Share

Bab 31

Penulis: Sierra
Meski punya masa kecil yang tidak bahagia, Wenny tetap tidak kehilangan keberanian untuk mencintai seseorang.

Baik Landy maupun Hendro, Wenny tetap berinisiatif mencintai mereka sepenuh hati.

Mencintai seseorang tidak berarti bersikap rendah hati atau rendah diri terhadap orang lain.

Juga bukan alasan bagi orang lain untuk menindasnya.

Lagi pula, Wenny tidak menyukainya lagi.

Dia tidak menyukai Hendro lagi.

Hendro menatap Wenny dengan dingin, lalu tersenyum ironis, "Apa benar kamu tidak menyukaiku lagi?"

"Benar... Uhh!"

Sebelum Wenny sempat berkata, Hendro sudah menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya secara paksa.

Wenny tercengang, pikirannya menjadi kosong, matanya tiba-tiba menyusut. Dia tidak percaya Hendro tiba-tiba menciumnya.

Mereka memang pernah berciuman, tapi terakhir kali di kamar mandi, Wenny yang memeluk, menjerat dan berinisiatif untuk menciumnya.

Sekarang Hendro malah menciumnya.

Wenny langsung meronta dan mengangkat tangannya hendak mendorong Hendro, "Lepaskan aku!"

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 32

    Dasar pria ini!Wenny sangat geram. Dia berdiri berjinjit dan menggigit sudut bibir Hendro.Shrrr.Hendro merasa sakit, bau darah memenuhi mulutnya. Wenny menggigitnya sampai berdarah.Hendro mengulurkan tangan dan meremas wajahnya hingga membentuk huruf O. Matanya penuh permusuhan. "Apa kamu anak anjing? Kenapa suka sekali gigit orang?"Wenny menatapnya dengan tegas, "Sebaiknya kamu pikir baik-baik bagaimana jelaskan luka di sudut bibirmu itu pada Hana besok. Steve terima barang bekasmu, bukankah Hana juga terima barang bekas dariku?"Hendro, "..."‘Siapa barang bekas?’‘Dasar wanita sialan!’"Kita bisa main punya masing-masing, tapi Steve tidak bisa!""Kenapa?"Sebab, Steve itu sahabatnya, Hendro merasa tidak nyaman.Hendro mengamati Wenny dari atas ke bawah, "Menurutmu, Steve akan menyukaimu? Jangan bermimpi. Kamu hanya bisa menari di lantai dansa. Kamu ini gadis desa yang berhenti sekolah di usia 16 tahun. Kamu tidak memiliki pendidikan dan pekerjaan. Standar Steve tidak serendah i

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 33

    Hendro baru saja mandi, dia mengenakan piyama sutra hitam. Rambutnya basah dan meneteskan air. Penampilan segar membuatnya tampak lebih muda dan lebih tampan dari penampilannya yang biasa mengenakan setelan jas.Wenny meliriknya, pria ini benar-benar tampan.Saat ini, nada dering ponsel berdering, ada yang menelepon.Hendro menghampiri untuk menjawab telepon. Ternyata Sutinah yang menelepon, "Pak, Dewa C berjanji akan menemuimu di Rumah Sakit Pengobatan Tradisional besok."Wajah Hendro tampak tenang. "Sebelumnya, Dewa C ini datang dan pergi, berpura-pura misterius. Besok aku mau lihat siapa dia sebenarnya!"Wenny merasakan dingin di lehernya. Gawat!Hendro masih ingat terakhir kali Dewa C mengabaikannya. Berani bermacam-macam di depannya, Hendro bakal menghabisinya.Besok Hendro akan melihatnya sendiri.Hendro menatap Wenny dan berkata, "Kamu tidak mau mandi?""Mau." Wenny segera bergegas ke kamar mandi.Hendro menutup telepon dengan wajah cemberut. Si Dewa C ini membuatnya jengkel sam

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 34

    Meski sudah menikah lebih dari tiga tahun, Hendro belum pernah tidur dengan Wenny, dia tentu juga belum pernah tidur dengan wanita lain. Ini pertama kalinya.Hendro merasa lucu ketika melihat kesibukannya dengan perawatan kulit.Wenny menyadari tatapannya, lalu menoleh untuk melihat.Hendro tak sempat mengalihkan pandangannya, jadinya mereka saling bertatapan.Wenny melotot ke arahnya, "Apa yang kamu lihat? Apa kamu tidak pernah melihat wanita cantik?"Hendro, "… Kamu bisa membaca buku untuk meningkatkan diri. Meski berdandan cantik, kamu tetap hanya sebuah vas."Wenny, "..." ‘Tunggu saja, cepat atau lambat aku bakal menyilaukan matamu yang selalu meremehkan orang lain!’Wenny mengabaikannya, dia menyingkap selimut dan naik ke ranjang.Ponsel Hendro tiba-tiba berbunyi ding.Hendro menunduk dan melihat, ternyata Pak Erik dari Harvard membuat sebuah grup.Selain Hendro, ada satu orang lagi, yaitu W dengan foto hitam, itu adik kelas geniusnya.Adik kelas yang menolak permintaan pertemanan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 35

    Kata "menyebalkan" sungguh membingungkan.Hendro tidak peduli. Dia meletakkan ponsel dan lanjut meninjau dokumen-dokumen itu.Selesai bekerja sudah larut. Hendro bangkit dan menuang segelas air. Dia menoleh dan melihat Wenny sudah tertidur.Hendro ingin berbalik dan kembali ke sofa, tapi terdengar suara "ding", ponsel Wenny yang diletakkan di samping bantal menyala, ada notifikasi Whatsapp.Hendro menatap ponselnya, lalu tatapannya yang dingin dan suram tiba-tiba menyipit.Dia melihat avatar Whatsapp miliknya menyala, tampaknya mirip dengan avatar Whatsapp milik W.Hendro melangkah ke ranjang dan meraih ponselnya.Namun, Wenny tiba-tiba membalikkan badannya, wajahnya menempel di kepala Hendro.Hendro tercengang, dia tidak tahu apa yang tengah diperbuatnya. Barusan pasti salah lihat, mungkinkah Wenny adalah adik kelasnya?Bagaimana itu mungkin?Wenny hanyalah vas yang cantik.Saat itu, Hendro merasakan kelembutan di telapak tangannya. Ternyata Wenny yang sedang tidur mengusap-usap wajah

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 36

    Stella melihat Wenny mendekat.Hendro dan Hana juga melihatnya, Hana pun terkejut dan bertanya, "Wenny, kenapa kamu di sini?"Stella menatap Wenny dengan jijik, "Mengenai masalah tadi malam kamu menggoda Kak Steve, akan aku selesaikan denganmu. Sekarang segera pergi, kami sedang menunggu Dewa C. Kami tidak punya waktu untuk disia-siakan denganmu!"Pandangan Hendro tertuju pada Wenny, dia mengerutkan kening. Meski tak berkata apa-apa, jelas terlihat bahwa Hendro tidak menyambut kedatangannya.Seolah-olah Wenny datang untuk menimbulkan masalah.Wenny tidak marah. Dia menatap ketiga orang itu dengan konyol, lalu mengedipkan mata, "Aku tahu kalian sedang menunggu Dewa C."Hana, "Lalu kenapa kamu tidak pergi?"Wenny menegakkan punggungnya dan tersenyum, "Akulah yang kalian tunggu..."Sebelum Wenny selesai berkata, seseorang muncul, "Wenny, kenapa kamu di sini?"Wenny berbalik dan melihat Susan datang.Bu Jena melahirkan tiga putra, putra tertua Nando, putra kedua Andy, putra ketiga Martin,

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 37

    Hendro hanya ingin bertemu Dewa C.Dewa C belum datang, Hendro tampak muram.Susan melihat jam dan berspekulasi, "Pak Hendro, Dewa C pasti tertunda karena urusan lain. Aku tidak tahu apa yang dilakukan Dewa C, beliau sudah pensiun selama tiga tahun."Pensiunnya Dewa C selama tiga tahun selalu menjadi misteri terbesar yang belum terpecahkan di industri ini. Tak seorang pun tahu kenapa Dewa C menghilang begitu lama.Wenny di luar pintu, "..."‘Pak Hendro, lihatlah aku. Aku datang sesuai dengan yang telah disepakati. Kamu juga mengetahuinya. Hana, Susan dan Stella adalah saksiku.’Ekspresi Hendro masih tegang.Susan berkata, "Pak Hendro, aku akan melakukan pemeriksaan dulu pada Hana."...20 menit kemudian, Hendro dan Susan sudah berdiri di luar pintu. Susan mengenakan kemeja sutra putih dan rok hitam. Dia tampak ceria dan berkemampuan. Dia menatap pria tampan dan berwibawa di depannya sambil berkata, "Pak Hendro, aku simpulkan bahwa Hana menderita kelainan jantung bawaan yang disebabkan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 38

    Selesai berkata, Hana berbalik dan pergi.Wenny mengerutkan kening, apa yang ingin Hana lakukan?Tak lama kemudian Stella berteriak, "Aduh, Kak Hendro, sesuatu terjadi!"‘Apa yang terjadi?’Wenny segera berbalik.Stella meraih Hendro dengan panik, "Kak Hendro, Kak Hana dibawa pergi!"Raut wajah Hendro berubah, "Siapa yang melakukannya?"Stella, "Nenek yang membawanya pergi! Nenek suruh orang bawa Kak Hana pergi!"‘Apa?’Tubuh Hendro memancarkan aura dingin.Melihat Wenny yang datang menghampirinya, Stella langsung menunjuk ke arah Wenny, "Wenny, itu kamu! Kak Hendro, tadi malam ada orang yang kirim foto ke Nenek. Itu foto kamu dan Kak Hana yang sedang menari mesra di bar. Nenek sangat marah saat melihatnya, dia langsung menyuruh orang untuk menangkap Kak Hana. Pasti si Wenny yang mengirim foto itu!"Tatapan mata Wenny dingin dan muram. ‘Ada yang kirim foto ke Nenek?’Dia belum tahu tentang hal ini."Kak Hendro, si Wenny ini jahat banget. Dia tahu kalau Nenek selalu memanjakan dia dan p

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 39

    Bu Lisa terkejut, "Hendro!"Wenny yang berada di luar pintu juga terkejut. Dia tidak menyangka Hendro akan menghalang cambukan Hana.Hana memang pilihan yang paling jelas baginya.Hendro menatap Bu Lisa, "Nenek, sudah cukup. Akulah yang ingin bersama Hana. Dia tidak salah. Ini semua salahku. Jangan sentuh dia. Pukul aku saja!"Hana pun langsung memeluk Hendro, "Bu Lisa, jangan pukul Hendro, pukul saja aku!"Hana dan Hendro kini bagaikan sepasang kekasih yang bernasib sial, Bu Lisa adalah orang jahat yang ingin memisahkan mereka.Hati Wenny merasa diliputi kepahitan.Tangan Bu Lisa gemetar saat memegang cambuk itu. "Hendro, istrimu adalah Wenny. Apa kamu lupa siapa yang menemanimu selama tiga tahun dalam kondisi vegetatif? Kenapa kamu menyakiti hati Wenny seperti ini? Kurasa kamu benaran tergoda oleh Hana. Baiklah, aku akan menyadarkanmu hari ini!"Bu Lisa mengayunkan cambuk ke arah Hendro dengan sakit hati."Nenek, jangan pukul lagi!" Wenny pun bergegas masuk dan menghentikan Bu Lisa.

Bab terbaru

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 50

    Pada babak pertama, Hendro terpilih menjadi pemain utama dan suasana langsung menjadi semarak.Susan mengangkat sudut bibirnya sambil menatap Hendro, "Pak Hendro, mari kita bermain Jujur. Bolehkah aku bertanya, apakah kamu sudah pernah berhubungan seks dengan istrimu?"Semua orang yang hadir, kecuali Steve yang baru saja pulang dari luar negeri, tahu bahwa Wenny adalah istrinya Hendro.Susan sengaja bertanya apakah Hendro telah menyentuh Wenny.Pria kaya di meja itu menikmati kesenangan dan mulai bersiul.Susan melirik Wenny dengan pandangan sinis, "Pak Hendro, kamu dan istrimu sudah menikah selama tiga tahun. Jangan-jangan kamu belum menyentuh istrimu? Seberapa tidak sukanya kamu dengan istrimu ini?"Hana pun menatap Wenny dengan pandangan merendahkan dan arogan, "Aku sudah bilang pada Hendro, jangan menyentuh istrinya, jadi Hendro tidak mungkin menyentuhnya."Susan dan Hana bekerja sama untuk mempermalukan Wenny.Alex dan pria kaya lainnya mulai mendesaknya, "Kak Hendro, tolong jawab

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 49

    Wenny melihat Hendro dan Hana. Hana telah keluar dari rumah sakit, kini berdiri dengan anggun di samping Hendro sambil merangkulnya. Keduanya sangat serasi dan sangat mesra.Fany mendengus dingin, "Wenny, Pak Hendro memang mencintai Hana. Hana telah bertindak pada Bu Lisa, tapi Pak Hendro menganggap tidak terjadi apa-apa dan kembali bersama Hana."Wenny tidak menyangka akan bertemu Hendro dan Hana di bar. Melihat mereka berdua begitu cepat berbaikan, Wenny tidak menunjukkan keterkejutan apa pun. Dia tersenyum pada Fany, "Apakah ini hari pertama kamu tahu Hendro mencintai Hana?"Dulu Wenny bakal merasa kecewa, tetapi sekarang dia sudah mati rasa.Saat ini juga, terdengar suara sepatu hak tinggi, "Pak Hendro, Hana, kebetulan sekali."Wenny mendongak dan menemukan Susan juga datang.Malam ini Susan mengenakan gaun halter hitam, yang serasi dengan rambut keriting dan bibir merahnya, membuatnya tampak sangat menawan.Pandangan Susan tertuju pada Hendro, matanya berbinar dan jantungnya berde

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 48

    Seberapa sakitnya yang dia rasakan saat itu?Hendro memeluk pinggangnya yang lembut. Dia mengaku sedikit lebih sayang padanya.Hendro menundukkan kepala dan mendekatkan wajahnya. Suaranya masih serak karena baru bangun tidur. Dia berbisik padanya, "Wenny, apa aku menyakitimu? Maafkan aku."Hendro berbisik meminta maaf padanya.Wenny yang sedang tidur tidak bereaksi. Dia bernapas tenang, seolah-olah setiap helai rambutnya terasa manis dan lembut.Tenggorokan Hendro serasa terbakar bara api. Dia tak berani menatap tubuhnya yang menggoda, tetapi dia tak terkendali menundukkan kepala, ingin mencium rambutnya yang harum dan lembut.Saat hendak menciumnya, Wenny mengerang dan perlahan membuka matanya.Wenny terbangun.Hendro tiba-tiba tersadar. Dia terkejut dan tidak tahu apa yang baru saja dilakukannya.Dia hendak mencium rambut Wenny!Hendro pernah melihat berbagai macam wanita cantik, tapi kini Wenny telah membutakannya dengan nafsu.Hendro segera melepaskannya, menyingkap selimut dan tur

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 47

    Hendro mengingatkannya bahwa di sini berbahaya dan memintanya untuk segera pergi.Kalau orang-orang di belakang menemukannya, gadis itu juga tidak bisa kabur.Namun, gadis itu tidak pergi. Sebaliknya, dia menyeret Hendro dengan susah payah ke sebuah gua tersembunyi.Gadis itu berkata padanya, "Kakak, di sini sangat aman. Orang-orang itu tidak akan menemukan kita."Hendro menatap gadis itu. Gadis itu masih sangat kecil, saat itu sudah musim dingin, tetapi dia hanya mengenakan gaun tipis yang sudah pudar warnanya. Dia tampak sudah lama sendirian di hutan dan satu-satunya yang menemaninya adalah boneka di tangannya.Hendro terluka parah dan merasa sangat kedinginan.Pada saat ini, gadis itu mengulurkan tangan dan memeluknya, "Kakak, apakah kamu kedinginan? Kalau aku memelukmu seperti ini, kamu tidak akan kedinginan lagi."Dia melihat mata gadis itu, begitu jernih dan cemerlang.Hendro bertanya padanya, "Kenapa kamu sendirian di sini? Di mana rumahmu? Di mana orang tuamu?"Gadis itu terdia

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 46

    Wenny pun membalut lukanya, tapi luka Hendro malah terinfeksi dan dia pun mengalami demam tinggi saat tidur.Hendro merasa kedinginan. Wenny menyalakan AC dan menyelimutinya dengan beberapa selimut, tetapi dia tetap merasa kedinginan. Keringat dingin membasahi dahinya dan bibirnya sangat pucat.Wenny merasa Hendro pantas mendapatkannya. Kenapa dia tidak merawat lukanya saat membawa Hana ke rumah sakit?Wenny memberinya suntikan, tetapi dia harus menahan demam tingginya sendiri.Dia akan baik-baik saja setelah demam tingginya mereda.Wenny menyingkap selimut dan berbaring di sebelahnya.Tubuh Hendro sangat dingin, bagaikan es batu, yang memancarkan hawa dingin yang menusuk.Wenny tidak dapat mengabaikannya, jadi dia menggigit bibirnya, berinisiatif menggerakkan tubuh mendekatinya.Hendro memunggunginya, Wenny menghindari luka-lukanya dan memeluknya dari belakang.Hendro merasakannya. Wenny berbaring di sampingnya, sedang memeluknya, kehangatan tubuhnya perlahan-lahan menyebar ke tubuh H

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 45

    Wenny merapikan kemeja putihnya lalu berbalik menatap Hendro.Ponsel ditaruh di meja samping ranjang. Hendro tidak melihat atau menjawabnya, hanya biarkan nada dering terus berdering.Dia tidak menjawab panggilan Hana.Mungkin ini pertama kalinya.Hendro yang bertubuh tinggi berdiri dan melepas jas hitamnya.Dia mengenakan kemeja putih dengan bercak darah besar di punggungnya. Wenny teringat cambuk yang dicambukkan Nenek di punggungnya.Padahal cambuk itu sudah mencabik kulitnya, tapi pria ini tegar dan tidak menunjukkan rasa sakit di wajahnya.Cedera ini harus diobati, kalau tidak akan terinfeksi.Wenny berkata, "Aku akan mengambil perlengkapan medis dan bantu mengobati luka di punggungmu."Hendro menatapnya sambil tersenyum, "Bukankah kamu baru saja mengabaikanku?"Wenny membungkuk dan mengeluarkan kotak obat, "Aku hanya tidak ingin Nenek khawatir."Hendro duduk di ranjang, Wenny, "Lepaskan bajumu."Hendro menanggalkan bajunya dengan patuh, memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang be

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 44

    Kenapa kamu mengabaikanku?Hendro tampak sedang membujuknya.Pria dengan status, kedudukan dan kekuasaan seperti Hendro, asal dia mau merendahkan diri untuk merayu wanita, bisa dengan mudah memberikan ilusi cinta mendalam dan memikat orang hingga jatuh hati padanya.Namun, Wenny sadar, karena dia tahu betul bahwa cinta Hendro tidak akan pernah diberikan padanya.Hendro berikan semuanya pada Hana.Wenny menyipitkan matanya dan mencoba untuk bangun, "Lepaskan aku!"Senyum Hendro makin terlihat jelas, "Kamu marah?"Wenny merasa lucu, "Kenapa aku harus marah?"Hendro, "Hari ini aku terlalu kuat, apakah pinggangmu terbentur?"Wenny membantah, "Tidak."Tangan Hendro jatuh di pinggang Wenny, menggenggamnya lembut dan bertanya dengan suara pelan, "Apakah di sini?"Di sana.Ketika mandi tadi, Wenny melihat pinggangnya memar. Mungkin butuh waktu lama untuk menghilangkannya sepenuhnya.Sekarang, bagian yang terluka itu dipegang dengan lembut di telapak tangannya. Telapak tangan Hendro hangat dan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 43

    Bu Lisa berkata penuh kasih, "Cepat pergi."Wenny pun pergi.Hendro datang ke samping ranjang, Bu Lisa memaki, "Kenapa kamu kembali? Segera keluar dari sini!"Hendro mengerutkan bibirnya dan meminta maaf dengan tulus, "Nenek, aku salah. Maafkan aku."Sikap Bu Lisa segera mereda, "Aku tidak butuh permintaan maafmu, orang yang harusnya kamu minta maaf itu Wenny!""Benar sekali, Pak. Kamu malah pergi membawa Hana. Saat Bu Lisa pingsan, Nyonya Muda yang merawatnya! Bapak seperti anak yang diadopsi, Nyonya Muda barulah anak kandungnya," kata Pak Yudi kesal.Hendro, "…""Kamu bahkan mendorong Wenny, pinggang Wenny terbentur meja! Semua orang bilang anak yang baik bisa mendapat permen, jangan kira Wenny tidak sakit hanya karena dia tidak menangis.""Pak, kamu harus berhati nurani. Jangan menindas Nyonya Muda seperti ini!"Bu Lisa dan Pak Yudi terus menyalahkan Hendro.Hendro, "…"Hendro melirik ke arah perginya Wenny, lalu berkata, "Nenek, kalau Nenek baik-baik saja, aku kembali ke kamar dulu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 42

    Sebenarnya, saat di rumah tua, Wenny sudah menduga kalau Hana yang mengirim foto tersebut.Tadi di bangsal, Wenny berusaha mengelabui Hana, agar Hana mengungkapkan semuanya pada Hendro.Hendro menutup telepon dan menatap Wenny.Tatapan Wenny dingin, dia tersenyum ironis, "Pak Hendro, kayaknya harus mengecewakanmu. Bukan aku yang mengirim foto itu, melainkan Hana."Hendro mengerutkan kening dan tidak berkata apa-apa.Wenny pun pergi.Namun, ketika sudah sampai di sisinya, Hendro tiba-tiba meraih lengannya.Wenny secara refleks mendorongnya menjauh. Dia tidak ingin melakukan kontak fisik apa pun dengannya."Setelah kamu pergi, Nenek sangat marah hingga pingsan. Dia masih memanggil namamu saat tidur. Kembalilah dan temui Nenek saat ada waktu."Selesai berkata, Wenny pun pergi.Sutinah datang dan berbisik, "Pak, sepertinya Nyonya salah paham. Sebenarnya, kamu tidak sepenuhnya memercayai kata-kata Hana, kamu berdiri di luar dan tidak pergi. Meski Nyonya tidak meneleponmu, kamu juga bisa men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status