Sesaat mendengar suara gagang pintu, Niko kembali memejamkan mata dan berpura-pura tidur.Yvonne dan Samantha tidak mencurigai Niko, mereka memaklumi kesedihan yang dirasakan Niko."Niko, ayo bangun, makan dulu. Kamu pasti lapar." Samantha mengusap bahu Niko."Aku nggak lapar, aku mau sendiri." Ekspresi dan suara Niko sangat dingin.Samantha ingin membujuk Niko, tetapi Yvonne mencegatnya. "Bu, biarkan Niko menenangkan diri.""Baiklah." Samantha mengurungkan niatnya dan berpesan. "Niko, makanannya ada di sini. Makanlah kalau lapar.""Hah." Samantha menghela napas panjang."Ayo, kita keluar. Biarkan Niko istirahat." Yvonne menarik Samantha.Setelah menutup pintu ruangan, Yvonne berkata kepada Samantha, "Niko memerlukan waktu untuk mencerna semua ini. Bu, jangan paksa Niko makan. Kayla adalah ibunya, dia pasti masih terpukul.""Aku tahu, tapi kondisinya masih lemah. Dia harus makan."Yvonne merasa Samantha terlalu baik. Bagaimanapun Niko adalah anaknya Kayla, wanita yang telah menghancurk
Xavier buru-buru menyusul Shawn ke lift.Begitu mendengar laporan Xavier, Shawn menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. "Apa?""Bagaimana Quinn bisa kepikiran menangkap Caroline?" Xavier bingung."Ponselnya!" Shawn mengambil ponsel Xavier dan bertanya kepada Quinn, "Apa maumu?""Aku dengar Caroline ada orang yang menyelamatkanmu dari kolam? Seandainya waktu itu kamu mati, semua harta yang kamu miliki sekarang akan menjadi milik anakku. Wanita ini menghancurkan semua rencanaku! Apakah menurutmu aku akan membebaskannya?" Quinn tertawa."Apa maumu?" tanya Shawn."Baiklah, aku nggak punya waktu untuk berbasa-basi. Bagaimanapun Caroline adalah penyelamatmu, aku ingin menukarnya dengan kebebasan putraku. Bagaimana?" tanya Quinn.Quinn tahu bahwa Caroline menyukai Shawn. Quinn tidak benar-benar menangkap Caroline, semua ini hanya sandiwara. Caroline telah menyetujui ajakan Quinn untuk bekerja sama.Quinn memanfaatkan status Caroline sebagai "penyelamat" untuk mendesak Shawn membebask
Shawn tidak berhenti saat mendengar teriakan Caroline, dia melangkah pergi tanpa ragu.Caroline menangis dan berteriak histeris.Xavier bingung, dia tahu bahwa Shawn bukanlah orang yang tidak tahu berterima kasih. Caroline adalah orang yang pernah menyelamatkannya, bagaimana Shawn tega melihat Caroline ditindas?"Pak?" panggil Xavier.Shawn membuka pintu mobil sambil berkata, "Beri tahu Quinn, aku tidak akan mencampuri masalah anaknya."Shawn sengaja bersikap dingin, dia curiga jangan-jangan Quinn dan Caroline bekerja sama untuk bersandiwara dan menipu Shawn.Semua ini memang hanyalah sandiwara belaka. Quinn berjanji kepada Caroline tidak akan menyakitinya, tetapi semua itu hanyalah ucapan manis belaka.Untuk membuat Shawn percaya, Quinn terpaksa harus mengorbankan Caroline. Karena telah memutuskan untuk bekerja sama dengan Quinn, Caroline berpotensi kehilangan kesuciannya.Saat Xavier kembali ke dalam, dia sudah telambat. Suara Caroline terdengar sangat menyedihkan, tetapi Xavier teta
Shawn ingin menghabisi Quinn, tetapi ini bukanlah saat yang tepat."Jangan mengotori tangan sendiri." Shawn memiliki pertimbangan tersendiri. "Ayo, pergi."Xavier berhenti berbicara, lalu menyalakan mobil dan beranjak pergi. Mereka mengantar Caroline ke rumah sakit. Walaupun tidak terluka, kesuciannya ....Caroline tetap harus menjalani pemeriksaan.Selama ini Shawn bersikap dingin kepada Caroline. Sesaat melihat Shawn yang begitu perhatian dan memedulikannya, Caroline merasa sangat tersanjung.Caroline melupakan pesan Quinn. Meskipun Caroline berpura-pura sedih, penampilannya sama sekali tidak membuat orang lain bersimpati."Masa depanku hancur, huhu ...." Caroline menangis."Sayang sekali." Ekspresi Shawn terlihat datar."Hah? Apa maksudmu?" Caroline mengangkat kepalanya."Kamu lumayan cantik, padahal kamu bisa menikah dengan pria kaya raya. Tapi pria mana yang bisa menerima keadaanmu sekarang?" Shawn menatap Yvonne dengan sinis. "Kamu tidak mungkin berpikir aku akan menyukai wanita
Shawn menoleh ke belakang.Caroline ketakutan dan bergegas melepaskan tangannya."Kamu tetap boleh bekerja di kantor," kata Shawn dengan dingin."Serius?" Caroline terkejut, dia tidak memercayai yang didengarnya."Kalau Quinn tanya ....""Aku mengerti." Kali ini otak Caroline bekerja sangat cepat. "Kalau dia tanya, aku akan bilang kamu memperlakukanku dengan baik.""Em." Shawn mengangguk."Lalu bagaimana caranya aku membalas dendam?" tanya Caroline."Dapatkan dulu kepercayaannya. Nanti aku akan mengajarimu cara balas dendam," jawab Shawn."Serius?" tanya Caroline dengan antusias."Iya."Caroline senang mendengarnya. Untuk sementara ini, dia bisa melupakan semua insiden mengerikan yang terjadi.Xavier menundukkan kepala, dia memahami maksud tindakan Shawn. Shawn ingin memanfaatkan Caroline untuk menyerang Quinn.Harus diakui, strategi yang digunakan Shawn sangat hebat. Dia memang cerdas."Istirahatlah." Shawn membalikkan badan dan pergi.Xavier mengikuti di belakang sambil berbisik, "Ba
Niko mengangkat kepalanya. Seketika dia pun membelalak dan kedua pupilnya menyusut. "Ini ....""Ayah memang berniat untuk memberikan perusahaan kepadamu, tapi Ayah nggak bisa memberikannya secara langsung. Ayah merasa kamu masih terlalu muda dan belum berpengalaman. Aku sudah pergi ke kantor, aku tahu kemampuan dan kerja kerasmu. Dio masih kecil, aku ingin meluangkan lebih banyak waktu untuk menemaninya. Lagi pula kamu tahu, cita-citaku adalah menjadi dokter, aku nggak tertarik dengan perusahaan."Yvonne sengaja berbicara seperti itu, dia ingin memberi tahu Niko bahwa dirinya tidak tertarik dengan perusahaan. Setelah menyerahkan semuanya, Yvonne tidak akan mencampuri urusan perusahaan lagi.Bukannya bahagia, Niko justru mencurigai Yvonne. Kenapa tiba-tiba Yvonne menyerahkan perusahaan kepadanya? Apakah karena Yvonne tahu bahwa Shawn yang telah membunuh Kayla?"Kak, aku masih muda. Lagi pula Ayah menyerahkannya kepadamu." Niko lanjut menyantap makanannya.Yvonne mengetahui apa yang diin
Di dalam foto tersebut terlihat Shawn yang tidak sendirian, dia bersama seorang wanita.Yvonne mengerutkan alis, wanita itu adalah ... Caroline?Shawn tampak berdiri di depan ruang rawat, sedangkan Caroline menarik lengannya. Wajah Shawn menoleh ke belakang sehingga Yvonne tak dapat melihat ekspresinya.Yvonne tidak marah maupun kesal. Satu hal yang pasti, ada seseorang yang sengaja mengirimkan foto ini agar Yvonne melihatnya. Alasannya mudah, orang tersebut ingin mengadu domba hubungan Shawn dan Yvonne.Yvonne tidak bisa dijebak dengan mudah, dia akan meminta penjelasan Shawn.Yvonne mematikan ponsel dan menyimpannya ke dalam saku. Kemudian Yvonne menatap ke arah jendela, perasaannya terasa gelisah dan cemas. Dia merasa terlalu banyak masalah yang terjadi dalam satu waktu.Namun Yvonne adalah wanita yang rasional, dia tahu ada yang sengaja ingin merusak hubungannya dengan Shawn.Meskipun begitu, sedikit banyak Yvonne tetap merasa khawatir. Bagaimanapun Caroline adalah wanita yang cant
Shawn menggenggam erat tangan Yvonne. "Aku akan memberikan pernikahan yang kamu inginkan."Yvonne tersenyum sambil menjawab dengan bercanda, "Tenang saja, aku akan memerasmu untuk mengadakan pesta yang mewah."Sebelum Shawn menjawab, Yvonne mengganti topik pembicaraan. "Hari ini kamu ke mana?""Ke kantor." Selama ini Yvonne jarang menanyakan kegiatan Shawn. Shawn tertawa sambil bertanya, "Kenapa? Kamu takut aku menemui wanita lain?"Yvonne menjawab, "Iya, aku takut kamu direbut wanita lain."Shawn tertawa, suaranya terdengar serak dan berwibawa.Yvonne memelototi Shawn. "Kenapa ketawa? Ada yang lucu?""Aku menyukaimu," jawab Shawn.Yvonne tidak menghiraukan Shawn, lalu menceritakan masalah Niko kepadanya, "Aku telah menyerahkan perusahaan ayahku kepada Niko. Sekarang Kayla sudah nggak ada, Niko harus berjuang sendiri. Aku harap kesibukan di kantor bisa membantu untuk melupakan kesedihannya."Yvonne merasa perlu menceritakan hal ini kepada Shawn. Bagaimanapun mereka telah memutuskan unt