Share

Part 2.

Penulis: NadraMahya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sarah duduk ditemani majalah menunggu kepulangan suami nya, dirinya gelisah karena sudah jam sebelas malam namun suami yang baru saja mengucap janji suci kepada nya itu tidak juga pulang hingga jam segini.

Tadi selesai dari Masjid dia diantarkan Ibu mertua nya untuk ke rumah yang ditempati Adam selama ini. Adam memang sudah memiliki rumah sendiri, rumah yang di desain sangat nyaman dan juga modern. Tapi Sofia tidak bisa bernapas lega, karena hampir setiap sudut rumah itu terisi foto seorang wanita yang begitu sempurna bagi mata siapa saja yang memandang.

Adam terlihat nyaman memeluk wanita yang tadi di lihat Sofia di dalam Masjid. Ibu mertua nya sudah menyuruh Sofia berbicara masalah ini dengan Adam atau dia simpan saja semua foto itu. Tapi rasanya percuma, jika dia mencopot foto-foto itu tapi Adam masih mencintai wanita yang bernama Bunga itu.

Sofia sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan nanti saat bertemu Adam. Pria yang saat mengucap ijab kabul sudah membuatnya jatuh cinta.

Sofia kembali duduk di sofa ruang tamu, dan tak lama pintu rumah terbuka. Sofia langsung berdiri ingin menyambut suami nya itu. Sementara Adam sangat terkejut akan kehadiran Sofia.

"Kamu__,"

"Maaf Mas, tadi Mama Asih yang mengantarkan saya ke rumah Mas Adam." Adam mengangguk, dia langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Dan begitu membuka pintu dia melihat koper serta sajadah yang terbentang di lantai. Adam menarik napas dan membalik tubuhnya, dia terkejut saat Sofia berada di belakangnya.

"Maaf Mas saya belum melipat sajadah nya." Adam melihat wanita itu yang ketakutan. "Ehm..Sofia," suara berat itu menghentikan gerak Sofia. "Ya Mas," jawab nya kembali mendekati Adam.

"Begini saya tidak terbiasa dengan kehadiran kamu. Ehm...maksud saya, saya perlu waktu untuk semua ini." Sofia menundukan kepalanya, ternyata pemikirannya tentang pernikahan di jodohkan ini benar. "Saya mencintai wanita lain." Sofia kembali melihat wajah Adam dan sarat akan luka. "Bukan maksud saya ingin menyakiti kamu, tapi saya juga tidak ingin membohongi kamu. Saya harap kamu mau mengerti keadaan saya." Adam berjalab membuka lemari dan mengambil tas. Dia mengambil beberapa pakaiannya dan juga barang-barang lain yang dia perlukan. "Kamu bisa tidur dikamar ini. Saya akan tidur di kamar sebelah." Adam pergi meninggalkan Sofia sendiri dalam kehampaan dikamar itu.

Sudah satu jam dia terdiam dan kehadiran Adam kembali mengusiknya, "Sofia saya akan keluar, Bunga sakit jadi saya harus menemaninya. Kunci pintu rumah setelah saya pergi,  besok akan ada pembantu yang datang memasak dan membersihkan rumah ini. Dia sudah lama bekerja disini nama nya mbok Yem." Sofia mengangguk, hati nya tidak bisa terima dengan kenyataan kalau suami nya pergi menemui wanita lain di malam pertama pernikahan mereka.

"Mas," panggil Sofia saat Adam akan pergi.

"Ya,"

"Bukankah tidak baik menemui wanita lain yang bukan muhrimnya apalagi sampai bermalam bersama." Adam menatap dingin Sofia membuat wanita itu takut. "Bunga tidak memiliki siapa pun selain aku. Dan dia sedang sakit, aku harap kamu mengerti."

"Tapi Mas aku____,"

"Aku minta jangan berharap lebih dariku Sofia. Aku akan memperlakukanmu dengan baik, tapi ku harap jangan salahkan Bunga. Karena kau yang hadir diantara kami." Sofia bergetar saat kalimat itu dilontarkan Adam. Bagaimana bisa dia menjadi istri yang baik jika suami nya tidak menginginkan kehadirannya.

Sofia menangis malam itu didalam kamar seorang diri. Dia harus bisa membicarakan ini dengan Bunga, dia akan meminta Bunga menikah dengan Mas Adam jika memang Bunga dan Adam ingin menikah. Dia akan rela di madu oleh Adam. Daripada membiarkan suami nya berbuat dosa.

****

Adam membuka pintu apartement Bunga dengan kode yang sudah dia hapal. Kekasihnya itu menghancurkan seluruh isi apartement nya karena pernikahan dirinya dan Sofia. Bagaimana dia bisa membuat Bunga kembali seperti dulu, dia tahu hati Bunga sangat sakit menerima hal ini.

Perlahan Adam membuka pintu kamar Bunga dia terkejut bukan main saat Bunga sudah memegang gunting di depan kaca rias nya. "Bunga apa yang kau lakukan." Adam membuang gunting itu asal dan memeluk tubuh Bunga yang bergetar. Isak tangis kembali di dengar Adam begitu pilu dan menyayat hati nya.

"Adam kau kembali?"

"Ya sayang aku disini."

"Aku pikir kau akan menghabiskan malam pertama dengan perempuan wasiat itu. Kalian lalu besok akan pergi berbulan madu  dan kembali dengan kabar bahagia bahwa kau akan memiliki anak dari nya." Bunga menangis semakin kencang sambil berbicara.

"Dengar kan aku, aku tidak akan melakukan hal itu dengan wanita mana pun kecuali kamu Bunga Humaira." Adam menggendong tubuh Bunga kembali ke atas tempat tidur, menyelimuti tubuh Bunga dan duduk di tepi tempat tidur itu. "Lihat aku sudah menjadi perebut suami orang, bahkan di malam pertama kalian." Bunga tertawa di sela tangisannya. "Sayang kau tidak seperti itu. Aku disini karena aku mau." Adam memeluk tubuh Bunga.

Bunga adalah wanita mandiri yang tidak memiliki siapa-siapa. Dia besar di panti asuhan dan bekerja di perusahaan Ayah Adam sebelum Adam memegang perusahaan itu. Bunga adalah wanita pintar, cantik, juga gigih dalam bekerja. Membuatnya di sukai para bos besar di perusahaan itu termasuk Ayah Adam sendiri. Dan setelah Adam memegang alih perusahaan hubungan antara bos dan sekertaris itu berkembang menjadi hubungan cinta dan sepasang kekasih. Tidak ada yang menolak hubungan mereka, semua berjalan layak nya mereka sepasang kekasih dengan pertengkaran kecil sebagai bumbu pelengkapnya.

Hingga permintaan tak terduga ayah nya sebelum meninggal yang juga di tuliskan dalam surat untuk dirinya.

Kini dia menyakiti Bunga yang selama ini melengkapi hari-hari  nya. "Apa kau akan tetap disini hingga besok?" Adam mengangguk dan mengecup kening Bunga. "Tidurlah aku akan disini dan kita akan ke kantor bersama-sama besok."

Bunga tersenyum dan mencoba memejamkan mata nya.

***

Adzan subuh berkumandang membuat Sofia buru-buru bangun dan membersihkan diri nya. Dia biasa nya bangun sebelum adzan berkumandang, tapi kali ini dia kesiangan. Sofia menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim lalu membersihkan tempat tidurnya serta turun menuju dapur. Adam benar-benar tidak pulang, pikir nya.

Dia membuat teh untuk dirinya sendiri lalu melihat isi kulkas Adam. Dia baru ingin mengeluarkan bahan-bahan bel rumah sudah berbunyi. Sofia memakai hijab nya lalu membuka pintu, dia melihat wanita yang seumuran Ibu nya berdiri didepan pintu menggunakan daster berwarna coklat dan hijab. "Asalammualaikum Bu," sapa Sofia "Ibu mbok Yem ya?" tanya nya sangat ramah. "Iya Mbak. Mbak siapa ya?" tanya Mbok Yem tidak tahu.

"Ayo masuk," ajak Sofia membuka pintu lebar. "Saya Sofia istri nya Mas Adam." Mbok Yem seolah bingung dia lama memandangi wajah Sofia lalu terkejut saat Sofia menyentuh lengannya. "Eh maaf mbak Sofia, saya tahu nya mbak Bunga yang jadi istri Mas Adam." Sofia sedikit tersingung tapi buru-buru dia tepis. "Tidak apa-apa mbok. Mbok mengenal Bunga juga?" Mbok Yem mengangguk ragu tapi senyuman Sofia membuatnya lega. "Apa Bunga sering kesini?"

"Mbak Bunga memang sering kesini, kalau Den bagus sakit atau mau lembur kerja Mbak Bunga pasti menemani nya." Sofia mengerti meski sedikit hati nya seolah tertikam belati. "Apa Bunga suka memasak juga?"

"Oh masakan Mbak Bunga enak banget, Den bagus suka mengajak mbak Bunga kesini buat masak bareng saya." Sofia masih menampilkan senyum nya.

"Memangnya Mas Adam suka masakan apa Mbok?"

"Den bagus suka masakan cah kangkung dan sambal tempe dan ayam goreng kalasan." Sofia mengangguk paham dia sepertinya punya ide membuat Adam mau menerima nya. "Kalau begitu mbok bantu saya masak makanan kesukaan Mas Adam ya."

Tbc 🙏🙏🙏

Semoga berkenan dihati kalian 🥰


Bab terkait

  • Cinta dan Sujudku   Part 3.

    Hiruk pikuk Jakarta di jam pagi dan sore selalu saja ramai dan padat. Entah kapan semua nya akan teratur pikir Bunga saat di dalam mobil bersama Adam menuju kantor. Adam menggenggam tangan Bunga yang lalu ditepis Bunga. "Kenapa?" tanya Adam lembut. "Kamu suami orang, aku tidak mau ada kontak fisik sama kamu sebelum status kamu berubah." Adam menaikkan sebelah alis nya. "Bunga kau tahu itu tidak mungkin." Mobil Adam memasuki area parkir dan tanpa menunggu Adam Bunga keluar dari dalam mobil tergesa-gesa. "Bunga tunggu," panggil Adam sementara Bunga sudah tidak tahan dengan bisik-bisik yang terjadi disekitarnya. Adam menarik tangannya dengan kuat membuat tubuh Bunga tertarik dan berbenturan dengan tubuh Adam. "APA LAGI?" teriak Bunga frustasi. "Kita bisa baik-baik saja bukan? Aku sudah mengatakan kepada Sofia kalau aku mencintai wanita lain dan aku tidak terbiasa dengan kehadirannya." "Ohh..begitu!" Bunga menjauhkan tubuh Adam sekuat tenaga nya, mereka ti

  • Cinta dan Sujudku   Part 4

    Adam menatap sosok istrinya itu tidak mengerti. Wajah Bunga sendiri seolah menantang Sofia. "Apa yang ingin kamu katakan, kamu katakan saja diruangan saya." Adam berjalan membawa Bunga bersamanya untuk masuk kedalam ruang kerja nya. "Mas maaf. Tapi saya ingin berbicara dari hati ke hati kepada Bunga.""Hati?" tanya Bunga seolah mengejek."Hati mana yang kamu maksud? Hati kamu yang tersakiti karena suami kamu bersama ku semalam?" Bunga menatap sengit Sofia yang dibalas dengan gelengan kepala Sofia serta senyum lembut."Hati kita bertiga Bunga. Hati saya sebagai istri tentu merasa sakit karena suami saya meninggalkan saya di malam pengantin kami." Bunga mendengus tak suka."Tapi yang saya ingin bicarakan adalah bukan tentang hati saya. Melainkan kita bertiga. Bisakah kita membicarakannya Bunga?" "Kamu silahkan bicarakan masalah itu dengan nya." Bunga menunjuk Adam lalu melepaskan genggam

  • Cinta dan Sujudku   Part 5.

    Bunga melihat sekitar rumah yang biasa dia datangi itu, disana sudah tidak ada lagi foto-foto dirinya yang dulu menghiasi rumah. Dia tahu pasti foto nya membuat Sofia tidak nyaman. Bunga beralih ke dapur untuk mengambil air putih untuk Adam sedangkan Sofia hanya terus terdiam di depan pintu rumah itu.Sofia tersadar saat dilihatnya Bunga sudah memberikan segelas air putih untuk suami nya. Sofia melihat bagaimana pintarnya Bunga melayani Adam meski mereka belum menikah. "Sofia kenapa kamu masih disana ? apa Mama kamu tidak jadi datang ?" Sofia tersenyum dan berjalan mendekati Adam dia duduk di sebelah Adam tanpa memperdulikan Bunga, bukan maksud menegaskan siapa posisi nya hanya saja Sofia ingin duduk dekat dengan Adam. "Mama mungkin sebentar lagi akan sampai." Sofia memberi tahu."Bunga kenapa membawa koper kesini ?" tanya nya lembut takut kalau Bunga akan tersinggung. Tapi Bunga malah tertawa kecil menatap Adam. "Kau takut ya aku akan

  • Cinta dan Sujudku   Part 6

    Sofia baru turun ke dapur ingin menyiapkan sarapan untuk mereka semua setelah dirinya menunaikan shalat subuh bersama Adam dan Maryam. Sedangkan Bunga tidak ikut dikarenakan sedang berhalangan. Tapi sepertinya Bunga sudah terlebih dulu berada disana dan dengan cekatan menguasai dapur itu. Sofia tidak lepas melihat gerakan Bunga di dapur hingga dia tersentak akibat suara yang ditimbulkan Adam."Eh Mas," katanya tersenyum kikuk. Adam hanya mampu mengangguk sembari mengikuti arah pandang Sofia tadi. Rupanya disana ada Bunga yang seperti biasa sudah ke dapur pagi-pagi jika dia berada dirumah itu. "Kamu dipanggil sama Mama, katanya ada yang mau dibicarakan." Sofia lalu permisi pergi dari sana sementara Adam menghampiri Bunga."Morning, sudah siap ya shalat nya? Aku sudah buat sarapan, kamu tunggu di meja makan saja ya." Adam tiba-tiba mengambil lengan Bunga yang terkejut karena sentuhan tiba-tiba Adam. "Mama Maryam meminta aku membawa So

  • Cinta dan Sujudku   Part 7

    Treasur Bay menjadi tempat tujuan menginap Adam, Bunga dan Sofia. Bunga sudah meresvasi dua kamar dan karena Sofia ikut itu artinya Sofia satu kamar dengan suami nya. Itu bukanlah hal yang di khawatirkan Bunga, dia percaya kalau Adam hanya akan menyentuhnya. Lagi pula ini adalah kebetulan yang menguntungkan bagi Bunga karena Sofia akan melihat kalau Adam tidak akan berpaling dari nya. Lantas apa yang ingin Sofia pertahankan."Kenapa kamu tidak memesan tiga kamar Bunga?" Tanya Adam tak mengerti."Untuk Apa? Hem..biar ku tebak. Kau bingung akan tidur di kamar mana?" Bunga tertawa kecil dan berjalan terus menuju arah kamar mereka. Sofia hanya diam dia menarik napas saat Adam memberikannya kunci kamar. "Mas aku istri kamu, apa kamu meninggalkan ku dan sekamar dengan Bunga? Aku tidak marah kamu mencintainya dan dia mencintai kamu, tapi tolong ingat larangan Allah Mas."Bunga berhenti berjalan dia membalik tubuhnya dan mendekat

  • Cinta dan Sujudku   Part 8

    Hanya wajah mu yang terukir didalam hatiku, abadi dan tak kan pernah terganti..Hanya kau lah cinta dalam hidup ku...Meski pun langit tlah memisahkan cinta kita...Aku kan selalu untuk mu...Cinta mu akan selalu bersemi di hidup ku...Adam menatap teduh wajah Bunga yang bermain gitar malam itu di tepi pantai dengan bernyanyi lagu yang sangat di sukai Bunga. Ya, lagu yang Bunga nyanyikan adalah lagu favorit Bunga setelah lagu penomenal 'yo te amo' .Wajah Bunga semakin bersinar saat bulan menyinarinya.Adam tidak sadar saat disebelahnya ada Sofia yang juga menatap Bunga, mereka bertiga duduk di pasir putih pantai malam itu ditemani beberapa makanan yang dipesan Adam pada pihak hotel. "Suara kamu bagus," Sofia bertepuk tangan membuat Adam terkejut. "Maaf Mas tidak bermaksud mengejutkan." Adam hanya mengangguk dan kembali melihat Bunga yang tersenyum.

  • Cinta dan Sujudku   Part 9

    Bunga tenggelam dalam hempasan ombak yang mengenai batu karang. Dia tenggelam cukup lama oleh pemandangan itu hingga sebuah suara berat yang cukup dia kenal menariknya dari pemandangan indah di tepi pantai sana."Selamat Pagi Pak." Sapa Bunga seolah tidak terjadi apapun diantara mereka berdua. Adam duduk dengan pandangan yang sangat menusuk bagi Bunga. "Kau sarapan dimana tadi? Apa kau menghindariku?""Aku sarapan di kamar, tenang saja. Aku menyiapkan semua persentasi kita kepada pihak Derson. Kau tahu bukan mereka itu perusahaan yang besar. Jadi aku ingin kita mulai meeting ini dengan sempurna." Adam ingin menjawab namun suara dari belakang mereka menghentikannya. "Selamat Pagi Pak Adam dan Bu Bunga." Adam serta Bunga berdiri menyambut seorang Pria muda seumuran dengan mereka. Jabat tangan dimulai lalu mereka duduk bersama. "Ah ya, maafkan kalau atasan saya terlambat. Dia baru tiba hari ini dari London, maafkan karena kesibukan nya.""Ti

  • Cinta dan Sujudku   Part 10

    Seminggu Kemudian...Bunga sedang memberikan beberapa berkas untuk di tanda tangani Adam, sudah satu minggu namun kedua kekasih yang terpisah oleh sebuah pernikahan itu menjadi serba salah.Adam ingin mendekat kepada Bunga namun wanita itu terus menghindar. Menyiksa diri Adam perlahan dengan semua rasa rindu saat berada di dekat Bunga. Sementara Bunga, wanita yang terlihat tegar itu berusaha mati-matian menekan hatinya agar tidak luluh dengan tatapan Adam yang memohon.Seperti saat ini, Adam menarik tangannya dan perlahan pria itu sudah merengkuh tubuh nya yang terasa lelah. Beban yang dirasakan Bunga menguar begitu saja terbawa angin entah kemana saat Adam memeluknya erat. "Aku sayang kamu Bunga, jangan hindari aku seperti ini." Adam berkata pelan dengan suara beratnya. Bunga hanya memejamkan matanya berusaha terus menekan hati nya. Entah sampai kapan dia pun tak tahu."Maafkan aku Adam,"

Bab terbaru

  • Cinta dan Sujudku   Bab 20 (END)

    Hari yang dinanti telah tiba, semua meja tersusun rapi. Banyak bunga mawar putih yang menjadi dekorasi pernikahan itu, sesuai keinginan sang mempelai wanita. Ijab kabul sebentar lagi akan dilakukan, namun semua orang terlihat gelisah karena Bunga tidak juga muncul.Sudah tiga jam namun tidak ada kabar dari Bunga. Ponselnya mati dan apartement nya kosong. Adam tahu hal itu dari Adrian yang mengecek ke apartement Bunga. Security mengatakan melihat Bunga pergi dari apartement membawa koper nya pagi sekitar jam enam subuh.Jam dimana seharusnya Bunga pergi ke hotel untuk di make up. Maryam dan Asih menepuk pundak Adam yang duduk sambil memegang keningnya. Dia terlihat sangat gelisah."Bunga sudah pergi," ucap Asih. Membuat Adam terkejut. "Bunga sudah pergi jauh nak. Mama dan Mama mertuamu yang mengantarkannya." Adam langsung berdiri meminta penjelasan. "Maksud mama dia kabur? Lalu apa maksudnya dia meminta pernikahan ini? Dan sepertinya Mama mengetahuinya."Selembar

  • Cinta dan Sujudku   Bab 19

    Awal baru di mulai dengan do'aDari hati yang tulus mencinta.Pada dia...Sosok yang selama ini mampu menjaga keutuhan cinta.Hari pernikahan Bunga dan Adam semakin dekat dan semua sudah rampung sembilan puluh persen. Adam sudah meminta restu dari ibu mertuanya. Meski sebuah tamparan dia dapatkan, tapi Adam tetap memohon maaf dan berjanji akan membahagiakan Sofia.Adam sempat diusir oleh ibu mertuanya hari itu. Namun keesokan hari nya Mama Sofia datang dan berkata menyetujui pernikahan itu asal Sofia bahagia.Hari ini Sofia menemani Adam yang akan mencoba jas pengantin dirinya serta Bunga. Bunga datang bersama Asih karena mereka baru selesai mengurus mengantar beberapa undangan. Di dalam mobil dia tidak langsung turun, menguatkan hati nya sendiri untuk menemui Adam dan Sofia.Bunga yang turun dari mobil menggunakan dress biru muda dengan rambut yang tergerai sangat cantik dimata semua orang yang melihatnya.Dan beberapa pegawai butik menggunji

  • Cinta dan Sujudku   Bab 18

    Berdamai dengan hatiMencoba menenangkan diriMenerima takdirAgar diri ini lepas dari kendali dengkiItulah yang sedang dilakukan Bunga. Dia mulai menerima jalan kehidupan yang harus dia terima. Mulai menerima kalau Sofia adalah istri Adam. Lamunan Bunga terhenti saat Adrian menepuk pundaknya ."Bunga kita sudah sampai." Bunga melihat Adrian lalu beralih keluar jendela mobil. "Oh iya," ucapnya melihat anak-anak panti yang bermain di taman. Tangan Bunga ditahan Adrian saat dia akan membuka pintu. "Bunga benarkah kamu akan menikah dengan Adam?" Adrian mengetahui hal ini dari Sofia. "Kamu tenang saja, aku tidak akan membuat sepupu mu terlupakan oleh Adam." "Bukan Sofia yang aku khawatirkan tapi Adam." Ucapan Adrian membuat Bunga kembali duduk seperti posisi nya semula. "Adam," ucap Bunga mengenang Pria yang dicintai nya itu. "Adam akan mencintai nya kelak. Aku mengenal Adam dengan baik, dia bukan tipe pria yang tidak memperdulikan orang disekitarnya. Bah

  • Cinta dan Sujudku   Bab 17

    Langkah kaki yang buru-buru menuruni anak tangga dapat di dengar Bunga dari arah dapur. Sofia telat bangun pagi ini, meski ini hari minggu dan Adam tidak berangkat ke kantor dia tetap harus bangun pagi. Namun sial nya dia malah telat bangun bahkan shalat dengan waktu yang sedikit lagi habis.Mungkin pelukan Adam semalam membuatnya tidak ingin beranjak dari tempat tidur. Sofia tersenyum mengingat semalam Adam mendekapnya sepanjang malam."Hem...ada yang terlambat bangun." Bunga mematikan kompor dan mengambil mangkuk besar untuk meletakan nasi goreng buatannya. "Bunga kamu sudah bangun?""Tentu saja. Ingat kata ku semalam bukan?" Sofia mengangguk. "Sofia lihat ayam goreng nya sebentar ya, aku mau melipat mukena dan sajadah ku sebentar, aku lupa tadi karena terburu-buru untuk menanak nasi."Ternyata Bunga juga tidak meninggalkan shalat nya. Itu berarti pikiran ku selama ini salah.Sofia berkata-kata dalam hati nya.Tak lama Bunga kembali dengan rambut yang

  • Cinta dan Sujudku   Bab 16

    Bunga sudah keluar dari rumah sakit dan keadaan kaki nya sudah berangsur membaik. Berjalan dengan pelan dia membuka pintu apartement nya. Bunga terkejut karena Sofia berada disana seorang diri. "Bunga maaf mengganggu kamu, Mama menyuruh aku untuk mengantarkan ini. Setelah kamu pilih kamu bisa beritahu Mama." Sofia menyerahkan majalah dari butik tempat pemesanan kebaya pernikahan Bunga dan Adam."Tidak apa-apa. Ayo masuklah." Bunga tersenyum kepada Sofia yang entah kenapa gugup. Pertama kali nya dia datang ke apartement Bunga dan semua terlihat rapi juga semua peraboran terlihat mahal."Kamu tinggal sendiri saja?" Bunga membawakan minuman dan kue dari lemari es nya. "Ya begitulah, tidak mungkin aku tinggal dengan Adam bukan?" Sofia tidak menjawab, dia tahu kalau Bunga sedang menyindir nya.Bunga membuka majalah yang dibawa Sofia dan mengamati semua model yang dia lihat. "Kau suka warna apa Sofia?""Aku?" Sofia terkejut karena Bunga menanyakannya. "Ya kamu."

  • Cinta dan Sujudku   Bab 15

    Berulang kali ku dengar yang mereka katakan.PergiCari yang lainMasih banyak cinta diluar sanaDan sekarang ingin ku katakan, suatu saat kalian pasti akan sangat sulit melakukannya. Jika hati mu sudah tertambat pada satu tempat ternyaman yang selama ini telah lama di huni.Bunga tersenyum saat Asih mengupasinya buah, Adrian sudah pulang saat tadi banyak orang yang menjenguk Bunga. Ada ibu Panti dan juga saudara-saudara Panti yang datang menjenguknya sore tadi.Lalu setelah semuanya pergi, Asih kembali menemani Bunga. Bunga tidak menolak kehadiran Asih karena baginya Asih layaknya orang tua dirinya sendiri."Bunga bagaimana dengan yang Mama katakan? Kamu sudah memikirkan nya?" Bunga mengangguk seraya tersenyum. "Lalu kamu setuju?""Bunga belum tahu Ma. Bunga mau lihat bagaimana kesungguhan hatinya Adam untuk Bunga.""Mama yakin kalian bisa, kamu dan Sofia adalah dua wanita yang luar biasa. Kalian bisa menganggap sebagai layaknya sa

  • Cinta dan Sujudku   Bab 14

    Langkahnya pasti dan terus menuju ruang dimana tambatan hati nya berada.Langkah kecil seorang wanita dibelakangnya tidak dia perdulikan. Tujuannya hanya satu dan andai dia bisa terbang dengan segera hal itu akan dia lakukan.Sofia menarik napas nya lelah karena berusaha menyamai langkah Adam. "Mas," panggilnya namun Adam tidak mendengarnya barang sedikitpun.Bunga terkejut saat pintu terbuka, Adam berjalan dan tanpa menunggu matanya berkedip pria yang dia cintai itu sudah berada di hadapannya. "Kamu baik-baik saja? Apa masih ada yang terasa sakit." Bunga menutup mulut Adam membuat Pria itu bungkam seketika. "Adam aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir." Adam langsung memeluk Bunga tanpa perduli dengan Sofia,serta Adrian yang menyaksikan hal itu."Aku berjanji tidak akan lagi meninggalkan kamu." Bunga tidak merasa bangga akan hal itu, dia malah merasa sekujur tubuhnya sakit. Perlahan airmata nya jatuh, dia menjauhkan tubuh Adam. Ditatapnya wajah Adam lalu

  • Cinta dan Sujudku   Bab 13

    Jangan membicarakan hati iniKalau kau masih bermain disana tanpa hentiJangan menilai Cinta Kalau kau masih tetap tidak bisa melupakannyaBunga membuka mata merasakan keributan di sekelilingnya. Saat itu netra nya menangkap sosok Pria yang tidak dia kenali berbicara dengan Asih."Oh hai Bunga, kamu sudah sadar?" tanya Pria itu tidak canggung membantu Bunga untuk duduk bersandar."Kau siapa?" tanya Bunga tidak menutup rasa tidak suka nya karena Pria yang baru dia lihat itu sudah berani menyentuh tangannya. "Maaf sebelumnya," ujar Pria itu tersenyum lembut. "Aku Adrian, aku yang tidak sengaja menabrak kamu." Bunga mengangguk, dia sudah mendengar dari Asih kejadian sebenarnya. "Rajin-rajinlah membawa mobil mu ke bengkel." Adrian tersenyum begitu juga Asih."Bunga, Adrian ini sepupunya Sofia. Dia baru saja tiba di Jakarta." Bunga mengangguk mengerti. "Jadi kamu sepupu Sofia?" Adrian menjawab dengan senyumannya."Bunga, Mama pamit pulang sebentar

  • Cinta dan Sujudku   Bab 12

    Meski takdir tidak memihak padanya, Bunga sudah berusaha sebaik mungkin agar kisah nya dan Adam tetap berlanjut. Namun setelah apa yang dikatakan sahabatnya dia dengar, Bunga ragu untuk melanjutkan usaha itu. Dia memang berpikir untuk pergi.Maka pagi ini Bunga ingin mengunjungi Panti Asuhan tempat dimana dia dibesarkan dulu. Dia ingin berpamitan secara langsung dengan Ibu Kepala Panti, dan juga adik-adik nya disana.Sebelum ke Panti Bunga menyempatkan diri membeli beberapa makanan serta mainan, dan yang terakhir Bunga akan membeli beberapa buku bacaan untuk adik-adiknya.Dia memarkirkan mobil tidak jauh dari toko buku di dekat taman kota yang biasa dia kunjungi.Berjalan dengan wajah yang tenang Bunga membuka pintu kaca toko itu. Setelah memilih beberapa buku dia membayar nya di kasir lalu kembali menuju mobil, sebelum Bunga sampai pada mobilnya dia mendengar teriakan seorang Ibu memanggil nama anaknya, dia yang dekat dengan anak itu langsung saja berlari

DMCA.com Protection Status