"Ada yang ingin aku bicarakan." Kali ini Jolene merasa sangat percaya diri.Shawn meliriknya dan bertanya, "Mau minta uang? Perlu berapa?""Aku bukan datang untuk meminta uang. Aku mengandung anakmu." Jolene memberikan foto hasil USG kepada Shawn.Sebenarnya foto USG ini adalah milik Yvonne, tetapi Jolene mengubah namanya. Tujuan Jolene bukanlah untuk mengecek apakah anak yang dikandung Yvonne adalah anaknya Shawn, tetapi Jolene memerlukan foto janin Yvonne untuk ditunjukkan kepada Shawn.Shawn tidak mengambil foto USG yang diberikan, dia hanya meliriknya. Meskipun jarak berhubungan dan kehamilan cocok, Shawn tidak akan memercayai begitu saja semua ucapan Jolene."Aku tahu, kamu tidak memercayaiku." Jolene mempersiapkan semuanya dengan lengkap."Ini adalah sel embrioku, kamu boleh memeriksanya." Jolene mengeluarkan sel embrio yang diambilnya dari tubuh Yvonne.Dalam sekejap, ekspresi Shawn langsung berubah. Yang terlihat bukan raut wajah kebahagiaan, tetapi kegelisahan."Aku tidak tahu
Suasana di dalam mobil terasa mencekam.Sesampainya di rumah, Shawn naik ke atas dan bertanya kepada Leah, "Dia sudah tidur?Leah menjawab, "Yvonne belum pulang."Shawn tersentak dan mengangkat jam tangannya. Waktu telah menunjukkan pukul 9 malam, tetapi Yvonne belum pulang dia?Apakah Yvonne tidak bisa berhenti membuat Shawn marah? Dia hanya bisa membuat Shawn murka.Shawn langsung membalikkan badan dan beranjak pergi.....Saat pulang kerja, taksi yang ditumpangi menculik Yvonne ke tempat lain. Sesampainya di lokasi, Yvonne baru tahu bahwa Harvey yang memerintahkan sopir taksi untuk membawanya.Ternyata Harvey yang menculik Yvonne! Tempat ini adalah rumah Harvey.Harvey mengikat Yvonne dan melemparkannya ke atas tempat tidur. Kemudian Harvey duduk di sofa sambil memegang segelas anggur dan mengagumi kecantikan Yvonne."Kali ini aku ingin lihat bagaimana kamu bisa kabur?" kata Harvey sambil tersenyum."Penculikan adalah pelanggaran hukum!" Yvonne memelototi Harvey.Harvey tertawa deng
Harvey tertegun mendengar ucapan Yvonne.Harvey merasa normal kalau Yvonne berusaha menghindar. Namun, Harvey agak kaget saat mendengar Yvonne yang ingin bermain dengan menggunakan obat perangsang."Serius?" tanya Harvey dengan curiga."Kamu nggak lihat ikatan di badanku? Aku nggak bisa berbuat apa-apa," Yvonne berusaha berbicara dengan santai dan antusias.Harvey menatapnya selama beberapa detik. Karena penasaran, dia mendengarkan Yvonne dan membuka tasnya untuk mengambil obat perangsang yang ditawarkan.Alhasil, Harvey berhasil menemukan sebotol obat di dalam tas Yvonne. Harvey menatap butiran obat dengan ragu."Aku nggak membohongimu, 'kan?" Yvonne tersenyum."Kenapa kamu menaruh obat ini di dalam tasmu?" tanya Harvey.Orang-orang menganggap Yvonne sebagai wanita yang polos, bersih, dan selalu memilih jalan yang benar. Siapa sangka, ternyata Yvonne juga memiliki sisi liar?"Kamu pikir aku wanita baik-baik? Selama ini aku hanya pura-pura. Cepat, minum obatnya. Aku sudah nggak sabar."
Yvonne adalah seorang dokter, dia dapat merasakan tanda-tanda keguguran.Wajah Yvonne terlihat agak pucat."Kamu terluka?" Shawn bertanya saat melihat Yvonne yang kesakitan.Yvonne berusaha menahan rasa sakitnya sambil menggelengkan kepala. "Nggak."Setelah meninggalkan kamar, raut wajah Yvonne terlihat kesakitan. Sesekali, dia juga merintih dan memegang perutnya. Jika terjadi sesuatu pada kandungannya, Yvonne tidak akan melepaskan Jolene.Ketika melewati ruang tamu, Yvonne melihat para pengawal yang dipukuli hingga pingsan. Yvonne mengenali para pengawal ini, mereka adalah bawahan Harvey.Sesampainya di depan mobil, Yvonne membuka pintu dan masuk untuk menunggu Shawn. Di dalam mobil, samar-samar Yvonne dapat mendengar suara teriakan kesakitan yang memekakkan telinga.Teriakan Harvey terdengar sangat menderita. Entah bagaimana cara Shawn menyiksa Harvey?Yvonne tidak memiliki tenaga untuk memikirkan penderitaan Harvey. Dia menyandarkan tubuhnya dan beristirahat. Dia tidak berani berger
"Samantha, kamu nggak sadar, ya? Kamu bodoh banget. Menyedihkan, kamu bahkan nggak bisa menebak pikiran suamimu." Kayla melipat kedua tangannya di dada dan berkata dengan angkuh, "Sejak awal, suamimu sudah bertekad untuk menikahkan Yvonne dengan Keluarga Jamison. Calvin nggak menceraikan kamu karena dia telah berhasil memanipulasi putrimu.""Tapi kamu terlalu naif dan bodoh. Kamu kira Calvin masih mencintaimu? Kalau dia memang mencintaimu, kenapa dia memilih untuk hidup bersamaku selama 20 tahun? Kenapa dia rela memaksa putrimu untuk dinikahi Keluarga Jamison?""Keluarga Jamison memang kaya raya, tapi semua orang juga mengetahui Shawn yang terkenal dengan karakternya yang keras. Menikahkan Yvonne dengan Shawn sama saja dengan menyiksa Yvonne. Coba bayangkan, bagaimana putrimu menjalani kehidupannya?""Kalau kamu pintar, segera ceraikan Calvin agar putrimu nggak terus-terusan menderita," kata Kayla dengan sinis."Kamu .... Jangan asal bicara!" bentak Samantha.Yvonne terkejut mendengar
Bertahun-tahun telah berlalu. Walaupun sakit, Yvonne telah menerima semua keadaan ini."Bu, aku dengar Ibu minta pulang?" Yvonne mengganti topik pembicaraan.Samantha mengangguk. "Iya, Ibu sudah merasa lebih baik. Ibu nggak mau lama-lama di rumah sakit."Yvonne tidak langsung mengabulkan permintaan Samantha. Sebelum membuat keputusan, Samantha menemui dokter yang merawat Samantha dan meminta pendapatnya.Dokter mengizinkan Samantha pulang, tetapi dia harus banyak istirahat dan rutin melakukan kontrol ke rumah sakit. Namun Yvonne tidak langsung memberi tahu Samantha dan berkata, "Bu, tahan 2 hari lagi, ya?"Sebelum Samantha keluar dari rumah sakit, Yvonne harus mencari rumah untuk ditinggal ibunya.Samantha mengangguk setuju."Bu." Yvonne bertanya dengan ragu-ragu, "Apakah kamu mau bercerai dengan Ayah?""Em, aku mau cerai," jawab Samantha.Yvonne mengerutkan bibir. Meskipun tidak tega melihat penderitaan ibunya, selama ini Samantha dan Calvin tidak pernah jadi bercerai. Namun kali ini
Neil mengangguk.Tubuh Yvonne terasa membeku, seolah baru disiram menggunakan sebaskom air dingin. Dari ujung kepala ke ujung kaki terasa sangat dingin.Bukankah Shawn tidak menyukai Jolene? Jika tidak memiliki perasaan, kenapa Shawn bisa menghamili Jolene?"Yvonne, kamu baik-baik saja?" Neil bertanya saat melihat raut wajah Yvonne yang muram."Aku nggak apa-apa." Yvonne tersadar dari lamunan dan menggelengkan kepala.Ketika mengetahui Jolene mengandung anaknya Shawn, Yvonne merasa agak kecewa. Namun Yvonne segera menenangkan diri dan berpikir secara rasional. Meskipun berstatus suami-istri, pernikahan mereka terjadi atas dasar paksaan. Jadi Shawn bebas berhubungan dengan siapa pun, sedangkan Yvonne tidak memiliki hak untuk marah."Yvonne, ada yang aneh sama kamu. Jangan-jangan kamu menyukai Shawn?" Neil menatap Yvonne dengan curiga."Aku? Menyukai Shawn?" Yvonne menatap Neil."Iya." Neil mengangguk."Aku kesal bukan karena menyukai Shawn, tapi aku pusing memikirkan masalahku sendiri."
Shawn menatap Jolene tanpa bergeming. Jolene gugup menghadapi tatapan Shawn yang mengintimidasi. Jolene takut kalau kebohongannya akan terbongkar.Setelah beberapa saat, Shawn baru berkata, "Kalau yang kamu kandung memang anakku, aku menginginkannya."Hati Jolene terasa berbunga-bunga saat mendengar jawaban Shawn. Jika Shawn tidak ada berada di sampingnya, Jolene mungkin sudah tertawa riang.Namun saat ini Jolene harus menjaga citranya di hadapan Shawn, dia tidak boleh tampak terlalu bersemangat."Apakah kamu akan menikahiku?" tanya Jolene."Tidak," Shawn menjawab dengan dingin dan acuh.Sesaat mendengar jawaban Shawn, senyuman di wajah Jolene sontak membeku. "Apa maksudmu?""Aku hanya menginginkan anakku, bukan kamu," jawab Shawn sambil berusaha bersabar."Lalu, sekarang kamu mau membawaku ke mana?" Jolene makin panik."Rumah sakit," jawab Xavier sambil melirik ke arah Jolene. "Kamu hanya perlu melahirkan anak itu."Jolene tak hanya terkejut, dia juga ketakutan mendengar jawaban Xavie