Yvonne mengerutkan bibir, dia tahu Dio sedang sakit.Seharusnya Yvonne mengambil cuti untuk merawat Dio, tetapi hari ini dia harus menemani Simon untuk memeriksa Danila. Bahkan sepertinya Danila harus dioperasi.Untuk memecahkan teka-teki ini, Yvonne harus terlibat di dalam pemeriksaan kondisi Danila. Yvonne harus pergi bekerja!"Aku janji, hari ini aku bakal pulang lebih awal." Yvonne berusaha membujuk Shawn."Aku mohon, ya?" Yvonne memeluk leher Shawn dengan erat.Yvonne tidak pintar bermanja-manja, tetapi Shawn menyukai sikapnya yang seperti ini. Shawn tersenyum kecil dan menjawab, "Jam 5.""Oke! Aku akan tiba di rumah jam 5 tepat.""Em." Shawn mengangguk.Yvonne sangat senang, dia mengecup pipi Shawn. "Nanti malam ada yang ingin kubicarakan."Shawn mengangguk, lalu berpesan, "Jauhi Harvey.""Aku sudah menjaga jarak dengannya." Yvonne bersusah payah memperbaiki hubungan ini, dia tidak mau merusaknya begitu saja.Sebenarnya ada satu hal yang membuat Yvonne penasaran. "Hmm, kamu bilan
"Ada apa?" tanya Danila saat melihat raut wajah Yvonne yang kelihatan kaget. "Ada masalah?"Danila bertanya sambil melihat hasil CT-Scan yang dipegang Yvonne. Hanya saja Danila tidak bisa membaca hasilnya.Danila tidak mengerti istilah medis, tetapi Yvonne bisa membaca hasil CT-Scan yang dipegang. Yvonne melihat ada sebuah benda seukuran kuku yang menutupi saraf memori Danila.Dari bentuk dan posisi, benda itu bukanlah tumor.Yvonne bertanya, "Bagaimana rasa sakit di kepalamu? Kadang kambuh atau berlangsung lama?"Danila mengingat-ingat, lalu menjawabnya, "Aku tidak ingat. Aku merasa melupakan sesuatu, tapi setiap ingin mengingatnya, kepalaku langsung terasa sakit. Kadang kambuh, kadang berlangsung beberapa hari. Tapi akhir-akhirnya ini lebih sering sakit daripada biasanya. Aku minum obat untuk meredakan sakitnya."Akhirnya Yvonne mengerti. "Oh, baiklah. Ayo, kita kembali ke ruangan Dokter Simon."Danila bertanya, "Kamu kelihatan kaget, apakah kondisiku parah?"Yvonne menggelengkan kep
Yvonne menoleh ke arah pintu, dia melihat kedua mata Paulo yang tampak memerah.Danila yang berdiri di samping Paulo juga ketakutan melihat ekspresi suaminya."Paulo ...." Danila merangkul lengan Paulo.Paulo baru menyadari reaksinya yang berlebihan, sementara Danila berada di sampingnya.Yvonne melihat jelas Paulo yang tampak gugup dan ketakutan. Kenapa Paulo sepanik itu? Apa yang dikhawatirkan? Apa yang sebenarnya ditutupi Paulo?"Paulo, kenapa kamu marah?" Danila bertanya dengan lembut.Paulo berusaha menenangkan diri. "Tidak, tadi aku salah dengar. Maaf membuatmu takut."Danila menggelengkan kepala. "Aku baik-baik saja, justru kamu yang kelihatan aneh."Paulo sengaja mencari alasan agar Danila pergi. "Aku haus, boleh tolong belikan air?""Oke." Danila mengangguk.Setelah Danila pergi, Paulo menatap Yvonne dengan tajam dan bertanya, "Kamu istrinya Shawn?"Yvonne melangkah mundur sambil menjawab, "Iya."Paulo berjalan mendekati Yvonne. Melihat kemarahan Paulo, Simon pun bergegas menc
Namun berdasarkan penjelasan Simon, benda yang dipasang di otak Danila harus segera dikeluarkan agar tidak mengancam nyawanya.Paulo ingin menghabisi Yvonne demi menjaga rahasianya. Paulo pasti sangat ketakutan dan merasa bersalah kepada Danila.Danila adalah Kamila, ibu kandung Shawn. Paulo yang mengganti nama Kamila menjadi Danila.Yvonne telah memahami semuanya, tetapi untuk apa Paulo menyembunyikan Danila?"Kalau aku tutup mulut, memangnya rahasiamu bisa ditutupi selamanya?" Yvonne berusaha menghadapi Paulo dengan tenang. "Sekarang kamu hanya punya dua pilihan, membiarkan Danila tetap lupa ingatan, tetapi nyawanya terancam. Atau ... mengeluarkan benda itu dan membiarkan ingatan Danila pulih. Begitu ingatan Danila pulih, dia pasti akan membencimu karena telah membunuh istri dari anaknya. Apa yang akan kamu pilih?"Paulo melangkah mundur, dia tidak ingin wanita yang dicintainya membencinya. Dia tidak sanggup menghadapi kebencian dari orang yang paling dicintainya.Melihat Paulo yang
Paulo panik, kenapa Shawn muncul bersama Danila?Selagi Paulo lengah, Yvonne bergegas beranjak ke samping Shawn dan berbisik, "Danila adalah Kamila."Yvonne yakin, Shawn pasti mengerti maksudnya.Shawn terkejut mendengar ucapan Yvonne. Apakah Yvonne tahu bahwa Shawn sedang menyelidiki Danila? Namun sekarang bukanlah saat yang tepat untuk menanyakan masalah ini.Shawn datang ke rumah sakit karena Dylan mendapatkan informasi bahwa Danila berada di sini. Tadi Shawn dan Danila berpapasan di lorong, makanya Shawn dan Dylan mengikuti Danila sampai ke sini.Paulo takut kalau Shawn akan merebut Danila dari sisinya. Paulo langsung menarik Danila, lalu memelototi Shawn dan bertanya, "Kamu mau apa?"Ketika Yvonne hendak menjawab, Shawn menggenggam tangannya dan melarangnya bicara. Kemudian Dylan mengeluarkan hasil tes DNA yang dilakukan kepada Shawn dan Danila, lalu memberikannya kepada Paulo."Apa aini?" tanya Paulo yang enggan menghiraukan mereka.Dylan memberikan dokumen tersebut sambil menjaw
"Bagaimana kamu bisa tahu?" Shawn penasaran, bagaimana Yvonne mengenal Danila?"Aku pertama kali melihat foto Danila di dokumen riwayat pasien yang disimpan Simon. Kemudian suatu hari aku melihat foto Danila juga ada di meja kerjamu. Saat itu aku lumayan terkejut dan curiga. Karena Simon memercayaiku, aku diminta untuk membantunya menangani Danila. Aku tebak kamu sedang menyelidiki identitas Danila, jadi aku ingin membantumu untuk mencari tahu informasinya."Shawn menatap Yvonne dengan lembut. Jadi ini alasan Yvonne memaksa datang ke rumah sakit? Dia ingin menyelidiki informasi mengenai Danila.Yvonne membantu Shawn secara diam-diam.Shawn langsung memeluk Yvonne dan berkata, "Terima kasih."Shawn merasa bersalah karena telah menyalahkan Yvonne. Kemarin Shawn mengira kalau Yvonne hanya memedulikan pekerjaan sampai tega menelantarkan Dio. Namun, ternyata Yvonne melakukan semua ini bukan demi pekerjaan."Kita adalah suami istri, kamu nggak perlu sungkan. Kamu nggak perlu khawatir, asalka
Leah menjawab, "Aku kurang tahu. Ini undangannya."Leah tidak tahu karena dia tidak membuka undangan tersebut.Yvonne penasaran, lalu membuka undangan yang diberikan oleh Leah. Yvonne langsung menegakkan tubuh saat membaca nama Neil yang tertera di halaman undangan. "Neil menikah?"Kemudian Yvonne melihat nama mempelai wanita yang akan dinikahi Neil. "Yasmine Lokra."Jadi ini wanita yang dihamili Neil?Raut wajah Yvonne terlihat masam. Cepat sekali Neil berpindah hati, padahal Neil dan Anas baru berpisah beberapa hari yang lalu. Anas pasti sedih kalau mengetahui pernikahan Neil."Hah ...." Yvonne menghela napas.Shawn tidak bergeming. Meskipun bersahabat, Shawn tidak pernah mencampuri kehidupan pribadi Neil. Shawn juga berharap Yvonne tidak banyak bertanya."Neil sudah dewasa, dia bisa membuat keputusan sendiri. Kamu tidak perlu cemas," kata Shawn kepada Yvonne.Yvonne tahu teorinya, tetapi dia turut sedih setiap mengingat Anas. "Aku nggak peduli sama pernikahan Neil, aku mencemaskan
"Sini, mendekat! Kuberi tahu." Shawn tersenyum licik.Yvonne mendekat dengan ragu-ragu sambil menjulurkan kepalanya.Kemudian Shawn menarik pinggang Yvonne dan mendekapnya dengan erat.Yvonne menahan dada Shawn, wajahnya tampak memerah. "Kamu mau ngapain?""Memberi tahu alasan aku tersenyum." Shawn berbisik di telinga Yvonne, nada bicaranya terdengar nakal dan menggoda. "Apakah aku menularkan kepintaranku di tempat tidur?"Yvonne tersipu malu, dia memelototi Shawn dan membentaknya. "Kamu ... nggak tahu malu!"Shawn tersenyum. "Ngapain mesti malu? Kalau aku malu-malu, kita tidak akan punya anak."Yvonne tercengang, bukankah Shawn adalah pria dingin yang arogan? Kenapa sekarang dia justru berperilaku seperti pria mesum?"Sudah, jangan bercanda! Cepat cari dokter untuk membaca hasil CT-Scan ibumu." Yvonne ketakutan melihat Shawn yang bersikap centil.Shawn merasa bisa menjadi dirinya sendiri setiap bersama Yvonne."Em." Shawn sengaja bercanda dengan Yvonne untuk melupakan keresahannya. Na