Share

Bab 8

Author: Aura Tanjung
Ini adalah ciuman yang tak terkendali dan mendalam.

Camelia bernapas terengah-engah dan mencengkeram ujung pakaian Holden secara refleks. Sampai kedua kakinya terasa lemas, Holden baru menghentikan ciumannya.

Kemudian, Holden menatap Camelia dan berkata dengan suara berat, “Kalau mau memanfaatkan tubuhku, Nyonya Camelia masih kurang berpengalaman.”

Camelia pada dasarnya sangat kompetitif. Dia pun tersenyum, lalu mengecup jakun Holden. Saat merasakan tubuh pria itu menjadi agak kaku, dia pun melangkah mundur sedikit dan tersenyum menantang.

“Pak Holden juga sama saja.”

Mata Holden pun bertambah gelap. Di sisi lain, Camelia menghentikan provokasinya dan tidak bertindak melewati batas.

Setelah bertukar nomor telepon dengan Holden, Camelia pun pindah ke rumah yang disiapkan Holden. Lokasi rumah itu sangatlah bagus.

Sebelum pindah, Camelia tidak lupa memberi tahu Agnes tentang dirinya yang telah mendaftarkan pernikahannya. Hanya saja, dia tidak mengatakan bahwa orang yang dinikahinya adala
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
Dasar lelaki pelit . jika tau Camelia orang kaya km ketar ketir
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 9

    Levin meminta kembali hadiah yang pernah diberikannya?Camelia pun tertawa saking marahnya. Sebelumnya, dia hanya merasa Levin agak berengsek. Tak disangka, Levin juga begitu pelit. Dia hanya merasa sial karena pernah berpacaran dengan pria seperti ini.Setelah pulang ke rumah, Camelia berniat untuk mencari semua hadiah yang pernah diberikan Levin. Tepat pada saat ini, Holden juga pulang ke rumah.“Lagi cari apa?” tanya Holden sambil menatap Camelia.Camelia menghentikan gerakannya dan menjawab, “Aku lagi cari hadiah-hadiah yang pernah dikasih mantanku. Dia minta kembali hadiah yang pernah diberikannya. Ini pertama kalinya aku ketemu pria sepelit dia!”Camelia merasa agak kesal. Wajahnya yang cantik pun menunjukkan sedikit kejengkelan. Pada detik berikutnya, dia menerima notifikasi yang menunjukkan bahwa ada uang sebesar 400 juta yang masuk ke rekeningnya. Di bawahnya, terdapat sebaris memo.[ Hadiah sukarela. ]Holden melirik ke arah lantai yang dipenuhi barang murahan dengan ekspresi

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 10

    Sebelum Maggie selesai berbicara, Camelia sudah memutuskan sambungan telepon. Sementara itu, ada seulas senyum yang melintasi mata Holden.Ketika teringat seruan sahabatnya tadi, Camelia merasa agak canggung. Terutama ketika pandangannya menyusuri tulang selangka Holden. Pria ini benar-benar menggoda.Camelia bahkan merasa telinganya juga terasa panas. Dia berdeham, lalu bertanya, “Ada apa?”“Sudah begitu malam, kenapa kamu masih belum tidur?” Sudut bibir Holden sedikit terangkat dan ada kelembutan yang melintasi matanya yang dingin ketika bertanya, “Lagi ngobrol sama Maggie?”“Emm. Kami cuma ngobrol biasa,” jawab Camelia dengan asal.Tatapan Holden tertuju pada telinga Camelia yang terlihat merah. Kemudian, dia tiba-tiba berujar, “Bukannya Maggie seharusnya panggil kamu kakak ipar?” Ketika teringat dirinya telah menjadi kakak ipar Maggie, Camelia pun tersedak. Hubungan ini memang lumayan kacau.Holden tersenyum, lalu menunduk dan menahan dagu Camelia. Dia berkata dengan suara rendah,

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 11

    “Nggak usah.” Camelia menjawab dengan nada acuh tak acuh, “Dia nggak suka acara seperti itu.”Camelia berkata jujur. Holden terlihat sangat sulit dijangkau dan dingin. Dia memang tidak cocok dengan acara seperti itu.Tiffany pun tersenyum makin lebar. Ketika mendengar Camelia sudah menikah, tetapi hanya langsung mendaftarkan pernikahannya tanpa mengadakan resepsi, dia makin yakin bahwa suami Camelia itu bukanlah seseorang yang layak dipamerkan.“Sayang sekali.” Tiffany berkata dengan nada menyesal, lalu menggoda, “Waktu kakak iparmu dengar kamu sudah menikah, dia sangat ingin berkenalan dengan suamimu.”“Ibu pernah bilang pernikahan itu cuma peraturan Keluarga Winston.” Camelia menatap Agnes dan berkata dengan nada datar, “Bagimu, nggak penting siapa itu suamiku. Jadi, aku juga nggak ingin mengganggunya karena urusan keluarga.”Agnes mengernyit dan menyahut dengan dingin, “Kakakmu juga cuma perhatian padamu. Ya sudah kalau kamu nggak bersedia. Kelak, akan ada kesempatan untuk bertemu.”

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 12

    Camelia membacakan isi daftar itu dengan santai.“Tanggal 8 November 2022, aku merawatmu yang demam tinggi. Harga pasaran biaya perawatan seperti itu 1,2 juta. Tanggal 23 November, aku antarkan dokumenmu yang mendesak dan bolak-balik tiga kali. Jaraknya 12 kilometer, totalnya 600 ribu. Dari tahun 2022 sampai 2024, aku siapkan makan siang buatan sendiri dan sup bergizi untukmu selama tiga tahun, totalnya 166 juta ....”Ekspresi Camelia terlihat tenang saat dia membacakan kata demi kata. Tiga tahun yang penuh keabsurdan itu terlintas dalam benaknya. Camelia menghabiskan waktu dan usahanya untuk pria yang tidak layak. Dia bahkan belajar cara memasak dan membuat sup untuk Levin, lalu mengantarkannya kepada Levin tiga kali sehari selama tiga tahun. Pada akhirnya, mereka malah menyelesaikan masalah ini di depan publik.Awalnya, Levin masih mendengarkan dengan tenang. Akan tetapi, ketika Camelia selesai membacakan tagihan itu satu per satu, alisnya berkerut dan wajahnya menjadi makin muram.

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 13

    Levin menggertakkan giginya dan menatap Camelia lekat-lekat. Josie yang ada di sebelahnya sudah pucat pasi.Melihat ada makin banyak orang yang berkumpul di sekeliling mereka, Levin menjawab dengan kesal, “Rekening!”Camelia mengeluarkan ponselnya dengan tenang, lalu membiarkan Levin memindai kode QR-nya. Setelah uang itu masuk ke rekeningnya, dia pun tersenyum tipis dan berujar, “Makasih, mantanku.”‘Lumayan juga. Dalam tiga tahun ini, setidaknya aku bisa hasilkan 220 juta,’ gumam Camelia dalam hati.Setelah itu, Levin baru berjalan pergi dengan tampang suram. Ketika merasakan tatapan aneh orang-orang, Josie juga buru-buru mengikuti Levin meninggalkan tempat ini.Di restoran yang tenang dan bersih, tatapan Holden tertuju pada Camelia yang berdiri tidak jauh dari sana. Rekan bisnis yang berada di samping menatap Holden dengan bingung, lalu mengalihkan perhatiannya pada Camelia dengan penuh semangat.“Holden, itu pacarmu?”“Bukan.” Holden tersenyum, lalu menjawab dengan bahasa asing yan

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 14

    Holden tertegun sejenak, lalu tersenyum tipis. Dia tiba-tiba melingkarkan tangannya ke pinggang Camelia, lalu mencondongkan tubuhnya dan berbicara dengan suara yang dingin nan malas.“Bella, aku nggak pernah mengejar siapa pun. Baik itu tertarik karena penampilan fisik atau jatuh cinta seiring berjalannya waktu, berikanlah aku sebuah kesempatan. Kita buat sandiwara ini jadi kenyataan, ya?”Bella merupakan nama panggilan Camelia. Saat kecil, keluarganya paling suka memanggilnya dengan panggilan itu. Dia tidak menyangka Holden akan memanggilnya dengan nama itu. Dari mana Holden mengetahui nama panggilannya itu?Hati Camelia agak bergetar. Dia menatap sepasang mata pria itu dan bibirnya yang merah mulai bergerak. Dia benar-benar tidak dapat mengucapkan kata-kata penolakan.Camelia menunduk, lalu akhirnya menjawab, “Oke.”...Di sisi lain.Setelah berjalan keluar dari restoran, Levin membawa Josie meninggalkan tempat ini dengan ekspresi suram.Ada banyak orang yang menonton keramaian di re

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 15

    Camelia menunjukkan ekspresi tenang, tetapi auranya malah terasa mengintimidasi. Dia sama sekali tidak terlihat seperti mahasiswi yang baru lulus kuliah. Ketika teringat dia bermarga Winston, Steven mengernyit dan ada beberapa tebakan yang melintasi benaknya.Apa mungkin Camelia memiliki hubungan dengan Keluarga Winston? Namun, Tiffany tidak pernah mengungkit tentangnya.Oleh karena itu, semua keraguan Steven segera sirna. Dia tersenyum sinis dan berujar, “Grup Winston nggak memerlukan pecundang sepertimu.”Camelia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia memungut dokumen itu dan langsung berbalik untuk pergi. Tidak lama kemudian, pemberitahuan pemecatan itu pun diumumkan.Setelah mengetahui hal ini, Naldo langsung tercengang. Orang lain mungkin tidak tahu jelas mengenai status Camelia, tetapi dia mengetahuinya dengan jelas. Camelia adalah putri Keluarga Winston. Apa Steven sudah gila?Naldo segera pergi mencari Steven dan berseru marah, “Kamu tahu Camelia itu siapa? Kamu berani memecatnya?

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 16

    Malam ini, Maggie mengajak Camelia keluar untuk berbelanja. Dia membantu Camelia memilih gaun yang akan dikenakannya untuk menghadiri pesta Grup Wardana. Namun, mereka malah kebetulan bertemu dengan Levin dan Josie.Josie menatap Camelia dan tersenyum tipis, “Sepertinya, mentalmu lumayan bagus. Setelah dipecat perusahaan, kamu masih bisa keluar untuk berbelanja.”Begitu mendengar ucapan itu, Maggie langsung menunjukkan ekspresi seperti sudah melihat hantu. Apa? Putri kedua Keluarga Winston dipecat dari Grup Winston?Camelia memicingkan mata. Dia menatap Levin dan bertanya dengan nada tenang, “Ini ulahmu?”“Orang dengan status serendah kamu memang seharusnya tahu diri.” Levin melanjutkan dengan kesal, “Camelia, aku awalnya nggak ingin mempersulitmu. Kamu yang bersikeras mau menggangguku.”Sebagai sahabat Camelia, Maggie tentu saja mengetahui dengan jelas masalah di antara mereka. Dia pun menjulingkan mata dan berujar, “Otakmu bermasalah, ya? Dasar bebal! Kamu sendiri yang nggak berhenti

Latest chapter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 100

    Holden berjalan keluar, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Simon. “Periksa CCTV area parkiran bawah tanah Grup Winston, cari keberadaan Camelia.”Saat Simon mendengar ucapan buru-buru presdirnya, dia pun segera memutuskan panggilan dan mulai melaksanakannya.Holden juga tidak senggang. Bibir tipisnya digigit erat. Keningnya juga tampak berkerut. Dia mengeluarkan laptop mencoba untuk melacak keberadaan ponsel Camelia.Saat sedang berusaha, Simon pun menelepon, “Pak Holden, aku sudah menemukannya. Bu Camelia dibawa pergi seseorang. Lokasinya ada di ….”“Emm, gudang di pinggiran barat kota,” balas Holden dengan suara berat, “Bawa polisi ke sana. Aku akan ke sana sekarang.” Selesai berpesan, Holden langsung memutuskan panggilan.Simon spontan tertegun. Dia dapat merasakan bahwa Holden sedang menahan amarahnya. Dia sudah bertahun-tahun bekerja dengan Holden, dirinya cukup memahami Holden. Simon pun diam-diam berdoa dalam hati, semoga orang yang menculik Camelia bisa beruntung. J

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 99

    Camelia mengamati lingkungan di sekeliling. Dia pun mengerti bahwa dirinya telah diculik. Dia kembali mengingat kembali apa yang ada di benaknya.Saat ini, orang yang pernah disinggung Camelia hanya beberapa orang saja. Dia bahkan bisa menghitung dengan satu tangannya.Saat Steven menampakkan diri, Camelia pun menunjukkan ekspresi seolah-olah dia sudah menduganya. Dia masih saja kelihatan tenang ketika melihat Steven, seolah-olah sedang melihat badut saja.Steven mengerti makna dari tatapan Camelia. Dia mencubit dagu Camelia dengan tidak senang, lalu berkata dengan nada suram, “Tatapan apa itu? Apa kamu lagi mengancamku?”“Heh, ngomong?” Camelia mendengus dingin. Dengan suara yang keluar dari dada, mata Camelia sedikit menunduk, memberi isyarat mata bahwa mulutnya sedang disumpal.Saat ini, Steven membuka lakban di mulut Camelia dengan wajah penuh rasa bangga. “Ada apa? Kenapa sekarang kamu nggak sesombong seperti di ruang rapat?”Sambil berkata, Steven menepuk pipi Camelia dengan ter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 98

    Kebetulan, selama ini Levin juga terus menyuruh Steven mencari kesempatan untuk menghadapi Camelia.Levin sedang bingung lantaran tidak menemukan alasan. Kali ini, bukannya kesempatan sudah datang ke depannya?Steven menenangkan Christine yang masih terisak-isak, lalu berjalan ke samping untuk menghubungi Levin.Ketika Christine melihat gerakan Steven, tatapannya menjadi muram.Selama ini, Christine tahu Steven bisa bersikap arogan di perusahaan bukan karena ada sokongan dari Tiffany seorang diri, dia juga memiliki Levin sebagai sandaran.Asalkan bisa dibantu oleh Levin, Camelia pasti tidak bisa melarikan diri lagi!Di sisi lain, saat Levin melihat ada panggilan masuk dari Steven, dia pun merasa tidak sabaran.Saat membaca nama Steven, Levin pun kepikiran selama ini Steven terus memikirkan cara untuk menghadapi Camelia, tetapi masih tidak ada hasilnya. Sejak bertemu terakhir kali di resepsionis, tidak terdapat informasi lain lagi.Jadi, ketika melihat Steven, Levin pun merasa marah.Le

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 97

    Christine dilempar ke depan pintu gedung perusahaan. Sekelompok sekuriti mendorongnya keluar.Resepsionis juga mencondongkan kepala mereka untuk ikut menyaksikan keramaian. Mereka juga ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya terjadi masalah seperti ini.Satu detik kemudian, sekuriti membuang barang Christine ke atas tubuhnya. “Kamu sudah boleh pergi. Kalau nggak ada urusan, jangan muncul di dekat perusahaan.”Usai berbicara, sekuriti menepuk-nepuk tangannya, lalu meninggalkan tempat. Semua itu adalah perintah dari manajer proyek. Mereka pun telah menyelesaikannya dengan lancar!Sejak tamat kuliah dan bekerja bertahun-tahun di sini, Christine adalah orang pertama yang pernah dia lihat, dikeluarkan dari perusahaan dengan begitu memalukan. Semua itu juga terasa langka.Christine menatap dua resepsionis di pintu yang melihatnya dengan senyum dan kebingungan di mata mereka.Dia menggigit bibir merahnya, mengepalkan tangan, lalu diam-diam

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 96

    “Aku mohon sama kamu. Maafkan aku, Bu Camelia. Aku benar-benar bersalah. Aku nggak akan mengulanginya lagi.”“Kamu masih ingin mengulanginya lagi?”Camelia menyipitkan mata indahnya. Hatinya sangat teguh ketika dihadapkan dengan permintaan ampun dari Christine. Dia juga bukan berhati mulia. Seandainya bukan karena Camelia sudah mempersiapkan semuanya, dia benar-benar tidak bisa menangani masalah ini. Seandainya pihak yang hasilnya dijiplak hari ini bukanlah Camelia, melainkan hanyalah seorang anak magang yang baru masuk perusahaan, bukannya hidup anak baru itu akan berakhir?Ketika kepikiran hal ini, tatapan Camelia menjadi dingin.Christine segera menggeleng. “Bukan, bukan, Bu Camelia. Hanya kali ini saja. Aku hanya melakukan sekali saja. Aku juga nggak akan melakukannya lagi.”Christine menangis hingga mencucurkan air mata dan juga ingusnya. Namun orang-orang di tempat malah tidak ada yang maju untuk memelas pengampunan untuknya.Dapat diketahui bahwa hubungan dia dan yang lain biasa

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 95

    Sambil berbicara, Christine juga tidak tahan kuasa untuk menyindir, “Heh, pura-pura saja. Aku penasaran apa yang bisa kamu keluarkan!”Camelia tidak menghiraukannya, lalu lanjut membuka PPT.Sebuah proposal baru diperlihatkan ke hadapan semua orang.Bukan hanya lebih lengkap daripada milik Christine, bahkan lebih detail. Bahkan, artis juga sudah dihubungi.Suara dingin dan tenang Camelia terdengar perlahan. “Proposal yang dicuri Christine adalah proposal edisi paling awalku. Sekarang ini adalah proposal edisi finalku. Untuk area pemandian air panas, kita nggak boleh hanya berfokus pada kemewahan saja, juga mesti mempertimbangkan keberadaan mayoritas keluarga. Jadi, pada edisi final, aku pun memiliki cakupan yang lebih luas dengan tingkat realisasi yang lebih tinggi.”“Mengenai soal kolaborasi, saat ini masih dalam proses. Aku sudah melakukan koordinasi sebagian dengan pihak mereka.”Setelah ucapan itu dilontarkan, terdengar suara tepuk tangan di dalam ruangan.Semua orang langsung berd

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 94

    Setelah dicampakkan, Camelia mengambil tisu basah dengan gerakan elegan. Dia mengelap satu per satu jari tangannya.Gerakan itu semakin memancing emosi Christine.Setelah beberapa saat kemudian, Christine hendak melangkah maju untuk berdebat dengan Camelia, “Camelia, kamu itu orang murahan, kenapa kamu berani sekali! Aku nggak akan lepaskan kamu begitu saja!”Rasa murka sudah memenuhi benak Christine.Pada saat ini, Christine sudah sepenuhnya lupa bahwa dia duluan menjiplak hasil orang lain.Namun pada saat ini, manajer proyek berjalan maju untuk menarik Christine. Dia berkata dengan tegas, “Sudahlah, Christine, kita semua rekan kerja. Untuk apa bertengkar hingga canggung seperti ini?”“Bisa jadi, Camelia berbuat seperti ini karena ada alasan lain.” Begitu manajer melontarkan ucapannya, ada banyak orang yang merasa aneh. Camelia malah berkata, “Tentu saja ada alasanku. Proposal Christine itu hasil jiplakan.”“Omong kosong!” Lantaran dibongkar, Christine langsung meluapkan amarahnya. S

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 93

    “Karena kamu nggak pantas dengan proposal ini.” Camelia berdiri dengan perlahan. Raut wajah indahnya kelihatan datar.Camelia menatap Christine yang sedang marah-marah di sini. Dia seperti sedang menyaksikan badut yang sedang melakukan pertunjukan saja.Christine mengepal tangannya dengan gusar. “Apa maksudmu?”Tiba-tiba ekspresi Christine menjadi galak. “Jangan-jangan kamu iri sama proposalku, makanya kamu mengatakan ucapan seperti ini. Camelia, hatimu sempit sekali.”Sejak melihat Camelia berdiri, Christine pun mulai merasa takut.Namun, satu detik kemudian, tiba-tiba Christine kepikiran bahwa dirinya sudah memindahkan data Camelia, lalu mempresentasikannya duluan. Jadi, memangnya kenapa kalau Camelia merasa marah? Siapa yang duluan mempresentasikan proposal itu, proposal pun akan menjadi milik orang itu.Manajer proyek juga ikut menatap wajah tegas Camelia. Tatapannya berubah tajam. Dia mulai mempertimbangkan. “Camelia, maksudmu ….”“Pak Manajer!” Christine tidak tahan kuasa langsun

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 92

    Camelia tidak berbicara. Dia menopang dagu dengan telapak tangan kanannya sembari menatap Christine dengan malas. Dia yang terkadang mengangkat kelopak matanya itu kelihatan seperti seekor kucing Persia yang kelihatan anggun dan santai.Christine sengaja mengamati ekspresi Camelia. Ketika melihat dirinya yang begitu santai, Christine spontan mengepalkan tangannya.Bagus, Camelia, dasar wanita murahan. Sekarang kamu bisa bersikap sombong, nanti aku akan bikin kamu tidak bisa berkata-kata lagi.Aku penasaran, tanpa proposal ini, apalah kamu di depan manajer proyek?Christine berjalan ke atas panggung dengan percaya diri. Dia sedikit mendongakkan dagunya, seperti seekor ayam jantan yang siap bertempur, kelihatan gagah dan penuh semangat.Camelia hanya merasa sangat lucu saja.Begitu Christine mencolok flashdisk ke komputer dan menampilkan isi proposal. Sorot mata Camelia langsung berubah.Ternyata benar.Christine mencuri proposal miliknya.Namun, Camelia tidak menunjukkan reaksi berlebih

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status