Share

Bab 12

Penulis: Azzurra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-02 17:00:13

Bab 12

“Oohhh itu kaka gue, tar kapan-kapan gue kenalin ya,” jawab Exel sambil menghidupkan mobil dan melajukannya.

“cantik,” gumamku. "Oohhh jadi itu kakanya Excel, mungkinkah dia ada hubungan special dengan pak Bagas? atau Pak Bagas ngajar di sini karna kakaknya Exel?" Aku terus bermain dengan pikiranku.

Selama perjalanan pikiranku makin runyam. Mau mengorek keterangan dari Excel tapi harus menunggu waktu yang tepat, biar ngga disebut ‘kepo’. Duh Laras emang harus kepo biar tau informasi.

“Irmaaaa ... Pelor banget loo.” Teriakku, saat ku tengok kebelakang, Irma sudah merebahkan tubuh dan terlihat pulas.

“Ishh ... berisik, tar Kalo udah nyampe bangunin,” ujarnya, meraih bantal kecil, lalu menindih dengan kepalanya.

“Kakanya Excel itu dokter, wisudanya bareng ama kaka gue, Ras, baru inget gue," ucap Irma yang sambil melanjutkan tidurnya.

“Iya Bang?” ku tengok ke arah Exel yang fokus mengemudi.

“Iya, dia
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cinta itu Love   Bab 13

    Bab 13"Perlu saya cium?" Aku menganga, menatap manik mata Pak Bagas, terpancar keseriusan di sana, dan aku tak menyangka guru kulkasku mengatakan hal ini.Teman-temanku bersorak mendengar penuturan Pak Bagas. Lelaki ini mendekatkan wajah ke arahku.Netraku membulat, semakin tak menyangka dia melakukan aksi ini di depan murid -muridnya. Sorak sorai mengikuti aksi guru kulkasku."Jangan Pak." Tanganku menahan pundak Pak Bagas agar tak semakin mendekat. kepalaku menggeleng pelan. Aku menelan saliva susah payah. Jarak kami sudah sangat dekat bahkan aku bisa merasakan hembusan nafas Pak Bagas. Jantungku bertalu, hatiku mereog, embat Laras biar nggak penasaran. Aku menatap bibir kemerahan milik lelaki yang wajahnya hanya satu centi didepanku. Ya Tuhan malu Laras masa di depan temen-temen, hati baikku berkata."Ayo, ayo, sedikit lagi Laras," Suara-suara teman laknatku menyemangati kegiatan yang tak seharusnya terjadi ini.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Cinta itu Love   Bab 14

    Bab 14"Elo kenapa Ras? Kok tangan elo keringetan begini?" tanya Alya, ketika merasakan genggaman tangan Laras berkeringat."Nggak kenapa-kenapa, gue cuma!" Laras mencoba berfikir. "Ayo mikir Laras gimana caranya nggak kedeteksi itu cctv.""Al, elo duduk di sini dulu ya, gue kebelet banget." wajah Laras meringis, tangannya memegangi perut. Dengan sengaja dia kentut di hadapan Alya. "Ihh ... Jorok banget Ras?" Alya menutup hidung karna bau tak sedap yang dia hirup. "Sorry Al, gue nggak tahan, dari tadi gue tahan-tahan, tap --""Udah buruan sana!" Alya mengusir Laras. Laras terbirit menuju kamar mandi, di dalam kamar mandi dia tebahak-bahak, nih pantat mendukung banget lagi, pas kebetulan pengen kentut.Segera Laras mengirim pesan pada Exel, panjang lebar. [Xel tolongin gue ya, plis. Apapun yang elo minta nanti gue kabulin deh. Ini rahasia kita berdua ya] send. Setelah meminta tolong Exel p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Cinta itu Love   Bab 15

    Bab 15"Pak tadi ruangannya di kunci nggak?" tanya Ida pada Ahmad. "Saya lupa, Bu, saking buru-buru tadi.""Roy." "I- iya, Bu! Dua teman kamu mana? Biasanya kamu selalu bertiga?" "Kan tadi saya bilang saya liat Exel di sini, Bu. Sekarang saya juga nggak tau dia di mana?" jawab Roy, di buat setenang mungkin, bisa gagal kalo dia gerogi. "Ya sudah, kamu masuk kelas, kabarin ibu kalo liat Exel." "Siap, Bu."Setelah Ida menjauh Roy segera menelpon Exel, " Bos elo di mana? Bu Ida udah menuju ke ruang Arsip.""Gue udah di dalam kelas," jawab Exel santai. Roy segera masuk kelas, menfoto Exel dan Boy yang sedang duduk di pojokan. Lalu mengirim pada Ida, yang sudah hampir sampai di ruang Arsip. "Ras semua beres nanti malam jalan ya sama Babang. Kan malam minggu." Exel menemui Laras siang ini. "Jangan malem Bang, mana bisa gue keluar rumah malam hari!" ujar Laras.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Cinta itu Love   Bab 16

    Bab 16Exel memarkir mobil di depan rumah Laras, lalu keluar dari mobilnya dan menekan tombol bel. Tak lama seraut wajah ayu keluar dengan senyum mengembang."Nak Exel, masuk." Dewi menghampiri gerbang membuka pintu kecil untuk Exel. "Laras lagi belajar di rumah Irma, mamih kira Nak Exel ikut, katanya tadi belajar bareng." Tanpa di tanya, Dewi menjelaskan pada Exel. "Ohh ... Ya udah Mih, saya ke sana aja ya," ujar Exel. "Nggak mau minum dulu?" tanya Mamih. "Mmm ... Sebenernya saya pengen ajak Laras jalan, Mih. Boleh nggak?""Loh, ini udah malam, Nak.""Bukan sekarang, Mih. Lain waktu.""kalo rame-rame, mamih bolehin, Nak. Tapi kalo berdua -" Dewi tak melanjutkan kalimatnya, wanita setangah abad ini mentaap Exel. "Duduk dulu yuk.""Nur, tolong buatkan minum." Perintah Dewi pada Asisten rumah tangganya. Dewi mempersilahkan Exel duduk."Gimana Mih?" tanya Exel sembari mendaratkan bokong."Gimana apanya?" "Saya mau ajak Laras jalan, sekedar jalan-jalan, menikmati udara malam hari."

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Cinta itu Love   Bab 17

    Hilir mudik anak menuju remaja di pintu gerbang sekolah menjadi pemandangan biasa bagi Paijo - si penjaga gerbang. Terlihat beberapa siswa yang memiliki kewenangan menertibkan murid berjajar di depan pagar bercat hitam ini. Lelaki tampan penguasa sekolah duduk sedikit menepi di dekat pohon besar, netranya awas menatap arah gerbang sekolah, bibirnya tersungging ketika melihat gadis yang selalu dia tunggu muncul, dari kejauhan. Laras terlihat berjalan tergesa menuju para siswa yang berbaris di depan gerbang, setelah memarkirkan motor. Hari ini dia tak boleh telat, harus datang lebih awal dari biasanya, harus sudah rapih dan berada di lapangan juga harus mengikuti pelajaran olah raga tanpa huru hara seperti biasanya. "Seneng banget kalian periksa kerapihan? Baru dua hari yang lalu? " tanya Laras pada siswa yang berbaris rapih memeriksa setiap siswa. "Iya biar makin tertib dan teratur," jawab Niken. "Sini liat jari-jari elo?" Niken meraih tangan Laras. "Ya ampun, ini sarang sy

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Cinta itu Love   Bab 18

    "Laras kamu ikut saya ke kantor?" Laras tercengang mendengar ajakan Bagaskara. "Mau ngapain, Pak?" tanya gadis tengil ini. Bagaskara tak menjawab pertanyaan Laras, guru idola itu langsung pergi meninggalkan lapangan karna jam olah raga telah usai. "Cieee ... Mau di kasih cipokan kali, elo sih tiap pelajaran olah raga bawaannya kaya ayam mau di potong," ujar Anti, meledek Laras yang masih memandang punggung Bagas."Nggak tau, tiap pelajaran olah raga kenapa paginya selalu apes ya?" ujar Laras."Udah sana mau di kasih doping, besok-besok minta dopingnya sebelum mulai olah raga biar jreng pas lari-lari." Teman yang lain menimpali sambil terkekeh. "Ishhh ... Emang gue sakit, butuh doping?" kesal Laras. "Ma, anterin gue yuk." "Perut gue mules banget, elo aja sendiri. Percuma juga gue anterin kalo nanti gue di usir, dia juga 'kan sensi banget liat muka gue.""Anti ayo anterin, mau ngapain Pak Bagas nyuruh gue ke kantor?" Laras was-was, memang tadi dia kena tegur lagi karna melamunkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Cinta itu Love   Bab 19

    Exel melihat Laras masih berdiri di dekat pilar menunggunya. Senyum terukir di bibir Laras, tak dapat di pungkiri Exel benar-benar mencintai Laras, seperti apapun terbakar cemburunya tadi seketika luruh ketika melihat bibir Laras yang melengkung indah. Tak bisa Exel benci atau marah pada gadis berwajah oriental ini."Bang, abis ngapain sama Pak Bagas?" Laras menautkan jemarinya di lengan Exel. Exel tak menjawab dia memasang wajah datar. Hanya melirik pada jemari yang mengait di lengannya. "Kenapa sih, Bang? Belakangan ini elo kaya bt terus tuh muka?" mereka masih berjalan bergandengan.Masih tak ada jawaban dari Exel. "Bang!!" Laras menarik lengan Exel, langkah kaki mereka berhenti. Laras memasang wajah penasaran. Terlihat menggemaskan di mata Exel."Kamu mau tau kenapa aku boring belakangan ini?" Laras mengangguk."Mau tau karna penasaran doang, atau karna peduli?" tanya Exel menatap wajah Laras, mencari jawaban jujur. "Peduli dong, Bang, kita 'kan sahabat, kalo elo boring mung

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Cinta itu Love   Bab 20

    Part 20Bel sekolah berdentang beberapa kali tanda waktu belajar hari ini sudah berakhir. Laras memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas. "Ma, gue di ajakin Exel buat anter dia latihan sore nanti abis Ashar ikut yuk," ajak Laras. "Ya ... nggak bisa, gue suruh ke toko ama nyokap gue, jaga kasir." "Yah ... Nggak sama elo boleh nggak ya ama Nyokap gue," Laras mulai gelisah. "Ya udah batalin aja anter Exel nya, dari pada di nyap-nyap, sama nyokap elo. Tau sendiri nyokap elo kalo marah gimana?" Irma terkikik, mungkin mengingat Emak kalo lagi ngomel. "Masalahnya gue bayar utang ini, Excel bisa marah sama gue kalo sampe gue batalin lagi, beberapa hari ini dia agak-agak beda sama gue. Jutek, nyebelin, kaya waktu belum akrab dulu, tapi Alhamdulillahnya masih mau belain gue di depan Bu Ida tadi.""Jangan-jangan dia tau kalo elo naksir abang gue? 'Kan udah gue bilang, kalo Exel sampe tau dan marah, elo bakalan rugi!! apalagi dia penguasa di sini nanti kaya di drama-drama tivi, elo dising

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10

Bab terbaru

  • Cinta itu Love   Bab 32

    Excel masuk ke dalam kamar membanting kasar tubuhnya di atas ranjang. Lengannya menempel di pelipis, matanya terpejam, dadanya terlihat turun naik, sepertinya menahan amarah yang membuncah. Setelah terlihat tenang dia ambil ponsel lalu dia tekan nomor Laras, tetapi hingga beberapa kali panggilan tak juga di angkat. Lelaki ini mengirim pesan pada Laras. Tak lama centang biru tanda pesannya di baca. Namun sampai beberapa saat tak juga terlihat Laras membalas. [Ras, aku ke rumah kamu, ya]. Send Satu, dua, tiga menit Excel menunggu tapi tak di jawab juga. Padahal pesannya terbaca dan Laras terlihat on line. [Ras, aku otw, ke rumah kamu. Kamu mau di beliin apa?]Excel menyahut kunci mobil, keluar kamar dan menuruni tangga cepat. "Den mau ke mana?" tanya Ros. "Keluar bentar, Mba," jawab Excel. "Den, tadi Bapak pesen, Aden nggak boleh ke mana-mana," ujar Ros. Namun Excel seolah tak mendengar penuturan Ros, dia tetap melenggang keluar melewati pintu. Excel mengeluarkan mobil dari gara

  • Cinta itu Love   Bab 31

    Excel menelungkupkan kepala di setir. "Abang elo ada masalah apa sama Sarah? Gue yakin Laras di jadiin alat sama Pak Bagas." Tangan Excel mencengkeram stir mobil."Nah itu dia masalahnya, Bang. Gue mau jelasin ke Laras juga susah, dia lagi jatuh cinta. Tapi gue tau abang gue nggak sungguh-sungguh ke dia. Bang, elo harus bisa lindungi Laras," ucap Irma. Kepala Excel mendongak, menatap Irma. Isi kepalanya mulai berfikir dan menyusun rencana. Apa yang harus dia lakukan. Apakah saran Sarah bisa menjadi solusi? Pikir lelaki tinggi ini. ***Bagaskara menyorot cerah pagi ini, lelaki tampan yang memiliki nama sama dengan si pemberi kehangatan ini menyusuri kapling blok dengan berlari kecil. Handuk kecil melingkar di leher, titik keringat menghiasi kening dan leher. Sesekali lelaki tampan ini menyeka keringat di dagu. Tanpa dia sadari ada sebuah mobil mengikuti di belakangnya. Hingga Bagaskara berhenti si taman komplek duduk di bangku istirahat, lalu menenggak minuman yang dia gengam sejak

  • Cinta itu Love   Bab 30

    "Kamu lagi ngapain bisa sampe begini, Neng?" tanya Dewi, sambil mengompres pipi Laras. "Kan udah sering mamih bilang jangan suka berurusan sama laki-laki, ngeyel aja jadi anak." Dewi tak berhenti bicara. Laras hanya meringis karna bekas memarnya di tekan oleh Dewi. "Udah lah, Mih. Kaya Mamih nggak pernah muda aja," ujar Dani-Ayah Laras."Karna mamih pernah muda, Pih. Makanya mamih cerewet," Sewot Dewi. Aww ... Laras terpekik karna lagi-lagi memarnya di tekan oleh Dewi."Mpok ada Kak Irma." kepala Andi menyembul di balik pintu."Masuk, Neng," panggil Dewi. Dani pergi setelah Irma mencium tangan kedua orang tua Laras. "Ras, gimana masih sakit?" tanya Irma. Laras hanya mengangguk. Neng, Mamih bilangin ya!! kalian berdua masih pada sekolah, masih SMA, masih lagi mekar-mekarnya, ibarat bunga kalian itu lagi cantik-cantiknya. Jangan sia-sia-in masa muda cuma buat seneng-senengan. Mending kejar cita-cita setinggi langit." Nasehat Dewi dengan menggebu. Mendengar Dewi tak berhenti bicar

  • Cinta itu Love   Bab 29

    Excel terpingkal, mereka bertos ria merasa berhasil mengerjai Bagaskara, si guru menyebalkan bagi Excel. Terlihat Bagaskara mulai mengecek onderdil motor walau dia sama sekali tak tau mengenai mesin motor. Tapi rasa penasaran mengalahkan segalanya.Netranya memincing, otaknya berfikir bagaimana mungkin motornya tiba-tiba mogok tanpa sebab. Pandangannya mengedar area setempat. terlihat mobil Excel terparkir di tempatnya.Bibir guru idola ini tersungging. Dia menemui Pak Satpam untuk menitipkan motornya, dan akan dia urus besok hari. "Dek sini!" Bagaskara memanggil Irma, gadis imut ini mendekat. "Sana kamu pulang dulu.""Mas, gimana?" "Udah sana pulang." Bagas menggiring Irma ke motor Laras. "Mas pulang sore." "Mas, mau ngapain sama Laras?" Irma bingung. "Nggak, ngapa-ngapain. Mas cuma mau kasih pelajaran sama orang yang udah ngerjain, Mas," ujar Bagaskara. "Jangan buat masalah, Mas." Irma mengingatkan. "Iya, udah sana." Usir Bagas. "Pak, terus gimana saya pulang nanti?" "Mulai

  • Cinta itu Love   Bab 28

    Alya berdiri menatap mahluk ciptaan Tuhan yang begitu sempurna sedang melatih para siswa cara service bola voli dengan benar. Terlihat lelaki tampan dengan wajah dan bentuk tubuh nyaris sempurna itu di kerumuni mahluk Tuhan turunan hawa. Para remaja menuju dewasa ini terlihat bersemangat mengikuti arahan guru tampan ini. Mereka bergilir melakukan Service dengan arahan Bagaskara. Bahkan ada beberapa siswa yang sengaja salah melakukan tehnik service agar di sentuh lelaki tampan ini. Bibir Alya mengerucut melihat Bagaskara berdiri di belakang Niken menyentuh tangannya agar teknik service bolanya sempurna. Gadis ini menghentakkan kaki karna Niken terlihat begitu agresif mendekati guru idola mereka. "Elo lagi ngapai Al." Laras menatap Alya lalu berganti ke arah pandang Alya. "Jiahhh ... Cemburu nih ye," cibir Laras. "Noh lo perhatiin, Niken emang jablay kelas kakap, semua yang keliatan melek ama dia di pepet terus." Alya berucap dengan ekspresi marah. "Tunjukkan kemampuan elo, Al.

  • Cinta itu Love   Bab 27

    Di dalam kamar mandi Excel bangun perlahan, bibirnya meringis, dia menyentuh kejantanannya yang mendadak bangun. "Ya ampun, Ras. Liatin elo aja ini gue suka bangun, ini di senggol-senggol, tegang 'kan dia," gumam Excel sambil berjalan tertatih menuju bathrobe mengambil kaos dan celana kolor. Huft ...Lelaki tinggi ini mendaratkan bokong di kasur menetralkan apa yang dia rasa, ada kekhawatiran tak bisa menahan diri ketika melihat Laras nanti, apa lagi mereka cuma berdua di sini. Di ambil gawai, dia lihat cctv di mulai Laras masuk ke dalam huniannya. Senyum Excel melebar melihat gelagat Laras mulai dari pintu masuk hingga masuk ke dalam kamar. Setelah di rasa tenang lelaki ini keluar kamar. "Kamu lagi ngapain di sini? Kok nggak ngomong-ngomong mau ke sini?" suara Excel membuyarkan lamunan Laras."Niken mana, Bang?" bukannya menjawab pertanyaan Excel, Laras palah menyodorkan pertanyaan lanjutan."Niken? Kamu ke sini cuma nyariin Niken?" telisik Excel, mendaratkan bokong di sebelah Lar

  • Cinta itu Love   Bab 26

    Laras meradang, rupanya Niken ada di apartemen Excel, sedang apa mereka di sana berdua? Laki-laki dan perempaun? Laras segera meraih jaket topi dan kacamata, tak lupa masker, lalu mengambil kunci motor. "Mak, laras mau ke depan sebentar." Izin Laras pada Dewi. "Kamu baru pulang belom makan udah mau pergi lagi. Mau kemana?" tanya Dewi garang. "Sebentaran, Mak, ke Alf* depan. Sebelum magrib Laras pulang," ujar Laras segera berlari ke arah luar setelah mencium tangan Dewi. "Ati-ati, Neng." Dewi masih terus memperhatikan kepergian Laras. Laras memacu motornya dengan kecepatan tinggi, dia ingin segera sampai di apartemen Excel, beberapa kali dia ke sana tapi bersama beberapa teman ketika mengerjakan tugas-tugas sekolah. Entah kenapa kali ini Laras melakukan ini. Hatinya tak terima Excel melakukan hal yang tidak-tidak. Apakah karna terpengaruh kata-kata Irma. "Jangan sampai elo nyesel, Ras!!" kata-kata itu terus terngiang. Tapi apa hak ku ngelarang-larang Excel, toh selama in

  • Cinta itu Love   Bab 25

    Dengan pasti sang surya meninggalkan pagi dan siang hari, berjalan menuju sore. Laras mengamati parkiran tempat biasa Excel memarkir mobilnya. Gadis berwajah oriental ini memastikan mobil Excel sudah tak ada di sana. "Nyariin apa, Ras??" tanya Irma. "Tumben mobil Excel udah nggak ada. Biasanya dia nungguin gue," ujar Laras. "Lagi ada perlu kali, kadang-kadang juga begitu 'kan dia. Cieee ... Ngerasa kehilangan nih, ye ...." Ledek Irma. "Gue kenapa jadi kepikiran Excel ya, Ma? Gimana pun dia sahabat gue." Irma menatap Laras dengan raut tak percaya. "Kayanya benih-benih cinta muncul nih! Udah nggak mau sama Abang gue?""Ngomongin abang elo, sini deh gue ceritain, kemaren waktu kita makan." Mereka duduk di warung bakso depan sekolah. Laras menceritakan pada Irma perihal Bagaskara yang memberinya perhatian. "Ma, gue jadi ke Gr an tau. Gue bisa dengan percaya diri ngomong ke Alya gue bakalan dapetin abang elo. Ma, cari tau dong abang elo bener nggak perhatiannya ke gue karna ada rasa.

  • Cinta itu Love   Bab 24

    Di Pantri rumah sakit dua orang terlihat sedang berbincang panas. "Terserah kamu, tapi aku pastikan adik tercinta kamu akan patah hati dan kamu pasti tau apa yang akan dia lakukam jika sampai patah hati!" Bagas terus mengkonfrontasi Sarah. Netranya memincing menatap tegas pada Sarah. "Aku tak peduli padanya," jawab Sarah ragu. "Benar 'kah? Bukannya kamu begitu khawatir saat dia pernah Od dulu, dan bukan 'kah kamu ingin mengejar gelar dokter psikiatris pun karna adikmu itu?" cecar Bagas lagi pada wanita cantik berambut keriting gantung ini.Sarah mendekat, menyentuh kerah baju Bagaskara, lalu merapikan perlahan. "Tapi aku tak akan melepas kamu hanya demi dia."Bagaskara menarik pinggang ramping Sarah hingga tubuh mereka menyantu. "Kamu hanya terobsesi padaku, kenapa mengorbankan adik tercintamu.""Aku tak terobsesi, aku benar-benar mencintaimu," Sarah mendekatkan bibirnya pada bibir Bagaskara, menyesap bibir lelaki tampan ini perlahan. Tangannya mengalung di leher kokoh Bagaskara.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status