Share

bab 6

Author: Irfan Maulana
last update Last Updated: 2022-10-19 16:37:15

seorang diri. Aku yakin, kejadian ini begitu membuatnya terpukul.

Apalagi, ia sudah hidup puluhan tahun dengan sang Istri yang kini harus pergi meninggalkannya, dengan tidak wajar. Entahlah, jika aku berada di posisinya bisa jadi akan melakukan hal yang sama.

.

Tahlilan pun selesai.

Satu persatu warga kembali pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan aku, memilih kembali dengan pria yang tadi duduk di sebelah. Ya, aku ingin mengetahui apa yang tadi belum sempat ia ceritakan.

"Jadi ... bagaimana kejadian Bapak dengan wanita misterius itu?" tanyaku kembali, sembari berjalan menuju ke rumah.

"Saat itu, sekitar pukul 02.00 malam. Entah kenapa, saya begitu gelisah dan sulit tidur. Rasanya, hati ini tidak tenang tapi entah kenapa."

"Lalu, Pak?"

"Akhirnya, saya memilih untuk menonton televisi sendirian. Karena Istri dan Anak-anak sudah terlelap. Anehnya, mereka begitu nyenyak. Berbeda dengan saya. Baru beberapa saat menonton, terdengar teriakan seorang wanita minta tolong. Tapi entah dari mana."

"Suaranya jelas?"

"Jelas, Pak. Suara teriakan itu terdengar beberapa kali. Semakin lama semakin dekat. Sampai akhirnya terdengar teriakan panjang menyakitkan, dan suara itu hilang dengan seketika."

Hampir sama.

Hampir sama dengan yang pernah aku dengar dari rumah. Suara teriakan entah dari mana.

"Lalu, Pak?"

"Karena merasa penasaran, saya mencoba mengintip dari jendela dan melihat keadaan di luar. Anehnya, tidak ada apapun. Bahkan tidak ada seorang pun yang keluar dari rumah. Namun, saat hendak kembali ke kamar. Ada suara aneh yang terdengar diantara sunyinya malam."

"Suara apa, Pak?"

"Seperti suara seseorang yang sedang menyeret sesuatu. Suara itu berasal dari luar. Seketika saya melihat kembali dari jendela teras. Dan benar saja .... "

"Bapak melihatnya?"

"Ya, Pak. Saya melihat seorang wanita berambut panjang, sedang menyeret sesuatu dengan tangan sebelah memegang belati yang cukup besar. Anehnya, ia seperti mengetahui kalau saya sedang mengintip. Sorot matanya seketika menatap saya, dari balik rambut yang terurai hampir menutupi wajahnya."

"Apa yang ia seret, Pak?"

"Seorang wanita. Ia menyeret seorang wanita yang sepertinya sudah tak bernyawa. Bahkan, saat pagi hari saya masih melihat sedikit bercak darah yang tertinggal."

Mengerikan.

Seandainya aku ada di saat itu, sudah pasti juga merasakan ketakutan yang sama dengannya. Apalagi, saat itu tengah malam. Tidak ada siapapun.

**

"Lalu ... mengapa Bapak tidak berteriak dan meminta tolong?"

"Tidak, Pak. Itu bukan suatu tindakan yang benar. Karena menurut mitosnya, kita tidak boleh mengganggu 'dia'. Kalau tidak ingin keluarga kita diganggu."

"Bapak percaya itu?"

"Percaya atau tidak. Saya tidak ingin terjadi apapun kepada keluarga saya. Duluan, ya, Pak?"

"Oh, ya, Pak. Silakan."

Semakin ke sini.

Semuanya semakin terasa menakutkan. Seketika, langkah kaki ini pun semakin cepat kulangkahkan menuju ke rumah. Beberapa menit, akhirnya aku sampai di rumah. Anehnya, tidak ada seorang pun. Rumah terlihat begitu sunyi.

Kemana Istriku dan Nayla?

"Buu ... ayah sudah pulang. Kalian di mana?"

Aku mencoba melihat ke kamar.

Tetapi, di sana cuma ada Nayla yang sudah tertidur. Ibunya entah kemana.

Karena merasa sudah lapar, aku langsung mengambil makanan yang ada di dapur. Di sana, sudah ada lauk daging asap dan sambal kecap kesukaan Istriku. Beberapa hari ini, ia banyak menyediakan stok daging di kulkas. Baru saja hendak mengambil nasi, aku mendengar ada suara benda terjatuh dari gudang belakang. **

"Lalu ... mengapa Bapak tidak berteriak dan meminta tolong?"

"Tidak, Pak. Itu bukan suatu tindakan yang benar. Karena menurut mitosnya, kita tidak boleh mengganggu 'dia'. Kalau tidak ingin keluarga kita diganggu."

"Bapak percaya itu?"

"Percaya atau tidak. Saya tidak ingin terjadi apapun kepada keluarga saya. Duluan, ya, Pak?"

"Oh, ya, Pak. Silakan."

Semakin ke sini.

Semuanya semakin terasa menakutkan. Seketika, langkah kaki ini pun semakin cepat kulangkahkan menuju ke rumah. Beberapa menit, akhirnya aku sampai di rumah. Anehnya, tidak ada seorang pun. Rumah terlihat begitu sunyi.

Kemana Istriku dan Nayla?

"Buu ... ayah sudah pulang. Kalian di mana?"

Aku mencoba melihat ke kamar.

Tetapi, di sana cuma ada Nayla yang sudah tertidur. Ibunya entah kemana.

Karena merasa sudah lapar, aku langsung mengambil makanan yang ada di dapur. Di sana, sudah ada lauk daging asap  dan sambal kecap kesukaan Istriku. Beberapa hari ini, ia banyak menyediakan stok daging di kulkas. Baru saja hendak mengambil nasi, aku mendengar ada suara benda terjatuh dari gudang belakang.

Praakk!

Siapa itu?

Apa itu istriku?

Perlahan kuletakkan piring, kemudian berjalan melihat ke gudang. Lagi, sepanjang jalan menuju gudang aku melihat ada tetesan darah yang sudah mulai mengering. Aneh.

"Buu ... Ibu yang di gudang?"

Tidak ada jawaban.

Yang jelas dari sini terlihat pintu gudang sedang terbuka. Sedang apa malam-malam begini ia di gudang. Gumamku.

Begitu sampai di pintu, benar saja.

Aku melihat Istriku ada di dalam sana sendirian. Apa yang dia lakukan?

"Ibu sedang apa?" tanyaku.

"Lohh ... ayah sudah pulang? Kok ibu tidak dengar?" tanyanya sembari mengelap kedua telapak tangan, dengan sebuah kain.

"Ibu sedang di gudang. Bagaimana mau dengar? Emangnya Ibu sedang apa sih? Ini sudah malam."

"Ini, Yah. Ibu sedang mencari kucing yang tadi mencuri makanan di dapur. Kalau tidak dikasi pelajaran, nanti ia terbiasa. Ayah sudah makan?"

"Belum, Bu."

"Ya sudah, sebentar biar ibu ambilkan. Ayah tunggu saja di dalam. Ibu mau cuci tangan dulu."

"Ya, Bu. Besok saja dicari lagi kucingnya. Nanti gak enak di dengar tetangga."

Memang, Istriku sering mengatakan banyak kucing di yang sering datang ke rumah ini. Entah kucing siapa, karena sampai saat ini aku masih belum melihatnya sekalipun.

Malam ini, kami makan malam berdua saja. Biasanya ada Nayla yang mengganggu. Entah kenapa, malam ini ia begitu cepat tertidur.

"Apa Nayla demam, Bu? Kok cepat sekali tidur?"

"Cuma agak hangat sedikit, Yah. Tetapi tadi sudah ibu kasi Paracetamol. Paling besok sembuh. Tambah lagi dagingnya, yah," ucapnya sambil mengambilkan sepotong daging, dan meletakkannya ke piringku.

"Ya, Bu. Oh, ya. Tadi ayah pulang dari tahlilan, dengan tetangga yang cat rumah warna hijau itu. Ibu tahu?"

"Ohh ... Suami bu Lastri. Kenapa, yah?"

"Tadi ia bercerita dengan ayah. Tentang sosok wanita menakutkan yang dilihatnya."

Istriku seperti terkejut dan sampai tersedak mendengar itu.

"Ini minum, Bu. Kenapa bisa sampai tersedak?"

"Ahh ... tidak, Yah. Cuma tersedak biasa. Lalu apa yang dia katakan?"

"Ya itu. Dia sempat melihat seorang wanita yang sedang menyeret mayat, tepat di jalan depan sini. Mengerikan."

"Lalu ... apa dia tidak takut membicarakan hal ini kepada orang lain?"

"Maksudnya, Bu?"

"Biasanya, Yah. Jika ada seseorang yang pernah melihat dan membicarakannya secara detail. Pasti ia dan keluarganya akan jadi korban selanjutnya."

Benar.

Benar sekali apa yang dikatakan Istriku. Itu juga yang dikatakan Bapak tersebut. Tetapi, dari mana ia tahu?

.........................................

Part03

"Biasanya

Related chapters

  • Cinta si aldo   Bab. 1

    Bu ... apa ini? Kenapa banyak darah berceceran disini?" tanya Kril pada istrinya.Kril terlihat sangat panik. Bagaimana tidak, dilihatnya banyak tetesan darah yang masih segar di lantai dapur rumahnya. Sementara itu, selai masih menunjukkan pukul 02:10 dini hari. Ini masih larut malam, bagaimana semua ini bisa ada di sini? Berbagai pertanyaan muncul di pikirannya. Terdiam. Menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Perlahan, Istrinya pun keluar dari kamar mandi dengan santainya. Seolah ia tidak memulai pembukaan."Ya sudah, Yah. Bersihkan saja. Mungkin itu darah tikus yang dimakan kucing. Gak usah panik begitu!" "Tikus? Sejak kapan di rumah kita ada tikus?" Kril merasa sangat takjub dengan adanya darah ini.Tanpa menjawab, dia langsung pergi ke dalam kamar dan meninggalkannya di dapur. Karena tidak ingin dilihat besok paginya, malam itu juga Kril segera bereskan. Tapi memang, entah kenapa belakangan ini banyak hal aneh terjadi di rumah ini.Mulai dari beberapa bercak dar

    Last Updated : 2022-10-19
  • Cinta si aldo   bab 2

    Part 02"Bu ... ayah berangkat dulu, ya.""Iya ... Ayah."Pukul 19.10.Aku mulai melangkahkan kaki menuju rumah Pak Santoso. Malam ini adalah tahlilan malam pertama, yang biasanya diadakan sampai tiga malam di daerah kami. Sampai di sana, aku melihat sudah ada beberapa orang yang hadir. Kebanyakan dari mereka adalah tetangga dekat dan beberapa keluarga dari Almarhumah.Setelah bersalaman dengan pelayat yang lain. Aku memilih duduk di halaman rumah yang sudah diberikan tenda, sebagai tempat duduk para pelayat. Masih. Mereka masih terus berbincang tentang kejadian aneh beberapa waktu belakangan di kampung ini.Aku juga sempat mendengar, beberapa warga sering melihat sosok wanita misterius yang sering berjalan sendirian di tengah malam, sambil membawa sebilah belati."Bapak pernah melihatnya juga?" tanya salah seorang pria yang duduk tepat di sebelahku."Alhamdulilah belum, Pak. Saya hanya sering mendengar suara-suara aneh saat tengah malam. Namun, tidak pernah melihat sosok apapun.""Su

    Last Updated : 2022-10-19
  • Cinta si aldo   bab 3

    Part03"Biasanya, Yah. Jika ada seseorang yang pernah melihat dan membicarakannya secara detail. Pasti ia dan keluarganya akan jadi korban selanjutnya."Benar.Benar sekali apa yang dikatakan Istriku. Itu juga yang dikatakan Bapak tersebut. Tetapi, dari mana ia tahu?"Mengapa Ibu bisa tahu akan hal itu?" tanyaku penasaran."Ya, pasti tahu lah. Itu sudah jadi rahasia umum warga sekitar sini."Benar juga, siapa yang tidak tahu jika sudah memakan korban sebanyak itu. Tetapi, aku masih tetap penasaran akan siapa sosok wanita itu dan apa tujuannya.Karena beberapa warga juga sempat mengatakan kalau sosok tersebut bukanlah hantu, karena mereka sempat melihat jejak kaki di depan rumahnya.."Kenapa melamun, Yah? Ada masalah, 'kah?""Ahh ... tidak, Bu. Ayah hanya sedang berpikir, bagaimana bisa wanita jadi-jadian tersebut melakukan itu. Apa tujuannya? Sampai tega membunuh orang yang tidak bersalah.""Sudahlah, Yah. Tidak usah terlalu dipikirkan. Yang penting, keluarga kita selamat dan tidak p

    Last Updated : 2022-10-19
  • Cinta si aldo   bab 4

    Masih.Sampai saat ini Istriku belum mengetahui, bahwa ada suara-suara aneh yang pernah kudengar saat malam tiba. Karena memang, aku tidak pernah menceritakannya.Hanya karena menginginkan agar ia tidak merasakan ketakutan.***********Makan malam selesai.Istriku segera membereskan sisa makan malam, sedangkan aku memilih duduk ke teras untuk santai sejenak setelah makan malam.Sunyi.Kampung ini terasa semakin sunyi. Beberapa orang hanya keluar saat ada keperluan mendesak. Jika tidak, mereka lebih memilih mengunci diri di dalam rumah.Beberapa saat kemudian, Istriku keluar dan duduk bersama di teras. Terlihat wajahnya seperti memendam sesuatu. Seperti raut kesal atau kemarahan.Aneh, tidak seperti biasanya ia seperti ini. Beberapa tahun hidup dengannya, aku sudah paham bagaimana wataknya."Ibu ada masalah?" tanyaku."Sedikit, Yah. Ibu cuma sedikit merasa kesal saja.""Kesal? Kepada siapa, Bu?""Ahh ... sudahlah, Yah. Tidak penting membicarakannya sekarang.""Bagaimana tidak penting?

    Last Updated : 2022-10-19
  • Cinta si aldo   bab. 5

    Suaminya.""Iya, Yah. Sementara, selama ini Suaminya yang sudah menjadi tulang punggung dalam keluarga. Sementara Bu Lastri, hanya membantu dengan berjualan di rumah.""Iya, Bu. Ayah tidak pernah bayangkan kalau itu seandainya terjadi dengan kita.""Tidak, Yah. Itu tidak mungkin terjadi pada keluarga kita. Tidak ada yang bisa mengganggu keluarga kita. Siapapun itu," tegas Istriku."Tetapi, Bu. Namanya ajal kita tidak pernah tahu. Apalagi, keadaan di kampung ini sudah semakin tidak aman. Begitu mudahnya orang-orang di bunuh tanpa sebab yang jelas. Ayah masih berpikir, pasti wanita itu bukan lagi manusia. Tapi iblis. Jika dia manusia, pasti manusia yang berhati iblis."Diam.Istriku hanya diam tanpa menjawab. Ia hanya mendengarkan sambil mengelap rambutnya dengan handuk. Belakangan ini, Istriku sering sekali membasahi rambutnya saat tengah malam.Aku sempat menanyakan hal itu, tapi ia menjelaskan itu adalah caranya mengurangi sakit di kepala yang sering datang secara tiba-tiba. Padahal,

    Last Updated : 2022-10-19

Latest chapter

  • Cinta si aldo   bab 6

    seorang diri. Aku yakin, kejadian ini begitu membuatnya terpukul.Apalagi, ia sudah hidup puluhan tahun dengan sang Istri yang kini harus pergi meninggalkannya, dengan tidak wajar. Entahlah, jika aku berada di posisinya bisa jadi akan melakukan hal yang sama..Tahlilan pun selesai.Satu persatu warga kembali pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan aku, memilih kembali dengan pria yang tadi duduk di sebelah. Ya, aku ingin mengetahui apa yang tadi belum sempat ia ceritakan."Jadi ... bagaimana kejadian Bapak dengan wanita misterius itu?" tanyaku kembali, sembari berjalan menuju ke rumah."Saat itu, sekitar pukul 02.00 malam. Entah kenapa, saya begitu gelisah dan sulit tidur. Rasanya, hati ini tidak tenang tapi entah kenapa.""Lalu, Pak?""Akhirnya, saya memilih untuk menonton televisi sendirian. Karena Istri dan Anak-anak sudah terlelap. Anehnya, mereka begitu nyenyak. Berbeda dengan saya. Baru beberapa saat menonton, terdengar teriakan seorang wanita minta tolong. Tapi entah dari man

  • Cinta si aldo   bab. 5

    Suaminya.""Iya, Yah. Sementara, selama ini Suaminya yang sudah menjadi tulang punggung dalam keluarga. Sementara Bu Lastri, hanya membantu dengan berjualan di rumah.""Iya, Bu. Ayah tidak pernah bayangkan kalau itu seandainya terjadi dengan kita.""Tidak, Yah. Itu tidak mungkin terjadi pada keluarga kita. Tidak ada yang bisa mengganggu keluarga kita. Siapapun itu," tegas Istriku."Tetapi, Bu. Namanya ajal kita tidak pernah tahu. Apalagi, keadaan di kampung ini sudah semakin tidak aman. Begitu mudahnya orang-orang di bunuh tanpa sebab yang jelas. Ayah masih berpikir, pasti wanita itu bukan lagi manusia. Tapi iblis. Jika dia manusia, pasti manusia yang berhati iblis."Diam.Istriku hanya diam tanpa menjawab. Ia hanya mendengarkan sambil mengelap rambutnya dengan handuk. Belakangan ini, Istriku sering sekali membasahi rambutnya saat tengah malam.Aku sempat menanyakan hal itu, tapi ia menjelaskan itu adalah caranya mengurangi sakit di kepala yang sering datang secara tiba-tiba. Padahal,

  • Cinta si aldo   bab 4

    Masih.Sampai saat ini Istriku belum mengetahui, bahwa ada suara-suara aneh yang pernah kudengar saat malam tiba. Karena memang, aku tidak pernah menceritakannya.Hanya karena menginginkan agar ia tidak merasakan ketakutan.***********Makan malam selesai.Istriku segera membereskan sisa makan malam, sedangkan aku memilih duduk ke teras untuk santai sejenak setelah makan malam.Sunyi.Kampung ini terasa semakin sunyi. Beberapa orang hanya keluar saat ada keperluan mendesak. Jika tidak, mereka lebih memilih mengunci diri di dalam rumah.Beberapa saat kemudian, Istriku keluar dan duduk bersama di teras. Terlihat wajahnya seperti memendam sesuatu. Seperti raut kesal atau kemarahan.Aneh, tidak seperti biasanya ia seperti ini. Beberapa tahun hidup dengannya, aku sudah paham bagaimana wataknya."Ibu ada masalah?" tanyaku."Sedikit, Yah. Ibu cuma sedikit merasa kesal saja.""Kesal? Kepada siapa, Bu?""Ahh ... sudahlah, Yah. Tidak penting membicarakannya sekarang.""Bagaimana tidak penting?

  • Cinta si aldo   bab 3

    Part03"Biasanya, Yah. Jika ada seseorang yang pernah melihat dan membicarakannya secara detail. Pasti ia dan keluarganya akan jadi korban selanjutnya."Benar.Benar sekali apa yang dikatakan Istriku. Itu juga yang dikatakan Bapak tersebut. Tetapi, dari mana ia tahu?"Mengapa Ibu bisa tahu akan hal itu?" tanyaku penasaran."Ya, pasti tahu lah. Itu sudah jadi rahasia umum warga sekitar sini."Benar juga, siapa yang tidak tahu jika sudah memakan korban sebanyak itu. Tetapi, aku masih tetap penasaran akan siapa sosok wanita itu dan apa tujuannya.Karena beberapa warga juga sempat mengatakan kalau sosok tersebut bukanlah hantu, karena mereka sempat melihat jejak kaki di depan rumahnya.."Kenapa melamun, Yah? Ada masalah, 'kah?""Ahh ... tidak, Bu. Ayah hanya sedang berpikir, bagaimana bisa wanita jadi-jadian tersebut melakukan itu. Apa tujuannya? Sampai tega membunuh orang yang tidak bersalah.""Sudahlah, Yah. Tidak usah terlalu dipikirkan. Yang penting, keluarga kita selamat dan tidak p

  • Cinta si aldo   bab 2

    Part 02"Bu ... ayah berangkat dulu, ya.""Iya ... Ayah."Pukul 19.10.Aku mulai melangkahkan kaki menuju rumah Pak Santoso. Malam ini adalah tahlilan malam pertama, yang biasanya diadakan sampai tiga malam di daerah kami. Sampai di sana, aku melihat sudah ada beberapa orang yang hadir. Kebanyakan dari mereka adalah tetangga dekat dan beberapa keluarga dari Almarhumah.Setelah bersalaman dengan pelayat yang lain. Aku memilih duduk di halaman rumah yang sudah diberikan tenda, sebagai tempat duduk para pelayat. Masih. Mereka masih terus berbincang tentang kejadian aneh beberapa waktu belakangan di kampung ini.Aku juga sempat mendengar, beberapa warga sering melihat sosok wanita misterius yang sering berjalan sendirian di tengah malam, sambil membawa sebilah belati."Bapak pernah melihatnya juga?" tanya salah seorang pria yang duduk tepat di sebelahku."Alhamdulilah belum, Pak. Saya hanya sering mendengar suara-suara aneh saat tengah malam. Namun, tidak pernah melihat sosok apapun.""Su

  • Cinta si aldo   Bab. 1

    Bu ... apa ini? Kenapa banyak darah berceceran disini?" tanya Kril pada istrinya.Kril terlihat sangat panik. Bagaimana tidak, dilihatnya banyak tetesan darah yang masih segar di lantai dapur rumahnya. Sementara itu, selai masih menunjukkan pukul 02:10 dini hari. Ini masih larut malam, bagaimana semua ini bisa ada di sini? Berbagai pertanyaan muncul di pikirannya. Terdiam. Menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Perlahan, Istrinya pun keluar dari kamar mandi dengan santainya. Seolah ia tidak memulai pembukaan."Ya sudah, Yah. Bersihkan saja. Mungkin itu darah tikus yang dimakan kucing. Gak usah panik begitu!" "Tikus? Sejak kapan di rumah kita ada tikus?" Kril merasa sangat takjub dengan adanya darah ini.Tanpa menjawab, dia langsung pergi ke dalam kamar dan meninggalkannya di dapur. Karena tidak ingin dilihat besok paginya, malam itu juga Kril segera bereskan. Tapi memang, entah kenapa belakangan ini banyak hal aneh terjadi di rumah ini.Mulai dari beberapa bercak dar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status