, sepertinya tidak ada hal lain yang bisa dilakukan Niko."Aku, aku menggunakan mobil Kak Yvonne buat belajar menyetir, lalu ... aku nggak sengaja menabrak mobil orang," jawab Niko."Apa?" Calvin langsung naik pitam. "Kemarin menusuk mata orang sampai hampir buta, kamu tahu berapa banyak uang yang aku keluarkan untuk ganti rugi? Sekarang malah menabrak orang, tidak punya SIM lagi. Kamu sudah bosan hidup, ya?""Sayang, jangan marah-marah. Dia adalah putra kita satu-satunya, kita harus menolongnya. Dia belum lulus kuliah, aku nggak mau anakku dipenjara. Lagi pula mobilnya punya Yvonne, bilang saja Yvonne yang menabrak ...," bujuk Kayla."Kayla, jangan macam-macam!" Samantha tidak pernah membentak orang. Di dalam hidupnya, ini adalah pertama kalinya di berte

Latest chapter

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status