Share

bab 4

Penulis: Irfan Maulana
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-19 16:33:58

Masih.

Sampai saat ini Istriku belum mengetahui, bahwa ada suara-suara aneh yang pernah kudengar saat malam tiba. Karena memang, aku tidak pernah menceritakannya.

Hanya karena menginginkan agar ia tidak merasakan ketakutan.

****

*******

Makan malam selesai.

Istriku segera membereskan sisa makan malam, sedangkan aku memilih duduk ke teras untuk santai sejenak setelah makan malam.

Sunyi.

Kampung ini terasa semakin sunyi. Beberapa orang hanya keluar saat ada keperluan mendesak. Jika tidak, mereka lebih memilih mengunci diri di dalam rumah.

Beberapa saat kemudian, Istriku keluar dan duduk bersama di teras. Terlihat wajahnya seperti memendam sesuatu. Seperti raut kesal atau kemarahan.

Aneh, tidak seperti biasanya ia seperti ini. Beberapa tahun hidup dengannya, aku sudah paham bagaimana wataknya.

"Ibu ada masalah?" tanyaku.

"Sedikit, Yah. Ibu cuma sedikit merasa kesal saja."

"Kesal? Kepada siapa, Bu?"

"Ahh ... sudahlah, Yah. Tidak penting membicarakannya sekarang."

"Bagaimana tidak penting? Apa ayah tidak boleh tahu apa yang sedang Ibu pikirkan?"

.

Istriku menghela napas panjang.

Terlihat, ia sedang menenangkan diri untuk mengatakan sesuatu hal kepadaku. Heran, sikap seperti ini tidak pernah ditunjukkannya selama ini.

"Begini, Yah. Ibu cuma kesal, melihat tetangga kita berbicara seperti itu pada Ayah. Apa tujuannya dia bercerita seperti itu? Apa memang dia ingin membuat Ayah takut dan mengajak kita pindah dari rumah ini?"

Aneh.

Kenapa hal seperti itu saja membuatnya seakan begitu kesal. Padahal, tidak ada sedikitpun sangkut paut dengannya.

"Tidak seperti itu, Bu. Maksud suami Bu Lastri itu, supaya kita lebih berhati-hati lagi. Jangan sembarangan keluar malam, jika mendengar sesuatu saat tengah malam. Toh juga demi kebaikan kita, bukan?"

"Itu urusan kita, Yah. Bukan dia! Tapi ya sudahlah, dia yang tahu apa resikonya kalau berani membicarakan wanita itu. Ya sudah, Ibu mau buatkan teh dulu. Setelah itu mau tidur."

"Ya, Bu."

**

****

Usai membuatkan teh. Istriku langsung ke kamar untuk tidur. Semua perkataannya sangat aneh buatku, apa salahnya Bapak itu? Menurutku itu hal biasa. Malah baik.

Tapi, sudahlah.

Aku tidak menginginkan perdebatan malam ini. Seusai minum teh, aku pun segera masuk ke kamar untuk istirahat. Sebelumnya memastikan setiap pintu dan jendela sudah terkunci rapat. Agar tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

.

Pukul 01.15.e

Entah kenapa tidurku begitu gelisah. Rasanya, ada sesuatu yang begitu mengganggu.

Benar saja, tak lama berselang aku kembali mendengar suara gesekan sebuah benda seperti besi yang digesekkan ke tembok.

Apa itu? Apa itu wanita misterius yang akan memakan korban lagi?

Saat itu juga, terlihat Istriku tidak ada di tempat tidur.

Kemana dia?

Tidak. Aku tidak ingin ia mendengar atau terjadi sesuatu padanya. Gumamku.

Perlahan, aku melangkahkan kaki menuju ke luar kamar. Jantung ini begitu terasa semakin kencang berdegub. Apalagi, suara itu terasa begitu dekat dengan jendela kamar ini.

"Buu ... Ibu ...." suaraku berbisik pelan.

Tidak ada.

Tidak ada jawaban sama sekali. Perlahan kubuka pintu kamar dan melihat ke Nayla. Biasanya, jika tidak ada di kamar. Ia pasti tidur di kamar Nayla.

Semakin lama, suara tersebut semakin jauh terdengar. Sementara, aku terus menuju ke kamar Nayla.

Krekk!

Kubuka pintu kamar Nayla, tetapi tidak ada Istriku di sana.

Kemana dia?

Apa dialampu ruang tamu sudah terlihat terang. Sepertinya, Istriku masih belum tertidur.

"Assalamualaikum," ucapku.

"Wa'alaikumsalam, Yah. Bagaimana keadaan di sana? Apa suami Bu Lastri benar-benar sudah meninggal?"

"Sudah, Bu. Kasihan Bu Lastri. Anaknya masih kecil-kecil, kini harus ditinggal Suaminya."

"Iya, Yah. Sementara, selama ini Suaminya yang sudah menjadi tulang punggung dalam keluarga. Sementara Bu Lastri, hanya membantu dengan berjualan di rumah."

"Iya, Bu. Ayah tidak pernah bayangkan kalau itu

Suaminya."

"Iya, Yah. Sementara, selama ini Suaminya yang sudah menjadi tulang punggung dalam keluarga. Sementara Bu Lastri, hanya membantu dengan berjualan di rumah."

"Iya, Bu. Ayah tidak pernah bayangkan kalau itu seandainya terjadi dengan kita."

"Tidak, Yah. Itu tidak mungkin terjadi pada keluarga kita. Tidak ada yang bisa mengganggu keluarga kita. Siapapun itu," tegas Istriku.

"Tetapi, Bu. Namanya ajal kita tidak pernah tahu. Apalagi, keadaan di kampung ini sudah semakin tidak aman. Begitu mudahnya orang-orang di bunuh tanpa sebab yang jelas. Ayah masih berpikir, pasti wanita itu bukan lagi manusia. Tapi iblis. Jika dia manusia, pasti manusia yang berhati iblis."

Diam.

Istriku hanya diam tanpa menjawab. Ia hanya mendengarkan sambil mengelap rambutnya dengan handuk. Belakangan ini, Istriku sering sekali membasahi rambutnya saat tengah malam.

Aku sempat menanyakan hal itu, tapi ia menjelaskan itu adalah caranya mengurangi sakit di kepala yang sering datang secara tiba-tiba. Padahal, sudah beberapa kali Istriku di bawa ke dokter untuk konsultasi mengenai penyakitnya. Tetapi sampai kini, belum ada kurangnya sama sekali.

Anehnya lagi.

Dokter tidak pernah menemukan penyebab sakit itu secara pasti. Dokter hanya memberikan obat penenang dan penghilang rasa sakit. Jujur, aku sangat sedih mengenai hal ini. Bagaimana pun, Istriku adalah orang yang selama ini menemaniku di saat susah dan senang. Bahkan dahulu, saat kami masih hidup dalam kemiskinan. Ia adalah orang yang sedikitpun tidak pernah mengeluh tentang keadaan keluarga.

Di mana kami masih mengontrak rumah ke sana ke mari, dari kampung satu ke kampung

Bab terkait

  • Cinta si aldo   bab. 5

    Suaminya.""Iya, Yah. Sementara, selama ini Suaminya yang sudah menjadi tulang punggung dalam keluarga. Sementara Bu Lastri, hanya membantu dengan berjualan di rumah.""Iya, Bu. Ayah tidak pernah bayangkan kalau itu seandainya terjadi dengan kita.""Tidak, Yah. Itu tidak mungkin terjadi pada keluarga kita. Tidak ada yang bisa mengganggu keluarga kita. Siapapun itu," tegas Istriku."Tetapi, Bu. Namanya ajal kita tidak pernah tahu. Apalagi, keadaan di kampung ini sudah semakin tidak aman. Begitu mudahnya orang-orang di bunuh tanpa sebab yang jelas. Ayah masih berpikir, pasti wanita itu bukan lagi manusia. Tapi iblis. Jika dia manusia, pasti manusia yang berhati iblis."Diam.Istriku hanya diam tanpa menjawab. Ia hanya mendengarkan sambil mengelap rambutnya dengan handuk. Belakangan ini, Istriku sering sekali membasahi rambutnya saat tengah malam.Aku sempat menanyakan hal itu, tapi ia menjelaskan itu adalah caranya mengurangi sakit di kepala yang sering datang secara tiba-tiba. Padahal,

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • Cinta si aldo   bab 6

    seorang diri. Aku yakin, kejadian ini begitu membuatnya terpukul.Apalagi, ia sudah hidup puluhan tahun dengan sang Istri yang kini harus pergi meninggalkannya, dengan tidak wajar. Entahlah, jika aku berada di posisinya bisa jadi akan melakukan hal yang sama..Tahlilan pun selesai.Satu persatu warga kembali pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan aku, memilih kembali dengan pria yang tadi duduk di sebelah. Ya, aku ingin mengetahui apa yang tadi belum sempat ia ceritakan."Jadi ... bagaimana kejadian Bapak dengan wanita misterius itu?" tanyaku kembali, sembari berjalan menuju ke rumah."Saat itu, sekitar pukul 02.00 malam. Entah kenapa, saya begitu gelisah dan sulit tidur. Rasanya, hati ini tidak tenang tapi entah kenapa.""Lalu, Pak?""Akhirnya, saya memilih untuk menonton televisi sendirian. Karena Istri dan Anak-anak sudah terlelap. Anehnya, mereka begitu nyenyak. Berbeda dengan saya. Baru beberapa saat menonton, terdengar teriakan seorang wanita minta tolong. Tapi entah dari man

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • Cinta si aldo   Bab. 1

    Bu ... apa ini? Kenapa banyak darah berceceran disini?" tanya Kril pada istrinya.Kril terlihat sangat panik. Bagaimana tidak, dilihatnya banyak tetesan darah yang masih segar di lantai dapur rumahnya. Sementara itu, selai masih menunjukkan pukul 02:10 dini hari. Ini masih larut malam, bagaimana semua ini bisa ada di sini? Berbagai pertanyaan muncul di pikirannya. Terdiam. Menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Perlahan, Istrinya pun keluar dari kamar mandi dengan santainya. Seolah ia tidak memulai pembukaan."Ya sudah, Yah. Bersihkan saja. Mungkin itu darah tikus yang dimakan kucing. Gak usah panik begitu!" "Tikus? Sejak kapan di rumah kita ada tikus?" Kril merasa sangat takjub dengan adanya darah ini.Tanpa menjawab, dia langsung pergi ke dalam kamar dan meninggalkannya di dapur. Karena tidak ingin dilihat besok paginya, malam itu juga Kril segera bereskan. Tapi memang, entah kenapa belakangan ini banyak hal aneh terjadi di rumah ini.Mulai dari beberapa bercak dar

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • Cinta si aldo   bab 2

    Part 02"Bu ... ayah berangkat dulu, ya.""Iya ... Ayah."Pukul 19.10.Aku mulai melangkahkan kaki menuju rumah Pak Santoso. Malam ini adalah tahlilan malam pertama, yang biasanya diadakan sampai tiga malam di daerah kami. Sampai di sana, aku melihat sudah ada beberapa orang yang hadir. Kebanyakan dari mereka adalah tetangga dekat dan beberapa keluarga dari Almarhumah.Setelah bersalaman dengan pelayat yang lain. Aku memilih duduk di halaman rumah yang sudah diberikan tenda, sebagai tempat duduk para pelayat. Masih. Mereka masih terus berbincang tentang kejadian aneh beberapa waktu belakangan di kampung ini.Aku juga sempat mendengar, beberapa warga sering melihat sosok wanita misterius yang sering berjalan sendirian di tengah malam, sambil membawa sebilah belati."Bapak pernah melihatnya juga?" tanya salah seorang pria yang duduk tepat di sebelahku."Alhamdulilah belum, Pak. Saya hanya sering mendengar suara-suara aneh saat tengah malam. Namun, tidak pernah melihat sosok apapun.""Su

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • Cinta si aldo   bab 3

    Part03"Biasanya, Yah. Jika ada seseorang yang pernah melihat dan membicarakannya secara detail. Pasti ia dan keluarganya akan jadi korban selanjutnya."Benar.Benar sekali apa yang dikatakan Istriku. Itu juga yang dikatakan Bapak tersebut. Tetapi, dari mana ia tahu?"Mengapa Ibu bisa tahu akan hal itu?" tanyaku penasaran."Ya, pasti tahu lah. Itu sudah jadi rahasia umum warga sekitar sini."Benar juga, siapa yang tidak tahu jika sudah memakan korban sebanyak itu. Tetapi, aku masih tetap penasaran akan siapa sosok wanita itu dan apa tujuannya.Karena beberapa warga juga sempat mengatakan kalau sosok tersebut bukanlah hantu, karena mereka sempat melihat jejak kaki di depan rumahnya.."Kenapa melamun, Yah? Ada masalah, 'kah?""Ahh ... tidak, Bu. Ayah hanya sedang berpikir, bagaimana bisa wanita jadi-jadian tersebut melakukan itu. Apa tujuannya? Sampai tega membunuh orang yang tidak bersalah.""Sudahlah, Yah. Tidak usah terlalu dipikirkan. Yang penting, keluarga kita selamat dan tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19

Bab terbaru

  • Cinta si aldo   bab 6

    seorang diri. Aku yakin, kejadian ini begitu membuatnya terpukul.Apalagi, ia sudah hidup puluhan tahun dengan sang Istri yang kini harus pergi meninggalkannya, dengan tidak wajar. Entahlah, jika aku berada di posisinya bisa jadi akan melakukan hal yang sama..Tahlilan pun selesai.Satu persatu warga kembali pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan aku, memilih kembali dengan pria yang tadi duduk di sebelah. Ya, aku ingin mengetahui apa yang tadi belum sempat ia ceritakan."Jadi ... bagaimana kejadian Bapak dengan wanita misterius itu?" tanyaku kembali, sembari berjalan menuju ke rumah."Saat itu, sekitar pukul 02.00 malam. Entah kenapa, saya begitu gelisah dan sulit tidur. Rasanya, hati ini tidak tenang tapi entah kenapa.""Lalu, Pak?""Akhirnya, saya memilih untuk menonton televisi sendirian. Karena Istri dan Anak-anak sudah terlelap. Anehnya, mereka begitu nyenyak. Berbeda dengan saya. Baru beberapa saat menonton, terdengar teriakan seorang wanita minta tolong. Tapi entah dari man

  • Cinta si aldo   bab. 5

    Suaminya.""Iya, Yah. Sementara, selama ini Suaminya yang sudah menjadi tulang punggung dalam keluarga. Sementara Bu Lastri, hanya membantu dengan berjualan di rumah.""Iya, Bu. Ayah tidak pernah bayangkan kalau itu seandainya terjadi dengan kita.""Tidak, Yah. Itu tidak mungkin terjadi pada keluarga kita. Tidak ada yang bisa mengganggu keluarga kita. Siapapun itu," tegas Istriku."Tetapi, Bu. Namanya ajal kita tidak pernah tahu. Apalagi, keadaan di kampung ini sudah semakin tidak aman. Begitu mudahnya orang-orang di bunuh tanpa sebab yang jelas. Ayah masih berpikir, pasti wanita itu bukan lagi manusia. Tapi iblis. Jika dia manusia, pasti manusia yang berhati iblis."Diam.Istriku hanya diam tanpa menjawab. Ia hanya mendengarkan sambil mengelap rambutnya dengan handuk. Belakangan ini, Istriku sering sekali membasahi rambutnya saat tengah malam.Aku sempat menanyakan hal itu, tapi ia menjelaskan itu adalah caranya mengurangi sakit di kepala yang sering datang secara tiba-tiba. Padahal,

  • Cinta si aldo   bab 4

    Masih.Sampai saat ini Istriku belum mengetahui, bahwa ada suara-suara aneh yang pernah kudengar saat malam tiba. Karena memang, aku tidak pernah menceritakannya.Hanya karena menginginkan agar ia tidak merasakan ketakutan.***********Makan malam selesai.Istriku segera membereskan sisa makan malam, sedangkan aku memilih duduk ke teras untuk santai sejenak setelah makan malam.Sunyi.Kampung ini terasa semakin sunyi. Beberapa orang hanya keluar saat ada keperluan mendesak. Jika tidak, mereka lebih memilih mengunci diri di dalam rumah.Beberapa saat kemudian, Istriku keluar dan duduk bersama di teras. Terlihat wajahnya seperti memendam sesuatu. Seperti raut kesal atau kemarahan.Aneh, tidak seperti biasanya ia seperti ini. Beberapa tahun hidup dengannya, aku sudah paham bagaimana wataknya."Ibu ada masalah?" tanyaku."Sedikit, Yah. Ibu cuma sedikit merasa kesal saja.""Kesal? Kepada siapa, Bu?""Ahh ... sudahlah, Yah. Tidak penting membicarakannya sekarang.""Bagaimana tidak penting?

  • Cinta si aldo   bab 3

    Part03"Biasanya, Yah. Jika ada seseorang yang pernah melihat dan membicarakannya secara detail. Pasti ia dan keluarganya akan jadi korban selanjutnya."Benar.Benar sekali apa yang dikatakan Istriku. Itu juga yang dikatakan Bapak tersebut. Tetapi, dari mana ia tahu?"Mengapa Ibu bisa tahu akan hal itu?" tanyaku penasaran."Ya, pasti tahu lah. Itu sudah jadi rahasia umum warga sekitar sini."Benar juga, siapa yang tidak tahu jika sudah memakan korban sebanyak itu. Tetapi, aku masih tetap penasaran akan siapa sosok wanita itu dan apa tujuannya.Karena beberapa warga juga sempat mengatakan kalau sosok tersebut bukanlah hantu, karena mereka sempat melihat jejak kaki di depan rumahnya.."Kenapa melamun, Yah? Ada masalah, 'kah?""Ahh ... tidak, Bu. Ayah hanya sedang berpikir, bagaimana bisa wanita jadi-jadian tersebut melakukan itu. Apa tujuannya? Sampai tega membunuh orang yang tidak bersalah.""Sudahlah, Yah. Tidak usah terlalu dipikirkan. Yang penting, keluarga kita selamat dan tidak p

  • Cinta si aldo   bab 2

    Part 02"Bu ... ayah berangkat dulu, ya.""Iya ... Ayah."Pukul 19.10.Aku mulai melangkahkan kaki menuju rumah Pak Santoso. Malam ini adalah tahlilan malam pertama, yang biasanya diadakan sampai tiga malam di daerah kami. Sampai di sana, aku melihat sudah ada beberapa orang yang hadir. Kebanyakan dari mereka adalah tetangga dekat dan beberapa keluarga dari Almarhumah.Setelah bersalaman dengan pelayat yang lain. Aku memilih duduk di halaman rumah yang sudah diberikan tenda, sebagai tempat duduk para pelayat. Masih. Mereka masih terus berbincang tentang kejadian aneh beberapa waktu belakangan di kampung ini.Aku juga sempat mendengar, beberapa warga sering melihat sosok wanita misterius yang sering berjalan sendirian di tengah malam, sambil membawa sebilah belati."Bapak pernah melihatnya juga?" tanya salah seorang pria yang duduk tepat di sebelahku."Alhamdulilah belum, Pak. Saya hanya sering mendengar suara-suara aneh saat tengah malam. Namun, tidak pernah melihat sosok apapun.""Su

  • Cinta si aldo   Bab. 1

    Bu ... apa ini? Kenapa banyak darah berceceran disini?" tanya Kril pada istrinya.Kril terlihat sangat panik. Bagaimana tidak, dilihatnya banyak tetesan darah yang masih segar di lantai dapur rumahnya. Sementara itu, selai masih menunjukkan pukul 02:10 dini hari. Ini masih larut malam, bagaimana semua ini bisa ada di sini? Berbagai pertanyaan muncul di pikirannya. Terdiam. Menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Perlahan, Istrinya pun keluar dari kamar mandi dengan santainya. Seolah ia tidak memulai pembukaan."Ya sudah, Yah. Bersihkan saja. Mungkin itu darah tikus yang dimakan kucing. Gak usah panik begitu!" "Tikus? Sejak kapan di rumah kita ada tikus?" Kril merasa sangat takjub dengan adanya darah ini.Tanpa menjawab, dia langsung pergi ke dalam kamar dan meninggalkannya di dapur. Karena tidak ingin dilihat besok paginya, malam itu juga Kril segera bereskan. Tapi memang, entah kenapa belakangan ini banyak hal aneh terjadi di rumah ini.Mulai dari beberapa bercak dar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status