Stella melihat Wenny mendekat.Hendro dan Hana juga melihatnya, Hana pun terkejut dan bertanya, "Wenny, kenapa kamu di sini?"Stella menatap Wenny dengan jijik, "Mengenai masalah tadi malam kamu menggoda Kak Steve, akan aku selesaikan denganmu. Sekarang segera pergi, kami sedang menunggu Dewa C. Kami tidak punya waktu untuk disia-siakan denganmu!"Pandangan Hendro tertuju pada Wenny, dia mengerutkan kening. Meski tak berkata apa-apa, jelas terlihat bahwa Hendro tidak menyambut kedatangannya.Seolah-olah Wenny datang untuk menimbulkan masalah.Wenny tidak marah. Dia menatap ketiga orang itu dengan konyol, lalu mengedipkan mata, "Aku tahu kalian sedang menunggu Dewa C."Hana, "Lalu kenapa kamu tidak pergi?"Wenny menegakkan punggungnya dan tersenyum, "Akulah yang kalian tunggu..."Sebelum Wenny selesai berkata, seseorang muncul, "Wenny, kenapa kamu di sini?"Wenny berbalik dan melihat Susan datang.Bu Jena melahirkan tiga putra, putra tertua Nando, putra kedua Andy, putra ketiga Martin,
Hendro hanya ingin bertemu Dewa C.Dewa C belum datang, Hendro tampak muram.Susan melihat jam dan berspekulasi, "Pak Hendro, Dewa C pasti tertunda karena urusan lain. Aku tidak tahu apa yang dilakukan Dewa C, beliau sudah pensiun selama tiga tahun."Pensiunnya Dewa C selama tiga tahun selalu menjadi misteri terbesar yang belum terpecahkan di industri ini. Tak seorang pun tahu kenapa Dewa C menghilang begitu lama.Wenny di luar pintu, "..."‘Pak Hendro, lihatlah aku. Aku datang sesuai dengan yang telah disepakati. Kamu juga mengetahuinya. Hana, Susan dan Stella adalah saksiku.’Ekspresi Hendro masih tegang.Susan berkata, "Pak Hendro, aku akan melakukan pemeriksaan dulu pada Hana."...20 menit kemudian, Hendro dan Susan sudah berdiri di luar pintu. Susan mengenakan kemeja sutra putih dan rok hitam. Dia tampak ceria dan berkemampuan. Dia menatap pria tampan dan berwibawa di depannya sambil berkata, "Pak Hendro, aku simpulkan bahwa Hana menderita kelainan jantung bawaan yang disebabkan
Selesai berkata, Hana berbalik dan pergi.Wenny mengerutkan kening, apa yang ingin Hana lakukan?Tak lama kemudian Stella berteriak, "Aduh, Kak Hendro, sesuatu terjadi!"‘Apa yang terjadi?’Wenny segera berbalik.Stella meraih Hendro dengan panik, "Kak Hendro, Kak Hana dibawa pergi!"Raut wajah Hendro berubah, "Siapa yang melakukannya?"Stella, "Nenek yang membawanya pergi! Nenek suruh orang bawa Kak Hana pergi!"‘Apa?’Tubuh Hendro memancarkan aura dingin.Melihat Wenny yang datang menghampirinya, Stella langsung menunjuk ke arah Wenny, "Wenny, itu kamu! Kak Hendro, tadi malam ada orang yang kirim foto ke Nenek. Itu foto kamu dan Kak Hana yang sedang menari mesra di bar. Nenek sangat marah saat melihatnya, dia langsung menyuruh orang untuk menangkap Kak Hana. Pasti si Wenny yang mengirim foto itu!"Tatapan mata Wenny dingin dan muram. ‘Ada yang kirim foto ke Nenek?’Dia belum tahu tentang hal ini."Kak Hendro, si Wenny ini jahat banget. Dia tahu kalau Nenek selalu memanjakan dia dan p
Bu Lisa terkejut, "Hendro!"Wenny yang berada di luar pintu juga terkejut. Dia tidak menyangka Hendro akan menghalang cambukan Hana.Hana memang pilihan yang paling jelas baginya.Hendro menatap Bu Lisa, "Nenek, sudah cukup. Akulah yang ingin bersama Hana. Dia tidak salah. Ini semua salahku. Jangan sentuh dia. Pukul aku saja!"Hana pun langsung memeluk Hendro, "Bu Lisa, jangan pukul Hendro, pukul saja aku!"Hana dan Hendro kini bagaikan sepasang kekasih yang bernasib sial, Bu Lisa adalah orang jahat yang ingin memisahkan mereka.Hati Wenny merasa diliputi kepahitan.Tangan Bu Lisa gemetar saat memegang cambuk itu. "Hendro, istrimu adalah Wenny. Apa kamu lupa siapa yang menemanimu selama tiga tahun dalam kondisi vegetatif? Kenapa kamu menyakiti hati Wenny seperti ini? Kurasa kamu benaran tergoda oleh Hana. Baiklah, aku akan menyadarkanmu hari ini!"Bu Lisa mengayunkan cambuk ke arah Hendro dengan sakit hati."Nenek, jangan pukul lagi!" Wenny pun bergegas masuk dan menghentikan Bu Lisa.
Hana memang manja, tapi Hendro yang memberinya keyakinan.Itulah wanita yang dimanjakannya.Wenny mengerutkan bibirnya, "Pak Yudi, apa yang terjadi hari ini? Apakah ada yang mengirim foto ke Nenek?"Pak Yudi mengeluarkan foto itu, ternyata memang foto Hendro dan Hana yang sedang menari mesra di bar tadi malam."Nyonya Muda, seseorang mengirim foto ini pada Bu Lisa tadi pagi, yang mengungkap perselingkuhan antara Bapak dan Hana. Bu Lisa sangat marah saat melihatnya dan segera mengirim orang untuk menangkap Hana."Bu Lisa benaran sangat sayang pada Wenny, dia tidak ingin Wenny mengalami ketidakadilan.Wenny memegang foto itu dan berpikir, "Pak Yudi, menurutmu siapa yang kirim foto ini?"Pak Yudi, "Orang ini membongkar perselingkuhan Bapak dengan Hana, dia pasti dari pihak Nyonya Muda."Wenny tertawa. Wajar saja kalau Hendro tidak percaya padanya karena semua orang berpikir begitu.Sekilas, hal ini tampak menguntungkannya.Pasti Wenny atau temannya yang mengirimnya, mereka ingin memanfaat
Kedua orang itu saling memandang.Wenny menatap Hendro dan berusaha membela diri, "Hendro, aku tidak mengirim foto itu pada Nenek. Aku tidak akan mengakui sesuatu yang tidak kulakukan."Hana menarik ujung baju Hendro, "Hendro, lihat dia, dia masih saja mencari alasan, tidak menunjukkan rasa penyesalan sedikit pun!"Tatapan Hendro dingin, tak ada sedikit pun kehangatan, "Wenny, segera minta maaf!"Hendro memerintahkan Wenny untuk segera meminta maaf kepada Hana.Mata Wenny memerah, dia berdiri tegak dan berkata dengan keras kepala, "Hendro, aku mengatakannya sekali lagi, bukan aku yang melakukannya, aku tidak akan meminta maaf!"Tatapan Hendro yang dingin tampak suram, "Wenny, sahabatmu Fany tampaknya bekerja di sebuah perusahaan majalah."Rasa dingin menjalar ke tulang-tulangnya, membuat Wenny menggigil. Hendro benaran akan menyerang teman-temannya?Hana dan Landy sama-sama menatapnya, ekspresi kemenangan di wajah mereka terlihat sangat jelas.Wenny meringkukkan jemarinya yang putih da
Sebenarnya, saat di rumah tua, Wenny sudah menduga kalau Hana yang mengirim foto tersebut.Tadi di bangsal, Wenny berusaha mengelabui Hana, agar Hana mengungkapkan semuanya pada Hendro.Hendro menutup telepon dan menatap Wenny.Tatapan Wenny dingin, dia tersenyum ironis, "Pak Hendro, kayaknya harus mengecewakanmu. Bukan aku yang mengirim foto itu, melainkan Hana."Hendro mengerutkan kening dan tidak berkata apa-apa.Wenny pun pergi.Namun, ketika sudah sampai di sisinya, Hendro tiba-tiba meraih lengannya.Wenny secara refleks mendorongnya menjauh. Dia tidak ingin melakukan kontak fisik apa pun dengannya."Setelah kamu pergi, Nenek sangat marah hingga pingsan. Dia masih memanggil namamu saat tidur. Kembalilah dan temui Nenek saat ada waktu."Selesai berkata, Wenny pun pergi.Sutinah datang dan berbisik, "Pak, sepertinya Nyonya salah paham. Sebenarnya, kamu tidak sepenuhnya memercayai kata-kata Hana, kamu berdiri di luar dan tidak pergi. Meski Nyonya tidak meneleponmu, kamu juga bisa men
Bu Lisa berkata penuh kasih, "Cepat pergi."Wenny pun pergi.Hendro datang ke samping ranjang, Bu Lisa memaki, "Kenapa kamu kembali? Segera keluar dari sini!"Hendro mengerutkan bibirnya dan meminta maaf dengan tulus, "Nenek, aku salah. Maafkan aku."Sikap Bu Lisa segera mereda, "Aku tidak butuh permintaan maafmu, orang yang harusnya kamu minta maaf itu Wenny!""Benar sekali, Pak. Kamu malah pergi membawa Hana. Saat Bu Lisa pingsan, Nyonya Muda yang merawatnya! Bapak seperti anak yang diadopsi, Nyonya Muda barulah anak kandungnya," kata Pak Yudi kesal.Hendro, "…""Kamu bahkan mendorong Wenny, pinggang Wenny terbentur meja! Semua orang bilang anak yang baik bisa mendapat permen, jangan kira Wenny tidak sakit hanya karena dia tidak menangis.""Pak, kamu harus berhati nurani. Jangan menindas Nyonya Muda seperti ini!"Bu Lisa dan Pak Yudi terus menyalahkan Hendro.Hendro, "…"Hendro melirik ke arah perginya Wenny, lalu berkata, "Nenek, kalau Nenek baik-baik saja, aku kembali ke kamar dulu
Wenny melangkahkan kakinya hendak berjalan ke depan.Hanya saja, pada saat ini, terdengar suara dering ponsel. Pengacara Jimmy sedang meneleponnya.“Halo, Nona Wenny, ada sedikit masalah di kantor polisi. Kamu segera kemari!”Hati Wenny langsung berdetak kencang. Apa yang terjadi dengan Fany?Wenny langsung membalikkan tubuhnya dan berlari pergi.…Saat Wenny bergegas ke kantor polisi, Jimmy segera menghampirinya. “Nona Wenny.”“Ada apa dengan Fany?”Suara Wenny berhenti karena dia melihat sesosok bayangan tubuh yang familier baginya. Mona telah datang.Hari ini Mona juga mengenakan pakaian bermerek. Selebritas terkenal keluar dengan membawa sekelompok orang. Hari ini bertambah lagi dua orang pengacara di belakangnya.Mona berjalan ke hadapan Wenny, lalu berkata dengan tersenyum, “Wenny, dengar-dengar kamu datang buat jamin Fany. Jangan harap kamu bisa jamin dia. Sahabat baikmu akan tinggal di dalam sana selamanya. Dia nggak akan keluar lagi untuk selamanya.”Jimmy berkata dengan suara
“Cukup! Jangan bicara lagi!” sela Wenny. Dia tidak ingin mendengarnya.Sedikit pun Wenny tidak ingin mendengarnya.Hendro tersenyum dingin. Dia malah ingin Wenny mendengarnya. Dia ingin Wenny ingat semua itu karena Wenny yang menolaknya.Wenny menolaknya, jadi Hendro pun memberikannya pada teman kampusnya!Hendro melepaskan Wenny, lalu berkata dengan suara dingin, “Oke, kalau mau cerai, kita cerai saja. Kita cerai saja besok. Kalau bukan karena Nenek, sudah lama aku ingin campakkan kamu dari status istriku. Ada begitu banyak wanita antre di luar sana!”Hati Wenny terasa sangat sakit. Dia mengepal jari tangan putihnya, lalu berkata dengan mata merah, “Kalau gitu, kita ketemu di kantor catatan sipil jam sembilan pagi besok.”Usai berbicara, Wenny langsung meninggalkan tempat tanpa menoleh sama sekali.Hendro melirik bayangan tubuh langsing Wenny dengan raut dingin. Kalau gitu, cerai saja.Hendro memang ingin putus hubungan dengannya.Pernikahannya dengan Wenny memang sudah seharusnya ber
Wajah tampan Hendro langsung berubah dingin. Dia masih ingat masalah Wenny mengonsumsi pil kontrasepsi demi Steve. Selama ini, dia tidak menghubungi Wenny karena ingin menjauh dari Wenny dan memutuskan hubungan. Namun, hari ini Wenny berinisiatif untuk makan di rumah lama. Hendro mengira dia ingin melembutkan sikapnya, alhasil apa yang dia katakan? Dia berkata, Hendro, aku mau cerai sama kamu.Dia bahkan berkata, sehari pun dia tidak bisa menunggu lagi.Apa Wenny merasa Hendro terlalu baik padanya?Hendro menatap Wenny dengan tatapan dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Wenny. “Wenny, apa malam ini kamu pulang buat pancing emosiku ya?”Wenny spontan mencampakkan tangan Hendro. “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!”‘Apa katanya?’Wenny menengadah wajah kecilnya untuk bertatapan dengan tatapan dingin Hendro, lalu berkata dengan tegas, “Hendro, kamu benar-benar kotor!”Saking kotornya, Wenny tidak sanggup untuk menerimanya.Urat hijau di kening Hendro mulai menonjo
Hendro melirik Mona yang berada di sisinya sekilas. “Turun.”Hendro menyuruh Mona untuk menuruni mobil.Dia hendak meninggalkan Mona di tengah jalan.Begitu Mona menuruni mobil, mobil mewah langsung melaju pergi, meninggalkan asap knalpot mobil di wajahnya.Mona merasa marah hingga mengentakkan kakinya.…Wenny sudah tiba di rumah lama Keluarga Jamil. Dia sedang duduk di ruang tamu sembari menemani Bu Lisa mengobrol.Tidak lama kemudian, pintu rumah lama terbuka. Angin dingin di luar sana membaluti tubuh anggun dan tegak yang berjalan ke dalam rumah. Hendro telah pulang. Pelayan wanita menyapa dengan hormat, “Tuan.”Hendro mengganti sepatunya di depan rak, lalu melangkah ke dalam ruang tamu. Dia pun melihat Wenny.Setelah di UKS waktu itu, mereka berdua tidak bertemu lagi. Wenny semakin kurus dan lemah saja. Wajah mungilnya yang secantik dewi, kini terlihat semakin dingin dan anggun.Wenny baru saja keluar dari kampus. Dia masih mengenakan seragam kuliahnya dengan kemeja putih, rok ko
Wenny mengalihkan pandangannya dan menggeleng. “Yuvi, aku baik-baik saja.”Wenny mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi telepon rumah lama Keluarga Jamil.Bu Lisa merasa sangat gembira. “Wenny, akhirnya kamu bersedia telepon Nenek. Nenek kangen sekali sama kamu ….”Wenny mengangkat kelopak matanya, lalu melihat bayangan mobil mewah itu. “Nenek, malam ini aku nggak ada kelas. Aku bisa temani kamu makan malam di rumah.”“Bagus sekali. Kebetulan malam ini Hendro juga pulang. Nenek tunggu kepulanganmu.”“Oke.”Setelah panggilan ditutup, Wenny melihat ke sisi Yuvi. “Yuvi, aku mesti pulang ke rumah lama.”“Oke, kamu temani Bu Lisa makan malam sana.”Wenny menatap Yuvi. “Bukan, aku pergi untuk cari tahu siapa sebenarnya sugar daddy di belakang Mona.”‘Apa?’Yuvi terbengong.…Mobil mewah edisi panjang Rolls-Royce melaju kencang di jalan raya. Sutinah mengendarai mobil di depan, sedangkan Mona duduk di baris belakang. Dia sedang menatap pria di sampingnya.Hendro mengenakan setelan jas hitam
Tadi, Wenny sudah mencoba suhu airnya. Air itu hanya hangat dan sama sekali tidak panas.Tatapan mata Wenny yang jernih perlahan menatap wajah Mona. "Kamu sengaja tuduh Fany, sebenarnya targetmu dari awal adalah aku, 'kan?"Mona malah mengangkat bahu sambil tersenyum santai. "Ya."Yuvi yang berdiri di samping benar-benar dibuat kesal. "Mona, kamu gila ya? Selama ini, Wenny selalu menganggapmu sebagai teman. Apa kamu lupa waktu di Hotel Gosan, siapa yang nekat datang menyelamatkanmu setelah kamu dibawa paksa sama Pak Melvin? Nggak masalah kalau kamu menjauhi kami setelah sukses, tapi kamu malah balas kebaikan Wenny dengan kejahatan? Apa kamu masih punya hati nurani?"Mona sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah membalas sambil tersenyum sinis, "Akhirnya kalian jujur juga. Selama ini, sebenarnya kalian cuma iri sama aku. Kalian iri karena aku punya pacar yang kaya raya. Kalian iri karena aku bisa jadi artis terkenal."Iri?Yuvi sampai kehabisan kata. "Kalau berani, coba sebut nama p
Fany dibawa ke kantor polisi?Ekspresi Wenny langsung berubah setelah mendengar kabar itu. Dia segera menutup telepon, lalu berkata pada Yuvi, "Yuvi, aku harus pergi ke kantor polisi.""Wenny, aku ikut kamu."....Di kantor polisi, Wenny dan Yuvi akhirnya bertemu dengan Fany yang kini sedang ditahan di ruang tahanan. Wenny menggenggam sepasang tangan Fany yang terasa dingin. "Fany, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu bisa sampai ditahan di sini?"Wajah Fany terlihat pucat dan linglung. "Wenny, ini semua ada hubungannya sama Mona si artis terkenal itu."Kemudian, Fany menceritakan semuanya dari awal, "Tadi, Nona Mona datang ke Ella untuk sesi pemotretan majalah. Dalam prosesnya dia perlu pakai sling pengaman, tapi ternyata talinya sudah dipotong duluan. Saat sesi pemotretan berlangsung, talinya putus dan dia langsung jatuh. Waktu itu, Nona Mona tiba-tiba menunjukku di hadapan semua orang. Dia bilang, dia lihat aku potong tali itu dengan mata kepalanya sendiri. Akhirnya, polisi data
Mona langsung menghentikan langkahnya. "Wenny, Yuvi, kebetulan banget. Kalian juga di sini."Wenny dan Yuvi berniat melangkah mendekati Mona.Namun, para pengawal berbaju hitam langsung berdiri di depan mereka. "Berhenti!"Mona pun melambaikan tangan, lalu berucap sambil tersenyum, "Nggak apa-apa, mereka ini teman kuliahku."Begitu mendengar ucapan Mona, para pengawal pun segera mundur. Wenny dan Yuvi baru bisa melangkah maju dan berdiri di depan Mona."Mona, kamu sudah jadi artis terkenal?" Yuvi menatap ke arah Mona.Mona mengangkat alis, lalu menjawab santai, "Ya, aku sudah punya pacar. Pacarku yang membantuku jadi artis terkenal.""Pacar? Mona, kamu sudah pacaran? Kenapa sebelumnya kami nggak pernah dengar kamu punya pacar?"Mona tersenyum sangat manis. "Pacarku ganteng dan kaya raja. Dia juga sayang banget padaku."Sambil berkata begitu, Mona melangkah lebih dekat. Dia meraih tangan kecil Wenny sambil berujar, "Wenny, sekarang hidupku sangat bahagia. Kamu pasti ikut senang, 'kan? K
Wenny berbaring membelakangi Hendro, sementara pria itu duduk di tepi ranjang. Keduanya seperti sepasang suami istri yang baru saja bertengkar.Hendro mengepalkan tangannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya mengucapkan satu kata, "Oke."Setelah itu, Hendro bangkit dan pergi.Dia benar-benar pergi.Air mata yang sejak tadi coba Wenny tahan kembali jatuh tanpa bisa dikendalikan. Dia menarik selimut, lalu menutup rapat wajah mungilnya yang sudah penuh air mata di baliknya. Tidak ada yang perlu dianggap serius. Lagi pula, mereka hanya melakukannya sekali. Berhubung Hendro tidak menyukainya, anggap saja semalam dirinya telah digigit anjing.Akan tetapi, hati Wenny tetap terasa sangat sakit.Wenny tahu betul, dia masih mencintai Hendro.Dia masih sangat mencintai pria itu.....Setelah hari itu, Wenny dan Hendro tidak pernah lagi saling menghubungi. Selama beberapa waktu terakhir, orang yang paling sering menjadi perbincangan adalah Mona.Mona tiba-tiba mengikuti sebuah program varie