Share

Bab 99

Author: Aura Tanjung
Camelia mengamati lingkungan di sekeliling. Dia pun mengerti bahwa dirinya telah diculik. Dia kembali mengingat kembali apa yang ada di benaknya.

Saat ini, orang yang pernah disinggung Camelia hanya beberapa orang saja. Dia bahkan bisa menghitung dengan satu tangannya.

Saat Steven menampakkan diri, Camelia pun menunjukkan ekspresi seolah-olah dia sudah menduganya. Dia masih saja kelihatan tenang ketika melihat Steven, seolah-olah sedang melihat badut saja.

Steven mengerti makna dari tatapan Camelia. Dia mencubit dagu Camelia dengan tidak senang, lalu berkata dengan nada suram, “Tatapan apa itu? Apa kamu lagi mengancamku?”

“Heh, ngomong?”

Camelia mendengus dingin. Dengan suara yang keluar dari dada, mata Camelia sedikit menunduk, memberi isyarat mata bahwa mulutnya sedang disumpal.

Saat ini, Steven membuka lakban di mulut Camelia dengan wajah penuh rasa bangga. “Ada apa? Kenapa sekarang kamu nggak sesombong seperti di ruang rapat?”

Sambil berkata, Steven menepuk pipi Camelia dengan ter
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 100

    Holden berjalan keluar, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Simon. “Periksa CCTV area parkiran bawah tanah Grup Winston, cari keberadaan Camelia.”Saat Simon mendengar ucapan buru-buru presdirnya, dia pun segera memutuskan panggilan dan mulai melaksanakannya.Holden juga tidak senggang. Bibir tipisnya digigit erat. Keningnya juga tampak berkerut. Dia mengeluarkan laptop mencoba untuk melacak keberadaan ponsel Camelia.Saat sedang berusaha, Simon pun menelepon, “Pak Holden, aku sudah menemukannya. Bu Camelia dibawa pergi seseorang. Lokasinya ada di ….”“Emm, gudang di pinggiran barat kota,” balas Holden dengan suara berat, “Bawa polisi ke sana. Aku akan ke sana sekarang.” Selesai berpesan, Holden langsung memutuskan panggilan.Simon spontan tertegun. Dia dapat merasakan bahwa Holden sedang menahan amarahnya. Dia sudah bertahun-tahun bekerja dengan Holden, dirinya cukup memahami Holden. Simon pun diam-diam berdoa dalam hati, semoga orang yang menculik Camelia bisa beruntung. J

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 1

    Ketika Levin Suradi membawa cinta pertamanya ke pesta ulang tahun ini, Camelia Winston tahu bahwa dirinya sudah kalah. Di sudut ruangan, dia membaca pesan yang dikirimkan ibunya.[ Camelia, kamu sudah kalah. Setelah tiga tahun, Levin masih belum jatuh cinta padamu. Menurut peraturan, kamu seharusnya pulang dan memikul tanggung jawabmu. ]Camelia menatap gadis yang berada dalam pelukan Levin tidak jauh dari sana. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan cinta pertama Levin. Gadis itu terlihat sangat polos, lembut, pendiam, dan damai. Meskipun mengenakan pakaian yang murah, dia tetap menarik perhatian.‘Ternyata begini tipe gadis yang disukai Levin,’ gumam Camelia dalam hati sambil tersenyum getir. Camelia tiba-tiba teringat kejadian empat tahun lalu. Dalam komunitas mereka, ada seorang putri orang kaya yang pernah menyatakan cintanya pada Levin secara terang-terangan. Namun, pria itu malah menjentikkan abu rokok dan menatap gadis itu dengan agak dingin, lalu berkata dengan penuh a

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 2

    Camelia tidak tinggal berlama-lama di Kota Surin. Demi Levin, dia baru datang ke kota ini untuk berkuliah. Sekarang, dia sudah lulus kuliah, sedangkan Levin juga telah memiliki pacar baru. Jadi, tidak ada lagi hal yang berarti di kota ini baginya.Camelia memesan tiket pesawat untuk kembali ke Kota Mindu. Setelah mendarat, Maggie Uswaldo yang datang menjemputnya.“Kali ini, kamu nggak akan pergi lagi?”“Iya.”Demi mengejar langkah Levin dulu, Camelia tidak dapat tinggal terlalu lama di Kota Mindu. Waktunya untuk berkumpul bersama Maggie juga sangat sedikit. Sekarang, dia telah kalah taruhan dan tidak memiliki alasan untuk pergi lagi.Setelah mendengar cerita tentang Camelia dan Levin, Maggie mau tak mau merasa agak sedih untuk Camelia. Akan tetapi, dia merangkul lengan Camelia sambil tersenyum.“Jangan ungkit masalah nggak menyenangkan ini lagi. Aku akan adakan pesta penyambutan kepulanganmu!”Camelia mengangguk sambil tersenyum. Dia tidak menolak usul itu.Maggie membawa Camelia ke kl

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 3

    Maggie merasa cukup terintimidasi oleh kakak sepupunya itu. Dia pun naik ke mobil dengan patuh tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun.Di dalam mobil, suasananya yang hening terasa sangat canggung.Tatapan Camelia jatuh pada gelang tasbih yang melingkari pergelangan tangan Holden. Dia merasa gelang itu agak familier. Namun, pikirannya sangat kacau karena sudah mabuk. Hanya saja, memori pertemuan pertamanya dengan Holden tiba-tiba melintasi benaknya. Beberapa tahun telah berlalu, tetapi pria ini masih tetap terlihat berwibawa. Rumah Maggie berjarak lebih dekat dengan klub. Holden pun mengantarnya pulang terlebih dahulu, baru mengantar Camelia kembali ke hotel.Ketika hanya tersisa Camelia dan Holden dalam mobil, pria itu tiba-tiba bertanya dengan santai, “Kamu berencana tinggal di Kota Mindu?”“Iya.” Camelia tertegun sejenak, lalu mengangguk.Camelia tidak termasuk dekat dengan Holden. Jadi, setelah pertanyaan itu, suasana dalam mobil pun kembali hening. AC dalam mobil sangat sejuk

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 4

    Bagaimana Holden mengetahui masalah Camelia dengan Levin? Ada sebuah pemikiran yang melintasi benak Camelia. Namun, dia hanya menjawab sambil tersenyum, “Nggak, kok. Kak Holden, kamu kan juga sudah bersenang-senang. Kita lupakan saja masalah ini, oke?”Camelia mengedipkan matanya, tetapi malah merasa agak cemas.  Holden terlalu istimewa. Meskipun masih muda, dia sangat berbakat dan sukses. Selain itu, dia juga sangat berkuasa dan sulit dijangkau.‘Apa yang sudah kuperbuat!’ umpat Camelia dalam hati.Holden menjentikkan abu rokok. Dia tidak setuju maupun membantah ucapan Camelia. Hanya saja, tatapannya bertambah kelam. Dia menjawab dengan nada dingin, “Terserah.”Camelia pun merasa lega. Setelah mengenakan pakaiannya, dia meninggalkan hotel dan naik taksi pulang ke kediaman Keluarga Winston.Baru saja Camelia naik ke taksi, Josie yang yang berjarak beberapa langkah di belakang melihat sosoknya dan tertegun sejenak. Kemudian, dia menggigit bibirnya dan menarik tangan Levin.“Levin, kay

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 5

    Camelia melanjutkan dengan tenang, “Tenang saja, aku sudah putus sama Levin. Hanya saja, karena aku harus ambil alih perusahaan keluarga, sebaiknya aku punya pernikahan yang lebih stabil. Akan lebih bagus kalau aku pilih orang yang nggak kubenci.”Agnes menentang hubungan Camelia dengan Levin karena merasa tidak puas pada Camelia yang kehilangan akal sehat demi cinta. Selain itu, Keluarga Suradi juga merupakan saingan bisnis Keluarga Winston. Meskipun Keluarga Suradi tidak sekuat Keluarga Winston, mereka tetap adalah musuh.Faktanya, Agnes sebenarnya tidak begitu ingin ikut campur dalam urusan pernikahan Camelia. Dia juga tidak begitu peduli pada urusan pribadi Camelia yang lain seperti dia mengkhawatirkan berbagai macam urusan pribadi Tiffany.Agnes menatap Camelia dengan tajam dan mengamatinya untuk sesaat.“Oke.” Agnes menjawab, “Kamu boleh pilih sendiri orangnya. Tapi, kamu harus penuhi janjimu. Camelia, jangan buat aku kecewa.”Camelia mengangguk.Agnes masih ada urusan lain dan l

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 6

    Untuk pertama kalinya, Camelia sulit membayangkan bahwa lelaki di hadapannya adalah orang dalam ingatannya yang telah menghiburnya berulang kali saat dia mengalami kebutaan sementara. Ketika terjadi gempa bumi dulu, Levin yang menyelamatkan Camelia, lalu menghiburnya dan menemaninya sambil menunggu pertolongan. Itulah sebabnya dia menyimpan perasaan untuk Levin selama sekian lama.Camelia tidak menyangka bahwa lelaki yang pernah menemaninya dalam kegelapan itu ternyata begitu biasa, narsis, dan kejam.“Camelia, seorang gadis itu seharusnya mencintai dirinya. Nggak ada untungnya bagimu dengan lanjut mengganggu Levin seperti ini.”Josie menunjukkan ekspresi tidak berdaya. Dia bersikap seolah-olah dirinya adalah seorang pacar yang sangat sabar dalam menghadapi amukan mantan pacar prianya.Baru saja Camelia hendak menjelaskan semuanya, tiba-tiba ada seseorang yang membisikkan sesuatu pada manajer itu. Ekspresi manajer itu pun berubah sedikit. Kemudian, dia menatap Levin dan berkata, “Maa

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 7

    Begitu mendengar Holden mengungkit tentang Maggie, Camelia pun menggigit bibirnya. Jika dia benar-benar menikah dengan Holden, apa yang akan dipikirkan Maggie?Hanya saja, wajah Holden benar-benar mudah membuat hati orang tergerak. Jika Camelia ingin mencari orang yang tidak dibencinya dan memiliki karakter yang memenuhi standarnya, Holden memang adalah kandidat terbaik. Camelia menunjukkan seulas senyum, lalu mengedipkan matanya dan berkata, “Kak Holden, sepertinya, aku nggak punya alasan untuk menolak.”“Kalau begitu, kita ketemu di Kantor Urusan Sipil jam 10 pagi besok,” ujar Holden sambil menatap Camelia.Camelia pun mengangguk.Holden sepertinya masih ada urusan lain. Dia pun berbalik dan hendak langsung pergi. Namun, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu mengernyit dan bertanya dengan penuh arti, “Levin itu ....”“Kami sudah putus.” Camelia menunduk, lalu teringat sikap Levin tadi dan menambahkan, “Tenang saja, aku bukan tipe orang yang akan kembali ke mantannya.”Setelah

Latest chapter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 100

    Holden berjalan keluar, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Simon. “Periksa CCTV area parkiran bawah tanah Grup Winston, cari keberadaan Camelia.”Saat Simon mendengar ucapan buru-buru presdirnya, dia pun segera memutuskan panggilan dan mulai melaksanakannya.Holden juga tidak senggang. Bibir tipisnya digigit erat. Keningnya juga tampak berkerut. Dia mengeluarkan laptop mencoba untuk melacak keberadaan ponsel Camelia.Saat sedang berusaha, Simon pun menelepon, “Pak Holden, aku sudah menemukannya. Bu Camelia dibawa pergi seseorang. Lokasinya ada di ….”“Emm, gudang di pinggiran barat kota,” balas Holden dengan suara berat, “Bawa polisi ke sana. Aku akan ke sana sekarang.” Selesai berpesan, Holden langsung memutuskan panggilan.Simon spontan tertegun. Dia dapat merasakan bahwa Holden sedang menahan amarahnya. Dia sudah bertahun-tahun bekerja dengan Holden, dirinya cukup memahami Holden. Simon pun diam-diam berdoa dalam hati, semoga orang yang menculik Camelia bisa beruntung. J

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 99

    Camelia mengamati lingkungan di sekeliling. Dia pun mengerti bahwa dirinya telah diculik. Dia kembali mengingat kembali apa yang ada di benaknya.Saat ini, orang yang pernah disinggung Camelia hanya beberapa orang saja. Dia bahkan bisa menghitung dengan satu tangannya.Saat Steven menampakkan diri, Camelia pun menunjukkan ekspresi seolah-olah dia sudah menduganya. Dia masih saja kelihatan tenang ketika melihat Steven, seolah-olah sedang melihat badut saja.Steven mengerti makna dari tatapan Camelia. Dia mencubit dagu Camelia dengan tidak senang, lalu berkata dengan nada suram, “Tatapan apa itu? Apa kamu lagi mengancamku?”“Heh, ngomong?” Camelia mendengus dingin. Dengan suara yang keluar dari dada, mata Camelia sedikit menunduk, memberi isyarat mata bahwa mulutnya sedang disumpal.Saat ini, Steven membuka lakban di mulut Camelia dengan wajah penuh rasa bangga. “Ada apa? Kenapa sekarang kamu nggak sesombong seperti di ruang rapat?”Sambil berkata, Steven menepuk pipi Camelia dengan ter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 98

    Kebetulan, selama ini Levin juga terus menyuruh Steven mencari kesempatan untuk menghadapi Camelia.Levin sedang bingung lantaran tidak menemukan alasan. Kali ini, bukannya kesempatan sudah datang ke depannya?Steven menenangkan Christine yang masih terisak-isak, lalu berjalan ke samping untuk menghubungi Levin.Ketika Christine melihat gerakan Steven, tatapannya menjadi muram.Selama ini, Christine tahu Steven bisa bersikap arogan di perusahaan bukan karena ada sokongan dari Tiffany seorang diri, dia juga memiliki Levin sebagai sandaran.Asalkan bisa dibantu oleh Levin, Camelia pasti tidak bisa melarikan diri lagi!Di sisi lain, saat Levin melihat ada panggilan masuk dari Steven, dia pun merasa tidak sabaran.Saat membaca nama Steven, Levin pun kepikiran selama ini Steven terus memikirkan cara untuk menghadapi Camelia, tetapi masih tidak ada hasilnya. Sejak bertemu terakhir kali di resepsionis, tidak terdapat informasi lain lagi.Jadi, ketika melihat Steven, Levin pun merasa marah.Le

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 97

    Christine dilempar ke depan pintu gedung perusahaan. Sekelompok sekuriti mendorongnya keluar.Resepsionis juga mencondongkan kepala mereka untuk ikut menyaksikan keramaian. Mereka juga ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya terjadi masalah seperti ini.Satu detik kemudian, sekuriti membuang barang Christine ke atas tubuhnya. “Kamu sudah boleh pergi. Kalau nggak ada urusan, jangan muncul di dekat perusahaan.”Usai berbicara, sekuriti menepuk-nepuk tangannya, lalu meninggalkan tempat. Semua itu adalah perintah dari manajer proyek. Mereka pun telah menyelesaikannya dengan lancar!Sejak tamat kuliah dan bekerja bertahun-tahun di sini, Christine adalah orang pertama yang pernah dia lihat, dikeluarkan dari perusahaan dengan begitu memalukan. Semua itu juga terasa langka.Christine menatap dua resepsionis di pintu yang melihatnya dengan senyum dan kebingungan di mata mereka.Dia menggigit bibir merahnya, mengepalkan tangan, lalu diam-diam

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 96

    “Aku mohon sama kamu. Maafkan aku, Bu Camelia. Aku benar-benar bersalah. Aku nggak akan mengulanginya lagi.”“Kamu masih ingin mengulanginya lagi?”Camelia menyipitkan mata indahnya. Hatinya sangat teguh ketika dihadapkan dengan permintaan ampun dari Christine. Dia juga bukan berhati mulia. Seandainya bukan karena Camelia sudah mempersiapkan semuanya, dia benar-benar tidak bisa menangani masalah ini. Seandainya pihak yang hasilnya dijiplak hari ini bukanlah Camelia, melainkan hanyalah seorang anak magang yang baru masuk perusahaan, bukannya hidup anak baru itu akan berakhir?Ketika kepikiran hal ini, tatapan Camelia menjadi dingin.Christine segera menggeleng. “Bukan, bukan, Bu Camelia. Hanya kali ini saja. Aku hanya melakukan sekali saja. Aku juga nggak akan melakukannya lagi.”Christine menangis hingga mencucurkan air mata dan juga ingusnya. Namun orang-orang di tempat malah tidak ada yang maju untuk memelas pengampunan untuknya.Dapat diketahui bahwa hubungan dia dan yang lain biasa

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 95

    Sambil berbicara, Christine juga tidak tahan kuasa untuk menyindir, “Heh, pura-pura saja. Aku penasaran apa yang bisa kamu keluarkan!”Camelia tidak menghiraukannya, lalu lanjut membuka PPT.Sebuah proposal baru diperlihatkan ke hadapan semua orang.Bukan hanya lebih lengkap daripada milik Christine, bahkan lebih detail. Bahkan, artis juga sudah dihubungi.Suara dingin dan tenang Camelia terdengar perlahan. “Proposal yang dicuri Christine adalah proposal edisi paling awalku. Sekarang ini adalah proposal edisi finalku. Untuk area pemandian air panas, kita nggak boleh hanya berfokus pada kemewahan saja, juga mesti mempertimbangkan keberadaan mayoritas keluarga. Jadi, pada edisi final, aku pun memiliki cakupan yang lebih luas dengan tingkat realisasi yang lebih tinggi.”“Mengenai soal kolaborasi, saat ini masih dalam proses. Aku sudah melakukan koordinasi sebagian dengan pihak mereka.”Setelah ucapan itu dilontarkan, terdengar suara tepuk tangan di dalam ruangan.Semua orang langsung berd

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 94

    Setelah dicampakkan, Camelia mengambil tisu basah dengan gerakan elegan. Dia mengelap satu per satu jari tangannya.Gerakan itu semakin memancing emosi Christine.Setelah beberapa saat kemudian, Christine hendak melangkah maju untuk berdebat dengan Camelia, “Camelia, kamu itu orang murahan, kenapa kamu berani sekali! Aku nggak akan lepaskan kamu begitu saja!”Rasa murka sudah memenuhi benak Christine.Pada saat ini, Christine sudah sepenuhnya lupa bahwa dia duluan menjiplak hasil orang lain.Namun pada saat ini, manajer proyek berjalan maju untuk menarik Christine. Dia berkata dengan tegas, “Sudahlah, Christine, kita semua rekan kerja. Untuk apa bertengkar hingga canggung seperti ini?”“Bisa jadi, Camelia berbuat seperti ini karena ada alasan lain.” Begitu manajer melontarkan ucapannya, ada banyak orang yang merasa aneh. Camelia malah berkata, “Tentu saja ada alasanku. Proposal Christine itu hasil jiplakan.”“Omong kosong!” Lantaran dibongkar, Christine langsung meluapkan amarahnya. S

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 93

    “Karena kamu nggak pantas dengan proposal ini.” Camelia berdiri dengan perlahan. Raut wajah indahnya kelihatan datar.Camelia menatap Christine yang sedang marah-marah di sini. Dia seperti sedang menyaksikan badut yang sedang melakukan pertunjukan saja.Christine mengepal tangannya dengan gusar. “Apa maksudmu?”Tiba-tiba ekspresi Christine menjadi galak. “Jangan-jangan kamu iri sama proposalku, makanya kamu mengatakan ucapan seperti ini. Camelia, hatimu sempit sekali.”Sejak melihat Camelia berdiri, Christine pun mulai merasa takut.Namun, satu detik kemudian, tiba-tiba Christine kepikiran bahwa dirinya sudah memindahkan data Camelia, lalu mempresentasikannya duluan. Jadi, memangnya kenapa kalau Camelia merasa marah? Siapa yang duluan mempresentasikan proposal itu, proposal pun akan menjadi milik orang itu.Manajer proyek juga ikut menatap wajah tegas Camelia. Tatapannya berubah tajam. Dia mulai mempertimbangkan. “Camelia, maksudmu ….”“Pak Manajer!” Christine tidak tahan kuasa langsun

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 92

    Camelia tidak berbicara. Dia menopang dagu dengan telapak tangan kanannya sembari menatap Christine dengan malas. Dia yang terkadang mengangkat kelopak matanya itu kelihatan seperti seekor kucing Persia yang kelihatan anggun dan santai.Christine sengaja mengamati ekspresi Camelia. Ketika melihat dirinya yang begitu santai, Christine spontan mengepalkan tangannya.Bagus, Camelia, dasar wanita murahan. Sekarang kamu bisa bersikap sombong, nanti aku akan bikin kamu tidak bisa berkata-kata lagi.Aku penasaran, tanpa proposal ini, apalah kamu di depan manajer proyek?Christine berjalan ke atas panggung dengan percaya diri. Dia sedikit mendongakkan dagunya, seperti seekor ayam jantan yang siap bertempur, kelihatan gagah dan penuh semangat.Camelia hanya merasa sangat lucu saja.Begitu Christine mencolok flashdisk ke komputer dan menampilkan isi proposal. Sorot mata Camelia langsung berubah.Ternyata benar.Christine mencuri proposal miliknya.Namun, Camelia tidak menunjukkan reaksi berlebih

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status