Share

Bab 155

Shawn memeluk tubuh Yvonne yang bergetar hebat dan berusaha menenangkannya. "Ada aku yang menemanimu."

Air mata jatuh membasahi pipi Yvonne. Dengan suara terisak dan gemetar, Yvonne berkata, "Aku membencinya, tapi ... kenapa hatiku sakit?"

"Aku tahu," jawab Shawn.

Bagaimanapun Calvin adalah ayahnya, sedikit banyak Yvonne masih menyayanginya.

"Aku ... mau menemuinya." Yvonne bangkit dengan tergesa-gesa.

"Tenang, jangan panik." Shawn membantu Yvonne memakai baju.

"Bagaimana aku nggak panik?" Yvonne berteriak histeris.

Karena terlalu emosi, Yvonne melampiaskan kemarahannya kepada Shawn. Meskipun sedih, Yvonne tidak seharusnya meneriaki Shawn. "Maaf, maafkan aku."

Tiba-tiba Yvonne memeluk Shawn sambil menangis histeris. Kedua bahu Yvonne sampai bergetar.

Shawn memeluk sambil menepuk pundaknya. Setelah merasa lebih tenang, Yvonne mengenakan pakaian dan pergi ke rumah sakit.

Yvonne tidak sempat bertemu Calvin untuk terakhir kalinya. Ketika Yvonne tiba, jasad Calvin sudah dibawa ke ruang jena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dinila Ikhsan
kasihan Yvonne.. untung Sdng baikkan dg Shawn jd ada yg menemani dan menguatkan. kalo mslh warisan sbnrnya Yvonne gak dpt jg msh bisa hdp enak dg Shawn. dasar aja si Kayla jahat dan serakah pikirannya. jadi jngn salahkan kalo Yvonne menuruti apa yg dia pikirkan.. untuk membalas kekesalan Krn ayahnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status