Yasmine memberikan sebuah amplop kepada pria itu."Tutup mulutmu!" kata Yasmine dengan nada mengancam.Pria tersebut mengusap amplop yang diberikan sambil tersenyum puas. "Tenang saja, aku akan menjaga rahasia ini."Yasmine melihat ke sekeling untuk memastikan tidak ada orang yang memperhatikannya. Dia menekan topi yang dikenakan dan berkata, "Aku pergi dulu."Pria tersebut tersenyum. "Oke! Kalau lain kali ada pekerjaan segampang memasang spanduk yang bisa menghasilkan uang sebanyak ini, jangan lupa menghubungi aku.""Tenang saja, aku hanya percaya padamu, asalkan kamu menutup mulutmu rapat-rapat." Yasmine menundukkan kepala."Apakah kamu puas dengan hasil kerjaku? Mulutku selalu tertutup rapat."Yasmine mengangguk, tujuannya telah tercapai dengan sempurna. Dia membayar orang untuk menggantung spanduk tersebut di gedung pernikahan, tujuannya agar Keluarga Sanchez mencurigai Anas.Perasaan Neil terhadap Anas mulai pudar, Keluarga Sanchez pun makin membenci Anas. Yasmine cukup puas denga
"Pak Shawn memerintahkanku datang," jawab Dylan."Di mana Shawn?" tanya Yvonne."Pak Shawn baru sampai di sana, belum bisa pulang. Begitu mengetahui adanya pergerakan Keluarga Jamison, Beliau memintaku untuk datang melindungimu," jawab Dylan.Yvonne mengerutkan alis. "Dia baru sampai di sana? Nggak mungkin!"Bukankah Shawn sudah pergi sejak beberapa hari lalu?Dylan tidak berani menatap Yvonne. Seharusnya Shawn pergi sejak kemarin, tetapi saat memasuki pesawat, Shawn mengubah rencana begitu menerima telepon dari Leah.Shawn telah menyadari pergerakan Keluarga Jamison, selama ini mereka mengutus pengawal untuk memata-matai Yvonne. Begitu mendapatkan kabar tersebut, Shawn langsung mengutus Dylan karena mengkhawatirkan keselamatan Yvonne.Untungnya Dylan tidak mengikuti Shawn keluar negeri sehingga dia bisa langsung datang menemui Yvonne.Yvonne menyadari ekspresi Dylan yang tampak gugup. Ternyata Shawn masih tidak ingin bertemu dengan Yvonne."Kalau dia nggak mau menemui aku, ngapain ber
Thiago mendengus dingin. "Jangan lupa, anak dan ibumu berada di tanganku. Kamu nggak punya hal mengancamku. Mau membunuhku? Silakan kalau kamu punya kemampuan.""Thiago, kalau sampai terjadi sesuatu kepada mereka, aku akan menggunakan segala cara untuk menghabisi nyawamu! Aku tidak main-main! Aku mendengarkan perintahmu bukan karena takut kepadamu, tapi demi anak dan ibuku."Thiago tertawa terbahak-bahak. "Yvonne, Shawn telah membunuh ibuku dan mencelakai ayahku. Sekarang aku sudah nggak punya apa-apa, nggak ada yang perlu aku takutkan lagi. Saat ini aku hanya ingin membuat Shawn merasakan apa yang aku rasakan. Aku ingin Shawn mengetahui rasanya kehilangan orang yang dicintai."Yvonne tersentak, Thiago tidak sedang mengancam, dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia telah kehilangan segalanya, apa lagi yang perlu ditakutkan?Berdasarkan kondisi Thiago, dia berani melakukan apa pun demi menyiksa Shawn. Orang seperti Thiago sangat mengerikan.Setelah menutup teleponnya, Yvonne bertan
Tanpa banyak bicara, kedua pengawal tersebut menggeledah tubuh Yvonne."Kalian ngapain?" Yvonne menghindar.Melihat kecantikan Yvonne, kedua pengawal ini memiliki niat terpendam. "Kami mau menggeledah tubuhmu. Jangan-jangan kamu membawa alat pelacak?"Yvonne menggelengkan kepala. "Tidak ada.""Omongan tidak bisa dipercaya. Cepat, jangan membantah!" Kedua pengawal ini ingin mencari kesempatan dalam kesempitan.Yvonne melangkah mundur. "Aku sudah bilang, nggak ada!""Demi keselamatan ibu dan anakmu, sebaiknya kamu jangan banyak membantah!" Thiago membuka kaca jendela mobil.Begitu menoleh ke belakang, Yvonne melihat Thiago yang duduk di dalam sebuah mobil sedan. Ekspresinya terlihat mengolok-olok dan penuh kemenangan.Yvonne mengepalkan tangan, dia benci diancam!"Aku tidak membawa alat pelacak. Bagaimanapun aku adalah kakak iparmu. Kalau kedua pengawal ini menyentuhku, bukankah itu sama saja dengan menampar wajahmu? Nanti kedua pengawal ini malah membanggakan diri ke mana-mana."Thiago
Selagi Thiago lengah, Yvonne mengeluarkan kunci rumah dan menggunakannya untuk menyerang bagian ulu hati Thiago.Thiago mengerutkan alis, dadanya terasa sakit dan nyeri."Aku adalah seorang dokter, aku tahu cara tercepat untuk menghabisi seseorang." Yvonne mengancamnya.Sebelum dijemput, Yvonne tidak punya banyak waktu memikirkan senjata yang bisa dibawa untuk melindungi diri. Dia hanya membawa kunci rumah yang selalu tersimpan di saku celana."Jangan lupa ...." Thiago tidak percaya Yvonne berani membunuhnya. "Ibu dan anakmu ada di tanganku. Kalau kamu menghabisiku, nyawa anak dan ibumu jadi gantinya.""Kalau aku nggak menyakitimu, apakah kamu bersedia membawaku untuk menemui mereka?""Jangan mimpi!" Thiago tersenyum dingin. "Tapi kalau kamu berani menyakitiku, aku akan mengirim kalian bertiga ke neraka!"Thiago tahu betapa pentingnya anak bagi seorang wanita. Oleh sebab itu Thiago yakin kalau Yvonne tidak akan berani menghabisinya.Tebakan Thiago benar, Yvonne tidak berani membunuhnya
Beberapa waktu belakang, Shawn menghabiskan waktu di luar negeri. Thiago juga mendengar isu keretakan hubungan Shawn dan Yvonne, tetapi dia tidak memiliki bukti yang kuat.Apakah Shawn dan Yvonne sungguh telah berpisah?"Aku nggak percaya!" Thiago sudah belajar dari pengalaman, dia tidak akan memercayai Shawn dengan mudah.Shawn langsung menutup teleponnya. Apakah dia benar-benar tidak memedulikan Yvonne? Atau ini hanyalah sandiwara?Thiago ragu, dia menatap Yvonne dan bertanya, "Kalian bertengkar?'Yvonne memahami sikap Shawn, tetapi dia sangat sedih saat Shawn menyebutnya sebagai pembunuh.Yvonne menjawab sambil menahan tangis, "Kamu nggak dengar jawabannya?"Yvonne kelihatan sedih, matanya pun berkaca-kaca. Dia tidak tampak seperti sedang sandiwara.Namun Shawn sangat licik, Yvonne juga bukan wanita yang bodoh. Siapa tahu mereka sengaja menipu Thiago?Thiago sudah berkali-kali kalah menghadapi Shawn. Kali ini Thiago tidak mau kalah, rencananya harus berhasil!Kalaupun Shawn dan Yvon
"Iya! Aku bertaruh Shawn akan datang menyelamatkanmu. Kalau kamu menang, aku akan melepaskanmu. Kalau kamu kalah, kamu harus ikut bersamaku."Thiago tidak memiliki perasaan terhadap Yvonne. Thiago melakukan ini karena Yvonne adalah istri Shawn. Jika Thiago merebut istrinya, Shawn pasti malu dan marah.Yvonne tidak tertarik memainkan taruhan ini. "Otakmu bermasalah?"Seketika raut wajah Thiago langsung berubah. Dia mencekik leher Yvonne sambil berkata, "Aku paling benci dimarahi!"Yvonne tidak takut, dia malah membalas tatapan Thiago. "Apa hebatnya menculik anak bayi, wanita paruh baya, dan wanita tak berdaya? Kalaupun harus mati, aku nggak sudi berhubungan dengan orang seperti kamu.""Hem, pantas Shawn menyukaimu. Kamu adalah wanita yang pemberani," kata Thiago dengan mata memerah.Jika Yvonne adalah wanita yang lemah, dia sudah menangis sejak tadi. Shawn bukan hanya menyukai kecantikan Yvonne, tetapi juga keberaniannya.Untuk sesaat, Thiago lumayan mengagumi Yvonne."Bagus, aku mau li
Sesaat mengangkat kepala, Yvonne langsung mengenali sosok yang berdiri di depannya.Yvonne sama sekali tidak takut menghadapi Thiago, tetapi begitu melihat kemunculan Shawn, Yvonne malah ketakutan. Dia takut kalau Thiago menjebak Shawn.Sekarang Yvonne dan Dio berada di tangan Thiago sehingga Shawn berada di posisi yang kurang menguntungkan."Dia datang! Lihat, dia datang!" Thiago tertawa terbahak-bahak, dia sangat senang.Akhirnya, datang di saat di mana Thiago berada di posisi yang lebih berkuasa. Shawn berjalan dengan percaya diri dan tenang, dia tidak panik berada di situasi terancam.Shawn melirik Yvonne. Sekilas, terlihat kilatan cahaya kekhawatiran dan simpati. Namun Shawn segera menelan kembali semua kepeduliannya dan menatap Thiago. "Yang kamu mau."Entah kenapa, jauh di dalam lubuk hati Thiago, dia takut menghadapi Shawn. Thiago tidak berani bergerak sendiri, dia memerintahkan pengawalnya untuk mengambil barang yang diberikan Shawn.Melihat pengawalnya yang ragu-ragu, Thiago