"Bagaimana keadaan Neil?" Yvonne menoleh sesaat mendengar suara pintu.Shawn melepaskan kancing kemejanya sambil menjawab, "Kayaknya bakal mengundurkan diri dari rumah sakit dan kembali melanjutkan bisnis keluarga."Yvonne sedih mendengarnya. Neil adalah seorang dokter yang hebat, dia juga mencintai pekerjaannya. Neil pasti sedih harus melepaskan salah satu impiannya ini."Untuk mendapatkan sesuatu, ada hal lain yang harus dikorbankan." Shawn bisa membaca pikiran Yvonne. "Kamu tidak perlu mencemaskan dia."Yvonne membantu Shawn untuk melepaskan kancing kemejanya. "Aku nggak mencemaskan dia, kok."Hari ini Shawn merasa ada yang aneh dengan sikap Yvonne."Kamu mau mandi dulu?" tanya Yvonne."Em." Shawn mengangguk."Aku siapkan airnya." Yvonne beranjak ke kamar mandi.Shawn menarik tangannya dan bertanya, "Apakah kamu ada masalah?""Nggak." Yvonne tersenyum.Yvonne hanya ingin menjalani kehidupannya dengan harmonis. Dia lelah bertengkar terus.Shawn tersentuh melihat kelembutan Yvonne, di
Shawn memeluk tubuh Yvonne yang bergetar hebat dan berusaha menenangkannya. "Ada aku yang menemanimu."Air mata jatuh membasahi pipi Yvonne. Dengan suara terisak dan gemetar, Yvonne berkata, "Aku membencinya, tapi ... kenapa hatiku sakit?""Aku tahu," jawab Shawn.Bagaimanapun Calvin adalah ayahnya, sedikit banyak Yvonne masih menyayanginya."Aku ... mau menemuinya." Yvonne bangkit dengan tergesa-gesa."Tenang, jangan panik." Shawn membantu Yvonne memakai baju."Bagaimana aku nggak panik?" Yvonne berteriak histeris.Karena terlalu emosi, Yvonne melampiaskan kemarahannya kepada Shawn. Meskipun sedih, Yvonne tidak seharusnya meneriaki Shawn. "Maaf, maafkan aku."Tiba-tiba Yvonne memeluk Shawn sambil menangis histeris. Kedua bahu Yvonne sampai bergetar.Shawn memeluk sambil menepuk pundaknya. Setelah merasa lebih tenang, Yvonne mengenakan pakaian dan pergi ke rumah sakit.Yvonne tidak sempat bertemu Calvin untuk terakhir kalinya. Ketika Yvonne tiba, jasad Calvin sudah dibawa ke ruang jena
"Kamu nggak berhak menentukan kepada siapa warisannya akan diberikan. Kayla, aku akan menyelidiki alasan kematian ayahku hingga jelas! Kalau sampai kematiannya berkaitan dengan kamu, aku bersumpah, aku nggak akan melepaskan kamu," kata Yvonne dengan dingin."Kalau kamu berani merebut warisan anakku, aku juga nggak akan melepaskan kamu!" bentak Kayla."Bu ...."Niko ingin melerai Kayla dan Yvonne. Calvin baru meninggal, jenazahnya bahkan masih dingin. Jika melihat Kayla dan Yvonne bertengkar, bagaimana Calvin bisa pergi dengan tenang?"Niko, jangan biarkan otakmu dicuci! Aku adalah ibumu, Yvonne nggak ada hubungan kekeluargaan dengan kita." Kayla tidak senang melihat Niko yang terus membela Yvonne.Kayla merasa Niko bersikap seperti ini adalah karena ulah Calvin. Calvin telah memberikan ajaran yang salah kepada putranya.Bagaimanapun, Niko dan Yvonne adalah saudara tiri, mereka tidak memiliki hubungan darah. Ditambah, Kayla dan Calvin belum menikah. Jadi, sebenarnya Niko dan Yvonne pun
Cuaca di pagi hari agak dingin. Yvonne melingkarkan kedua tangannya di dada.Seharusnya Yvonne memberi tahu Samantha lebih awal. Sayang, Samantha tidak menemui Calvin di saat-saat terakhirnya.Calvin meninggalkan dunia ini dalam keadaan tidak bahagia. Entah apakah Calvin menyesali semua perbuatannya kepada Samantha?"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Shawn sambil memakaikan jaket ke tubuh Yvonne.Sesaat menoleh, Yvonne melihat wajah tampan Shawn yang baru bangun tidur. Yvonne menarik kembali tatapannya dan menjawab, "Aku baru menelepon ibuku. Harusnya aku membujuk Ibu untuk menemui Ayah, setidaknya mereka bertemu sebelum ayahku pergi ....""Kamu tidak salah, semua ini pilihan mereka," jawab Shawn. Jika dua orang saling mencintai, mereka tidak akan berpisah.Calvin memilih untuk menyakiti Samantha, siapa pun tidak bisa mencegatnya. Semua perbuatan Calvin membuat Samantha sakit dan memilih berpisah, ini merupakan keputusan yang lumrah. Setiap perbuatan pasti ada konsekuensinya.Jadi,
Ternyata orang yang menyelamatkan Yvonne adalah Niko."Niko!" Kayla berlutut dan memanggil anaknya dengan histeris.Kayla mengangkat dan menggeser lemari besi yang menimpa Niko, lalu menepuk-nepuk wajahnya sambil berkata, "Niko, bangun! Jangan membuatku takut. Huhu ...."Kayla benar-benar ketakutan, dia menangis tersedu-sedu. Niko adalah satu-satunya harapan Kayla, dia tidak sanggup melanjutkan hidup bila terjadi sesuatu kepada putranya.Kayla melakukan semua ini demi Niko. Jika Niko juga meninggal, apa artinya semua perjuangan Kayla selama ini?"Niko, di mana otakmu? Ngapain menyelamatkan wanita itu?" kata Kayla sambil menangis.Walaupun kakinya berdarah, Yvonne tidak berpikir panjang dan langsung menelepon ambulans.Ketika Yvonne merangkak mendekati Niko, Kayla mengira kalau Yvonne ingin mencelakai Niko. "Jangan sentuh putraku!"Sebenarnya Yvonne ingin mengecek keadaan Niko, tetapi Kayla malah mendorong Yvonne."Aku adalah dokter, aku nggak mungkin mencelakai putramu. Kalau nggak mau
Sebagai seorang ibu, Yvonne merasa gagal dan tidak bertanggung jawab.Selain tidak dapat memberikan keluarga yang utuh, Yvonne juga tidak berada di samping Dio untuk merawatnya."Ayahmu ...," kata Samantha.Yvonne tersadar dari lamunan, lalu menatap wajah Samantha yang agak bengkak. Yvonne tahu, Samantha pasti habis menangis."Bu, maafkan aku. Seharusnya aku membujuk Ibu agar mau datang menjenguk Ayah. Gara-gara aku, kalian tidak bisa bertemu untuk terakhir kalinya."Samantha tidak menyalahkan Yvonne. Saat Yvonne memberi tahu Samantha mengenai kondisi Calvin, Samantha sendiri yang memilih untuk mengacuhkannya."Aku membenci semua perbuatannya, tapi sekarang ayahmu sudah tidak ada. Aku ingin mengesampingkan semua kebencianku. Bagaimanapun kami adalah suami istri, aku harus mengantar kepergiannya." Samantha menghela napas."Dio masih kecil, sebaiknya kamu dan Dio pulang duluan. Aku bisa sendiri." Samantha menyerahkan Dio kepada Yvonne.Yvonne tidak tenang meninggalkan Samantha sendirian.
Sesaat melihat anak yang digendong Yvonne, Leah buru-buru menghampirinya dan bertanya, "Ini anak siapa?"Leah melirik Anas secara spontan, lalu menebak dan bertanya, "Nona Anas, ini anakmu?"Anas menatap Yvonne sambil tersenyum lembut dan menjawab, "Seandainya aku punya anak selucu ini .... Sayangnya aku belum beruntung.""Lalu anak siapa?" Leah penasaran."Anakku," jawab Yvonne."Nona, sejak kapan punya anak?" Leah membelalak dan bertanya, "Apakah dia anaknya Tuan?""Bukan." Yvonne menggelengkan kepala."Apa?" Leah terkejut mendengar jawaban Yvonne. "Nona, kalau bukan anak Tuan, lantas anak siapa?"Yvonne hanya diam. Di saat bersamaan, terdengar seseorang yang memanggilnya dengan suara penuh kemarahan, "Yvonne!"Sesaat menoleh ke belakang, Yvonne melihat Graham yang berdiri di depan pintu sambil memegang tongkat. Tampaknya Graham telah mendengar semua percakapan di antara Yvonne dan Leah."Ikut aku!" kata Graham dengan ekspresi muram.Kemudian Graham masuk ke dalam rumah dan langsung
Hati Yvonne sontak terasa sesak hingga kesulitan bernapas."Kenapa? Tidak bersedia cerai?" tanya Graham saat melihat ekspresi Yvonne. "Kamu mau menyuruh Shawn untuk menjadi ayah dari anak harammu? Apakah itu mungkin? Apakah Shawn akan menerimanya? Apakah Keluarga Jamison akan menerimanya?"Yvonne melupakan sesuatu, Shawn adalah pewaris Keluarga Jamison. Tak hanya kekayaan, Shawn juga bertanggung jawab menjaga martabat keluarga besar Jamison.Kalaupun Shawn bisa menerima keadaan Yvonne, apakah Graham tega melihat cucunya membesarkan anak dari hasil perselingkuhan istrinya?Jangankan keluarga sekaya Jamison, keluarga sederhana pun belum tentu mengizinkan putranya untuk menikahi Yvonne.Keluarga Jamison adalah keluarga konglomerat yang dihormati. Ada takhta dan harta yang berlu dilindungi. Graham tidak akan membiarkan Shawn menjadi bahan tertawaan masyarakat.Sekarang mata Yvonne benar-benar terbuka. Dia dan Shawn adalah dua orang yang berbeda, mereka tidak dapat bersatu.Seandainya Shawn