Share

Penyelidikan

Penulis: Anita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Jadi bagaimana, Dok? Apa yang sebenarnya terjadi pada Mbak Adinda?” tanya Rasya sigap saat dokter menyelesaikan pemeriksaan.

“Dalam istilah kedokteran, gejala yang terjadi pada Ibu Adinda disebut sebagai kontraksi palsu atau braxton hicks. Pada usia kandungan trimester ketiga, hal semacam ini memang bisa terjadi. Salah satu penyebabnya bisa karena kelelahan atau dehidrasi. Oleh karena itu Ibu Adinda harus menjaga pola istirahatnya ya,” jelas Dokter Sellia.

“Tapi apa bayi saya baik-baik saja, Dokter?” tanya Adinda memastikan.

“Sejauh ini kondisi bayinya sehat, Bu. Tidak ada masalah yang perlu dicemaskan. Tapi jika kontraksinya menjadi lebih sering muncul maka bisa diwaspadai. Apalagi jika sampai diikuti dengan pendarahan. Silahkan lakukan pemeriksaan lebih lanjut.”

“Baik, Dokter. Terima kasih,” ucap Adinda.

Setelah melakukan pemeriksaan dan dinyatakan baik-baik saja, mereka pun keluar dari ruangan. Adinda masih ditemani Rasya. Laki-laki itu tetap mengikuti langkah Adinda yang lebih pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta untuk Suami Kedua   Kecurigaan

    Rasya benar-benar kebingungan menghadapi tingkah Susan. Apalagi gadis itu semakin mempertanyakan hal-hal aneh yang lebih menjurus pada tuduhan. Sebenarnya Rasya bisa mengelak tegas seandainya dia memang tidak melakukan apa-apa. Tapi fakta yang dia sembunyikan mempengaruhi gerak-geriknya ketika harus mengatakan kebohongan.Rasya tidak ingin ada orang yang curiga apalagi sampai mengetahui apa yang terjadi antara dirinya dengan Adinda. Termasuk Susan sekalipun. Sebab Rasya yakin nantinya Susan akan berbicara pada keluarga mereka hingga kabar itu tersebar luas.Rasya bertanya apa saja yang sudah dilihat oleh Susan. Dengan gamblangnya Susan mengatakan bahwa dia melihat Rasya berjalan berdua dengan seorang perempuan hamil. Rasya berusaha mencairkan kecurigaan Susan.Rasya mengatakan bahwa perempuan yang dilihat Susan adalah teman dari Alvia. Dengan begitu tidak sepenuhnya dia berkata tidak jujur.“Aku tidak sengaja bertemu dengannya. Tadi dia sempat kesakitan karena mengalami kontraksi. Jad

  • Cinta untuk Suami Kedua   Kabar dari Alvia

    “Apa benar Rasya selingkuh?” tanya Regan memastikan.“Ya aku juga tidak tahu pastinya seperti apa. Aku hanya melihat Kak Rasya bersama seorang perempuan yang sedang hamil dan dia terlihat sangat perhatian. Itu saja,” jawab Susan sembari mengedikkan bahu.Regan tampak berpikir keras mendapat penuturan dari adiknya. Dia ikut memikirkan kemungkinan jika benar Rasya telah berselingkuh. Dia merasa kasihan pada Alvia jika hal itu benar terjadi.“Tunggu dulu. Bukankah bagus jika memang Rasya benar-benar berselingkuh? Aku bisa menggunakannya untuk menghancurkan hubungan Rasya dengan Alvia. Aku tahu Alvia mungkin akan sakit hati mendengarnya. Tapi bukankah memang itu yang aku inginkan? Aku harus memberitahu Alvia tentang kejadian ini,” ungkap batin Regan.Laki-laki itu tersenyum miring memikirkan rencana yang akan dia lakukan. Dia tidak sabar untuk segera mengeksekusinya. Sebenarnya Regan memang tidak suka pada hubungan Rasya dan Alvia.Bukan karena posisinya sebagai yang lebih tua telah didah

  • Cinta untuk Suami Kedua   Bimbang

    “Adinda pernah bercerita padaku bahwa sebelum menikah dia pernah menjadi korban pelecehan dan sekarang dia hamil. Bayi yang ada dalam kandungannya itu bukan anak dari suaminya melainkan anak dari laki-laki itu,” tutur Alvia jelas mengejutkan Rasya.Laki-laki itu hanya terpaku tanpa suara. Sejak tadi dia begitu bingung memikirkan cara untuk mencari tahu identitas bayi dalam kandungan Adinda. Tapi ternyata dengan mudahnya dia mendapatkan fakta itu dari Alvia.“Apakah Tuhan menjawab doaku tadi lewat pernyataan Alvia? Apakah ini tandanya aku telah diberi kesempatan untuk bertanggung jawab pada Adinda dan anak itu?” batin Rasya gusar. Kenyataan yang baru ia dengar terasa menampar.“Sya, apa kamu masih di sana?” tegur Alvia menyadarkan Rasya.“Oh iya, Al. Aku masih mendengarkanmu. Hanya saja aku sedikit terkejut. Aku tidak menyangka temanmu akan bernasib seperti itu,” balas Rasya berusaha menetralkan nada bicaranya. Dia pura-pura bersimpati atas cerita Alvia tentang Adinda.“Iya aku juga me

  • Cinta untuk Suami Kedua   Keteguhan Alvia

    “Kalau sampai itu terjadi, pasti Mbak Alvia akan sangat kecewa pada anda,” kata Andre memberi pendapat.“Itulah yang aku takutkan. Aku tidak ingin menyakiti Alvia yang sudah begitu baik selama ini,” balas Rasya membenarkan.“Ini bukan hanya tentang kebaikan Mbak Alvia. Tapi ini tentang perasaan cinta. Sejak awal anda mencintai Mbak Alvia. Kalian juga sudah bertunangan selama dua tahun. Apa kali ini anda akan menikahi perempuan lain hanya demi bertanggung jawab untuk kesalahan satu malam?”Pertanyaan Andre membuat Rasya terdiam. Dia kembali menelisik pada kedalaman hatinya. Tentang perasaan cinta yang tertuju pada siapa.Rasya memang mencintai Alvia. Tapi Rasya kemudian berpikir masa depan tidak selalu berhubungan dengan cinta. Ada kalanya takdir tidak peduli pada siapa yang dicintai. Skenario Tuhan membuatnya terikat dengan Adinda walau yang dia cintai adalah Alvia.“Saya tahu perasaan anda pada Mbak Adinda hanyalah rasa kasihan karena dia menjadi korban. Apakah anda akan bertanggung

  • Cinta untuk Suami Kedua   Paket Misterius

    Rasya mulai memikirkan usulan Andre untuk memberikan perhatian pada Adinda secara diam-diam. Oleh karena itu, belakangan ini dia selalu menjadi penguntit dalam setiap kegiatan Adinda. Dia ingin memastikan Adinda dan kandungannya baik-baik saja. Terkadang dia pergi sendiri dan terkadang pula menyuruh orang lain untuk mengamati dari jauh dan memberikan laporan kepadanya.Seperti pada suatu hari, Rasya diam-diam mengikuti Adinda saat melakukan pemeriksaan kandungan. Dia melakukan penyamaran agar tidak dicurigai oleh orang lain. Dia menunggu di depan ruangan selama Adinda melakukan pemeriksaan. Setelah Adinda keluar, barulah dia menemui dokter.“Permisi, Dok. Apakah anda adalah dokter kandungan yang menangani Adinda?” tanya Rasya.“Iya benar. Saya Dokter Sellia, dokter kandungannya Mbak Adinda. Baru saja Mbak Adinda selesai melakukan pemeriksaan. Ada apa ya? Apa ada sesuatu yang tertinggal?”“Oh, tidak. Saya hanya ingin bertanya beberapa hal mengenai kandungan Adinda. Apakah boleh, Dok?”

  • Cinta untuk Suami Kedua   Mengumpulkan Bukti

    Rumini panik karena Adinda tak sadarkan diri. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Ardiaz. Ardiaz yang terkejut mendengar kabar tentang istrinya langsung bergegas pulang dari restoran.Sesampainya di rumah, Ardiaz mendapati Adinda sudah dibaringkan di kamar mereka. Rumini menuturkan bahwa dia meminta bantuan tetangga untuk memindahkan Adinda.“Apa yang terjadi sebenarnya, Bi? Kenapa Adinda sampai pingsan seperti ini?” tanya Ardiaz tampak cemas.“Bibi juga tidak tahu, Mas. Tadi sewaktu saya menyerahkan paket, Non Adin masih baik-baik saja,” jawab Rumini.“Paket? Paket apa?” tanya Ardiaz.“Iya tadi ada kurir yang mengantar paket untuk Non Adin. Setelah saya menyerahkan paket itu, saya tidak tahu lagi apa yang terjadi. Ketika saya masuk lagi ke dalam rumah, saya sudah menemukan Non Adin dalam keadaan pingsan,” jelas Rumini.Sesungguhnya Ardiaz belum begitu paham dengan paket yang dimaksud oleh Rumini. Dia hanya berpikir itu paket biasa dan

  • Cinta untuk Suami Kedua   Kabar Buruk

    Ardiaz berusaha menenangkan Adinda tentang paket misterius itu. Dia tidak ingin kesehatan istrinya sampai terganggu. Ardiaz terus meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.“Tidak perlu risau. Pikirkan tentang kesehatanmu dan bayi ini saja. Sekalipun suatu saat nanti laki-laki itu datang dan berulah, apa menurutmu aku akan membiarkannya begitu saja? Aku akan melindungi keluarga kita, Din” kata Ardiaz menghibur.Ardiaz pun membawa Adinda ke dalam pelukannya. Tangannya terulur mengelus punggung sang istri untuk mengurangi kecemasan. Ardiaz tahu pikiran Adinda cukup terbebani dengan paket yang dia terima.“Lalu harus aku apakan hadiah itu?” tanya Adinda bingung.“Tidak apa-apa diterima saja. Itu adalah pemberian seorang ayah pada putrinya. Hadiah itu bukan hak kita melainkan hak anak ini. Lagi pula mubadzir kalau tidak dimanfaatkan,” jawab Ardiaz dengan bijak. Adinda hanya mengangguk sepaham.Sejujurnya Ardiaz merasa tidak enak hati harus meninggalkan Adinda dalam keadaan seperti itu

  • Cinta untuk Suami Kedua   Salah Sangka

    Adinda begitu terkejut saat mendapat kabar tentang kecelakaan yang menimpa suaminya. Seketika tubuhnya terasa lemas tak berdaya. Dia pasti sudah terjatuh jika tidak ada Rasya yang langsung menopang tubuhnya.“Mbak Adinda kenapa?” tanya Rasya ikut panik. Saat itu Adinda juga tak menjawab apa-apa.“Kalau Mbak Adinda merasa tidak nyaman atau ada yang sakit biar saya antar ke ruang dokter. Kita periksa lagi ya?” tawar Rasya kebingungan sendiri. Adinda hanya diam dengan mata berkaca-kaca.“Suami saya mengalami kecelakaan,” tutur Adinda lemah.Rasya ikut terkejut mendengar kabar buruk itu. Sekarang dia mengerti apa yang membuat Adinda merasa bersedih seketika. Namun dia juga tidak pandai cara menghibur dalam situasi seperti itu.Perlahan Adinda menegakkan tubuhnya kembali. Rasya yang cukup sadar diri juga langsung menarik pegangan tangannya yang tadinya merengkuh Adinda. Kepanikan dan rasa takut masih tergambar jelas di wajah perempuan itu.“Apa yang akan Mbak Adinda lakukan sekarang?” tany

Bab terbaru

  • Cinta untuk Suami Kedua   Keputusan Adinda

    Setibanya di rumah sakit, Adinda langsung menemui mertuanya. Hani dan Hairi cukup terkejut dengan kedatangan Adinda yang tiba-tiba. Apalagi mereka melihat Adinda kembali ditemani oleh Rasya. Ada perasaan tak suka yang Hani pendam dalam hatinya ketika melihat menantunya pergi bersama laki-laki lain.“Lho Adinda kok bisa datang ke sini? Sama Pak Ahyan?” sapa Hairi ketika Adinda menyalami mereka.“Iya, Pa. Adin ingin menjenguk Mas Ardiaz. Adin diantar teman,” jawab Adinda.“Bayimu bagaimana, Sayang? Maaf kami belum sempat menjenguknya sama sekali. Lagi pula seharusnya kamu tidak bepergian jauh dalam masa pemulihan seperti ini,” ujar Hani. Dia berusaha untuk menyampingkan rasa tidak sukanya pada Rasya.“Tidak masalah, Ma. Aku juga mengerti kondisinya. Bayiku aku tinggalkan bersama mama di rumah,” jawab Adinda.“Bagaimana keadaan Mas Ardiaz?” tanya Adinda langsung pada intinya.Adinda sudah mendengar semuanya dari penuturan Rasya. Tapi dia ingin mendengar jawaban langsung dari kedua mertua

  • Cinta untuk Suami Kedua   Hai Yang Tergadai

    “Apa kamu sama sekali tidak tahu tentang perkembangan kondisi Ardiaz?” tanya Rasya langsung disambut gelengan cepat oleh Adinda.“Maksudnya setiap hari saya memang mendapat kabar tentang Mas Ardiaz dari keluarga mertua saya. Tapi sejujurnya saya merasa ada yang aneh dan sedang mereka sembunyikan dari saya,” kata Adinda.Rasya tampak menghela napas sejenak. Dia sudah menebak jika pihak keluarga tidak memberitahu Adinda dengan jujur. Dia bisa maklum karena mungkin kondisi Adinda masih dalam proses pemulihan pasca melahirkan.“Jadi kamu tidak tahu kalau Ardiaz akan dipindahkan ke rumah sakit di luar negeri?”“Apa?” ujar Adinda jelas merasa syok. Dia tidak pernah mendengar apa pun tentang hal itu.Rasya mengerti kebingungan di wajah Adinda. Dia pun menjelaskan seperti informasi yang dia dapat dari orang suruhannya. Ardiaz sudah dioperasi berkali-kali namun belum juga menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dokter di rumah sakit itu sudah angkat tangan dan memberi rujukan agar Ardiaz dip

  • Cinta untuk Suami Kedua   Pahitnya Kejujuran

    “Mas Rasya pasti hanya bercanda. Semua itu tidak mungkin benar,” elak Adinda.“Saya serius, Adinda. Saya adalah ayah kandung dari bayi ini,” tegas Rasya. Dia sudah tahu bahwa Adinda tidak akan percaya begitu saja dengan perkataannya.“Tidak, Mas. Mohon maaf jika kesannya ini terlalu vulgar. Tapi saya tidak pernah tidur dengan Mas Rasya jadi bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi. Mengenai anak ini, mungkin Mas Rasya tahu dari Alvia kalau dia bukanlah anak kandung saya dengan Mas Ardiaz. Tapi saya tahu betul siapa laki-laki yang sudah menjebak dan menodai saya pada malam itu,” ucap Adinda dengan nada bergetar pada ujung kalimatnya. Hatinya masih terasa nyeri setiap kali mengingat malam naas yang dia alami.“Hotel Gardenia kamar nomor 304.”“Apa? Kenapa Mas Rasya bisa tahu tempat itu?” ujar Adinda dengan perasaan yang semakin melesak tak karuan.“Karena saya adalah pelakunya, Adinda. Saya yang sudah merenggut kesucianmu malam itu,” jawab Rasya mengakui segala rahasia dan beban yang se

  • Cinta untuk Suami Kedua   Lamaran Mengejutkan

    Doa-doa keluarga dan orang tercinta seolah tak bekerja. Hari demi hari kondisi Ardiaz semakin memburuk dan menunjukkan penurunan. Orang tuanya khawatir berkepanjangan. Kondisi genting itu menyebabkan mereka tidak terlalu peduli pada Adinda dan bayinya yang baru saja dilahirkan.Perasaan Adinda pun tak jauh berbeda. Dia dan bayinya sudah dipulangkan dari rumah sakit. Tapi setiap hari pikirannya hanya tertuju pada Ardiaz. Dia sedikit mengalami kesulitan menghadapi peran sebagai ibu baru tanpa adanya sang suami di sisinya.Adinda sangat butuh dukungan. Hal itu membuatnya semakin merindukan Ardiaz. Untung saja Adinda pulang ke rumah orang tuanya sehingga ada ayah ibu yang membantunya bergantian mengurus si kecil. Bahkan anak itu belum juga diberi nama karena Adinda tetap teguh masih ingin menunggu Ardiaz.Adinda belum diizinkan pergi jauh untuk menjenguk Ardiaz secara langsung. Dia masih dalam proses pemulihan setelah melahirkan. Apalagi bayinya juga tidak bisa ditinggalkan dalam waktu ya

  • Cinta untuk Suami Kedua   Mengambil Hak

    Adinda hanya saling pandangan Salma. Mereka cukup terkejut dengan permintaan Rasya yang ingin mengadzani anak pertama Adinda. Hening untuk beberapa saat. Tapi Salma langsung mengkondisikan situasi agar tidak terlalu canggung lebih lama.“Silahkan saja, Nak Rasya. Lagi pula di sini tidak ada laki-laki lain yang bisa mengadzani si kecil,” ujar Salma memperbolehkan. Rasya tampak tersenyum senang. Dia melakukan peran pertamanya sebagai ayah kandung si bayi walau dua perempuan di hadapannya sama sekali tidak mengetahui.Adinda turut mendengarkan lantunan adzan dari Rasya. Meski bacaannya juga tak semerdu dan sebagus Ardiaz. Hati Adinda kembali terasa pilu mengingat kondisi suaminya. Dia benar-benar melahirkan tanpa didampingi oleh Ardiaz.Hati Adinda sedih karena bukan Ardiaz yang pertama kali menggendong dan mengadzani anak mereka. Tapi semua itu justru dilakukan oleh orang lain yang menurut Adinda tidak memiliki hubungan apa-apa. Sebenarnya Adinda merasa keberatan dengan izin yang diberi

  • Cinta untuk Suami Kedua   Menjadi Ayah

    Sudah tiga hari Adinda berada di rumah orang tuanya. Hampir setiap lima kali sehari dia menghubungi mertuanya untuk bertanya perkembangan kondisi Ardiaz. Dia terlalu fokus memikirkan kondisi suaminya hingga melupakan keadaannya sendiri yang sudah mendekati waktu persalinan.Hari itu rencananya orang tua Adinda akan pergi menjenguk Ardiaz sebab mereka memang belum berkunjung sama sekali. Lokasi rumah sakit yang masih termasuk daerah luar kota menyulitkan mereka untuk pulang pergi. Sebenarnya Adinda ingin ikut, tapi sejak pagi badannya terasa kurang sehat. Akhirnya dia pasrah tetap di rumah.Hanya Ahyan yang akan pergi ke sana. Sementara Salma akan tetap di rumah menemani putrinya. Mereka tidak bisa meninggalkan Adinda sendirian. Salma hanya menitipkan salam dan permohonan maafnya untuk keluarga besan.Sejak habis subuh Adinda merasa sakit pinggang. Salma yang tahu keadaan itu menduga sebagai tanda-tanda kelahiran yang semakin dekat. Dia pun sibuk memasak dan memaksa putrinya untuk mak

  • Cinta untuk Suami Kedua   Kegelisahan Rasya

    Setelah dari rumah sakit, Adinda terlebih dahulu pergi ke rumah yang dia tempati dengan Ardiaz. Dia mengambil barang-barangnya di sana untuk dibawa pindah sementara ke rumah orang tuanya. Anifa juga menemani dan membantunya berkemas. Sedangkan Rumini tampak kebingungan karena tidak tahu apa-apa.“Mas Ardiaz mengalami kecelakaan dan sekarang dia koma di rumah sakit,” tutur Adinda memberitahu. Terdengar Rumini mengucap istighfar dan ikut bersedih atas musibah yang menimpa majikannya.“Sementara waktu saya akan pulang ke rumah orang tua saya mengingat saya bisa melahirkan sewaktu-waktu. Bibi tolong tetap di sini dan jaga rumah ya,” pinta Adinda.“Lalu bagaimana dengan Mas Ardiaz, Non?” tanya Rumini.“Kondisi Mas Ardiaz tidak memungkinkan untuk dipindahkan ke rumah sakit terdekat. Jadi Papa Hairi dan Mama Hani yang menjaganya di sana,” jelas Adinda.“Ya Allah…semoga Mas Ardiaz segera diberikan kesembuhan,” ucap Rumini mendoakan. Adinda dan Anifa mengamini dengan kompak.Setelah selesai me

  • Cinta untuk Suami Kedua   Firasat

    “Ini tidak seperti yang mama pikirkan. Dia adalah Mas Rasya dan dia yang membantu mengantarku ke mari. Dia juga yang sudah menguruskan administrasi rumah sakit untuk Mas Ardiaz,” jelas Adinda tanpa diminta. Dia tidak ingin keluarga mertuanya salah paham mengenai kedekatannya dengan Rasya.“Mohon maaf, Tante. Apa yang dikatakan Adinda itu benar. Tadi saya hanya membantu,” timpal Rasya mengafirmasi. Namun tatapan Hani tetap tak bersahabat padanya.“Sudah, Ma. Harusnya kita berterima kasih pada Nak Rasya karena sudah membantu anak kita,” kata Hairi, ayah mertua Adinda.“Iya, Ma. Lagi pula Mbak Adin itu perempuan baik-baik. pikiran mama saja yang terlalu negatif. Sekarang yang terpenting adalah kondisi Mas Diaz,” imbuh Anifa yang juga ikut ke sana. Dia menyadarkan kembali tujuan kedatangan mereka ke rumah sakit. Setelah mendengarkan hal itu, Hani pun tidak lagi menaruh curiga pada menantu dan laki-laki yang menemaninya.“Bagaimana keadaan Ardiaz?” tanya Hani mengalihkan topik pembicaraan.

  • Cinta untuk Suami Kedua   Salah Sangka

    Adinda begitu terkejut saat mendapat kabar tentang kecelakaan yang menimpa suaminya. Seketika tubuhnya terasa lemas tak berdaya. Dia pasti sudah terjatuh jika tidak ada Rasya yang langsung menopang tubuhnya.“Mbak Adinda kenapa?” tanya Rasya ikut panik. Saat itu Adinda juga tak menjawab apa-apa.“Kalau Mbak Adinda merasa tidak nyaman atau ada yang sakit biar saya antar ke ruang dokter. Kita periksa lagi ya?” tawar Rasya kebingungan sendiri. Adinda hanya diam dengan mata berkaca-kaca.“Suami saya mengalami kecelakaan,” tutur Adinda lemah.Rasya ikut terkejut mendengar kabar buruk itu. Sekarang dia mengerti apa yang membuat Adinda merasa bersedih seketika. Namun dia juga tidak pandai cara menghibur dalam situasi seperti itu.Perlahan Adinda menegakkan tubuhnya kembali. Rasya yang cukup sadar diri juga langsung menarik pegangan tangannya yang tadinya merengkuh Adinda. Kepanikan dan rasa takut masih tergambar jelas di wajah perempuan itu.“Apa yang akan Mbak Adinda lakukan sekarang?” tany

DMCA.com Protection Status