"Kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Yvonne.Olivia mengerti maksud pertanyaan Yvonne. Dia menjawab sambil tersenyum kecut, "Walaupun belum lama berpacaran, kami melewati setiap hari dengan bahagia. Dia sering menonton pertujukan teaterku, membawaku ke restoran yang enak, menggandeng tanganku, memelukku sambil menonton ...."Olivia tak sanggup membendung air matanya saat mengingat kenangan bersama Thiago."Sebenarnya aku sadar, kami berdua tidak akan pernah bisa menikah. Latar belakang keluarga kami berbeda jauh. Dia berasal dari keluarga konglomerat, Tuan Muda Keluarga Jamison, sedangkan aku hanyalah wanita biasa yang tidak punya apa-apa. Bagaimana mungkin keluarganya bersedia menerimaku?""Aku ... aku hanya kaget, perpisahan ini terlalu tiba-tiba. Tapi di sisi lain aku sadar, cepat atau lambat kami pasti harus berpisah.""Kenapa dia tiba-tiba mengakhiri hubungan kalian?" Yvonne berlagak polos. "Dia punya wanita lain? Pria memang gampang berpindah hati."Olivia berusaha mengingat-ingat
"Kok kamu kelihatan kaget banget?" Olivia tidak memahami reaksi yang ditunjukkan Yvonne.Begitu menyadari responsnya yang berlebihan, Yvonne langsung mengganti nada bicaranya. Dia menjawab sambil tersenyum, "Aku hanyalah seorang dokter yang hobi menari, nggak pernah melihat atau terlibat sama perjudian, apalagi kasino ilegal. Aku agak kaget dan penasaran ...."Olivia menjawab, "Jaga rahasia ini, jangan beri tahu siapa pun. Bagaimanapun tempat kasino itu adalah bisnis ilegal. Kalau sampai ketahuan, pacarku bisa digugat pengadilan.""Em." Awalnya Yvonne menyetujui pemintaan Olivia, tetapi dia penasaran dan bertanya, "Dia memutuskan hubungan kalian secara sepihak. Kok kamu masih memedulikannya?""Bagaimanapun kami pernah bersama." Olivia menjawab dengan nada tak berdaya dan pasrah. "Aku nggak mau melihat dia dipenjara.""Bukannya kamu bilang dia adalah Tuan Muda Keluarga Jamison? Setahu aku, Keluarga Jamison memiliki uang dan kuasa." Yvonne sengaja berlagak polos."Aku nggak tahu detailny
Kalau tidak mendengarkan penjelasan Olivia, Yvonne pun tidak akan pernah menyangka ada kasino yang tersembunyi di dalam pelabuhan kargo."Ayo, kita masuk." Olivia mengajak Yvonne ke sebuah perahu kecil yang dijaga oleh dua orang petugas. Semua orang yang ingin memasuki kasino harus melewati perahu tersebut.Kedua petugas masih mengingat Olivia sehingga diberikan izin masuk. Namun mereka mencegat Yvonne dan berkata, "Kamu tidak boleh ikut.""Dia adalah temanku. Tenang saja, aku dan temanku tidak akan memberi tahu siapa pun mengenai tempat ini. Aku datang untuk menemui bos kalian, apakah dia ada di sini?" tanya Olivia.Setiap datang, semua orang menyaksikan sendiri kemesraan Thiago dan Olivia. Mereka tahu bahwa Olivia adalah kekasihnya Thiago.Setelah mendengar penjelasan Olivia, kedua petugas terpaksa mengizinkan Yvonne masuk ke dalam kapal. "Baiklah, tapi serahkan ponsel kalian."Olivia tahu aturannya, dia langsung mengeluarkan dan memberikan ponselnya kepada petugas tersebut. Berbeda
Seketika ekspresi Yvonne langsung terlihat gugup. Dari mana tangisan itu berasal?Yvonne bergegas mencari asal suara tersebut. Sesampainya di sebuah kontainer berwarna merah, Yvonne melihat Olivia dan Thiago berada di dalam sana. Selain mereka berdua, juga tampak seorang wanita yang menangis tersedu-sedu.Apakah suara tadi adalah tangisan wanita itu? Yvonne mengerutkan alis, wanita itu masih kelihatan sangat muda. Apakah wanita tersebut adalah wanita yang dicari Thiago?"Siapa yang menyuruhmu datang? Hmm?" Ekspresi Thiago terlihat sangat muram, dia memelototi Olivia dengan marah.Thiago sengaja memutuskan hubungannya dengan Olivia karena takut kalau Shawn akan memata-matai Olivia. Thiago sangat murka, dia khawatir kalau Shawn akan mengetahui bisnis ilegal ini, tetapi Olivia malah datang ke sini.Olivia bingung melihat kemarahan Thiago. Olivia mengira kalau Thiago marah karena Olivia telah melabrak "kekasih baru" Thiago. Ini adalah pertama kalinya Olivia melihat Thiago semarah ini."Kam
Thiago bergegas mengejar Olivia dan bertanya, "Kamu memanggil siapa?"Olivia menjawab, "Yvonne. Kenapa?""Dia ada di sini?" Thiago mengernyit.Olivia bingung, apa lagi yang membuat Thiago marah? Kenapa raut wajahnya berubah saat mendengar nama Yvonne?"Yvonne adalah temanku, dia hanya menemaniku ke sini. Tenang saja, dia nggak akan memberi tahu siapa pun. Kami langsung pergi, nggak akan berlama-lama di kapal, kok," Olivia menjelaskan."Temanmu?" Dahi Thiago tampak berdenyut. "Kamu tahu dia siapa?"Olivia langsung memiliki firasat yang buruk. "Teman baruku ....""Teman baru?" Thiago menggertakkan giginya. "Kamu membawa teman barumu ke kapal?""Memangnya ada apa dengan Yvonne? Kenapa kamu marah?" tanya Olivia.Apakah Yvonne memiliki identitas khusus?"Dia adalah istrinya Shawn!" Thiago membentak Olivia. "Sudahlah, untungnya aku mengetahui keberadaannya sebelum dia membuat masalah. Dia nggak akan bisa kabur dari kapal ini!"Olivia tercengang mendengar jawaban Thiago. "Jadi ... dia sengaja
Entah sejak kapan Graham naik ke atas kapal. Ketika melihat Olivia yang ingin menampar Yvonne, Graham langsung berteriak untuk menghentikannya.Sesaat menoleh, Olivia terkejut melihat keberadaan Graham. Olivia masih mengingat Graham. Saat berada di rumah sakit, Thiago bersikap sangat sopan kepada Graham.Olivia langsung menurunkan tangannya dan mundur ke belakang Thiago.Graham berjalan ke arah Thiago sambil memegang tongkat. "Ikut aku!"Sebagai seorang cucu, Thiago tidak mungkin membantah perintah Graham. Sebelum pergi, Thiago memberikan isyarat kepada para pengawalnya untuk mengawasi Yvonne.Para pengawal mengangguk, lalu menahan Yvonne.Sesampainya di dalam kontainer, Graham berkata kepada Thiago, "Mumpung belum terlambat, lepaskan Yvonne dan anaknya ....""Mumpung belum terlambat? Apa maksud Kakek?" Thiago memotong ucapan Graham.Tanpa menunggu Graham menjawab, Thiago melanjutkan, "Memangnya Kakek bisa membujuk Shawn?"Seketika ekspresi Graham langsung berubah menjadi masam. "Asalk
Saking marahnya, sekujur tubuh Yvonne sampai bergetar hebat.Kemudian Yvonne meletakkan Dio ke atas tempat tidur, lalu berjalan ke hadapan Thiago dan menampar wajahnya. Gerakan Yvonne terlalu cepat, semua orang tercengang saat melihat Yvonne menampar Thiago.Ketika salah seorang pengawal ingin menghentikan Yvonne, dia terlambat dan membeku di tempat."Plak!" Terdengar suara tamparan yang nyaring.Saking kerasnya tamparan yang dilayangkan, tangan Yvonne sampai mati rasa. Yvonne mengerahkan seluruh tenaganya untuk memukul Thiago."Yvonne!" Olivia marah melihat Yvonne menampar Thiago. Olivia mendorong Yvonne sambil membentaknya, "Beraninya kamu menampar Thiago!"Yvonne menjawab dengan kedua mata memerah, "Kenapa aku harus takut? Kalau terjadi sesuatu kepada anakku, aku akan menghabisinya!""Kalau kamu berani menyentuhnya, aku nggak akan melepaskanmu!" Olivia memelototi Yvonne.Setelah mengetahui bahwa Thiago mengakhiri hubungan mereka untuk melindunginya, Olivia makin mencintai Thiago. Ol
Yvonne panik dan berusaha mengentakkan kakinya. Namun dia tidak berdaya, kedua tangan dan kakinya dipegang dengan erat.Yvonne sangat ketakutan dan berteriak, "Tolong, tolong!"Yvonne tak bisa tenang, kondisi ini tidak mengizinkannya untuk bersikap tenang. Jumlah pengawal ini terlalu banyak, mereka semua menatap Yvonne seperti binatang buas yang haus akan darah."Ayo, teriak lebih keras! Aku malah makin bersemangat." Kepala pengawal melepaskan pakaiannya sendiri.Ketika hendak kembali menindih Yvonne, terdengar dentuman pintu kontainar yang ditendang.Kepala pengawal berkata dengan kesal, "Orang buta mana yang ...."Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, tampak sebuah bayangan hitam yang memelesat di hadapannya. Dalam sekejap mata, kepala pengawal pun terpental hingga menabrak pelat besi kontainer dan jatuh sambil merintih kesakitan."Siapa kalian?"Kemunculan orang-orang asing ini terlalu tiba-tiba. Para pengawal Thiago belum menyadari bahaya yang dihadapi, mereka malah bertanya deng