Tanpa banyak bicara, kedua pengawal tersebut menggeledah tubuh Yvonne."Kalian ngapain?" Yvonne menghindar.Melihat kecantikan Yvonne, kedua pengawal ini memiliki niat terpendam. "Kami mau menggeledah tubuhmu. Jangan-jangan kamu membawa alat pelacak?"Yvonne menggelengkan kepala. "Tidak ada.""Omongan tidak bisa dipercaya. Cepat, jangan membantah!" Kedua pengawal ini ingin mencari kesempatan dalam kesempitan.Yvonne melangkah mundur. "Aku sudah bilang, nggak ada!""Demi keselamatan ibu dan anakmu, sebaiknya kamu jangan banyak membantah!" Thiago membuka kaca jendela mobil.Begitu menoleh ke belakang, Yvonne melihat Thiago yang duduk di dalam sebuah mobil sedan. Ekspresinya terlihat mengolok-olok dan penuh kemenangan.Yvonne mengepalkan tangan, dia benci diancam!"Aku tidak membawa alat pelacak. Bagaimanapun aku adalah kakak iparmu. Kalau kedua pengawal ini menyentuhku, bukankah itu sama saja dengan menampar wajahmu? Nanti kedua pengawal ini malah membanggakan diri ke mana-mana."Thiago
Selagi Thiago lengah, Yvonne mengeluarkan kunci rumah dan menggunakannya untuk menyerang bagian ulu hati Thiago.Thiago mengerutkan alis, dadanya terasa sakit dan nyeri."Aku adalah seorang dokter, aku tahu cara tercepat untuk menghabisi seseorang." Yvonne mengancamnya.Sebelum dijemput, Yvonne tidak punya banyak waktu memikirkan senjata yang bisa dibawa untuk melindungi diri. Dia hanya membawa kunci rumah yang selalu tersimpan di saku celana."Jangan lupa ...." Thiago tidak percaya Yvonne berani membunuhnya. "Ibu dan anakmu ada di tanganku. Kalau kamu menghabisiku, nyawa anak dan ibumu jadi gantinya.""Kalau aku nggak menyakitimu, apakah kamu bersedia membawaku untuk menemui mereka?""Jangan mimpi!" Thiago tersenyum dingin. "Tapi kalau kamu berani menyakitiku, aku akan mengirim kalian bertiga ke neraka!"Thiago tahu betapa pentingnya anak bagi seorang wanita. Oleh sebab itu Thiago yakin kalau Yvonne tidak akan berani menghabisinya.Tebakan Thiago benar, Yvonne tidak berani membunuhnya
Beberapa waktu belakang, Shawn menghabiskan waktu di luar negeri. Thiago juga mendengar isu keretakan hubungan Shawn dan Yvonne, tetapi dia tidak memiliki bukti yang kuat.Apakah Shawn dan Yvonne sungguh telah berpisah?"Aku nggak percaya!" Thiago sudah belajar dari pengalaman, dia tidak akan memercayai Shawn dengan mudah.Shawn langsung menutup teleponnya. Apakah dia benar-benar tidak memedulikan Yvonne? Atau ini hanyalah sandiwara?Thiago ragu, dia menatap Yvonne dan bertanya, "Kalian bertengkar?'Yvonne memahami sikap Shawn, tetapi dia sangat sedih saat Shawn menyebutnya sebagai pembunuh.Yvonne menjawab sambil menahan tangis, "Kamu nggak dengar jawabannya?"Yvonne kelihatan sedih, matanya pun berkaca-kaca. Dia tidak tampak seperti sedang sandiwara.Namun Shawn sangat licik, Yvonne juga bukan wanita yang bodoh. Siapa tahu mereka sengaja menipu Thiago?Thiago sudah berkali-kali kalah menghadapi Shawn. Kali ini Thiago tidak mau kalah, rencananya harus berhasil!Kalaupun Shawn dan Yvon
"Iya! Aku bertaruh Shawn akan datang menyelamatkanmu. Kalau kamu menang, aku akan melepaskanmu. Kalau kamu kalah, kamu harus ikut bersamaku."Thiago tidak memiliki perasaan terhadap Yvonne. Thiago melakukan ini karena Yvonne adalah istri Shawn. Jika Thiago merebut istrinya, Shawn pasti malu dan marah.Yvonne tidak tertarik memainkan taruhan ini. "Otakmu bermasalah?"Seketika raut wajah Thiago langsung berubah. Dia mencekik leher Yvonne sambil berkata, "Aku paling benci dimarahi!"Yvonne tidak takut, dia malah membalas tatapan Thiago. "Apa hebatnya menculik anak bayi, wanita paruh baya, dan wanita tak berdaya? Kalaupun harus mati, aku nggak sudi berhubungan dengan orang seperti kamu.""Hem, pantas Shawn menyukaimu. Kamu adalah wanita yang pemberani," kata Thiago dengan mata memerah.Jika Yvonne adalah wanita yang lemah, dia sudah menangis sejak tadi. Shawn bukan hanya menyukai kecantikan Yvonne, tetapi juga keberaniannya.Untuk sesaat, Thiago lumayan mengagumi Yvonne."Bagus, aku mau li
Sesaat mengangkat kepala, Yvonne langsung mengenali sosok yang berdiri di depannya.Yvonne sama sekali tidak takut menghadapi Thiago, tetapi begitu melihat kemunculan Shawn, Yvonne malah ketakutan. Dia takut kalau Thiago menjebak Shawn.Sekarang Yvonne dan Dio berada di tangan Thiago sehingga Shawn berada di posisi yang kurang menguntungkan."Dia datang! Lihat, dia datang!" Thiago tertawa terbahak-bahak, dia sangat senang.Akhirnya, datang di saat di mana Thiago berada di posisi yang lebih berkuasa. Shawn berjalan dengan percaya diri dan tenang, dia tidak panik berada di situasi terancam.Shawn melirik Yvonne. Sekilas, terlihat kilatan cahaya kekhawatiran dan simpati. Namun Shawn segera menelan kembali semua kepeduliannya dan menatap Thiago. "Yang kamu mau."Entah kenapa, jauh di dalam lubuk hati Thiago, dia takut menghadapi Shawn. Thiago tidak berani bergerak sendiri, dia memerintahkan pengawalnya untuk mengambil barang yang diberikan Shawn.Melihat pengawalnya yang ragu-ragu, Thiago
Shawn menyadari yang aneh dengan sikap Yvonne.Sesaat selesai bicara, entah cara apa yang Yvonne gunakan untuk melepaskan diri dari cengkeraman para pengawal, lalu berlari ke arah sungai.Raut wajah Shawn sontak berubah, dia bergegas mengejar Yvonne. Shawn berhasil menarik pengelangan tangan Yvonne dan memeluknya sambil berbisik, "Jangan gegabah ...."Yvonne menggelengkan kepala, dia tampak putus asa. "Aku nggak mau melihatmu diancam hanya gara-gara aku."Semua semangat hidup Yvonne telah pupus saat Shawn mengatakan bahwa semua kebaikan yang diberikan semata hanya karena Yvonne adalah ibu dari anaknya.Yvonne tidak akan membiarkan Thiago mengancam Shawn. Meskipun sakit, Yvonne tulus mencintai Shawn, ini adalah bantuan terakhir yang dapat diberikan Yvonne.Begitu melihat Shawn yang berdiri bersama Yvonne, Thiago langsung teringat pada ibunya yang meninggal dan ayahnya yang cacat. Tanpa pikir panjang, Thiago langsung menekan remot untuk menyalakan alat peledak. Thiago ingin menghabisi Sh
Dokter meminta maaf dan menyampaikan bela sungkawa, "Aku sudah berusaha, tapi lukanya terlalu parah ...."Dada Dylan terasa seakan dihantam benda keras. Di refleks mengangkat kepala dan menatap ke arah Shawn. "Pak ....""Kamu lagi bercanda?" tanya Shawn dengan suara teredam.Dokter menjawab, "Kami tidak mungkin menggunakan nyawa manusia untuk bercanda."Shawn tidak percaya, tetapi jawaban dokter terngiang begitu jelas di telinganya. Simpul di tenggorokan tampak bergulir saat Shawn menegakkan kepala."Pak, tenangkan dirimu." Dylan berusaha membujuk Shawn.Selama hidup, ini adalah pertama kalinya Shawn merasa sangat hancur. Dia bergegas masuk ke dalam ruang operasi, tetapi sesampainya di depan pintu, dia berhenti dan kedua kakinya terasa seakan ditahan.Ruang pintu operasi terbuka, para dokter yang menangani operasi terlihat berbaris di samping sambil menundukkan kepala.Simon berada di dalam barisan para dokter yang menangani Yvonne. Simon pun menunduk, suasana terasa sunyi.Dari kejauh
Dylan tak berdaya menghadapi Shawn. "Semunya, tolong keluar."Dylan mengalah, Shawn pasti membutuhkan waktu untuk menangkan diri.Para dokter keluar meninggalkan ruang operasi. Simon tidak berani berbicara kepada Shawn, dia hanya mengingatkan Dylan, "Mayatnya harus segera dikuburkan."Dylan mengerti maksud Simon, dia tidak ingin arwah Yvonne pergi dengan tidak tenang. Namun, takutnya Shawn kesulitan menerima kenyataan ini."Aku akan berusaha," jawab Dylan."Terima kasih. Maaf merepotkan," kata Simon.Dylan mengerutkan alis, bukankah ini memang tugasnya? Kenapa Simon meminta maaf karena telah merepotkan?Setelah semua orang pergi, Shawn berdiri di depan meja operasi. Suasana terasa sangat sunyi.Dylan sedang menunggu di luar, dia menunggu sampai Shawn memberikan perintah. Perlahan-lahan langit mulai gelap. Beberapa jam telah berlalu, tetapi Shawn tak kunjung keluar.Dylan mengkhawatirkan keadaan Shawn. Di saat bersamaan, Xavier tiba di rumah sakit dan bertanya, "Bagaimana keadaannya?"D