Share

Bab 169

Penulis: Sierra
Wenny membuka pesan itu. [Suami] mengirimkan satu emoji senyum tipis.

Wenny langsung terdiam.

Wanita itu menutupi wajahnya sambil berteriak, "Aaargh!"

Sementara itu, Hendro duduk di kursi kantornya. Dia menatap layar obrolan dari Wenny yang terus-terusan muncul tulisan "sedang mengetik". Situasi ini berulang selama beberapa menit. Namun akhirnya, sepertinya wanita itu menyerah. Tak ada pesan yang dikirim dan ruang obrolan langsung menjadi sunyi.

Ekspresi muram di wajah tampan Hendro perlahan menghilang. Dia benar-benar terhibur.

Wenny gampang sekali digoda.

Hendro lalu teringat foto yang ada di tangkapan layar itu. Saat leher Wenny yang indah dipasangi kalung Carnelian Merah Kristal, memang sangat cantik.

Hendro juga teringat komentar sahabat Wenny. Dia memanggilnya apa tadi? Si Bajingan Hendro?

[Wenny, kamu memanjakannya sampai dia sepuas apa? Dia bisa-bisanya kasih kamu kalung semahal ini cuma sebagai hadiah?]

Tatapan Hendro menjadi lebih dalam dan tajam. Di benaknya, dia tak kuasa m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
kurnia Lover
katanya mau cerai kok sampai sekarang Lom cerai juga jadi kesannya masing masing selingkuh ,Hendro salah orang, Steve emang suka tapi cwe nya gak suka , terus saling menyakiti apa nunggu mereka suka baru mau cerai biar gak jadi cerai
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 170

    Hana menggandeng lengan Hendro, lalu berucap manja, "Hendro, kita tidur satu kamar ya."Steve langsung merangkul pundak Wenny. "Wenny, kalau gitu kita juga satu kamar ya."Hendro menoleh dan menatap ke arah Wenny. Saat ini, wanita itu membalas sambil mengangguk, "Oke."Wenny setuju tidur sekamar dengan Steve.Hendro menekan bibir tipisnya sedikit.Wenny menyadari tatapan pria itu dan mengangkat kepala. Tatapan mereka pun bertemu. Matanya yang dingin dan dalam menatap lurus ke arah pria itu.Hendro sedang menatapnya dengan dingin.Untuk apa dia melihat Wenny?Wenny langsung teringat kejadian dua malam lalu soal pesan Whatsapp. Saat itu, dia begitu panik sampai rasanya ingin menggali lubang dan bersembunyi. Kini, dia hanya mengalihkan pandangan dengan tenang.Manajer resor menyambut mereka dengan senyum, "Pak Hendro, Pak Steve, yang satu adalah kamar suite Pearl Sea View dan satunya lagi adalah kamar suite Diamond Sea View. Kira-kira, gimana pembagian kamarnya?"Hana sudah lama tahu bahw

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 171

    Tiba-tiba, mobil sport milik Hendro meluncur tajam ke arah Wenny, berusaha memaksanya mundur. Namun Wenny justru menantang bahaya. Sisi kanan mobilnya bersentuhan dengan dinding, memercikkan semburat api yang menyala-nyala sepanjang jalan. Dalam sekejap, mobilnya melayang dan meluncur dengan kecepatan tinggi, menyusul Hendro dari belakang. Tidak disangka, kemampuan membalapnya begitu memukau, sungguh luar biasa. Hendro melirik ke arah Wenny. Angin sepoi-sepoi menyapu wajahnya, membuat helaian rambut hitam panjang dan bersih itu berkibar indah di udara, sebagian menyangkut lembut di wajah seputih salju dan leher jenjangnya. Kecantikannya begitu bersinar, begitu memesona hingga tidak sanggup mengalihkan pandangan. Wenny memakai kacamata hitam dan menoleh pelan ke arahnya, lalu tanpa basa-basi mengacungkan jari tengah. “Sialan…” Hendro hanya terkekeh rendah. Suaranya dalam dan serak, seperti bergulir dari dada, malas tapi menggoda. Gadis itu… membuat hatinya gatal. Gatal dan tak te

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 172

    Steve tertawa, “Jadi ternyata yang dimaksud bala bantuan oleh Wenny adalah Hana.”Hendro mengernyit, tak mengerti, "Bala bantuan apa?"“Tadi kalian berdua imbang, susah mastiin siapa menang. Tapi Wenny bilang, Hana punya penyakit jantung. Jadi, sehebat apapun kamu nyetir, tetap saja nggak bisa bawa penumpang seperti dia. Hana pasti jadi bala bantuan buat Wenny.” Nada bicara Steve ringan, tapi penuh arti.‘Dia bilang begitu?’Hendro menoleh, tatapannya jatuh pada siluet Wenny yang perlahan menjauh. Bibirnya terangkat membentuk senyum samar. Steve menyenggol Hendro dengan bahunya, “Dia menarik, ya?”Hendro hanya menaikkan alis tegasnya, tak menjawab. Hana yang berdiri tak jauh dari mereka hanya bisa mendengus dalam hati. ‘Apa kalian anggap aku ini tak ada?’...Wenny dan Steve memasuki kamar suite Pearl Sea View yang menghadap laut, sementara Hana dan Hendro masuk ke kamar suite Diamond Sea View.Tak lama, Fany dan Stella pun tiba. Vila pemandian air panas ini memang terkenal, semua o

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 173

    Sebelumnya mereka adu keahlian di lintasan balap, kini mereka beradu kekayaan. Kali ini adalah pertarungan dompet, dan kalau sudah bicara soal kekayaan, siapa yang bisa menandingi Hendro, orang terkaya di kota Livia. Wajah mungil Hana tampak manis dan penuh harap saat menatapnya, meminta dengan manja agar dia yang membelikan. Hendro melirik Hana, lalu menoleh pada Wenny. Mata Wenny yang jernih juga menatapnya. Hana menarik lengan Hendro, suaranya manja dan mendesak, "Hendro, beliin buat aku, ya? Aku mau."Hendro menatap penjual toko, "Aku akan bayar dua kali lipat ."Dia menawarkan harga dua kali lipat untuk Hana. Hana mengangkat dagu indahnya dengan bangga, menatap Wenny seperti seekor merak betina yang baru saja memamerkan bulunya. Tatapannya seolah berkata—lihat kan? Hendro membelikannya untukku. Steve langsung menyela, "Hendro, kalau begitu nggak seru. Pak, aku bayar tiga kali lipat."Steve menawarkan harga tiga kali lipat untuk Wenny. Wenny buru-buru berkata, "Tuan Steve,

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 174

    Hana melangkah ke dalam kolam air panas dan mendekati Hendro. "Hendro, aku cantik, kan?" tanyanya lembut, penuh harap.Hendro menatapnya tanpa berkata apa-apa. Namun sebelum dia sempat membuka mulut, Fany sudah datang sambil menarik Wenny. Fany menyusuri kolam dan berseru, "Wenny, ayo cepat turun!"Hendro mengangkat wajahnya, menoleh ke arah Wenny. Wenny sudah berganti pakaian dengan bikini, namun terlihat canggung. Dia membungkus tubuhnya dengan handuk.Hana langsung menyindir dengan nada tajam, "Wenny, ngapain kamu pakai handuk? Jangan-jangan kamu nggak pede sama badanmu sendiri?"Stella ikut-ikutan tertawa kecil, jelas menikmati situasi. Fany mendorong, "Wenny, semua orang suruh kamu lepas handuk tuh!" Dan tanpa aba-aba, dia langsung menarik handuk itu dari tubuh Wenny. Ah! Wenny menjerit kecil, terkejut, dan bersamaan dengan itu keindahan tubuhnya pun terpampang di hadapan semua orang. Ia mengenakan bikini warna merah magenta, kontras sempurna dengan kulitnya yang putih alami

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 175

    Wenny merasa heran. Kenapa tatapan Hendro terus tertuju padanya? Padahal Hana ada tepat di sampingnya, kenapa dia tidak melihat Hana saja?Belakangan ini, Hendro memang terlihat terlalu sering menatapnya… terlalu sering untuk sebuah kebetulan. Steve menatap Wenny sambil tersenyum lembut. “Wenny, ayo kita pindah ke sana. Tempat itu lebih tenang.”Fany menahan tawa sambil menggoda, “Wah, Tuan Steve mau berduaan sama Wenny nih! Sana, sana cepat!”Wenny hanya tersenyum tipis dan mengikuti Steve pergi dari keramaian. Fany sempat melirik Hendro. Tatapan pria itu gelap dan muram, jelas-jelas sedang tidak senang. Entah kenapa, dia merasa puas melihatnya begitu. Di sisi lain, Wenny dan Steve kini menikmati suasana hangat di kolam yang lebih sunyi. Mereka sempat berbincang ringan, sampai akhirnya ponsel Steve tiba-tiba berbunyi. “Wenny, aku terima telepon dulu, ya.” "Oke."Steve naik untuk menjawab telepon. Wenny berendam sebentar, lalu matanya menangkap sosok penjual es krim. Ia tak pern

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 176

    Si pria bertato harimau itu telah datang bersama beberapa pria. Hendro mengenali pria itu, dikenal sebagai "Kak Hugo" di dunia mafia. Dia adalah tangan kanan dari sindikat besar, terkenal kejam dan tanpa ampun, tangannya pernah berlumuran darah banyak orang. Kini, ia ketahuan selingkuh dengan istri kakaknya sendiri dan sayangnya, orang yang memergoki mereka adalah Wenny. Wenny nggak akan dibiarkan pergi dalam keadaan hidup. Ada aturan tak tertulis dalam dunia hitam dan putih, saling tak mencampuri urusan orang lain. Hendro tidak ingin menimbulkan konflik, kecuali benar-benar terpaksa. Langkah kaki mendekat. Seorang pria berseru, “Kak Hugo, mereka ada di sini!”Tanpa memberi waktu berpikir, Hendro menunduk dan mencium bibir merah Wenny. Wenny baru saja mendengar suara mereka, tapi sebelum sempat bereaksi, pandangannya gelap, sebuah ciuman dalam datang menerjang. Ciuman itu kasar, penuh amarah, seperti pelampiasan emosi yang lama terpendam, dia mencium seolah ingin menggigit, menan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 177

    Sekarang, tubuh tinggi dan berotot itu telah memerangkapnya di sudut yang tersembunyi. Di tempat yang begitu sepi, saat pria itu berkata ingin membelikannya sesuatu, Wenny tiba-tiba merasa seolah mereka adalah sepasang kekasih gelap yang tengah mencuri waktu bersama dan dirinya hanyalah simpanan rahasia dari pria ini. Padahal, kenyataannya… dia adalah istri sahnya. “Aku nggak butuh baju baru.” “Kalau es krim, mau?”Hendro tiba-tiba mengeluarkan es krim dari balik tubuhnya. Wenny membelalak. Di tangannya, tiba-tiba muncul es krim rasa stroberi, rasa favoritnya. “Kapan kamu beli itu?” "Barusan saja."Ternyata, sejak tadi dia telah mengikutinya diam-diam, melihat bagaimana dia mengejar-ngejar pedagang es krim seperti anak kecil. Wenny menundukkan bulu matanya. Dia tak menyangka pria sekeras Hendro bisa belikan es krim untuknya. Es krim itu kini sudah menyentuh bibir merahnya. “Coba satu gigitan,” kata pria itu pelan.Wenny menatapnya, “Aku nggak pengen makan.”Dia jelas ingin maka

Bab terbaru

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 228

    Begitu wanita itu keluar, orang-orang di bawah pentas langsung menjadi ricuh.Pada saat ini, musik berbunyi. Orang di atas pentas langsung menari mengikuti irama musik.Dengan satu lompatan, tubuhnya yang lentur bagai ular itu melilit tiang, dia berputar dan melompat.Tubuhnya yang lentur seperti ranting willow dengan mudah membentuk berbagai pose, menciptakan efek visual yang memukau dan memicu teriakan histeris dari para penonton di bawah pentas.Seorang anak orang kaya yang duduk di tempat duduk VIP menarik lengan Alex dengan penuh semangat. “Tuan Alex, sejak kapan barmu kedatangan cewek cantik seperti ini? Kamu nggak asik banget, kenapa nggak beri tahu kami?”Alex menatap sosok di atas pentas dengan bingung. Dia sendiri juga terkejut. Dengan penampilan seperti itu, wanita secantik ini jelas bisa jadi bintang utama di tempat hiburan seperti bar ini. Kenapa dia belum pernah melihatnya sebelumnya?Siapa cewek cantik ini?Pada saat ini, tangan Hendro yang memegang botol alkohol tertegu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 227

    Hendro memiringkan tatapannya melihat ke sisi Mona.Sekarang Mona menekan tangan Hendro, dia sudah bisa merasakan tulang-tulangnya yang tegas dan indah. Selain itu, Mona juga menyentuh jam tangan mewah di pergelangan tangan Hendro yang kokoh, dingin, dan mewah, seperti dirinya, membuat orang enggan menyentuh, tapi juga ingin menyentuhnya.Wajah mungil Mona yang polos itu merona. “Pak Hendro, malam itu … aku melakukannya dengan keinginanku sendiri. Malam itu juga adalah … pertama kaliku. Apa kamu masih ingat dengan malam kita?”Alex merasa ada yang aneh dengan situasi ini. Dia berkata, “Kak Hendro ….”Hanya saja, anak orang kaya di sampingnya menekannya, lalu merendahkan nada bicaranya untuk mengingatkan, “Tuan Alex, aku rasa ada sesuatu antara Pak Hendro dengan wanita cantik ini. Siapa yang disayang Pak Hendro, dialah yang bakal jadi kakak iparmu.”Alex tidak beranggapan seperti itu. Dia hanya mengakui Hana sebagai kakak iparnya.Hendro menatap sosok Mona yang malu dan imut itu. Sebena

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 226

    “Pak Hendro, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu ….”“Nggak ada waktu,” tolak Hendro dengan mentah-mentah, “Kalau ada apa-apa, kamu bisa cari sekretarisku. Antre untuk bikin janji.”Usai berbicara, Hendro langsung memutuskan panggilan.Tut, tut. Terdengar suara sibuk dari ujung telepon.Demi Fany, Wenny terpaksa pergi cari Hendro. “Pak Jimmy, kamu tunggu kabar dariku.”…Wenny pun pergi ke Taman Baloi. Pelayan wanita membuka pintu. “Nyonya.”“Apa Hendro di rumah? Kamu lapor sama dia, aku mau ketemu dia.”“Baik, Nyonya. Kamu tunggu sebentar.”Wenny berdiri menunggu di luar. Tidak lama kemudian, pelayan wanita kembali. “Nyonya, Pak Hendro ada di ruang kerja, tapi kata Pak Hendro, dia nggak mau ketemu Nyonya.”Hendro tidak ingin bertemu dengannya.Wenny berkata, “Kalau gitu, aku akan berdiri tunggu di sini. Aku akan tunggu sampai dia bersedia ketemu sama aku.”Pada saat ini, sebuah mobil van mewah berhenti. Mona menuruni mobil dengan sepatu kristal hak tingginya.Mona melihat Wenny dan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 225

    Wenny melangkahkan kakinya hendak berjalan ke depan.Hanya saja, pada saat ini, terdengar suara dering ponsel. Pengacara Jimmy sedang meneleponnya.“Halo, Nona Wenny, ada sedikit masalah di kantor polisi. Kamu segera kemari!”Hati Wenny langsung berdetak kencang. Apa yang terjadi dengan Fany?Wenny langsung membalikkan tubuhnya dan berlari pergi.…Saat Wenny bergegas ke kantor polisi, Jimmy segera menghampirinya. “Nona Wenny.”“Ada apa dengan Fany?”Suara Wenny berhenti karena dia melihat sesosok bayangan tubuh yang familier baginya. Mona telah datang.Hari ini Mona juga mengenakan pakaian bermerek. Selebritas terkenal keluar dengan membawa sekelompok orang. Hari ini bertambah lagi dua orang pengacara di belakangnya.Mona berjalan ke hadapan Wenny, lalu berkata dengan tersenyum, “Wenny, dengar-dengar kamu datang buat jamin Fany. Jangan harap kamu bisa jamin dia. Sahabat baikmu akan tinggal di dalam sana selamanya. Dia nggak akan keluar lagi untuk selamanya.”Jimmy berkata dengan suara

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 224

    “Cukup! Jangan bicara lagi!” sela Wenny. Dia tidak ingin mendengarnya.Sedikit pun Wenny tidak ingin mendengarnya.Hendro tersenyum dingin. Dia malah ingin Wenny mendengarnya. Dia ingin Wenny ingat semua itu karena Wenny yang menolaknya.Wenny menolaknya, jadi Hendro pun memberikannya pada teman kampusnya!Hendro melepaskan Wenny, lalu berkata dengan suara dingin, “Oke, kalau mau cerai, kita cerai saja. Kita cerai saja besok. Kalau bukan karena Nenek, sudah lama aku ingin campakkan kamu dari status istriku. Ada begitu banyak wanita antre di luar sana!”Hati Wenny terasa sangat sakit. Dia mengepal jari tangan putihnya, lalu berkata dengan mata merah, “Kalau gitu, kita ketemu di kantor catatan sipil jam sembilan pagi besok.”Usai berbicara, Wenny langsung meninggalkan tempat tanpa menoleh sama sekali.Hendro melirik bayangan tubuh langsing Wenny dengan raut dingin. Kalau gitu, cerai saja.Hendro memang ingin putus hubungan dengannya.Pernikahannya dengan Wenny memang sudah seharusnya ber

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 223

    Wajah tampan Hendro langsung berubah dingin. Dia masih ingat masalah Wenny mengonsumsi pil kontrasepsi demi Steve. Selama ini, dia tidak menghubungi Wenny karena ingin menjauh dari Wenny dan memutuskan hubungan. Namun, hari ini Wenny berinisiatif untuk makan di rumah lama. Hendro mengira dia ingin melembutkan sikapnya, alhasil apa yang dia katakan? Dia berkata, Hendro, aku mau cerai sama kamu.Dia bahkan berkata, sehari pun dia tidak bisa menunggu lagi.Apa Wenny merasa Hendro terlalu baik padanya?Hendro menatap Wenny dengan tatapan dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Wenny. “Wenny, apa malam ini kamu pulang buat pancing emosiku ya?”Wenny spontan mencampakkan tangan Hendro. “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!”‘Apa katanya?’Wenny menengadah wajah kecilnya untuk bertatapan dengan tatapan dingin Hendro, lalu berkata dengan tegas, “Hendro, kamu benar-benar kotor!”Saking kotornya, Wenny tidak sanggup untuk menerimanya.Urat hijau di kening Hendro mulai menonjo

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 222

    Hendro melirik Mona yang berada di sisinya sekilas. “Turun.”Hendro menyuruh Mona untuk menuruni mobil.Dia hendak meninggalkan Mona di tengah jalan.Begitu Mona menuruni mobil, mobil mewah langsung melaju pergi, meninggalkan asap knalpot mobil di wajahnya.Mona merasa marah hingga mengentakkan kakinya.…Wenny sudah tiba di rumah lama Keluarga Jamil. Dia sedang duduk di ruang tamu sembari menemani Bu Lisa mengobrol.Tidak lama kemudian, pintu rumah lama terbuka. Angin dingin di luar sana membaluti tubuh anggun dan tegak yang berjalan ke dalam rumah. Hendro telah pulang. Pelayan wanita menyapa dengan hormat, “Tuan.”Hendro mengganti sepatunya di depan rak, lalu melangkah ke dalam ruang tamu. Dia pun melihat Wenny.Setelah di UKS waktu itu, mereka berdua tidak bertemu lagi. Wenny semakin kurus dan lemah saja. Wajah mungilnya yang secantik dewi, kini terlihat semakin dingin dan anggun.Wenny baru saja keluar dari kampus. Dia masih mengenakan seragam kuliahnya dengan kemeja putih, rok ko

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 221

    Wenny mengalihkan pandangannya dan menggeleng. “Yuvi, aku baik-baik saja.”Wenny mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi telepon rumah lama Keluarga Jamil.Bu Lisa merasa sangat gembira. “Wenny, akhirnya kamu bersedia telepon Nenek. Nenek kangen sekali sama kamu ….”Wenny mengangkat kelopak matanya, lalu melihat bayangan mobil mewah itu. “Nenek, malam ini aku nggak ada kelas. Aku bisa temani kamu makan malam di rumah.”“Bagus sekali. Kebetulan malam ini Hendro juga pulang. Nenek tunggu kepulanganmu.”“Oke.”Setelah panggilan ditutup, Wenny melihat ke sisi Yuvi. “Yuvi, aku mesti pulang ke rumah lama.”“Oke, kamu temani Bu Lisa makan malam sana.”Wenny menatap Yuvi. “Bukan, aku pergi untuk cari tahu siapa sebenarnya sugar daddy di belakang Mona.”‘Apa?’Yuvi terbengong.…Mobil mewah edisi panjang Rolls-Royce melaju kencang di jalan raya. Sutinah mengendarai mobil di depan, sedangkan Mona duduk di baris belakang. Dia sedang menatap pria di sampingnya.Hendro mengenakan setelan jas hitam

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 220

    Tadi, Wenny sudah mencoba suhu airnya. Air itu hanya hangat dan sama sekali tidak panas.Tatapan mata Wenny yang jernih perlahan menatap wajah Mona. "Kamu sengaja tuduh Fany, sebenarnya targetmu dari awal adalah aku, 'kan?"Mona malah mengangkat bahu sambil tersenyum santai. "Ya."Yuvi yang berdiri di samping benar-benar dibuat kesal. "Mona, kamu gila ya? Selama ini, Wenny selalu menganggapmu sebagai teman. Apa kamu lupa waktu di Hotel Gosan, siapa yang nekat datang menyelamatkanmu setelah kamu dibawa paksa sama Pak Melvin? Nggak masalah kalau kamu menjauhi kami setelah sukses, tapi kamu malah balas kebaikan Wenny dengan kejahatan? Apa kamu masih punya hati nurani?"Mona sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah membalas sambil tersenyum sinis, "Akhirnya kalian jujur juga. Selama ini, sebenarnya kalian cuma iri sama aku. Kalian iri karena aku punya pacar yang kaya raya. Kalian iri karena aku bisa jadi artis terkenal."Iri?Yuvi sampai kehabisan kata. "Kalau berani, coba sebut nama p

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status