Entah sejak kapan Graham naik ke atas kapal. Ketika melihat Olivia yang ingin menampar Yvonne, Graham langsung berteriak untuk menghentikannya.Sesaat menoleh, Olivia terkejut melihat keberadaan Graham. Olivia masih mengingat Graham. Saat berada di rumah sakit, Thiago bersikap sangat sopan kepada Graham.Olivia langsung menurunkan tangannya dan mundur ke belakang Thiago.Graham berjalan ke arah Thiago sambil memegang tongkat. "Ikut aku!"Sebagai seorang cucu, Thiago tidak mungkin membantah perintah Graham. Sebelum pergi, Thiago memberikan isyarat kepada para pengawalnya untuk mengawasi Yvonne.Para pengawal mengangguk, lalu menahan Yvonne.Sesampainya di dalam kontainer, Graham berkata kepada Thiago, "Mumpung belum terlambat, lepaskan Yvonne dan anaknya ....""Mumpung belum terlambat? Apa maksud Kakek?" Thiago memotong ucapan Graham.Tanpa menunggu Graham menjawab, Thiago melanjutkan, "Memangnya Kakek bisa membujuk Shawn?"Seketika ekspresi Graham langsung berubah menjadi masam. "Asalk
Saking marahnya, sekujur tubuh Yvonne sampai bergetar hebat.Kemudian Yvonne meletakkan Dio ke atas tempat tidur, lalu berjalan ke hadapan Thiago dan menampar wajahnya. Gerakan Yvonne terlalu cepat, semua orang tercengang saat melihat Yvonne menampar Thiago.Ketika salah seorang pengawal ingin menghentikan Yvonne, dia terlambat dan membeku di tempat."Plak!" Terdengar suara tamparan yang nyaring.Saking kerasnya tamparan yang dilayangkan, tangan Yvonne sampai mati rasa. Yvonne mengerahkan seluruh tenaganya untuk memukul Thiago."Yvonne!" Olivia marah melihat Yvonne menampar Thiago. Olivia mendorong Yvonne sambil membentaknya, "Beraninya kamu menampar Thiago!"Yvonne menjawab dengan kedua mata memerah, "Kenapa aku harus takut? Kalau terjadi sesuatu kepada anakku, aku akan menghabisinya!""Kalau kamu berani menyentuhnya, aku nggak akan melepaskanmu!" Olivia memelototi Yvonne.Setelah mengetahui bahwa Thiago mengakhiri hubungan mereka untuk melindunginya, Olivia makin mencintai Thiago. Ol
Yvonne panik dan berusaha mengentakkan kakinya. Namun dia tidak berdaya, kedua tangan dan kakinya dipegang dengan erat.Yvonne sangat ketakutan dan berteriak, "Tolong, tolong!"Yvonne tak bisa tenang, kondisi ini tidak mengizinkannya untuk bersikap tenang. Jumlah pengawal ini terlalu banyak, mereka semua menatap Yvonne seperti binatang buas yang haus akan darah."Ayo, teriak lebih keras! Aku malah makin bersemangat." Kepala pengawal melepaskan pakaiannya sendiri.Ketika hendak kembali menindih Yvonne, terdengar dentuman pintu kontainar yang ditendang.Kepala pengawal berkata dengan kesal, "Orang buta mana yang ...."Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, tampak sebuah bayangan hitam yang memelesat di hadapannya. Dalam sekejap mata, kepala pengawal pun terpental hingga menabrak pelat besi kontainer dan jatuh sambil merintih kesakitan."Siapa kalian?"Kemunculan orang-orang asing ini terlalu tiba-tiba. Para pengawal Thiago belum menyadari bahaya yang dihadapi, mereka malah bertanya deng
Ketika Yvonne dan Shawn meninggalkan kontainer, mereka berpapasan dengan Thiago yang berlari mendekat.Sesaat mendengar keributan yang terjadi, Thiago buru-buru datang untuk mengecek apa yang terjadi.Begitu melihat Shawn yang berhasil menyelamatkan Yvonne dan anaknya, raut wajah Thiago langsung berubah menjadi masam. "Bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini?"Tadinya Thiago yakin kalau Shawn tidak mungkin bisa menemukan tempat ini. Thiago tahu jelas bagaimana cara Xavier menyelidiki sesuatu, makanya dia yakin kalau Xavier tidak akan pernah menemukannya.Thiago bingung, bagaimana cara Xavier menemukan tempat ini? Apakah Thiago melakukan kesalahan yang menyebabkan keberadaannya terungkap?Tiba-tiba Olivia menyadari sesuatu, dia menatap Yvonne dan bertanya, "Kamu pelakunya? Saat berada di dalam taksi, kamu sempat mengeluarkan ponselmu. Kamu yang membocorkannya?"Thiago menggertakkan giginya. "Kamu telah merusak rencana indahku!"Yvonne menjawab dengan ketus, "Rencana indah? Semua perbua
Suara sirene semakin dekat, para penjudi yang sedang asyik bermain di dalam kontainer pun panik dan berlari keluar. Saat melihat Thiago, mereka pun bertanya, "Kenapa ada suara sirene polisi?"Kasino ini adalah judi ilegal. Mereka semua panik karena takut tertangkap."Kalau nggak mau tertangkap, tutup mulut kalian!" bentak Thiago.Thiago mendorong kerumunan yang menghalanginya, lalu berjalan ke hadapan Shawn dan berkata, "Kalau sampai masalah ini tersebar, reputasimu juga jadi taruhannya! Jangan lupa, kamu adalah anggota Keluarga Jamison. Apakah kamu nggak takut merusak nama baik keluarga?"Judi adalah bisnis yang ilegal, tetapi Thiago malah mendirikan kasino secara diam-diam. Semua orang mengetahui identitas Thiago. Jika masalah ini sampai tersebar, Thiago akan diadili dan kemungkinan dipenjara. Sebagai salah satu anggota Keluarga Jamison, Shawn tentu juga akan terkena imbasnya."Apakah kamu nggak berpikir sebelum bertindak?" tanya Thiago.Shawn menatapnya sambil menyeringai sinis. "Ap
Dokter sontak terkejut, dia ketakutan melihat tatapan Shawn. "Di bagian poli anak ada susu formula. Mari, aku antar ke sana."Yvonne mengangguk. Sayangnya Dio juga menolak untuk meminum susu formula yang disediakan rumah sakit. Dia menangis hingga tenggorokannya serak.Sebagai seorang ibu, Yvonne langsung menyadari bahwa Dio tidak menyukai rasa susu ini. Tak ada cara lain, Dio terpaksa harus menahan rasa laparnya hingga tiba di rumah Keluarga Staford.Di dalam perjalanan, Shawn kelihatan cemas dan gugup. "Apakah anak kita baik-baik saja?"Ini adalah pertama kalinya Shawn berinteraksi dengan anak bayi. Masalahnya Dio belum bisa berbicara, Shawn sendiri pun tidak tahu harus berbuat apa."Cepat sedikit!" Shawn mendesak sopirnya.Sopir pun tak berdaya, jalanan agak ramai dan macet. Bagaimanapun, keselamatan adalah nomor satu.Setelah menempuh perjalanan cukup lama, akhirnya mereka tiba di rumah Keluarga Staford.Di rumah tidak ada orang. Niko pergi ke kantor, sedangkan Samantha entah pergi
Shawn berdiri dengan tegak dan menjawab dengan lantang, "Benar!"Seketika ekspresi Graham sontak terlihat muram. Hal yang paling berharga bagi Graham adalah kehormatan dan reputasi Keluarga Jamison.Graham menyerahkan seluruh harta Keluarga Jamison kepada Shawn untuk meredakan kemarahannya. Bagaimanapun Graham tidak ingin aib keluarganya tersebar dan menjadi bahan gosip masyarakat. Graham takut kalau Shawn akan memperbesar masalah yang ada di dalam keluarga ini."Kamu sadar dengan tindakanmu?" Graham jarang bersikap keras di hadapan Shawn. Bisa dibilang ini adalah pertama kalinya.Shawn menyeringai sinis, senyumannya tampak dingin dan dipenuhi ketidakpuasan. "Kakek tahu Thiago menculik istri dan anakku, tapi Kakek tidak mencegahnya atau memberitahuku. Aku justru ingin tanya, apa maksud Kakek menelantarkan anak dan istriku? Apakah Kakek mendukung perbuatan Thiago? Atau jangan-jangan Kakek ikut membantu Thiago?"Graham terkejut mendengar pertanyaan Shawn. "Kamu ... kamu tahu dari mana?"
Yvonne mengangkat kedua alisnya, dia tidak memercayai ucapan Shawn.Jika memang tidak ada apa-apa, kenapa Jackal terus-menerus menelepon dan mendesak Shawn? Namun karena Shawn tidak mau bercerita, Yvonne juga tak ingin memaksanya."Kamu nggak ke kantor?" tanya Yvonne."Tidak." Tiba-tiba Shawn langsung memeluk Yvonne. Awalnya Yvonne berusaha memberontak, tetapi Shawn malah mendekapnya makin erat. "Jangan bergerak, aku cuma ingin memelukmu sebentar."Yvonne tertegun, dia diam dan berhenti memberontak. Yvonne duduk, sedangkan Shawn memeluknya sambil berdiri. Saat didekap, wajah Yvonne menempel di bagian perut Shawn.Yvonne dapat merasakan kesedihan di diri Shawn. Yvonne pun mengulurkan tangannya dan memeluk pinggang Shawn sambil bertanya, "Ada apa?"Shawn tidak menjawab, dia terus mengusap kepala Yvonne. Dengan memeluk Yvonne, hati Shawn terasa lebih hangat dan tenang."Untungnya kamu adalah wanita pada malam itu," kata Shawn dengan suara kecil.Sekujur tubuh Yvonne sontak terasa membeku.