"Baiklah, terserah kamu." Shawn tersenyum, dia tak berdaya menghadapi bujukan dan manjanya Yvonne.Yvonne tersenyum lebar."Senang?" Shawn mengangkat alisnya."Aku ingin lihat apa yang bakal dilakukan Olivia," jawab Yvonne.Shawn melirik Yvonne, wanita ini sangat menyukai tantangan yang berbahaya. Meskipun khawatir, Shawn menyukai wanita yang pemberani. Shawn tidak menyukai wanita penakut, dia lebih mengagumi wanita cerdas yang tegas.Yvonne adalah wanita yang sempurna, dia memiliki sisi yang kuat, tetapi juga memancarkan kelembutan seorang ibu.Sesampainya di supermarket, Yvonne beranjak masuk dan mengambil troli untuk berbelanja. Selama ini Shawn hanya tahu beres, dia tidak pernah berbelanja sendiri.Shawn mengikuti Yvonne dengan diam. Yvonne mendorong troli sambil menggandeng Shawn, seolah takut kalau pria ini akan menghilang. "Kamu nggak pernah datang ke supermarket, ya?""Jarang," Shawn menjawab dengan singkat."Kalau nggak pernah, ngaku saja. Kamu terlahir di keluarga konglomerat
Yvonne menatap punggung Olivia sambil tersenyum sinis. Yvonne ingin lihat apa yang sedang direncanakan Olivia.Ketika Yvonne menunggu di ruang istirahat, seseorang mendekatinya untuk mengajak ngobrol. "Kamu guru tari, ya?"Yvonne menggelengkan kepala. "Bukan.""Kamu juri?"Orang yang mengajak Yvonne mengobrol adalah seorang pria. Pria ini juga adalah seorang juri sekaligus penari. Biasanya penari pria memiliki postur yang tinggi dan ramping, penampilannya juga rapi serta bersih.Ketika hendak menjawab, Yvonne melihat Olivia yang berjalan menghampiri. Yvonne menjawab dengan suara kecil, dia kelihatan tidak enak hati, "Aku juri pengganti.""Oh, pantas saja aku tidak mengenali kamu," jawab pria itu.Yvonne menundukkan kepala. "Ini adalah pertama kalinya aku jadi juri. Aku tidak mengerti apa-apa.""Tenang, natni kamu duduk di sampingku saja." Pria ini sangat ramah.Yvonne menjawab dengan lembut, "Terima kasih.""Kok kamu kelihatan takut banget? Tugas juri tidak susah, kamu hanya perlu meni
Sebelum pembawa acara selesai bicara, kegaduhan telah terjadi di lokasi kompetisi.Para peserta tampak kecewa, sedangkan orang tua yang mendampingi juga ikut protes. Mereka telah bersusah payah bersaing sejauh ini, tapi alhasil penilaian malah tidak bisa digunakan?"Apa maksud kalian? Anak kami berlatih mati-matian, mereka juga susah payah bersaing sampai di babak ini. Kenapa penilaian akhir tidak bisa digunakan?""Iya, jangan mengubah aturan seenak hati! Kami sudah siap-siap sejak pagi-pagi sekali, kita semua sama-sama capek.""Kenapa penilaian tidak bisa digunakan? Apa yang terjadi? Jelaskan pada kami!"Para orang tua protes dan berteriak untuk meminta penjelasan."Semuanya, mohon tenang dulu. Begini, kami baru mendapatkan informasi bahwa salah satu juri bukanlah orang yang memenuhi kualifikasi. Makanya penilaian kali ini dianggap tidak sah."Kegaduhan di ruang kompetisi makin menjadi-jadi."Apa? Kok bisa orang yang tidak memenuhi kualifikasi malah jadi juri?""Ini salah kalian, kena
"Aku berani jamin, kamu pasti tidak bisa menari. Akui saja kesalahanmu, kamu telah merugikan usaha para murid yang berlatih keras untuk kompetisi ini. Aku ingin tahu, bagaimana kamu bisa menjadi juri padahal tidak memenuhi kualifikasi?" kata Olivia dengan angkuh dan sinis.Semua berjalan sesuai rencana Yvonne."Pasti dengan menggunakan tubuh ...."Sebelum orang itu selesai bicara, Yvonne menoleh dan menatapnya dengan dingin. Seketika orang itu pun terkejut dan ketakutan menghadapi tatapan Yvonne.Bahkan juri pria yang berada di samping Yvonne juga terkejut melihat tatapannya.Yvonne yang tadinya bersikap lembut dan lemah tampak berubah menjadi orang lain. Sikap Yvonne sekarang berbeda dengan sebelumnya, tatapannya mengerikan dan tegas."Bagaimana kalau aku bisa menari?" Yvonne bertanya kepada Olivia.Olivia tidak percaya "Kalau kamu bisa menari, aku akan mengelap seluruh bangunan ini dengan menggunakan tangan.""Yakin? Jangan ingkar janji." Yvonne menyeringai sinis.Olivia mengira kala
Olivia marah hingga sekujur tubuhnya gemetar. "Kamu sengaja, kamu sengaja!"Gedung ini sangat besar, bagaimana Olivia sanggup membersihkannya? Apalagi mau ditaruh di mana wajah Olivia? Bagaimanapun dia bekerja di Pusat Budaya. Bagaimana orang lain akan memandangnya?Olivia menjebak Yvonne karena Yvonne yang lebih dulu memanfaatkannya. Karena memercayai Yvonne dengan mudah, Olivia malah mencelakai Thiago.Olivia tidak terima, makanya dia menyusun rencana untuk mempermalukan Yvonne, tapi tidak disangka semua kemalangan malah berbalik kepada dirinya.Saat ini rasanya Olivia ingin mencekik Yvonne!Yvonne mendekati Olivia dan berbisik, "Kamu nggak perlu membersihkan gedung ini, tapi jawab pertanyaanku dengan jujur.""Apa?" Sesaat mendengar pertanyaan Yvonne, Olivia pun merasa adanya harapan."Kamu yang mengirimkan pesan kepada Niko? Kamu juga yang mengeluarkan Kayla dari penjara dan menyembunyikannya?" tanya Yvonne.Olivia kebingungan mendengar pertanyaan Yvonne. "Siapa Niko? Siapa Kayla?"
Juri ini datang untuk mengembalikan pakaian Yvonne yang ketinggalan. Ketika melihat Olivia menjambak rambut Yvonne, sebenarnya juri ini ingin membantu, tetapi dia terlambat."Bajumu," kata juri pria.Ketika Yvonne mengulurkan tangan, Shawn menyerobot dan mengambil pakaian yang diberikan. Shawn sama sekali tidak berterima kasih, dia justru menatap juri pria dengan dingin.Saat Yvonne menari, Shawn melihat gelagat juri pria ini. Juri ini menyaksikan tarian Yvonne dengan penuh kekaguman.Shawn merasa kalau juri pria ini hanya mencari-cari alasan untuk mendekati Yvonne.Yvonne merasa Shawn tidak sopan, dia tidak enak hati kepada juri pria yang telah banyak membantunya."Terima kasih atas bantuanmu hari ini," kata Yvonne sambil tersenyum."Sama-sama." Juri pria melirik ke arah Shawn. "Ini ....""Suamiku," jawab Yvonne.Hari ini Shawn berpakaian sangat sederhana. Juri pria ini memperhatikan Shawn dari ujung kepala hingga ujung rambut. Selain tampan dan tinggi, dia tidak ada yang spesial di d
"Kenapa kamu tersenyum? Apa yang lucu?" Yvonne mengangkat alisnya."Tidak ada yang lucu." Shawn menggelengkan kepala. "Aku sedang mentertawakan diriku sendiri. Bisa-bisanya aku termakan jebakan ayahmu."Sesaat mencerna jawaban Shawn, Yvonne baru sadar dan ikut tertawa. "Apakah kamu menyukai aku?"Shawn menjawab dengan serius, "Aku menyukaimu, aku menyukai dirimu secara utuh."Meskipun Yvonne tidak memiliki semua bakat tersebut, Shawn tetap akan mencintainya. Hanya saja, semua bakat yang dimiliki membuat diri Yvonne tampak lebih menarik dan memesona.Setelah bercanda, Yvonne kembali membahas masalah utama. "Olivia pasti nggak bakal tinggal diam. Ke depan entah apa lagi yang akan dilakukannya.""Xavier akan mengutus orang untuk mengawasi Olivia," kata Shawn dengan tenang. Shawn tidak kelihatan cemas, baginya ini bukanlah masalah besar.Yvonne sadar bahwa dirinya tidak bisa membantu terlalu banyak. "Aku nggak bisa membantu apa-apa, tapi aku akan berusaha untuk tidak menambah masalah.""Oh
Niko buru-buru menyimpan ponselnya. "Nggak ada.""Sungguh?" Yvonne memberikan segelas air kepadanya.Yvonne tidak memercayai jawaban Niko, anak ini jelas berbohong.Niko tidak berani menatap Yvonne dan bergegas mencari alasan. "Aku senang karena masalah kantor sudah beres."Yvonne mengangguk. "Kamu melakukannya dengan sangat bagus.""Tapi kamu yang memberikan ide." Sejujurnya Niko agak iri, seandainya dirinya sepintar Yvonne.Harus diakui, keputusan Calvin untuk menyerahkan perusahaan kepada Yvonne sangatlah tepat. Meskipun tidak memiliki dasar bisnis, kemampuan Yvonne untuk mempelajari sesuatu sangat cepat."Umurku lebih tua, yang aku lalui juga lebih banyak. Beberapa tahun lagi kemampuanmu pasti melebihi aku." Yvonne menyemangati Niko.Sejak Calvin meninggal, Niko berubah menjadi anak yang lebih dewasa dan mandiri.Niko tersenyum lembut. "Kamu masih harus menjaga Dio, pulanglah! Di sini ada perawat yang menjagaku.""Em. Kalau ada apa-apa, segera hubungi aku." Yvonne bangkit berdiri d