Langkah kaki yang buru-buru menuruni anak tangga dapat di dengar Bunga dari arah dapur. Sofia telat bangun pagi ini, meski ini hari minggu dan Adam tidak berangkat ke kantor dia tetap harus bangun pagi. Namun sial nya dia malah telat bangun bahkan shalat dengan waktu yang sedikit lagi habis.
Mungkin pelukan Adam semalam membuatnya tidak ingin beranjak dari tempat tidur. Sofia tersenyum mengingat semalam Adam mendekapnya sepanjang malam."Hem...ada yang terlambat bangun." Bunga mematikan kompor dan mengambil mangkuk besar untuk meletakan nasi goreng buatannya. "Bunga kamu sudah bangun?""Tentu saja. Ingat kata ku semalam bukan?" Sofia mengangguk. "Sofia lihat ayam goreng nya sebentar ya, aku mau melipat mukena dan sajadah ku sebentar, aku lupa tadi karena terburu-buru untuk menanak nasi."Ternyata Bunga juga tidak meninggalkan shalat nya. Itu berarti pikiran ku selama ini salah.Sofia berkata-kata dalam hati nya.Tak lama Bunga kembali dengan rambut yangBerdamai dengan hatiMencoba menenangkan diriMenerima takdirAgar diri ini lepas dari kendali dengkiItulah yang sedang dilakukan Bunga. Dia mulai menerima jalan kehidupan yang harus dia terima. Mulai menerima kalau Sofia adalah istri Adam. Lamunan Bunga terhenti saat Adrian menepuk pundaknya ."Bunga kita sudah sampai." Bunga melihat Adrian lalu beralih keluar jendela mobil. "Oh iya," ucapnya melihat anak-anak panti yang bermain di taman. Tangan Bunga ditahan Adrian saat dia akan membuka pintu. "Bunga benarkah kamu akan menikah dengan Adam?" Adrian mengetahui hal ini dari Sofia. "Kamu tenang saja, aku tidak akan membuat sepupu mu terlupakan oleh Adam." "Bukan Sofia yang aku khawatirkan tapi Adam." Ucapan Adrian membuat Bunga kembali duduk seperti posisi nya semula. "Adam," ucap Bunga mengenang Pria yang dicintai nya itu. "Adam akan mencintai nya kelak. Aku mengenal Adam dengan baik, dia bukan tipe pria yang tidak memperdulikan orang disekitarnya. Bah
Awal baru di mulai dengan do'aDari hati yang tulus mencinta.Pada dia...Sosok yang selama ini mampu menjaga keutuhan cinta.Hari pernikahan Bunga dan Adam semakin dekat dan semua sudah rampung sembilan puluh persen. Adam sudah meminta restu dari ibu mertuanya. Meski sebuah tamparan dia dapatkan, tapi Adam tetap memohon maaf dan berjanji akan membahagiakan Sofia.Adam sempat diusir oleh ibu mertuanya hari itu. Namun keesokan hari nya Mama Sofia datang dan berkata menyetujui pernikahan itu asal Sofia bahagia.Hari ini Sofia menemani Adam yang akan mencoba jas pengantin dirinya serta Bunga. Bunga datang bersama Asih karena mereka baru selesai mengurus mengantar beberapa undangan. Di dalam mobil dia tidak langsung turun, menguatkan hati nya sendiri untuk menemui Adam dan Sofia.Bunga yang turun dari mobil menggunakan dress biru muda dengan rambut yang tergerai sangat cantik dimata semua orang yang melihatnya.Dan beberapa pegawai butik menggunji
Hari yang dinanti telah tiba, semua meja tersusun rapi. Banyak bunga mawar putih yang menjadi dekorasi pernikahan itu, sesuai keinginan sang mempelai wanita. Ijab kabul sebentar lagi akan dilakukan, namun semua orang terlihat gelisah karena Bunga tidak juga muncul.Sudah tiga jam namun tidak ada kabar dari Bunga. Ponselnya mati dan apartement nya kosong. Adam tahu hal itu dari Adrian yang mengecek ke apartement Bunga. Security mengatakan melihat Bunga pergi dari apartement membawa koper nya pagi sekitar jam enam subuh.Jam dimana seharusnya Bunga pergi ke hotel untuk di make up. Maryam dan Asih menepuk pundak Adam yang duduk sambil memegang keningnya. Dia terlihat sangat gelisah."Bunga sudah pergi," ucap Asih. Membuat Adam terkejut. "Bunga sudah pergi jauh nak. Mama dan Mama mertuamu yang mengantarkannya." Adam langsung berdiri meminta penjelasan. "Maksud mama dia kabur? Lalu apa maksudnya dia meminta pernikahan ini? Dan sepertinya Mama mengetahuinya."Selembar
Manusia pintar mengucapkan janji, pandai mengatakan sumpah. Tapi tidak ada bukti, melibatkan pihak lain merasa tersakiti. Cinta yang fana di jadikan segala nya hingga neraka pun menjadi istana penunggu bagi mereka. Dan mungkin juga bagi Bunga Humaira.Rencana pernikahannya harus batal saat sudah memasuki lima puluh persen persiapan. Lalu dengan leluasanya Pria yang dia cintai itu menikah di hari yang seharusnya menjadi hari pernikahan nya dengan Adam Bachtiar. Pria yang sudah enam tahun menemani dia menjalani susah senang dihidupnya.Adam meninggalkan dia demi wasiat yang diminta Papa nya. Sungguh anak yang berbakti bukan? Tapi juga penipu bagi Bunga.Dia berbakti pada orangtua nya lalu mengkhianati cinta Bunga. Mengingkari janji yang mereka buat bersama, meninggalkan Bunga di saat wanita itu sedang mekar menanti di tempat percetakan untuk undangan pernikahan mereka.Oh...., Bunga sangat ingin tahu siapa y
Sarah duduk ditemani majalah menunggu kepulangan suami nya, dirinya gelisah karena sudah jam sebelas malam namun suami yang baru saja mengucap janji suci kepada nya itu tidak juga pulang hingga jam segini.Tadi selesai dari Masjid dia diantarkan Ibu mertua nya untuk ke rumah yang ditempati Adam selama ini. Adam memang sudah memiliki rumah sendiri, rumah yang di desain sangat nyaman dan juga modern. Tapi Sofia tidak bisa bernapas lega, karena hampir setiap sudut rumah itu terisi foto seorang wanita yang begitu sempurna bagi mata siapa saja yang memandang.Adam terlihat nyaman memeluk wanita yang tadi di lihat Sofia di dalam Masjid. Ibu mertua nya sudah menyuruh Sofia berbicara masalah ini dengan Adam atau dia simpan saja semua foto itu. Tapi rasanya percuma, jika dia mencopot foto-foto itu tapi Adam masih mencintai wanita yang bernama Bunga itu.Sofia sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan nanti saat bertemu Adam. Pria yang sa
Hiruk pikuk Jakarta di jam pagi dan sore selalu saja ramai dan padat. Entah kapan semua nya akan teratur pikir Bunga saat di dalam mobil bersama Adam menuju kantor. Adam menggenggam tangan Bunga yang lalu ditepis Bunga. "Kenapa?" tanya Adam lembut. "Kamu suami orang, aku tidak mau ada kontak fisik sama kamu sebelum status kamu berubah." Adam menaikkan sebelah alis nya. "Bunga kau tahu itu tidak mungkin." Mobil Adam memasuki area parkir dan tanpa menunggu Adam Bunga keluar dari dalam mobil tergesa-gesa. "Bunga tunggu," panggil Adam sementara Bunga sudah tidak tahan dengan bisik-bisik yang terjadi disekitarnya. Adam menarik tangannya dengan kuat membuat tubuh Bunga tertarik dan berbenturan dengan tubuh Adam. "APA LAGI?" teriak Bunga frustasi. "Kita bisa baik-baik saja bukan? Aku sudah mengatakan kepada Sofia kalau aku mencintai wanita lain dan aku tidak terbiasa dengan kehadirannya." "Ohh..begitu!" Bunga menjauhkan tubuh Adam sekuat tenaga nya, mereka ti
Adam menatap sosok istrinya itu tidak mengerti. Wajah Bunga sendiri seolah menantang Sofia. "Apa yang ingin kamu katakan, kamu katakan saja diruangan saya." Adam berjalan membawa Bunga bersamanya untuk masuk kedalam ruang kerja nya. "Mas maaf. Tapi saya ingin berbicara dari hati ke hati kepada Bunga.""Hati?" tanya Bunga seolah mengejek."Hati mana yang kamu maksud? Hati kamu yang tersakiti karena suami kamu bersama ku semalam?" Bunga menatap sengit Sofia yang dibalas dengan gelengan kepala Sofia serta senyum lembut."Hati kita bertiga Bunga. Hati saya sebagai istri tentu merasa sakit karena suami saya meninggalkan saya di malam pengantin kami." Bunga mendengus tak suka."Tapi yang saya ingin bicarakan adalah bukan tentang hati saya. Melainkan kita bertiga. Bisakah kita membicarakannya Bunga?" "Kamu silahkan bicarakan masalah itu dengan nya." Bunga menunjuk Adam lalu melepaskan genggam
Bunga melihat sekitar rumah yang biasa dia datangi itu, disana sudah tidak ada lagi foto-foto dirinya yang dulu menghiasi rumah. Dia tahu pasti foto nya membuat Sofia tidak nyaman. Bunga beralih ke dapur untuk mengambil air putih untuk Adam sedangkan Sofia hanya terus terdiam di depan pintu rumah itu.Sofia tersadar saat dilihatnya Bunga sudah memberikan segelas air putih untuk suami nya. Sofia melihat bagaimana pintarnya Bunga melayani Adam meski mereka belum menikah. "Sofia kenapa kamu masih disana ? apa Mama kamu tidak jadi datang ?" Sofia tersenyum dan berjalan mendekati Adam dia duduk di sebelah Adam tanpa memperdulikan Bunga, bukan maksud menegaskan siapa posisi nya hanya saja Sofia ingin duduk dekat dengan Adam. "Mama mungkin sebentar lagi akan sampai." Sofia memberi tahu."Bunga kenapa membawa koper kesini ?" tanya nya lembut takut kalau Bunga akan tersinggung. Tapi Bunga malah tertawa kecil menatap Adam. "Kau takut ya aku akan
Hari yang dinanti telah tiba, semua meja tersusun rapi. Banyak bunga mawar putih yang menjadi dekorasi pernikahan itu, sesuai keinginan sang mempelai wanita. Ijab kabul sebentar lagi akan dilakukan, namun semua orang terlihat gelisah karena Bunga tidak juga muncul.Sudah tiga jam namun tidak ada kabar dari Bunga. Ponselnya mati dan apartement nya kosong. Adam tahu hal itu dari Adrian yang mengecek ke apartement Bunga. Security mengatakan melihat Bunga pergi dari apartement membawa koper nya pagi sekitar jam enam subuh.Jam dimana seharusnya Bunga pergi ke hotel untuk di make up. Maryam dan Asih menepuk pundak Adam yang duduk sambil memegang keningnya. Dia terlihat sangat gelisah."Bunga sudah pergi," ucap Asih. Membuat Adam terkejut. "Bunga sudah pergi jauh nak. Mama dan Mama mertuamu yang mengantarkannya." Adam langsung berdiri meminta penjelasan. "Maksud mama dia kabur? Lalu apa maksudnya dia meminta pernikahan ini? Dan sepertinya Mama mengetahuinya."Selembar
Awal baru di mulai dengan do'aDari hati yang tulus mencinta.Pada dia...Sosok yang selama ini mampu menjaga keutuhan cinta.Hari pernikahan Bunga dan Adam semakin dekat dan semua sudah rampung sembilan puluh persen. Adam sudah meminta restu dari ibu mertuanya. Meski sebuah tamparan dia dapatkan, tapi Adam tetap memohon maaf dan berjanji akan membahagiakan Sofia.Adam sempat diusir oleh ibu mertuanya hari itu. Namun keesokan hari nya Mama Sofia datang dan berkata menyetujui pernikahan itu asal Sofia bahagia.Hari ini Sofia menemani Adam yang akan mencoba jas pengantin dirinya serta Bunga. Bunga datang bersama Asih karena mereka baru selesai mengurus mengantar beberapa undangan. Di dalam mobil dia tidak langsung turun, menguatkan hati nya sendiri untuk menemui Adam dan Sofia.Bunga yang turun dari mobil menggunakan dress biru muda dengan rambut yang tergerai sangat cantik dimata semua orang yang melihatnya.Dan beberapa pegawai butik menggunji
Berdamai dengan hatiMencoba menenangkan diriMenerima takdirAgar diri ini lepas dari kendali dengkiItulah yang sedang dilakukan Bunga. Dia mulai menerima jalan kehidupan yang harus dia terima. Mulai menerima kalau Sofia adalah istri Adam. Lamunan Bunga terhenti saat Adrian menepuk pundaknya ."Bunga kita sudah sampai." Bunga melihat Adrian lalu beralih keluar jendela mobil. "Oh iya," ucapnya melihat anak-anak panti yang bermain di taman. Tangan Bunga ditahan Adrian saat dia akan membuka pintu. "Bunga benarkah kamu akan menikah dengan Adam?" Adrian mengetahui hal ini dari Sofia. "Kamu tenang saja, aku tidak akan membuat sepupu mu terlupakan oleh Adam." "Bukan Sofia yang aku khawatirkan tapi Adam." Ucapan Adrian membuat Bunga kembali duduk seperti posisi nya semula. "Adam," ucap Bunga mengenang Pria yang dicintai nya itu. "Adam akan mencintai nya kelak. Aku mengenal Adam dengan baik, dia bukan tipe pria yang tidak memperdulikan orang disekitarnya. Bah
Langkah kaki yang buru-buru menuruni anak tangga dapat di dengar Bunga dari arah dapur. Sofia telat bangun pagi ini, meski ini hari minggu dan Adam tidak berangkat ke kantor dia tetap harus bangun pagi. Namun sial nya dia malah telat bangun bahkan shalat dengan waktu yang sedikit lagi habis.Mungkin pelukan Adam semalam membuatnya tidak ingin beranjak dari tempat tidur. Sofia tersenyum mengingat semalam Adam mendekapnya sepanjang malam."Hem...ada yang terlambat bangun." Bunga mematikan kompor dan mengambil mangkuk besar untuk meletakan nasi goreng buatannya. "Bunga kamu sudah bangun?""Tentu saja. Ingat kata ku semalam bukan?" Sofia mengangguk. "Sofia lihat ayam goreng nya sebentar ya, aku mau melipat mukena dan sajadah ku sebentar, aku lupa tadi karena terburu-buru untuk menanak nasi."Ternyata Bunga juga tidak meninggalkan shalat nya. Itu berarti pikiran ku selama ini salah.Sofia berkata-kata dalam hati nya.Tak lama Bunga kembali dengan rambut yang
Bunga sudah keluar dari rumah sakit dan keadaan kaki nya sudah berangsur membaik. Berjalan dengan pelan dia membuka pintu apartement nya. Bunga terkejut karena Sofia berada disana seorang diri. "Bunga maaf mengganggu kamu, Mama menyuruh aku untuk mengantarkan ini. Setelah kamu pilih kamu bisa beritahu Mama." Sofia menyerahkan majalah dari butik tempat pemesanan kebaya pernikahan Bunga dan Adam."Tidak apa-apa. Ayo masuklah." Bunga tersenyum kepada Sofia yang entah kenapa gugup. Pertama kali nya dia datang ke apartement Bunga dan semua terlihat rapi juga semua peraboran terlihat mahal."Kamu tinggal sendiri saja?" Bunga membawakan minuman dan kue dari lemari es nya. "Ya begitulah, tidak mungkin aku tinggal dengan Adam bukan?" Sofia tidak menjawab, dia tahu kalau Bunga sedang menyindir nya.Bunga membuka majalah yang dibawa Sofia dan mengamati semua model yang dia lihat. "Kau suka warna apa Sofia?""Aku?" Sofia terkejut karena Bunga menanyakannya. "Ya kamu."
Berulang kali ku dengar yang mereka katakan.PergiCari yang lainMasih banyak cinta diluar sanaDan sekarang ingin ku katakan, suatu saat kalian pasti akan sangat sulit melakukannya. Jika hati mu sudah tertambat pada satu tempat ternyaman yang selama ini telah lama di huni.Bunga tersenyum saat Asih mengupasinya buah, Adrian sudah pulang saat tadi banyak orang yang menjenguk Bunga. Ada ibu Panti dan juga saudara-saudara Panti yang datang menjenguknya sore tadi.Lalu setelah semuanya pergi, Asih kembali menemani Bunga. Bunga tidak menolak kehadiran Asih karena baginya Asih layaknya orang tua dirinya sendiri."Bunga bagaimana dengan yang Mama katakan? Kamu sudah memikirkan nya?" Bunga mengangguk seraya tersenyum. "Lalu kamu setuju?""Bunga belum tahu Ma. Bunga mau lihat bagaimana kesungguhan hatinya Adam untuk Bunga.""Mama yakin kalian bisa, kamu dan Sofia adalah dua wanita yang luar biasa. Kalian bisa menganggap sebagai layaknya sa
Langkahnya pasti dan terus menuju ruang dimana tambatan hati nya berada.Langkah kecil seorang wanita dibelakangnya tidak dia perdulikan. Tujuannya hanya satu dan andai dia bisa terbang dengan segera hal itu akan dia lakukan.Sofia menarik napas nya lelah karena berusaha menyamai langkah Adam. "Mas," panggilnya namun Adam tidak mendengarnya barang sedikitpun.Bunga terkejut saat pintu terbuka, Adam berjalan dan tanpa menunggu matanya berkedip pria yang dia cintai itu sudah berada di hadapannya. "Kamu baik-baik saja? Apa masih ada yang terasa sakit." Bunga menutup mulut Adam membuat Pria itu bungkam seketika. "Adam aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir." Adam langsung memeluk Bunga tanpa perduli dengan Sofia,serta Adrian yang menyaksikan hal itu."Aku berjanji tidak akan lagi meninggalkan kamu." Bunga tidak merasa bangga akan hal itu, dia malah merasa sekujur tubuhnya sakit. Perlahan airmata nya jatuh, dia menjauhkan tubuh Adam. Ditatapnya wajah Adam lalu
Jangan membicarakan hati iniKalau kau masih bermain disana tanpa hentiJangan menilai Cinta Kalau kau masih tetap tidak bisa melupakannyaBunga membuka mata merasakan keributan di sekelilingnya. Saat itu netra nya menangkap sosok Pria yang tidak dia kenali berbicara dengan Asih."Oh hai Bunga, kamu sudah sadar?" tanya Pria itu tidak canggung membantu Bunga untuk duduk bersandar."Kau siapa?" tanya Bunga tidak menutup rasa tidak suka nya karena Pria yang baru dia lihat itu sudah berani menyentuh tangannya. "Maaf sebelumnya," ujar Pria itu tersenyum lembut. "Aku Adrian, aku yang tidak sengaja menabrak kamu." Bunga mengangguk, dia sudah mendengar dari Asih kejadian sebenarnya. "Rajin-rajinlah membawa mobil mu ke bengkel." Adrian tersenyum begitu juga Asih."Bunga, Adrian ini sepupunya Sofia. Dia baru saja tiba di Jakarta." Bunga mengangguk mengerti. "Jadi kamu sepupu Sofia?" Adrian menjawab dengan senyumannya."Bunga, Mama pamit pulang sebentar
Meski takdir tidak memihak padanya, Bunga sudah berusaha sebaik mungkin agar kisah nya dan Adam tetap berlanjut. Namun setelah apa yang dikatakan sahabatnya dia dengar, Bunga ragu untuk melanjutkan usaha itu. Dia memang berpikir untuk pergi.Maka pagi ini Bunga ingin mengunjungi Panti Asuhan tempat dimana dia dibesarkan dulu. Dia ingin berpamitan secara langsung dengan Ibu Kepala Panti, dan juga adik-adik nya disana.Sebelum ke Panti Bunga menyempatkan diri membeli beberapa makanan serta mainan, dan yang terakhir Bunga akan membeli beberapa buku bacaan untuk adik-adiknya.Dia memarkirkan mobil tidak jauh dari toko buku di dekat taman kota yang biasa dia kunjungi.Berjalan dengan wajah yang tenang Bunga membuka pintu kaca toko itu. Setelah memilih beberapa buku dia membayar nya di kasir lalu kembali menuju mobil, sebelum Bunga sampai pada mobilnya dia mendengar teriakan seorang Ibu memanggil nama anaknya, dia yang dekat dengan anak itu langsung saja berlari